Home MotoGP Ini Cara Dorna menangkan posisi tawar melawan pabrikan di MotoGP

Ini Cara Dorna menangkan posisi tawar melawan pabrikan di MotoGP

34

TMCBLOG.com – Sebenarnya artikel ini menjadi satu dengan tulisan Mat Oxley soal Aero Devices di Motorsportmagazine, namun tmcblog menilai bahwa sifatnya lebih umum dan Lebih luas dari sekedar regulasi Aerodinamika sehingga dibuat satu artikel terpisah. Di artikel sebelumnya tmcblog telah menuliskan bahwa akan ada rembukan bersama untuk menentukan regulasi Aerodinamika Baik jangka pendek Maupun Jangka Panjang yang akan dilakukan Oleh MSMA, IRTA, FIM dan Dorna. Yang paling menarik adalah soal jangka panjang di mana akan ada dua sampai tiga Pilihan seperti misalnya, Meneruskan Regulasi Aerodinamika dengan koridor tertentu, Atau pelarangan part aerodinamika secara menyeluruh seperti yang selama ini digaungkan Oleh KTM

namun akan ada kemungkinan Perbincangan akan menemui kebuntuan karena sangat terpolarisasinya kepentingan. Dan kalau sudah begitu bisa jadi satu jalan yang bisa dilakukan Dorna adalah VETO mereka dalam menentukan regulasi yang mau nggak mau harus diikuti Oleh pabrikan . . Sebagai Contoh dari kemungkinan Veto yang bisa diambil FIM dan Dorna adalah Misalnya melarang segala jenis Part aerodinamika pada Mulai beberapa Tahun kedepan.

Misalkan veto tersebut dikeluarkan dipastikan akan ada Pabrikan yang kojel kojel. Hal ini sama seperti yang pernah Dorna dan FIM lakukan beberapa tahun yang lalu dimana Akhirnnya regulasi MotoGP mengarahkan pada sistem Unified Electronics. Mulai dari penyatuan ECU dengan ECU Buatan Magneti marelli, sampai akhirnnya Penyatuan penggunaan Elektronik Secara Menyeluruh dengan penggunaan Unified Software Juga dari Magneti Marelli

Saat itu terjadi penolakan yang sangat Kuat dari pabrikan, sebut saja Honda yang memang diakui telah sukses membuat Sistem elektronik Yang bisa bikin Jinak Honda RCV walaupun Motor ini menggunakan Mesin V4, V5 lengkap dengan Screamer engine yang terkenal buas dan liar. Saking sayangnya sama asset yang telah dikeluarkan, Honda saat itu sempat mengancam akan meninggalkan MotoGP dan Pergi Ke WorldSBK yang saat itu Lisensinya dimiliki Oleh Infront Sports.

Namun Dorna saat itu Tidak Kalah Pintar dari Pabrikan. Dorna coba Mengunci Semua jalan keluar pabrikan sehingga Mau nggak Mau mengikuti apa yang mereka Inginkan. Caranya sangat halus, Begini nih  . ..  Tahun 2011 Pemilik Ekuitas Privat Dari Dorna Yakni Bridgepoint membeli Infront Sports & Media dari Jacobs Holding AG dengan angka di atas 550 Juta Euro dengan tujuan utama/awal untuk memiliki Lisensi beberapa Penayangan Acara Sepakbola yang dijalankan Oleh Philippe Blatter, Keponakan dari Sepp Blatter. ( Yap Bisnis Penayangan sepak bola saat itu sangat seksi sekali )

FYI saja Sob, Infront Sports & Media saat itu adalah pemilik lisensi 120 Jenis Olahraga yang menhadirkan 2.300 Event tiap tahunnya . . dan salah satunya adalah WorldSBK. Dan Setelah mengakuisisi 100% shareholder dari Infront, Bridgepoint menempatkan Dorna Untuk menjadi ‘Promotor’ Juga Untuk Gelaran WorldSBK. Dorna Pun membuat dua Divisi promotor : MotoGP dan WSBK.

Dan dengan ini Pabrikan yang awalnya Mau Lari dari MotoGP Ke WorlSBK tiba tiba seperti di kepung dan tidak bisa pergi kemana mana, sampai akhirnnya harus tunduk dan mengkuti Regulasi Single elektronik sampai Detik ini. Nah Jika Pun ke depan Dorna Harus mengahdirkan kembali Veto mereka di sektor Regulasi aerodinamika, dengan apa lagi menurutmu kekuatan Posisi Tawar yang akan mereka jadikan modal?

Taufik of BuitenZorg based on Mat Oxley Article

34 COMMENTS

    • Entah ada yg sepemikiran atau tidak, dengan adanya kesulitan dari batasan-batasan ini justru membuat manusia terus berinovasi.
      Seperti aturan offset di sepak bola, jadi berkembang strategi jebakan offset,

  1. KTM bukan tim lemah. Kekuatan financialnya setara HRC dan Ducati. Mereka lagi buta arah pengembangan RC series mereka aj…….

  2. membatasi pengembangan atau jumlah pemakaian sasis mungkin, sehingga mau2 gak mau pabrikan akan lebih fokus ke part2 lain contoh ny aero wing aero gate dll

  3. Tanya wak haji,
    Bagaimana jika ada beberapa pabrikan yg melawan dorna kemudian mengancam untuk bikin kancah balap sendiri?

  4. emang darno berani melarang seluruh perangkat aero ? kan ducacrot belom jurdun.
    apa kesempatan jurdun ducacrot yg dikasih darno udah habis ?
    saya sih masih gak yakin kalo itu aero dihapus, kalo misalnya dihapus. bisa ada regulasi aneh lainnya sebagai pengganti.

  5. Larang aja Aero device, sebagai gantinya software MM diupgrade menjadi lebih canggih setara milik HRC/YFR.
    Tim kecil ga perlu riset aero, ecu canggih tinggal sesuaiin, ban sama. Tinggal fokus ke part utama motor : mesin dan frame.
    Semua suka semua bahagia.

  6. Alasan safety sj ,di bolehkan di pakai kelas pembersih aspal moto3 ,dg bentuk suka2, hingga ada kejadian fatal efek aero fairing , dan momen itu digunakan untuk stop total 🙂

    • argentina 2016 saat winglet ducatinya iannone menggores baju balap marquez hingga berbekas dan terdapat bekas goresan yang cukup dalam. menurut saya itu sebenernya bisa dijadikan alasan safety untuk menyetop winglet tp saat itu malah merevisi aturan winglet yg bahannya tidak boleh membahayakan dan bentuknya tidak boleh tajam.

  7. saya mencoba untuk memanjat ranting, berhubung kesulitan kalau mengunyah, sudah mulai ompong soalnya. hehe..
    sederhananya dirni ini sedang berperan sperti tengkulak/cukong kalau di perdagangan, kalau di bisnis keuangan pasar, dirni perannya sama dg rentenir. sebetulnya tetep ada celah untuk menjungkalkan dirni mas.
    hanya butuh keberanian dan kekompakan dari beberapa pabrikan dan jg sponsor-sponsor utama untuk membuat 1 langkah awal yg akan membuat dirni jg akan pusing sendiri.
    pabrikan hadno jelas sangat bisa untuk ngudeg-udeg dirni, tapi tanpa ada sokongan support dari pabrikan lain dan sponsor-sponsor utama jg percuma.
    bila dilihat dari peta negara pabrikan, dari jepang ada 3, yakni hadno, yimihi, sijiki, dari eropa ada 3 jg, yakni dikiti, iprilili, kitemi. bila ada perwakilan dari pabrikan negara eropa berani support gebrakannya hadno (selain dikiti tentunya), dirni akan kelabakan sendiri.
    perlu diingat jg, ada beberapa pabrikan lain yg sebenarnya sangat ingin ikut berpartisipasi di motogp, bila tidak terbentur dg beberapa regulasi aneh nan nyleneh, baik regulasi teknis maupun non-teknis (misalnya anggaran biaya). sperti kiwisiki, bimiwi, impi igisti.
    masalahnya pabrikan lain selain hadno, belum punya kepercayaan diri internal yg kuat, dan masih terlihat ada ketergantungan dg dirni-dirno untuk banyak hal. dikiti adalah pabrikan yg sangat jelas bergantung dg dirni-power. selain itu, apabila hadno mengambil sikap attacking dirni, apakah imbasnya sesuai dg langkah yg diambil?? secara, pondasi utama dari pagelaran lomba sperti ini adalah bisnis dg perputaran dana yg tidak sedikit. sepakbola paling tinggi cash-flownya.
    ubahan regulasi itu hanyalah titipan saja dari segelintir pihak dg maksud dan tujuan tertentu untuk pihak tertentu. hehe..
    dirni dilawan?? tidak masalah selama tidak mengganggu finansial. hehe..

  8. Intinya kalau winglet perlu modal besar untuk R&D nya, ya di larang saja. Soal nya saya juga mau lihat pabrikan lain kayak KTM atau Aprilia menang. Lagian, winglet emang merusak tampilan motor. Lagian kalau dilarang juga, bakalan bagus, pabrikan bakal berinovasi dan mencari solusi yang lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version