TMCBLOG.com – Brewokan, rambut kriwil kriwil, ramah, murah senyum, Itulah mungkin segelintir yang kita tahu dari sosok seorang Santi Hernandez yang tak lain tak bukan merupakan Crew Chief dari Marc Marquez Alenta, juara dunia GP 7 kali sampai jelang GP Thailand 2019. Jika Marc Marquez memulai suka pada motor di usia 4 tahun, Santi Hernandez ini juga dikenalkan sepeda motor pada usia 4 tahun namun ia terus memutuskan untuk tidak menyukai sepeda motor dan lebih fokus ke sepak bola. ” I was four when my father gave me my first motorcycle, I never wanted to ride a motorcycle. I liked to play football with my friends . . “
Namun setelah berdiskusi dengan syahnya yang juga seorang mekanik sepeda motor dan saudaranya yang seorang pembalap, Santi muda akhirnya banting setir untuk menggeluti dunia mekanik sepeda motor dengan upaya pertama membatu sang ayah di workshop Martorelles. Dan posisi workshop ayahnya yang berseblahan dengan wokshop suspensi Showa Eropa lah yang menjadi cikal bakal awal dari karir Santi Hernandez di paddock Grand Prix.
“Di samping toko ada basis Showa Eropa, di sanalah saya bertemu Juan Martinez yang bekerja di perusahaan suspensi Jepang ini. Suatu hari saat kami berbincang bincang ia memberitahukan saya bahwa mereka sedang mencari anak muda untuk mengembangkan staf teknis. “
Setelah itu fix Santi Hernandez memasuki dunia balap kecepatan pada usia 20 tahun di bawa oleh Juan Martinez dan Antonio Jimenez. Bertahun-tahun ia mempelajari banyak hal tentang suspensi depan, suspensi belakang dan juga ban. Ia mengembangkan kapabilitasnya di team Max Biaggi dan Alex Barros. Baru lah pada tahun 1998 Hernandez berhubungan pertama kali dengan HRC team yakni bersama Alex Criville. Saat Ia masuk, HRC juara dunia dengan Mick Doohan kala itu.
Setelah itu ada banyak pembalap yang merasakan tangan dingin Santi di area Suspensi. Tercatat nama Sete Girbernau, Valentino Rossi, Marco Melandri dan Collin Edwards pernah mempercayakan setingan suspensi motor mereka pada sosok Santi Hernandez ketika ia masih menjadi mekanik suspensi. BTW, karir awalnya sebagai Crew Chief hadir ketika Alberto Puig ingin membentuk satu team GP125 dengan pembalap Bradley Smith.
” Ia (Alberto) menawarkan saya jabatan chief mechanic, saat itu saya kasih tahu dia bahwa saya tidak merasa siap, pengetahuan saya terbatas hanya di suspensi. Namun ia meyakinkan saya bahwa kami belum akan mengejar titel dan ia pun masih belajar seperti yang lainnya, jadi saya terima. “
Tahun 2009 adalah kali pertama Santi Hernandez menerima pekerjaan sebagai Chief Mechanic di kelas primer MotoGP. Saat itu ia menangani Sete Girbernau di team Angel Nieto dan karena ketidak-jelasan sumber pendanaan dari Grup Fransisco Hernando, seluruh team dibubarkan saat musim berlangsung dan saat itu Santi praktis kehilangan pekerjaan lagi .. nganggur…
Setelah itu Santi Hernandez menerima tawaran menjadi chief mechanic kelas Moto2 untuk menangani Jules Cluzel. Namun hubungan kerja dengan Jules berakhir karena pembalap ini tidak mau berkompetisi di kelas Moto2. Emang udah dasar jodoh, ya nggak kemana-mana . . . Di tahun yang sama Santi mendapatkan tawaran sangat menarik dari sosok Emilio Alzamora yang merupakan manager dari Marc Marquez untuk menjadi chief mechanic Marc di kelas Moto2. ” Emilio meminta saya untuk jadi chief mechanic-nya, ini merupakan kesempatan baik untuk saya. Saya tidak mengenal Marc, namun talentanya sudah sangat jelas. “
Akhirnnya Marc Marquez yang disupport teknis oleh Santi Hernandez pun menjuarai Moto2 di tahun 2012. Dan ketika tahun 2013 Marc Marquez naik ke MotoGP langsung ke Repsol Honda, Marc sempat meminta syarat bahwa semua mekaniknya di Moto2 diikut-sertakan. Namun HRC menolak dan hanya dibatasi dua mekanik saja yang dibawa Marc kala itu yakni Carlos Liñan (crew chief) dan Santi Hernandez (race engineer). Kisah setelah itu benar-benar fantastik, bersama Santi Hernandez, Marc Marquez berhasil meraih 5 titel juara dunia di enam tahun musim MotoGP-nya dan berpeluang menambah satu lagi titel di 2019 ini. . . Tulisan ini bisa didengarkan Via Podcast lho sob . . Langsung ambil headsetmu dan dengarkan di Link ini
Taufik of BuitenZorg
jos
Dulu dia gemuk banget, skarang kurusan
Kbnyakan mikir Inersia Bandoel & Power RCV kali… ?
Hush, itu chief pengamat mbel, jangan di gugat dia punya jurusan, bisa di bondal bandul kamu punya otak
?????
manteb banget emang crew chief yg satu ini, stay low profile..
Yg pegang pitboard itu ya,ternyata pernah nggak brewok sebelum jadi leonidas kayak sekarang ??
Leonidas dengan pengecualian pasukannya gak sampe 300 ?
What
Artikel podcast, kesenangan pak tangi, eh pak bangun
pak ngadek
lebih nyaman mendengarkan podkes daripada membaca mas. tidak membuat mata lelah dan bisa sambil apa saja. ini sudah saya dengarkan 4 kali. hehe..
trimakasih banyaks
kalau berkenan, setiap artikel dibuat podkes mas. hanya sekedar saran, tapi juga berharap sih saya. serius nyaman soalnya. hehe..
tergantung sih, apakah artikel etrsebut enak atau nyaman atau cukup value dibawakan sebagai Podcast atau nggak
nanti artikelnya bisa saya bantu mengunyah-ngunyah mas, biar bisa tahu bumbunya sudah pas atau kurang. *guyon loh saya. pokoe tetep support warung sampean mas. mantul dan terima kasih. hehe..
Setuju banget, enak tambah mantab sya dengerin podkes bisa nyambi yg lain, muantab wak the best blog
“jeremy burgessnya” mm93 ini
Kalo ga pake brewok kelihatan beda banget.
Oh jadi pakai mekanik alakadarnya dulu, bahkan mekanik yang hampir gak laku karena ditinggal Cluzel, tapi bisa bangkit dan tumbuh bersama pembalapnya. Kirain kaya si onoh, ambil mekanik Doohan, pakai fasilitas tim bunglon (pabrikan nyamar satelit) kemudian belagu ngasih jari tengah ke Biaggi saat Biaggi cuma naik Yamaha ampas, abis itu juga belagu bisa benerin Desmo dalam 80 detik, tapi zonk, balik Yamaha dengan bantuan Dorna, masih zonk, malah mekaniknya disalahin dan dipecat.
Lah santi pernah Nangani VR, Lex Crivile dll. gak baca ya?
Bedakan sekedar mekanik sama kepala mekanik.
Lah Galbusera mekanik alakadarnya belum pernah nyemplung di GP 2015 bisa ngalahin mekanik santi hernandez
Sejak kapan Galbusera nangani Lorenzo? Atau di tv ente 2015 yang jurdun si mikropon?
Jadi 2015 itu Marquez yg P2 ya? pasti di RRI nonton GP
ntar rumus ABR keluar “klo mau ngalahin marquez harus jurdun”
Cal,Miller,Rabat,Petrux,Morbidelli,Fabio juga memakai motor spek pabrikan, kenapa gak ada yg jurdun?
Fabio pakai spek pabrikan? Gini bang Jono (Joni Leno), Rossi aja pakai Desmo pabrikan sampai2 ngacak2 sasis karbonnya sampai Ducati tobat dan minta tolong Suter buat bikinin sasis, semuanya diturutin juga cuma jadi pecundang. Skip aja tentang Rossi, semua pembalap yang ente sebut, itu MURNI satelit, bukan bunglon. Mereka bayar sewa ke pabrikan, pabrikan kasih motor identik tapi namanya orang nyewa, update atau segala macemnya gak seintens pabrikan atau tim bunglon.
terus bukti VR pakai motor bunglon apa?jangan2 asumsi ABR doang
jadi ente mau bilang motor yg ditunggangi Miller 2016, Cal dan Rabat itu motor ampaz gitu? bukan spek pabrikan
NSR Repsol berkedok Nastro azzuro ??
Mereka dapat update part secepat Dovi/Petrucci, atau Vinales/Rossi g? Cal yg sama” motor spek pabrikan, crfp swingarm aj nunggu teriak” dl baru dikasih.
@Jono:
“…..Back in 2000, Honda had an official factory team, consisting of Tadayuki Okada and Sete Gibernau running under the Repsol Honda banner. But they had also signed a young rookie by the name of Valentino Rossi, and NEEDED A PLACE to put him.
So they created the Nastro Azzurro Honda satellite squad, possibly the MOST TALENTED SATELLITE TEAM in history. Rossi immediately got Jeremy Burgess as crew chief, and along with Burgess came the rest of the newly retired Mick Doohan’s Australian crew. According to the letter of the proposed rules, Rossi had joined a satellite team, and Honda would have fully complied with its obligations. But in terms of the spirit of the law, the Nastro Azzurro Honda team TORE UP THE RULE BOOK, brutally raped, then spat on its grave….”
@gelas kopi
Hhhhmmmm…., ada benernya juga sih
“After Doohan retired in 1999 due to injuries, Burgess was thinking about quitting; he had witnessed too many major crashes and allegedly didn’t want to be a part of it any more. But when Valentino Rossi was given the opportunity to race with Honda, he said the only way Honda would get him was if Burgess was his engineer.[4] Burgess became crew chief to Rossi in what was Rossi’s debut year riding in the premier (500cc) class, and helped mastermind Rossi’s seven world titles (five in successive years from 2001 to 2005) in 500cc/MotoGP.”
https://en.wikipedia.org/wiki/Jeremy_Burgess
Nah akhirnya ada yg setidaknya baca info sejarah, bahwa yg dibanggain tentang team satelite, trnyata dulu sama aja pabrikan. Mulai crew, dana, dll.
Sbnarya dgn adanya info” sprti ini biar imbang saja. Jgn sampai “mendewakan” seorang pembalap dgn meremehkan kemampuan pembalap lain.
Dalam kasus ini, cukup berhenti bahwa rossi pembalap hebat, sangat hebat. titik.
Jgn diteruskan dgn pernyataan2 bahwa pembalap lain gk bisa melakukan, seandainya, ini, itu, bisa juara krn dianak emaskan, bla-bla, dll.
yg gak dapat servis memuaskan cuman satelit Yamaha, yg lain?? belum ada inpoh
Ntar ada yg mencak mencak lagi nih,kok bahas Marquez mulu
Bahas Uccio dong!!! ??
Dan cerita hebat itu masih berlanjut…
Motornya bagus, teamnya kompak, pembalapnya hebat,
Ibarat keluarga harmonis ada aja yang gak suka nyuruh cerai?
Kalo ngomong suka bener sih gan.
FBR sering banget meremehkan skill Marquez dgn alasan juara di motor hebat. Trus harus buktiin klo hebat harus pindah tim ke tim ampass kyk rossi dulu. Dan bla bla bla lainnya..
Cepat atau lambat, cerita Marquez akan mengisi artikel di media manapun sampai beberapa tahun kedepan. Alasan pertama karena kehebatannya sendiri, alasan kedua karena kehebatannya justru semakin ditonjolkan oleh sinetron pembalap mikropon yang selalu berusaha menjatuhkan pencapaian Marquez via mikropon yang justru waktu menjawab bahwa itu malah menjatuhkan reputasi dia sendiri dan membuka fakta bahwa dia cuma menang diatas ban ghoib, diantara tembok pembatas, melawan pembalap tuwir dan saat lawan pembalap muda (Stoner, Lorenzo, Marquez bahkan kadang Pedrosa) dibantu perang urat saraf dan media yang selalu memposisikan lawan si mikropon sebagai pembalap antagonis.
Tepat setelah si pembalap mikropon pensiun MotoGP pasti akan lebih kondusif dan capaian si mikropon akan pudar dengan sendirinya karena prestasi Marquez dan mungkin keseruan duel Marquez vs Fabio. Anggap saja si Mikropon pensiun 2021, dan ditahun itu ada kemungkinan Marquez udah raih impian si mikropon juaran 10X dan kalau itu terjadi berarti bagi si mikropon di tahun terakhirnya balap malah liat pembalap yang dia musuhi lahir batin raih 10X juara yang udah lama diimpikan si mikropon, menyakitkan.
Pakai Michelin dibilang ban Ghoib, 2008 VR ngalahin CS kan pakai Bridgestone
Dek Jono ini ga tau ato pura-pura ga tau…
Michelin nya si onoh kan bisa pesen sehari jadi…ga kayak pembalap lain yang cuma dapet ban jatah…
Yang benar2 ngerasain ban ghoib nya michellin ya VR dulu waktu masih boleh “overnight special tyre”
Aduh dek jono ente main mu kurang jauh pulangmu kurang malem malu sama @pak bangun
yg paling suka itu strategi mereka berdua pas ngibulin Iannone di Australia ??
clever banget ?
pas di Brno yg pura pura struggle hingga mundur kebelakang biar nggak diliat pesaingnya pas masuk pit juga sih ?
weleh weleh, mosok artikel Motor baru dipodcast in 😀 ?
Boooom….motor baru???
Calon pengganti Puig di masa depan
ada Wajah mekanik cs27 (juga)
Gini ya dek Jono….
Motornya nya Rossi itu adalah NSR 500 spesial dari HRC…sama dengan NSR nya mick Doohan dan Alex criville…bukan NSR v2 seperti milik Okada..
Jadi, Rossi waktu naik ke kelas 500 CC, semua nya serba spesial…
Udah dapet motor spesial dan mekanik spesial, pembalap juga spesial, jadi klop deh…oiya, ban juga spesial lho….
Sedangkan Marquez waktu naik ke MotoGP, belum ada yang spesial…dari motor, mekanik dan pembalap…
Rc213v masih sering dibuli Yamaha M1..
Marquez baru rookie..
Santi masih kalah ngetop dengan burgess atau Ramon forcada..
Lah…mental kesini komen ane…
maksud special ini motor yg dipakai sama dengan tim pabrikan atau gimana?? lah sekarangkan banyak rider satelit yg disokong motor pabrikan.
motor sih sudah spesial lawong dah full SSG di saat Yamaha masih gearbox jaman Fir’aun, CS 2012 karena sering apes aja makanya gagal. 2014 bahkan di treknya yg gak ramah sama Honda, MM bisa juara dengan GAP 10 kecamatan
santi ga cuma jago ngracik bumbu, dia juga tau masakan apa yg harus dihidangkan untuk marc di tiap sirkuit, porsinya juga pas ga kebanyakan atw kurang, ehm mas Anggono bahagia dan beruntung sekali bisa sekolah masak di dapur racing paling berpengaruh di dunia balap roda 2! mas anggono lulus pas super mario masuk world series…HRC!
dari dulu auranya serem yak……
Nadal burgers
Sepupunya alison burgers bukan?
Adenya ladis washerom
Marquez Tiada Lawan, SUZUKI Tetap di hati
gsx vs cbr gan
https: //www.youtube.com/watch?v=GBYrnyPFz9w
ouh pantas mantsp mekanik suspensi….kliatan ciamik setingan nya!
wowww
race besok ahad, perhatikan dengan seksama di fp1 dan fp4. mari lihat siapa juara di fp2. hehe..
hmm.
Klo dri komen2 diatas berarti teori 20:80 bener ya? 20% motor 80% manusia, tapi manusianya ada pembalab, crew chief, chief mechanic, tukang nyuci sparepart, tukang ban, tukang suspensi, tukang bensin dll. ?