Home MotoGP 3 Hipotesis Dari Carlo Pernat Mengenai Masalah Valentino Rossi

3 Hipotesis Dari Carlo Pernat Mengenai Masalah Valentino Rossi

113

TMCBLOG.com – Beberapa dari sobat pembaca bertanya ‘ Kenapa sih TMCBlog tidak buat artikel soal Rossi? ‘ . . Nah, kini hadir satu ulasan yang kami rangkum dari salah seorang tokoh yang berpengaruh di arena paddock MotoGP, Carlo Pernat. Akhirnya beliau buka suara untuk mengomentari performa Valentino Rossi belakangan ini. Pernat yang sejauh ini prediksinya bisa dikatakan mendekati kenyataan tersebut menuding ada yang salah pada diri dan lingkungan Valentino Rossi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi performa Vale hingga seri Assen pekan lalu. Ada 3 hipotesis dari Carlo Pernat yang menurutnya analisa tersebut sangat pas dengan apa yang bisa orang lihat saat ini dari diri rider gaek Monster Energy Yamaha Team terebut.

Mas Taufik TMCBlog pernah menulis artikel mengenai performa para rider Yamaha yang jomplang saat race weekend di Assen. Sebut saja Vinales dan Quartararo yang memiliki performa baik bahkan form terbaik Yamaha sampai saat ini, sementara Rossi sendirian jeblok di papan tengah dan start dari grid baris ke 5 di Assen. Dengan total 4 motor Yamaha di grid MotoGP, 3 rider Yamaha sanggup masuk Top 5 di Assen sedangkan Rossi pulang dengan tangan hampa pasca Assen, 0 point! Momen seperti ini selalu saja dikait-kaitkan dengan ‘habisnya’ masa seorang Valentino Rossi di MotoGP dan saatnya regenerasi. Bisa jadi iya tapi bisa juga gak.

Sesuai judul, 3 hipotesis dari Carlo Pernat soal Rossi yakni: Pertama, Rossi sudah dipenghujung karirnya; Kedua, ada masalah serius pada motornya, Yamaha; Ketiga, team di kubu Vale lah yang menjadi masalahnya selama ini.

Nah, karena yang bikin hipotesis ini om Pernat, maka biar TMCBlog coba jabarkan penjelasannya dari yang buat hipotesisnya juga di artikel ini. “Akhir pekan kemarin merupakan hari yang ‘cerah’ bagi Yamaha di Assen dengan menempatkan 3 rider di posisi 5 besar. Menurutku Quartararo merupakan sebuah fenomena, ia sanggup berdiri di podium meskipun dalam keadaan tidak 100% akibat operasi sebelumnya. Tetapi kemarin merupakan hari yang kelam bagi Rossi, saya punya 3 hipotesis mengenai hal ini. Rossi sudah dipenghujung karirnya, ada masalah serius pada motornya, terakhir adalah team di kubu Rossi. Soal yang pertama, saya tidak menemukan tanda-tanda Rossi itu ‘sudah habis’ jika menimbang bahwa ia masih sanggup berada di podium dan juga sepertinya ini bukan masalah dari Yamaha-nya juga melihat Yamaha M1 yang lain tampil baik di Assen.” jelas Pernat.

“Pada saat ini, situasinya merupakan masalah bersama [team] dan Rossi harus berpikir keras soal masalah yang satu ini dan harus segera memutuskan tindakan apa yang harus ia lakukan kedepannya. Memang ini akan menjadi keputusan yang sulit, tapi keputusan tetap harus diambil. Jiika tidak, ia tak akan pernah kembali ke performa seperti sebelumnya.” jelas Pernat yang dilansir oleh GP One.

Nah om Pernat sudah beropini dan nyatanya tidak jarang analisa darinya itu salah/meleset seperti halnya analisa Pernat di akhir tahun lalu yang mengatakan bahwa Yamaha M1 2019 tidak akan lebih baik dari spek 2018. Dan benar saja, improvement M1 2019 tidak terlalu banyak meskipun sudah hadir Gadda di sana. Menurut kalian gimana sob, apakah benar Rossi sudah ‘habis’ dan harus ikut jejak Casey Stoner serta Dani Pedrosa atau malah setuju dengan Carlo Pernat yang merasa justru team-nya Rossi lah yang bermasalah? Silahkan sampaikan pendapatmu.

Nugi TMCBlog

113 COMMENTS

    • nyatanya tidak jarang analisa darinya itu salah/meleset ….

      Anu..kalo ini kan malah berarti sering meleset..

      • bahasa indonesia itu memang kadang ambigu.. salah titik koma saja bisa jadi beda makna bahkan bisa berkebalikan.
        kalimat diperbaiki menjadi “nyatanya tidak/jarang analisa darinya itu salah/meleset”

    • simbah berambisi mencetak rekor sebagai pembalapa tertua di motoGP.
      Mungkin sampai simbah umur 70 tahun baru mau pensiun.
      Biarpun selalu jadi penggembira

      • Semua tim pabrikan moto gp ga ada yg ikut balap sepeda. Kesimpulannya bener, tapi ada yg salah. Sama aja bilang CR7 payah, kalah sama MJ, ga pernah juara NBA, ikut aja kgak apalagi mau menang. 🙁

        • Klo lihat sepak terjangnya VR46 akhir-akhir ini menurut gue faktor usia paling dominan. Apalagi teknologi sudah berkembang jauh dibanding jaman keemasannya. Generasi kolonial sulit mengimbangi generasi milenial dijaman milenium. Pemilihan cru kaya disuruh bikin tim sepak bola jangan-jangan VR46 masih milih Backham, Ronaldo, Materazi atau Zidane. Hebat, tapi sudah bukan eranya.

    • Novi cute@ masak sih honda aja bisa ikut motogp dan f1 lho (dua dunia yg berbeda), itu sebagai pabrikan bukan tim.

      Mungkin analogimu pas kalo diterapin pabrikan macam yamaha suzuki yg gak ikut f1 yg hanya bisa ikut di motogp.

  1. “…..Jika dia tidak menang, itu karena Yamaha sudah berjalan di arah yang salah,” tutur Graziano Rossi…

    saya kira penuturan ini yang paling tepat mas. hehe..
    feeling orang tua ‘tidak’ pernah salah loh ya

  2. Tim & jajaran nya pasti udah lebih tau kemana mereka harus membawa masalah ini. Mereka kan udah menemukan alien baru untuk tim nya, jadi kenapa tidak?

    • Namanya Valentino Rossi. Kl kita bisa bikin mesin waktu dan bawa Rossi di tahun 2009 k MotoGP 2019, kira-kira dia bisa mempermalukan Rossi MY 2019 g?

      Umur g bisa bohong, pembalap lain cuma katalis aja untuk mempercepat menunjukkan bahwa sebenarnya skillnya udah mulai menurun. Dari sejak pindah dari Ducati juga sebenernya udah kelihatan kl Rossi cuma mengandalkan experiencenya untuk bisa bertarung di barisan depan dan mengumpulkan poin.

    • Yg menghabisi? umur
      Siapa yg menghabisi Muhammad ali, Schumi,dll kalo bukan umur

      Lihat pit board kadang gak jelas,yg muda bs bunny hope dia lebih milih gak, yg akhirnya gak diperbolehkan bunny hope lagi kalo flag to flag

    • Ya memang lebih terhormat dihabisi oleh usia sendiri dibanding dihabisi rival hal yg akan dialami semua manusia

      • Lah, udah 9 tahun kebelakang dihabisi sama pembalap lain dengan jumlah kemenangan cuma 9, dan dua tahun terakhir malah minim kemenangan. Cuman nginjek podium doang. Asa waktu di Sepang, dengan catatan waktu konsisten, kemungkinan bisa menang, begitu pembalap yg di belakangnya riding over the edge dan mendekat, malah dia crash. Padahal udah berharap ada rematch 2015 dan soundtrack “Jaws” udah mulai muncul, akhirnya malah jadi theme song “Baby Shark”……

  3. khusus seri assen kemarin ya, lebih ke rossi mungkin kang.
    kalau soal yamaha, 3 yamaha lain 5 besar lho, 2 di antaranya (morbi+quarta) malah baru naik m1 tahun ini.
    kalau soal tim, apa iya sih tim gp kelas dunia yg nangani gp rider sekelas rossi berlaku tidak profesional?
    dengan semakin mengkilapnya performa quartararo di atas m1 satelit, pernah gak kita berpikir kalau itu somehow ‘melukai’ rossi, si anak emas yamaha? belum lagi musuh bebuyutannya (marquez) yg lagi on his way to his eighth gp titles? imho

  4. menurut opini saya ada faktor yg bikin aneh di sirkuit dimana dia bisa kuat di race tahun lalu atau sebelumnya perfomanya malah 180 derajat jika pas awal musim rossi selalu di depan dan vinales di belakang sekarang seperti tertukar dari seri qatar hingga assen ini
    aku yakin pas race assen ini rossi punya pace setidaknya 5 besar sayang pas dia baru dapat fast lapnya dan masih terlalu push hingga crash melihat perfoma morbideli yg paruh race akhir pace bisa mengimbangin ducati

  5. udah waktunya….diusir pelan2 sama yamaho….intinya..klo ga pensiun ya pindah pabrikan…siapa aja yg mau nampung…kasih aja tim satelit….klo emang bener dia udah abis kaga bakalan ada dibarisan 5 besar…pastinya…

  6. Dalam pikiran VR siapa tahu ya. Bisa saja dgn ini dia jd bkin team sendiri trus urus motornya sesuai keinginannya. pabrikan diisi MV,FQ, petronas isi morbido,bagnaiya. teamnya pke dia sama adiknya. kita gak pernah tahu rencananya.

  7. semenjak era baru ane paling demen rosi tahun ini menurut ane terlihat lebih bijak . yg ane tau dr 3 balapan terakhir itu cuma 1 . A to The pes alias APES. umur ga bohong tapi itu blm begitu dominan (kalo liat klasemen antara pembalap yamama) nanti akhir musim baru bisa di liat lg(evaluasi). mungkin maksud om pernat saat nya vr ganti crew mekanik nya. CMIIW

    • Pasal 1: Rossi selalu benar
      Pasal 2: Kalau Rossi salah, kembali ke pasal 1. Karena yg bermasalah pasti crew mekanik, pabrikan, pembalap lain, steward, spectator, dll…….

      • Buat ifumi akut Undang Undang dasar Kaya gt memang wajib di sounding sepertinya.

        Ane liat berdasarkan point sampe assen kemarin Dan 3 balapan terakhir di kompare sama sesama pembalap yamama. CMIIW

    • Rossi nunggu motor baru 2020, juara dunia ke 10 langsung pensiun. Markes ke yamaha, rins ke ducati, dll

      • Yakin kalau mm di yamaha rossi bakalan juara ke 10 ?…?? Pakek motor yg super sulit bisa kenapa yg lembut malah g bisa … Ya kalau mm diyamama paling tidak prediksi ku poin mm masih diatas rossi ..

  8. Rossi itu tidak pernah berubah, gairah balapnya masih tetep sama! Camkan itu! Cuma…tapi…musuh yg dia hadapi tidak sama ketika 10-15 tahun lalu, baik motor maupun pembalap, tarolah 10th kebelakang, rekor waktu tercepat di tiap seri motogp sudah brp kali di pecahkan, berati hampir setiap tahun selalu tambah cepat! Dan untuk cepat di era motogp skrng ini, ga cuma butuh hasrat, bakat alam atw skill dewa, tapi kebugaran fisik dan tenaga jd faktor penentu! Lihat otot pembalap era 2000 dan jaman sekarang?! Sangat jauh sekali….secara talenta rossi masih mampu bersaing! Tapi manusia mahkluk biologis!! Dah gitu aja…

    • Berdasarkan logika situ, berarti lawan Rossi di masa keemasannya cuma pembalap medioker. Sama kaya Marquez sekarang dong…………..

  9. Simple aja, manusia (termasuk atlet) tdk mungkin selamanya terus menerus berada dlm prestasi puncak. Tdk hrs karna usia, tp mmg dlm segala sesuatu itu ada masa keemasannya, mustahil dituntut untuk secara terus menerus berada dlm masa keemasan, selalu saja terjadi pasang surut, atau bahkan surut tdk pasang2. Itu alamiah. Penyebabnya tdk pernah tunggal.

  10. Rossi pindah WSBK aja saya jamin tetep terseok2.. Rossi itu dulu cuma beruntung gak pernah ketemu Alien

  11. Intinya yamaha yg kurang xtreme dalam hal development mesin dan elektronik sepeninggal furusawa plus ecu inhouse mulai salah arah..karena masih berpegang dgn prinsip kandonya..
    Liat honda berani merubah jalur intake udara dan mesin dgn power sekarang mnyamai ducati,.semoga insinyur yamaha mengeluarkan kode M2 karena M1 nya dah mulai ketinggalan..gitu mgkin wak dan mas nugie?

  12. jawabannya cuma satu: FAKTOR UMUR ? rossi udh 2 tahun tanpa kemenangan. ini pertanda udh waktunya rossi cabut dan bikin tim VR46 Yamaha, biar satelit tapi milik sendiri kan, jadi rider sekaligus bos. supaya regenerasi yamaha pabrikan berjalan (morbi/fabio)

  13. Hype nya: harga kaos 10th world champion sale besar”an. Warga +62 doyan banget kalo ad obral gede……

  14. Morbidelli bilang gaya balapnya sama kayak Rossi.
    Dan akhirnya dia zonk cuma duel sama Dovi (Desmo) yang belepotan di Assen.

    • Sampean dulu fby dan fbr garis kenceng lo mbah. Sekarang kok jadi abr? Masih fby gak? Ntar berubah jadi fbs….

  15. Kalau saya tidak mau berprasangka buruk.
    Bisa saja semua terlalu frustasi, sehingga semua orang gelagapan dan kebingungan. Sehingga tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
    Mungkin semua butuh rehat, liburan, bersantai, dan tidur nyenyak sejenak

  16. Sampean dulu pensboi y dan pensboi r garis kenceng lo mbah. Sekarang kok jadi abr? Masih jadi pensboi y gak? Ntar berubah jadi pensboi s….

  17. badan penat bilang “Akhir pekan kemarin merupakan hari yang ‘cerah’ bagi Yamaha di Assen dengan menempatkan 3 rider di posisi 5 besar. Menurutku Quartararo merupakan sebuah fenomena, ia sanggup berdiri di podium meskipun dalam keadaan tidak 100% akibat operasi sebelumnya. Tetapi kemarin merupakan hari yang kelam bagi Rossi, saya punya 3 hipotesis mengenai hal ini. Rossi sudah dipenghujung karirnya, ada masalah serius pada motornya, terakhir adalah team di kubu Rossi.

    Soal yang pertama, saya tidak menemukan tanda-tanda Rossi itu ‘sudah habis’ jika menimbang bahwa ia masih sanggup berada di podium =(takut diviralkan mbah oci orang ini .. jd pertama menyanjung )

    dan juga sepertinya ini bukan masalah dari Yamaha-nya juga melihat Yamaha M1 yang lain tampil baik di Assen.” jelas Pernat. .. ( bener penat bilang gini soalnya dia bilang ada kata “assen ” )

    “Pada saat ini, situasinya merupakan masalah bersama [team] dan Rossi harus berpikir keras soal masalah yang satu ini dan harus segera memutuskan tindakan apa yang harus ia lakukan kedepannya. Memang ini akan menjadi keputusan yang sulit, tapi keputusan tetap harus diambil. =( Secara tidak langsung nyuruh rossii pensiun )

  18. Secara team salah karena msh mengangap VR tidak pernah salah dlm kasih input, atau team tdk berani bantah Rossi yg bergelar doctors, karena gaji kru teamnya itu berasal dari kontribusi nya.

    Kalu dlm negara kita, vr terkena power sindrom, merasa dia yg plg bener inputnya.

  19. Maaf lg ngawur vr kehilangan panutan Jl alias copas setelan jelang race day bgm vr pulang dr dcti langsung hebat dan saat Jl pergi prestasi menurun ??

    • Yak,berdasarkan history 2010-2012 yamahi di tinggal rossi masih baik2 saja ,dan mampu juara di tangan jl…kebalikan setelah yamahi di tinggal jl, yamahi makin drop bahkan sampai cetak rekor 25 seri paceklik juara seri..

  20. yah mw gmn lg, si mbah sbnrnya jg dh mengakui faktor u jg berperan, dn sprtinya simbah jg nyntai jalanin motogp, kmren hbis insiden sm Taka, crash 3 in a row, msh bs sliweran di box garage smbil nyedot botol minuman yg kyak pnya bocah skolah itu, nanggepin insiden sm hohe jg adem aj, malah sempat damprat wartawan yg adu domba hohe sm vinales…

  21. tidak ada kata habis utk VR, kecuali dirinya sendiri yg menyatakan berhenti, dan faktor U nya yg adalah faktor alamiah yg akan menghentikan karirnya (kecuali kasus cedera dan pensiun seperti MD, dan kemungkinannya kecil, karena VR emg jarang cedera berat)

  22. Dani jeblok 2018 salah satunya karena cidera juga bro, itulah mengapa doi pilih pensiun ketimbang jadi pembalap ptronas ymh, bahkan sekarang aja baru bisa aktif sebagai test rider ktm setelah pemulihan yg lamanya berbulan2

  23. Uccio masih bisa ngurusin ‘calon-calon’ next ‘goat’, morbidelli/bagnaia, atau baldassarri yg kabarnya akan naik

  24. kalau menurut kaca penerawangan saya, hipotesisnya penat kurang 1 hal lagi yang paling vital, yaitu di kubu internal tim yimihi factory sendiri tentu ada setan gundul yang mencoba memecah belah. hehe…

  25. Mungkin pesannya penat adalah:

    Rossi tetap cepat. Tapi ada yg lebih cepat.

    Rossi harus berhenti menyalahkan motor/tim. Itu bs bikin timnya nggak respek.

  26. Betul…. Saya setuju dengan pendapatnya bung carlo, ada kutu loncat di tim vale…. Mgkin karena vale ngpush tim nya, ya namanya manusia, msti ada aja yg sakit hati…. Klo bisa rombak aja timnya, ganti yg baru…. Mgkin udah pada jenuh kali

  27. memang agak aneh sangat jomplang sekali di banding tahun lalu, minimal di assen salah satu sirkuit terbaik untuk rossi
    dibandingkan teamnya Quartararo.. sepertinya memang kepala crew teamnya lebih baik

  28. Kalo menurut saya, mungkin ya soal improvisasi atau tim juga bisa, tapi melihat sejak test di catalunya dan race di Assen, dari segi Vinales dia benar-benar bekerja keras, sampai2 mau mencoba pake “Fork depan yang non-carbon” yang katanya “mau turun kasta”, nah ini yang menarik. Jujur sebenarnya saya cukup respect dengan keputusan Vinales sampai dia kepo sama settingan Quartararo. Entah mengapa dengan Rossi, apakah tidak mau pake Fork depan yang non-carbon lagi, atau emang punya settingan sendiri, karena kalo saya lihat emang riding style dari kedua pembalap yamah factory ini beda banget, Rossi doyan late braking sedangkan vinales lebih doyan corner speed, mungkin itu juga yang buat mereka berdua kadang susah klop di satu sirkuit, meskipun tahun lalu di Sachsenring keduanya tampil bagus dan podium, tapi ingat, saat wawancara Rossi sendiri berkata blak-blakan kalo dia nyontek settingan Jonas Folger tahun 2017, mungkin saja Vinales juga, karena kelihatan banget mereka berdua di Sachsenring tahun lalu cukup jauh dari kejaran pembalap di posisi 4. Jika saja mereka berdua tidak menyontek settingan Jonas Folger, apakah bisa seperti itu? Bisa saja ya atau tidak. Tapi ini emang yang perlu dilakukan, Yamaha tidak bisa terus-terusan pengembangan 2 arah, harus ke satu arah tapi berimbang, bisa lewat jalur tengah atau mengikuti salah satu rider, karena terbukti pembalap Yamaha juga harus mau adaptasi, bukan hanya meminta untuk motor yang lebih baik.

  29. usia ngga bisa diboongin. apalagi di olahraga yg perlu reflek dan respon sepermili detik. maksudnya saat ini simbah bukan bener2 hilang skill. masih kompetitif tapi levelnya udah bukan top 3 lagi. dan hal itu akan terus menurun bukan sebaliknya. bukan hal yg tabu / bikin malu. memang sudah saatnya regenerasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version