TMCBLOG.com – Sobat Bisa lihat Grafikn data statistik Jumlah Crash Marc Marquez di 9 Seri Perdana per musim semenjak Pertama Kali naik ke kelas MotoGP. Data di bawah ini tmcblog tulis ulang berdasarkan data Yang dikumpulkan GPOne. Terlihat dari 9 Seri perdana pada Musim 2019 ini Marc Marquez baru 9 kali Crash, menyamai angka Crash marc di 9 Race perdana Musim 2015.
Jumlah Crash Marc di 9 race perdana Musim 2019 ini masih lebih banyak dibandingkan ketika Marc memenangkan 10 race berturut turut di tahun 2014. Pada musim tersebut Marc hanya 3 kali Crash dalam 9 race perdana.
Sembilan Race perdana Paling Struggle terjadi di Tahun 2017 dimana Marc Crash sebanyak 13 Kali. tahun tersebut memang Tahun yang cukup sulit dimana MotoGP masih mencari cari skema dan setup untuk beradaptasi dengan sistem full Championship Electronic ( ECU + Software) dan meninggalkan semua Sistem Elektronik In-House pabrikan.
Marc harus berjibaku melawan Liarnya Honda RC213V yang hanya di support Software yang menurut Valentino Rossi kala itu seperti Mundur beberapa tahun ke-belakang. Se-struggle strugglenya Marc, tahun 2017 masih Juara dunia.
ketika ditanya soal penyebab tahun 2019 ia lebih sedikit Crash dibandingkan Tahun 2018, marc Menjawab ” Tahun ini Honda meningkatkan Power mesin, Peningkatan Power artinya sedikit resiko dalam Pengereman “ . . waini level pembalap yah, kalo kita power meningkat bingung cara ngerem, Tapi Kalo pembalap Beda sudut pandangnya.
Maksudnya mungkin gini, Dengan peningkatan Performa ( top Speed dan akselerasi), RC213V bisa bejaban sekarang dengan Motor motor seperti Ducati GP19 soal Top Speed. Sehingga Marc Tidak perlu harus mencari Cari keunggulan di titik lain semisal Titik pengereman Dengan melakukan late Braking. Ini artinya resiko Crash saat pengereman berkurang.
namun Begitu dengan penambahan Power, Bukan mengartikan Honda RC213V hilang titel sebagai ” Motor yang sulit dikendalikan ” . Marc Menambahkan ” Adalah benar saya Lebih sedikit Crash, Namun tahukah berapa kali saya melakukan penyelamatan ? “ menurut marc RC213V tetaplah sebuah motor yang butuh Konsentrasi penuh saat dipakai di track. Marc Memberi contoh dimana saat test Barcelona ia sedikit lengah, agak mengalami ‘distrack’ dan Hasilnya Ia Crash . .
Taufik of BuitenZorg
Jos
F1/4 emang fabulous, saat ini, dia lebih baik dibandingkan dengan Zarco di M1 dulu. Cuma apakah emang kemampuannya luar biasa (bahkan mungkin di atas MM93), atau performanya sedikit tertolong dengan M1. Banyak yg bilang kl M1 bermasalah, buktinya pembalap pabrikannya terpuruk. Tapi ada banyak kondisi juga yg membuktikan bahwa M1 masih bisa perform dengan baik. Bahkan Zarco yg menggunakan outdated M1, bisa fight dengan tim pabrikan, atau Quartararo yg menggunakan restricted engine bisa lebih lebih baik hasilnya dibandingkan tim pabrikan. Apa iy, M1nya yg bermasalah, atau rider utamanya yg belum menemukancara how to ride around the bike. AFAIK, F1/4 pernah bilang kl saat race dia pernah sengaja menggunakan mapping untuk qualifikasi agar motornya sedikit lebih cepat. Kl ada masalah sepanjang race dia akan menutupi dengan riding stylenya (mirip gaya Kamikaze Zarco).
Nekat cuma sedikit aja guling2 di sachsenring sama pembalap yg loe hina2
Apalagi ditambahin nekatnya
Joss
sorry bro ane duluan..wekaweka
mari kita beri dia gelar “Kocheng Oren”
Perbedaannya marc di 2015 lebih sering crash di sesi race.
2016 dan 2017, udah motornya lebih lambat, stability saat braking pun hampir g ada, front end feel juga g dapet. 2018, setidaknya ada perbaikan dari sisi front end feeling. Beda dengan GP17 dan GP18 yg benar-benar bisa mengoptimalkan kelebihan point squirt mesin V4. Power gede, stabil saat ngerem dan akselerasi, kelemahannya, di tikungan linenya harus mengotak dan manfaatin rear wheel slide buat bantu mengarahkan motor. G heran sering crash untuk menemukan limit motor (terutama saat braking dan cornering).
Musim 2019, dengan power sedikit berlebih, setidaknya ada banyak alternatif buat ngambil racing line saat fight, dan masih bisa serius juga di tikungan karena motornya masih mudah ditekuk. Dan dengan power berlebih, setidaknya waerpacknya lebih awet. Ongkos beli wearpack bisa ditabung buat modal kawin
Kayanya 2016 aja yg lemot
2017 banyak perbaikan
Kuncinya FOKUS..FOKUS..FOKUS.. Ga boleh teralih fokus saat balapan.
ga sabar seoason 2. biar keliatan para meter semua nya.
Wak..
Grafiknya ndak salah tuh?
Di artikel disebutkan 9, tapi grafik bar di 2019 tertera 6kali..
Yg bener 2019 mmg 6, wak haji kyknya ketuker tuker dgn kalimat 9 race awal musim. Jd kebolak balik
Koreksi
Sebaiknya jgn 9 “race” perdana
Tp 9 “seri” perdana
Trus kalo ada datanya, dipisahkan crash saat fp n qtt dgn race
se-struggle strugglenya Marc, tahun 2017 masih Juara dunia .. catet dulu
” Adalah benar saya Lebih sedikit Crash, Namun tahukah berapa kali saya melakukan penyelamatan ? “
Penyebabnya jelas, mental makin matang dan makin banyak pengalaman. Faktor teknis bukan penentu utama
Soal motor nggak tahulah mas Tofik karena tidak pernah mencobanya, apalagi ngetes akselerasi dan remnya ??, tp yg jelas Honda RC213V suaranya paling sangar, persak macam raungan hypercar koenigsegg.
Ho Oh
Saya Mah cuma pernah naik Honda RC213V-S dengan HRC Performance Kit, cuma sampai situ doang level saya . . kalau kamu ?
hahaha,,, kurang ngikutin blog ini tampaknya anda mm66…. tmc salah satu orang beruntung yg nyobain rcvs disentul…. kalau anda selain penonton youtube chanel supercar kesentul sudahkah….
Sabar Wak,.. ☺☺
Mungkin dia jarang main di mari
Mungkin maksud mm66, si mm66 nya yg gak tau motor rc213v itu rasanya gimana. Mungkin loh ya.
Kata HRC dia alien yg kabur dr sector 51, dan dislametin HRC
se-struggle strugglenya Marc, tahun 2017 masih Juara dunia ?