Home MotoGP Buang ‘Bad preliminary mindset’ . . . Kunci Mentalitas Fabio...

Buang ‘Bad preliminary mindset’ . . . Kunci Mentalitas Fabio Quartararo

78

TMCBLOG.com – Wilco Zeelenberg pernah bekata kepada Mat Oxley bahwa Fabio Quartararo memiliki kemampuan yang sangat hebat dalam merasakan Limit dari Motor dan Menganggap bahwa Sebenarnya Level Alien Fabio ini mirip Marc Namun dalam matra yang lain. Dalam Penjelasan lebih lanjut Kapabilitas Alien yang dimiliki Fabio Quartararo ini  adalah sensor yang sangat sensitif merasakan limit traksi ban. Sehingga ia bisa dengan cepat mengetahui bahwa ban akan masuk ke Zona Limit sehingga ia bisa melakukan Counter untuk menghindar dari Lost Grip yang muaranya akan mengakibatkan Crash.

Fabio bergantung pada ke sensitifitasan Sensor tubuhnya untuk merasakan Limit Grip ini, dan Untungnya selama ini sensor tersebut sangat Presisi. Dan ini membuat Fabio terus Berani geber gas di tikungan dengan data Laptime lebih sadis dibandingkan Maverick, Rossi maupun Franco karena ia yakin bahwa Sensor akan kasih warning yang terbaik untuknya. Namun apakah karena itu saja . . . sepertinya tmcblog melihat ada Yang mentalitas lain yang merupakan salah satu Metamorfosa dan Switch Kedewasaan Terpenting yang terjadi di Fabio sepanjang 2019 ini . . Mentalitas apa itu?

Ia tidak memiliki Mentalitas Mindset berbahaya yang bisa membuatnya jadi ‘katak dalam Tempurung’. Di wikipedia arti dari Katak dalam tempurung itu adalah seseorang yang wawasannya kurang luas, bodoh, picik. Orang seperti ini penglihatannya tidak luas, luasnya bagaikan luas tempurung yang segitu gitu doang. ( pelase jangan diartikan leterlek bahwa pembalap Yamaha Lain bagai katak dalam tempurung) Yang di pertanyakan adalah Mentalitas berbahaya itu seperti apa ? Menurut tmcblog Salah satunya adalah yang sempat ia sampaikan di Crash.net pada awal race weekend MotoGP Motegi ini Yakni mendikotomisasi Sirkuit jadi sirkuit Yamaha, Sirkuit Honda, Sirkuit Ducati, Sirkuit Inline 4 atau sirkuit V4.

Bisa ditelisik dari omongan fabio, Mentalitas berbahaya ini akan membuat seseorang pembalap Memiliki semacam ‘ preliminary mindset ‘ bahwa ia nggak bakalan bisa maksimal di Track yang bukan merupakan track terbaik Motornya. Di Track dimana Karakter spotnya bukan Karakter alamiah Jenis mesin. Ini akan punya potensi membangkitkan rasa ‘Ogah ogahan’ karena seperti punya barrier/ penghalang, Ngapain susah susah berusaha kalau memang Tarcknya bukan Trek yang sesuai dengan karakter motor mereka.

Ngelihat Tikungan yang dipernuhi spot yang memerlukan hard Brake dan Exit corner yang butuh akselerasi kencang ditambah straight yang panjang adalah 3 variabel yang awalnya sudah dipastikan Bukan Karakter Motor motor inline 4 sepertin Yamaha, Namun Nyatanya ? Fabio, Rossi dan Vinales bisa finish di P3,4  dan 5 pada Sirkuit Red Bull Ring yang awalnya dikonotasikan sebagai Sirkuitnya V4 . . .

FP1 dan FP2 sirkuit Motegi yang stop and Go jelas bukan Karkater Yamaha Lagi . . namun lihat, dengan membuang jauh jauh ‘ preliminary mindset ‘ bahwa Motegi adalah Trek Ducati atau Honda membuat Fabio Bisa berbicara banyak. Fabio Quartararo mengatakan bahwa saat ini ia sudah tidak pernah lagi befikiran ada Trek yang merupakan Trek favorit Pabrikan tertentu “Honestly, now I don’t think about Yamaha or Honda tracks. “ . . . Ini lah yang membuat, walaupun Shock depan belum Karbon, rev limit disunat 500 rpm , F1/4 bisa tetap Moncer . . Ia Tidak memiliki ‘ preliminary mindset ‘ yang membuatnya ‘kalah sebelum bertanding’ ditambah lagi hal teknis dalam hal sensitifitasan Sensor tubuhnya untuk merasakan Limit Grip . . sobat juga bisa lihat hampir jarang ( atau bisa dibilang nggak pernah terdengar) Fabio menyalahkan Trek, Ban, Sasis, mesin atau hal hal teknis lain saat dirinya berada dalam saat sulit . .

Taufik of BuitenZorg

78 COMMENTS

    • 3 pembalap garpu yg lain di hipno terapi aja bahwa semua sirkuit itu cocok sama yamama .dan si kakek dikasih tambahan mindset kalo usianya masih 20 an .hehe

    • Adopsi budaya, pola pikir & mentalitas pebalap terbaik. Niscaya kita punya pebalap handal kelas internasional. Karena tidak semua sembalap eropa itu punya mentalitas seperti Quartararo dan Marc Marquez

      • Marc 2019 the cameleon..
        kalah telak hanya di assen…

        Qatar -0.023 (Dovi serasa juara)
        Argen +9.831 (pembuktian 2018) VR46
        — Amrik DnF P1 +3 detik (RcV gear 1)
        Jerez +1.654 (b aja)
        France +1.984 (b aja)
        Mugello -0.043 (kandang Ducati)

        “Kompetisi Honda – Ducati sudah berakhir sejak MotoGP Mugello 2019” Cal35

        Hasil Qatar dan Mugello buktikan RcV2019 specialized bungkam Ducati

        Catal +2.260 (b aja)
        Assen -4.854 (M1 Vinales lagi kencang)
        Sachs +4.587 (the sachsenking)
        Czech +2.452 (b aja)
        RbRing -0.213 (Dovi happy banget)
        SvSton -0.013 (ABM meraja di ketek Rins)
        Msano +0.903 (kandang M1)
        Aragon +4.836 (RcV -limit RPM) OMG
        Thailn +0.171 (8 Ball) 325 poin

        Avail 4×25 poin sudah juara

        Motegi
        Aussie
        Sepang
        Valencia

    • Quartararo tidak bisa dipungkiri punya talent yang hebat, masalahnya ane masih penasaran apa yg terjadi kalo dah ketemu pressure dan kesulitan, apakah akan survive atau crack…soalnya melihat kiprah dia di moto 3 & moto 2 yang seperti itu maka patut dipertanyakan kekuatan mentalnya…

  1. sobat juga bisa lihat hampir jarang ( atau bisa dibilang nggak pernah terdengar) Fabio menyalahkan Trek, Ban, Sasis, mesin atau hal hal teknis lain saat dirinya berada dalam saat sulit . .

    Beda bgt sm yg onoh ya ?

    • Rossi mah kalo kalah pasti nyalahin motor, ban, trek, bahkan pembalap lain padahal kakinya sendiri yang serampangan. Begitu menang langsung bilang “ini cuna karena sekil guehhh”. Mental begini yang bikin Yamaha seolah pabrikan cere, padahal dibanding Suzukipun Yamaha masih lebih kompetitif.

    • Tahun ini dia selalu bilang : “I did my best, tp tetep aja gue ni rookie lho bos. Dan ga gampang berada dalam tekanan seorang Juara Dunia seperti Marc”

      Tahun depan mudah-mudahan dia semakin matang. Sehingga semakin seru.

      Hanya Qatro yg bisa bikin marc merinding cuy

  2. Bukannya di sisa race 2019 katanya Rev limitnya udah disamakan Wak?
    __
    Padahal belum dikasih swingarm carbon,cover cakram depan terbaru,knalpot bercabang tuh
    Mungkin efek masih murni pikirannya masih belum terkontaminasi beban2/pengalaman masa lalu di kelas yg sama plus nothing to lose, menimbang2 resiko,poin,ini dan itu saat jadi pemuncak klasemen di kelas premier masih belum dirasakannya,imho
    And i think it’s good for entertainment

    • Fabio mengaku memiliki mentalitas di atas setelah austria setelah ia finish P3 di sirkuit ‘ ducati’ , saat itu belum ada penyetaraan rpm
      Tulisan itu hanyalah generalisasi

  3. Benar bisa jadi kalo si f1/4 pindah ke factory team malah ketularan mentalitas “mindset menyalahi ini & itu”. Dia cocok untuk tim satelit ngga banyak dimanja upgrade teknismekanis ini itu

  4. Pikiran bad dibuang , padahal naek M1 yg plg manusiawi dan ngak perlu keluarkan tenaga sampai 100%,

    Gimana kalu lebih dari 100%, bisa kalah MM, atau M1 nya yg kalah.

    Palagi naek rcv, di lempar ke tempat sampah kali pikiran badnya .

  5. Om taufiq, jd komentator motogp trans7 donk… belakangn komentatorny kayak kurng pengetahuan ttg motogp selain om jhoni lono.

    • Masalahnya harus bagus2in yamaha pas lagi komen, gak bisa netral.
      Si matteo aja kabur gara2 itu, untung dapet fox sport asia yg lebih mentereng daripada trans7.

      • Yaelah namanya juga sponsor utama

        Noh liat sinetron S*TV skrg sponsor utama ampe diiklanin di sela-sela adegan sinetronnya.

        Ya memang begituu

  6. masalah keluhan blom aja wak…toh dia masih rookie dan blom mikirin kejuaraan…klo udah coba kita lihat kedepannya

  7. Makanya saya bilang ini musim pertama. Musim kedua bisa aja dia terbebani musim sebelumnya. Apakah mentalitasnya masih sama atau berubah? Time will tell laghh

  8. Masih gak percaya dan gak akan percaya si taro level alien..menurut saya performanya oke cuma karna M1 bersahabat buat rider..dah gitu aja..like a Zarco..?

    • Misalnya si Pol Esp di kasih M1 KW saya malah lebih yakin perform si Pol melebihi si taro…berani bertaruh deh,si taro ini cuma akan jadi sembalap medioker macam Dovi..let’s see..?

    • Pol kan udah dikasih kesempatan pake M1 kW bahkan sampe 4 tahun klo gak salah,bahkan M1 pada masa itu masih ada campur tangan lord Jorge loh
      Tapi ngepol palingan cuma 5 besar

      • Beda zaman..saat itu spek M1 KW pun beda dengan M1 KW jaman Now..saat itu pol pakai M1 KW yg usianya 1thn lebih tua…M1 KW jaman Now spek mesinnya sudah sama..jadi menurut saya ya performa nya si taro ini biasa saja..

  9. wet race dan flag to flag race,…. dsini quartararo blum teruji…. alex crivelle itu hebat dan juga termasuk pmbalap spanyol terbaik d eranya tpi kehebatanny tertutupi oleh dominasi michael doohan…. kira” begitulh entar si fabio ini

  10. Selama Rossi masih balapan, teammatenya bakalan ga maju maju… Beda kalo dia jadi penasehat. Balapan hanya sekedar, no race spirit. FQ sudah pasti semangatnya lagi berapi api, malah penasaran mengalahkan MM. MV lagi bingung, settingan udah enak pas race malah berubah…

  11. saya pribadi kurang sepakat dengan kesimpulan seperti itu mas. fabio ini masih rokie, belum genap 1 musim merasakan ‘kompetisi sesungguhnya’ di level motogp. kompetisi yang sebenarnya tidak hanya di track, namun juga dari internal tim, eksternal tim, rider team-mate, rider lawan, dan banyak hal. karakter ‘asli’ fabio akan terlihat setelah mengikuti 3 musim di level motogp.
    rokie ibarat anak magang, masih mencoba mempelajari sesuatu yang baru, belum ada tugas dan/atau kewajiban tertentu yang disematkan, dan masih berproses adaptasi dengan ‘lingkungan’ baru. musim pertama fabio tentu saja belum ada beban dan tekanan dari tim, yang terpenting adalah ‘belajar’. bisa cepat dan berada di depan adalah dikarenakan fabio belum ada ‘beban’, jadi fabio merasakan enjoy saja dan ringan menjalankan, menang dapat pujian, kalah juga tidak akan disalahkan, karena rokie. coba sampean perhatikan vinales saat belum ada beban dan tekanan dari tim, terlihat bagus dan menjanjikan, bukan ?? apa yang terjadi setelahnya hingga saat ini ?? saya perhatikan fabio juga akan mengalami hal yang sama dengan senior sebelumnya di yimihi. inilah yimihi dan kekuatan seram si ‘itu’. tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan dan keangkeran si ‘itu’ dalam ‘mengendalikan tim’-nya. hehe..

    • dasar dari segala judgement prematur ini lebih hanya dikarenakan beberapa kali ia bisa lebih cepat dari Para Seniornya .. memang belum teruji 1 musim penuh sih

      • nah oleh sebab karena akibat daripada ini mas, maka sangat perlu dipantau perkembangan fabio di musim berikutnya. mbo ya saya minta tolong supaya disampaikan ke dorna, supaya musim depan ada uji nyali battle nyanyi dengan juara bertahan si ‘itu’ mas. tema judul lagunya ‘ban’. hehe..

    • sepertinya sangat berat ya mas. petinggi yimihi sudah sujud sungkem saja bisa ditendang, dan mengundurkan diri. apalagi anak semuda fabio yang masih baru kinyis-kinyis mau nantang battle nyanyi dengan si ‘itu’, saya rasa mentalnya langsung down begitu face to face sama si ‘itu’, lutut fabio langsung ndorodog gemetaran, wajah langsung pucat pasi membiru. saya jamin fabio langsung angkat tangan dan melambaikan tangannya di belakang kamera.
      hiiiyyyy… betapa angker dan seramnya si ‘itu’. hehe..

    • Yup sepakat dgn pak tangi. Ini mirip waktu mm jadi rookie dan juara dunia di musim pertamanya. Mentalitas mm terlihat di 2015 dan 2016 dia bisa berubah. 2017-2019 inilah mm yang sangat dewasa. Fq menurut pribadi saya copy cat mm meskipun g sampai 70%

      • tim petronas wajib memberikan kurikulum khusus cara bernyanyi yang agresif untuk menangkal nyanyian merdu si ‘itu’. jangan sampai nanti begitu fabio naik panggung dengan si ‘itu’, fabio sudah sesenggukan ketakutan melihat keangkeran dan keseraman si ‘itu’ di atas panggung. hingga pada akhirnya fabio pun pindah panggung. hehe..

        • Berterima kasihlah sama si itu, karena dengan nyanyiannya, maka calon lawan kuat mm mundur dengan sendirinya pak bangun

          ???????

    • Wakaaka, ngekek tiap kali baca “si itu” seperti film harry potter yg bilamh “si itu” saking ditakuti gak brani ngomong nama walo g ada orangnya. Anyway aku dl ngefans sama ” si itu” sebelum kejadian jurus tendangan tanpa rekaman ?

  12. Seperti wong ndeso, ga akan peduli itu bebek atau matic, over stroke atau over bore. Pokoknya Gas aja..

    Pembalap lain mungkin seperti bocah tanggung yg baru2 seneng baca blog, kebanyakan teori lalu membatasi diri.

  13. perlu diuji nyalinya terlebih dahulu dalam duel nyanyi dengan si ‘itu’ mas. kalau tidak nangis, berarti bernyali. tapi musim ini bebepara kali fabio ini sering nangis ya ?? padahal belum battle langsung dengan si ‘itu’. perlu dipertanyakan lebih dalam memang untuk fabio ini. hehe..

  14. Fabio tidak pernah menyalahkan motor atau ban,itu menurut saya hanya menunggu waktu.
    Saat ini bisa dikatakan dia masih junior,pendatang baru. Tak ada target juara yang dibebankan padanya. So,dia sudah sangat puas dengan posisinya saat ini.

    Tapi suatu saat,jika dia sudah pernah juara lalu kalah di beberapa track,saya yakin dia akan mulai menganalisa masalah kekalahannya. Saya lebih suka menggunakan bahasa “menganalisa masalah”. Bukan “menyalahkan”.
    Karena sebenarnya pembalap usai race pasti ada konferensi pers. Disitu ada sesi tanya jawab. Nah,pembalap tentu di cecar pertanyaan oleh media seputar race yang telah berlangsung. Lalu pembalap menguraikan masalahnya. Lalu media menyiarkannya.

  15. Bahas mindset,… Dalam skala keseluruhan goal championship motogp, tulisan kali ini masih dalam skala “low”-teknis. Bagi si f1/4 hanya tuk mereduksi beban “track gak sesuai dengan mesin i4”.
    Beban yang lebih real tentunya target mengejar juara rookie tentunya ini juga masih tergantung juga ama mm93 (apakah mm93 rela / sudah gak kejar juara seri lagi??) dan juga manajemen srt yang support tuk kejar juara independen team. Hal tsb membuat f1/4 lebih bisa nothing to loose /rilex mengejar sisa kejuaraan 2019 ini.
    Beda cerita, bila tahun depan dengan kekurangannya dipenuhi oleh manajemen tentunya “BEBAN” target akan lebih terasa.
    Target Championship, target2 juara seri dan beban yang nyata adlah mau kejar juara seri terus (resiko dnf) atau kejar poin (konsistensi) maka akan terlihat lebih nyata mentality-nya.
    Oh ya, ada satu beban nyata satu lagi = media massa. Mereka yang mengelu-elu di awal musim, menjadi beban tersendiri juga lho bagi rider.
    So lets see next (how to manage) mentality si f1/4.

  16. Mm93 aja nyampe bilang kalo yg ini lain dari rider pembesut motor yamaha lain nya, langsung diamankan dengan kontrak tim pabrikan merupakan keputusan yang bijak biar nggak dibajak sama tim lain

  17. Kunci up levelnya FQ itu ya timnya.. support dan lingkungan spt apa.. marc mgkn ga akan sehebat skrg klo hrc ga ngeh setelah fight keren di race pertama qatar wkt itu.. dan ga sekedar dianggap “rookie yg ga ada beban, liat musim berikutnya dan blablabla”, padahal dominasi stoner di balik garasi masih cukup dominan dr segi pengembangan motor, tp marc lgsg di kasih resource yg memadai di next race2nya.. dan bahkan sampai melengserkan stoner.. saat itu terlihat gila.. tp kecerdasan dan langkah strategis HRC akhirnya diakui jg kan di kemudian hr..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version