Home MotoGP Copot baut untuk fleksibilitas motor ala KTM MotoGP

Copot baut untuk fleksibilitas motor ala KTM MotoGP

58

TMCBLOG.com – Pemilihan Dani Pedrosa sebagai test rider KTM MotoGP memang bukan hanya sembarang pilih. Background 12 tahun nunggang dua jenis motor V4 yakni RC212V dan RC213V jelas jadi alasan utama. Yes Mika Kallio, Johan Zarco, Pol Espargaro, bahkan mantan rider Bradley Smith adalah pembalap-pembalap yang minim pengalaman naik motor V4. Mereka semua lulusan motor-motor inline-4 yang jelas punya karakter berbeda terutama saat ditekuk nikung tikungan.

Alasan kedua yang dianggap mewakili penyebab KTM memilih Pedrosa adalah karena orang-orang dalam struktur organisasi KTM sekarang boleh dibilang merupakan ‘lulusan HRC’ dan jika dikaji lebih dalam lagi akan mengerucut ke ‘lulusan HRC yang pernah menangani Dani Pedrosa dahulu’. Sebut saja Mike Lietner yang pernah jadi Crew Chief Dani dan Paul Trevathan (sekarang Crew Chief Pol Espargaro) yang pernah jadi teknisi suspensi Dani Pedroasa di Repsol Honda beberapa tahun yang lalu.

Masukan-masukan Dani Pedrosa diakui langsung dikerjakan dan memang sudah mulai terasa hadir. Terlebih lagi ini dimungkinkan karena KTM berada dalam status full konsesi yang bisa lebih leluasa mengubah-ubah mesin. Namun begitu di MotoGP bukan hanya masalah mesin yang bisa diulik, ada juga sektor suspensi, sasis dan lain lain termasuk juga aerodinamika. Dan di artikel kali ini kita akan lihat satu upaya paling empirik dan terlihat dari KTM dalam menyiasati fleksibilitas dari motor KTM RC16.

Solusi yang pertama kali terdeteksi oleh Mat Oxley ini adalah dengan mencopot sepasang baut engine mounting RC16 yang nempel di sasis trellis-nya (kiri dan kanan). Melepas sepasang baut ini dipercaya sebagai salah satu ikhtiar untuk meraih fleksibilitas, terutama bagian belakang dari KTM RC16 agar diperoleh grip roda belakang yang lebih baik. Ini sebenarnya sudah termasuk solusi ekstrim hehehe, namun sepertinya KTM sudah melakukan step step pendahuluan dalam riset fleksibilitas Rear-end ini dengan memvariasikan torsi dari baut mounting mesin yang biasannya berada pada angka 40 Nm sampai 160 Nm, pemberian spacer dan lain lain.

Sementara untuk grip roda depan biasannya para teknisi melakukan variasi dari setingan fork, desain ulang model Triple T seperti detail melengkung yang diperoleh di T atas Marc Marquez dan lain lain. KTM bilang bahwa kehadiran Dani Pedrosa di paddock mereka benar-benar sangat membantu. Setidaknya mereka sekarang ini tidak memulai development dari sesuatu yang blank atau ‘gelap’ sama sekali. Ada guide awal yang tentunya dengan 12 tahun pengalaman bisa dirasakan oleh Dani Pedrosa dalam pengembangan motor.

Taufik of BuitenZorg

58 COMMENTS

  1. Si 46 masih strong keterpurukan di ducati semangatnya masih menggebu2 saat di yamaha
    Jangan paksakan si 93 pindah ke Ktm
    Ntar dikit mewek kaya di si tongos
    Terus pansiun dini….

    • HRC kayaknya gak mau lepas.
      Jelas mereka belajar banyak (pake banget) bagaimana lepasnya VR46 ke sebelah padahal dulu andalan HRC.
      kalo kejadian bukannya HRC seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama?

      • Wahh ini bisa jadi skenario terbesar motogp. Pabrikan eropa berharap mengalahkan jepang, mafia eropa menunjuk mm93 sebagai eksekutor, diawali dengan pembentukan ktm motogp, lalu motor didevelop dp26 dan ex HRC, setelah dp26 mersakan motor ktm rc sudah mirip dengan rcv barulah nanti, redbul menarik mm93 ke ktm… Disitulah awal kejayaan tim eropa..

        Sniff… Sniff…
        Wkwwkk

    • Berarti BAHASA MUDAHNYA MARQUEZ MAU PINDAH TEAM KALO MOTORNYA KENCANG YA,BUKAN KAH SKILL MARQUEZ HEBAT HARUSNYA PK SEGALA MOTOR BISA JUARA DONG????, MASA KAYA MESSI YANG GAK MAU PINDAH KLUB SELAMANYA,eh sory RCV KAN MOTOR GAK ENAK,YG BISA PAKE CM MARQUEZ DOANG

      • Kl motor yang mau dipake performanya jauh lebih buruk dibandingkan yang sekarang, ngapain pindah. Kecuali udah desperate sama tim yang sekarang ky Rossi dl waktu pindah ke Ducati. JL99 aja pindah k HRC karena ngira RC213V memiliki performa yang sebelas-dua belas dengan GP18 (Padahal CC35 udah bilang “you know nothing”).

        RC213V emang g enak, tapi setidaknya masih punya power untuk menutupi kelemahan di beberapa sektor. Lagian, lagi di peak performance, ngapain pindah ke tim yg untuk bisa kompetitif aja berdasarkan waktu dan tempat…………….

      • Memang pindah pabrikan semudah itu? Semudah membalikkan telapak tangan? Harus melawan rasa ingin balas Budi ke yang membesarkan, godaan gaji yang ingin lebih besar, dukungan managemen dan keluarga, sponsor, dll

  2. Saat Pol lg run Q2, ada teknisi yang kebingungan dengan dua baut sisa yg belum terpasang.

    Dan akhirnya dia ikut jingkrak-jingkrak kegirangan setelah Pol starts dr posisi kedua

    • Kita lihat seri selanjutnya bro, apakah ktm bisa konsisten di top 5 atau top 3.

      Kalau besok race naik podium lagi ktm, berarti tugas KTM cari rider yang punya mental juara.

      • nhah betul!! makanya wak haji bilang gk harus nunggu quartararo pindah2 tim untuk disebut pembalap top markotop. tiap alien bisa klik di motornya masing2 dan tak terkalahkan oleh tim lain, brati memang bener2 alien.

  3. apa gak bahaya tuh?
    secara kan udah dihitung tingkat kelelahan tiap mounting nya.
    kan bisa aja mounting lainnya yang lelah, karna harusnya ada 2 mounting yg pegang jadi berkurang,
    bisa bisa mounting di sasis atau yg di crank retak atau ambrol kalau dipake beberapa lap/race

    • Y kan udah dihitung.

      Lagipula, tiap bolt g harus memiliki kekencangan maksimal kok. Dan udah jamak kl tiap bolt dikencangkan dengan tekanan bervariasi, biasanya dalam rentang 40Nm sampe 180Nm. Untuk memperoleh tekanan yang pas, tinggal pake torque wrench, dan mekanik tinggal melihat angka di dial saat mengencangkan baut.

      Kl cuma motor bebek sih, kencengin aj pake perasaan……..

  4. Mika Kallio pernah berada di era 800 cc, lho, kok dibilang minim pengetahun mesin V4, atau mungkin maksudnya Ducati bukan termasuk mesin V4 yang wajar kali, ya, hehe, karena 90 derajat, orang2 biasa menyebutnya L4.

  5. Kekencangan baut mounting paling kerasa ngaruh di getaran jok motor. Dengan mengatur kekencangan mounting-nya, bisa didapat feel riding yang balance. Gak geter2 di sempak tapi masih bisa merasakan feeling motor. Dengan update begini setidaknya kita bisa lebih tahu kalau sasis kandang ayam KTM punya potensi sama hebatnya ama twin spar, hanya saja butuh detail pengaturan lebih ribet. Butuh sembalap cem Pol Esp minimalnya.

    • Kalau hasilnya justru positif, bisa jadi Pol Esp udah dibidik gantikan CC35 di LCR. Menjinakkan sasis kandang ayam. C.V. nya Pol bisa lumayan keren buat direkrut. Ngah ngah ngah.

    • bener, namun saya hanya meng-head to headkan V4 dengan V4 . .
      RC211V kan Bukan V4 tho ?
      saat saya nulis saya udah tahu pasti ada yang nannayain RC211V karena ngga saya tulis 😀

  6. Kok saya membacanya jadi mengira KTM sangat tidak tau apa2 tentang bikin motor balap yg bisa kencang dan tahan 25 lap…ehm, dari awal kedatangan Dani mereka kayak baru ngeh cara ngebangun mesin balap…”ternyata selama ini kita ngawur gess” gitu kiranya batin org KTM…ya Allah tolong….

  7. sayang sekali kemarin yamaha gak dapetin service DP26
    mlah jatuh ke tangan KTM
    bayangin DP26 on his prime performance + M1 ??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version