Home MotoGP Resep Maverick Vinales V2.0 . . . Konsisten satu setup motor sampai...

Resep Maverick Vinales V2.0 . . . Konsisten satu setup motor sampai pindah Ke Qatar !

59

TMCBLOG.com – Maverick Vinales menjadi satu satunya pembalap Yamaha yang memenangkan race seri MotoGP dalam dua Musim terakhir sampai Menjelang seri ke 19 Msuim 2019. Namun selain itu, Musim 2019 menjadi tahun kedua bagi pembalap Spanyol ini dimana progressnya yang terlihat memang Maju, Menjadi pembalap yang lebih dewasa dan bisa mengendalikan tempramen ketika hasil tidak sesuai dengan ekspektasi. Di masa lalu hal jika hal ini terjadi, maka akan hadir laksana bencana, sekarang ia telah belajar untuk menerima situasi, bekerja dan belajar dari berbagai kesulitan dengan bantuan orang orang disekitarnya. Kami berbicara dengan Maverick Vinales setelah kemenangannya di Sepang, Kemenangan ke-2nya di Musim 2019 ini

Kamu hadir di posisi 3 Klasemen Championship setelah mememangkan dua race dan yang lebih penting memperoleh hasil positif di paruh kedua musim. Bagaimana kamu mengevaluasi musimmu di 2019 ini ?

Well, saya harus katakan saya sangat puas. Musim ini berakhir dengan cara yang berbeda dibandingkan dua tahun belakangan. Dimana saat itu kami memulai musim sangat baik, pada level yang sangat bagus dan lalu pelan pelan level (kami) menurun saat Musim berjalan. Namun Tahun 2019 ini sangat bertolak belakang. Setelah enam atau tujuh GP, kami hanya naik, naik , dan naik. Jadi sebenarnya saya merasa sangat nyaman dengan Motor maupun team. Saya sangat Kalem. Saat ini kala saya bekerja dan berfikir pada jalan yang terbaik. Saya rasa, saya cukup puas dengan musim ini.

Kelemahan terbesarmu adalah saat Start Race. Saat ini sepertinya kamu telah bisa mengatasi masalah ini. Bagaimana bisa terjadi? Apa yang kamu telah lakukan ?

Ya, saya bisa katakan itu telah jadi masalah yang bikin frustasi. Saya bekerja sangat intensif di area ini. Sampai tujuh Seri yang lalu saya menggunakan Kopling yang berbeda dengan pembalap Lain, Saya doang sendiri. Kami  akhirnnya memutuskan untuk mengganti dan (setelah itu) saya meningkat banyak saat start race. Well, paling tidak saya tidak banyak kehilangan posisi saat ini (sambil tersenyum)

Namun saat ini kami harus melakukan langkah lebih lanjut, karena kompetitor kami telah menggunakan semacam sistem ‘Launch control’ . Ada yang menggunakan seperti yang di motocross ( Aprilia ) dan yang lainnya mengoperasikan di Suspensi belakang (Ducati). Jadi Kami harus menggapai langkah lebih maju ditahun depan. Menurut Saya Yamaha bekerja sangat keras di sana karena itu (start race) sangat penting. Start Yang bagus adalah seperti setengah Race. Sementara itu kami telah berupaya memperbaiki bagian kedua dari Start dan saya kira hasilnya tidak terlalu buruk itu di Sepang.

Performamu lebih stabil setelah rehat musim panas. Kamu bilang di Interview lain itu karena konsekuensi dari Peningkatan performa motor. Apa sebenarnya alasan sebenarnya dari peningkatan kekompetitifan kamu ini ?

Menurut saya alasan terbesar adalah karena kami sama sekali tidak menyentuh Part Baru. Tentu Kami mencoba Part Baru karena kami berada di team factory, namun pada akhirnnya kami selalu mempertahankan Base setup. Ok semua itu bergantung pada sirkuit. Di mana kami mengunakan pegas (suspensi) yang lebih Soft, Pegas yang lebih keras, Tambah Pelumas, kurangi pelumas Namun saat Hari ahad saya race dengan Motor yang sangat sama (set-upnya).

Ini artinya saya semakin terbiasa dengan motor, Saya tahu bagaimana mesin bekerja dan bereaksi. Ini memungkinkan saya untuk membalap dengan baik di Track. Saya jadi tahu cara membalap dengan motor ini, saya tahu dimana kekuatan dan kelemahan motor. Jadi, Race demi Race saya berkembang karena saya lebih mengerti Yamaha M1. Saya rasa perbaikan paling signifikan tahun ini adalah membalap dengan Motor yang sama setupnya.

Fabio Quartararo ada dalam banyak perkiraan untuk ambil seat factory di 2021 nanti. Apakah kamu pikir ia menjadi ancaman terbesarmu?

Jujur saya belum memikirkan 2021. Yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana mengakhiri musim ini dan Musim depan (2020). Menurut saya tahun depan kami akan memiliki kesempatan lebih besar dengan Yamaha. Kami harus bekerja dengan cara yang benar di Musim dingin ini dan di Pra-musim. Lalu kami harus memulai Musim depan dengan Level Maksimum untuk memperjuangkan kemenangan semenjak Balapan pertama. Itu targetnya, Itu pekerjaan kami : membuat motor yang bagus selama Pra-musim.

Market pembalap akan bergerak sebentar lagi, mungkin lebih awal. ini artinya berfikir 2021 di awal 2020. Menurutmu ini terlalu cepat nggak ? Apa yang menjadi perhatian utamamu dalam mengambil keputusan? Apakah kamu berharap untuk tetap di Yamaha atau bisa kejadian kamu meninggalkan Yamaha?

Saya harus mengatakan bahwa saya merasa sangat baik di tim, jadi pada saat ini pemikiran saya terfokus ke musim 2020 karena saya merasa bahwa saya memiliki peluang yang sangat baik. Tujuan utama saya saat ini adalah mencoba membangun sebuah motor yang memungkinkan saya bertarung untuk balapan pada tahun 2020, tidak bergantung pada straight panjang, Straght pendek, hujan, tidak ada hujan … Saya ingin motor yang memungkinkan saya fight dari balapan pertama di Qatar .

Tentang pasar, jujur saya tidak khawatir dan saya tidak memikirkannya. Pada Beberapa Musim kisah market pembalap dimulai lebih awal, di musim lain hadir di akhir. Tergantung pada apa yang dilakukan kompetitor.

Apa Jenis peningkatan yang kamu harapkan dari Yamaha M1 Tahun 2020?

Saya tidak tahu, Sampai saya mencoba saya tidak bisa katakan apapun. Tentunya kami tahu titik lemah kami di Top Speed dan Slow Corner. kami harus buat peningkatan di sana. Namun sebenarnya motor saay ini pun tidka etrllau buruk. Saya sesungguhnya cukup senang dengan hasil yang kami peroleh. namun seperti saya katakan, untuk bisa memperjuangkan kemenangan di setiap seri kami harus melakukan langkan yang besar.

Jadi Kamu berharap ada peningkatan di Top Speed ?

Yanag saya mengharapkannya. Saya rasa yanaga Tahu dengan jelas kelemahan kami dan saya yakin mereka bekerja sangat keras

Saya Kepo, saya baca kamu telah Pindah ke Qatar. Kenapa ? itu terlihat sangat aneh

Well, pada saat ini sangat penting untuk mencari situasi terbaik untu diri saya sendiri

Maksudnya ?

Saya percaya bahwa pada titik ini saya harus ambil langah maju secara fisik dan mental. Saat selebrasi di GP Qatar pada awal musim (2019) saya melihat fasilitas di Akademi Motorsport Qatar dan saya takjub. Saya bicara dengan penanggung jawab fasilitas sirkuit dan mereka membuka pintu buat saya untuk menggunakan fasilitas tersebut kapanpun saya mau. Saya berfikir ini adalah kesempatan saya untuk bisa berlatih sepeda motor secara normal walaupun di Msuim dingin ketika di Eropa mayoritas kami berlatih di Dalam Ruangan, Jadi saya memutuskan Pindah ke Doha ketika Andorra Tertutup salju

Saya telah memperoleh semua terorganisasi dan saya bisa berlatih dengan pelatih di Qatar Motorsports Academy. Saya harus katakan bahwa ini sangat bagus. Juga disana ada pembalap sangat berpengalaman yang bisa membantumu. Kebanyakan dari mereka bekas pembalap GP, yang artinya mereka cepat dan saya butuh pembalap cepat untuk memberikan saya dorongan. Jika kami saling menyalip dan kami mengalahkan yang lainnya, kami tetap bersahabat dan tak punya masalah apa apa. Ini penting karena pada akhirnnya di Race GP kita lakukan Hal yang sama.

Maksudmu mereka mengajarimu? Ini terdengar aneh bagi saya, karena saya tidak mengenal mereka . .

Kita ini tidak sempurna. Kita harus meningkat hari demi hari. Di dunia ini kita harus selalu meningkatkan diri. Jadi buat saya berada di dalam Qatar Motorsports Academy artinya berarti peningkatkan, peningkatkan, peningkatkan … Setiap hari.Itu target saya

Kami juga berkerja dengan Aspire. Aspire adalah Akademi Latihan dengan Teknologi tinggi yang memiliki Fasilitas hebat dan para profesional dunia berkerja di sana. Menurut saya di sanalah saya bisa capai langkah lebih lanjut seperti yang telah saya beritahu di interview ini. Di kasus ini langkahnya secara fisik dan mental.

Dapatkah kamu berikan sedikit detail mengenai Akademi ini ( Aspire Academy) ?

Kami baru saja memulai membangun program pembalap sepedamotor. Saat ini mereka sedang menginvestigasi dalam pencarian cara berlatih yang pas untuk saya.

Di bagian mana dari mental kamu merasa telah meningkat?

Sekarang saya mampu tetap tenang ketika kita sedang melalui saat-saat sulit, misalnya. Jenis nasihat yang akan membantu meningkatkan hidup saya … Tidak hanya dalam kehidupan balap, juga dalam kehidupan pribadi.

Manuel Pecino

59 COMMENTS

  1. Sebener nya vina rada ngeluh top speed M1 nya kalah jauh sama rcv dan ducati, tapi kalo mau terang terangan protes takut dibuang yamaha soal nya simbah masih jadi pembalap prioritas utama tim pabrikan garputala

  2. Vinales tyt orgnya humble ya…tetap mau belajar dr pembalap non motoGP..

    Kayak Marc yg belajar meningkatkan skill dr pembalap2 motocross, di awal karier motogp bahkan sering berlatih n race brg mereka di super prestigio..so, skillnya makin melesat.

  3. Ane rasa Vinales juga diplot sebagai brand ambassador aspire tersebut biar makin terkenal,jadi kalo Vinales minta apapun buat latihan disana,pagi minta sorenya datang,kayak gak tau aja itu negeri para sultan ??

  4. Selama masih ada Simbah di Yamaha akan susah Yamaha utk juara lagi.
    Rider2 top Yamaha pilih hengkang karena Yamaha lebih milih Simbah yg udah ga berprestasi lagi.

    • @Tapi: yup.. sayang bgt Lorenzo jd terpksa pindah krn Yamaha mengutamakan pembalap yg cm bs finish di podiom krn kendala fisik (usia). Mmg sih butuh sponsor tp jd ga kompetitif gini jg ga bgs bwt popularitas tim. Hny Lorenzo yg sempat menginjakkan kaki jd juara dunia di saat era alien si Mark. Andai Lorenzo yg msh di Yamaha (duet dgn Vinales) mgmn Yamaha msh bs ckup kompetitif utk menyaingi Mark krn Lorenzo bgs dlm pengembangan mtr yg “mudah” dikendarai smua pembalap Yamaha.

      Trus andai 2021 Yamaha menduetkan Vinales n Quartararo, ya saat itu mgkn Lorenzo br pindah ke Ducati lalu pensiun setelah minimal 4 musim di sana.

      Masalahnya hdp ini kurg bgs berbahasa andai andai krn akan kena serbuan bully wkwkwk

      • Tapi menurutku meskipun Rossi hengkang dr Y Monster masih ttp jd sponsor, beda dengan Fiat, Fiat Murni jadi sponsor karena ada Rossi (Itali), tp Monster itu juga ada DNA sport sendiri lo. Tp jika Petronas jd sponsor juga bagus mungkin bisa menjadi jembatan teknologi dr F1 (Petronas team Mersi)

    • kalo perbandingan nya 2018, jelas meningkat. kalo pembanding nya 2017. masih bagus 2017.
      yang ckup menarik adalah statement ini:
      “Ini artinya saya semakin terbiasa dengan motor” masa adaptasi nya ke ganggu mulu sama percobaan part baru yang hasil nya jg belum tentu lebih baik. ga herman rebutan jd ujung tombak pengembangan ya. cmiiw

  5. Kok gak latihan bareng Dovi aja kaya murid2 vr46 yg banyak pindah ke Dovi,kan klo beneran pindah kesono udah akrab gitu sama teammate ?

  6. “Tidak hanya dalam kehidupan balap, juga dalam kehidupan pribadi” gw langsung paham dia pasti banyak diajari filosofi Islam. Mungkin beberapa tahun lagi dia bakalan jadi Muslim.

  7. Gak usah panjang lebar, pembalap berhak pilih part mana yang dia suka dan dia mau, asal ada impact ke hasil race. Lah di 2017 aja si tua bangka malah ganti ke sasis warisan Lorenzo. Apa gak diamuk Yamaha? Kagak, malah enjiner2nya yang kudu sujud minta maap. Begitu dateng Quartararo baru ketauan masalah sebenarnya ya si tua yang trrnyata parasit. Dia memang legend, tapi 15 tahun lalu

  8. Fix cocok pindah Repsol Honda
    menurut saya 🙂
    Teguh pada base setup, bisa menyesuaikan dg sirkuitnya.
    RC 213V bangett.

  9. Kl melihat filosofi yahaha dgn tidak merubah motor secara radikal seharusnya masih berada di barisan depan dgn warisan setup dasar dari hohe
    Hanya masukan dari si mbah yg membuat agak kacau setup dasar dari motor, bagaimana pun umur mempengaruhi sensor motorik pada tubuh yg semakin menua
    Untung nya ada f1/4 fi satelit dgn menggunakan motor tahun sebelumnya mampu membuka mata bahwa motor yahaha tidak bermasalah dalam arti variabel yg mempengaruhi bukan dari variabel yg jadi masukkan si mbah terutama ban dll
    Aku seneng kl vinales dah punya setup dasar dgn motor tanpa part baru ini akan meningkat kan rapat nya persaingan di race
    Sayang nya ducati malah mengalami sedikit penurunan pada konsistensi pembalapnya dan terlalu banyak merubah winglet…
    Suzuki masih belum konsisten juga

    CMIIW

  10. kuncinya adalah keputusan vr46 di 2021 apakah pensiun atau lanjut di team factory
    vinales anteng karena dia sudah membuktikan dia pembalap terkuat di yamaha
    jdi bola panasnya ada di yamaha

  11. Apakah mungkin kalo laboratorium berjalannya yamaha bukan dari tim satelit, melainkan si rossi sendiri?? Karena rossi sering meminta yamaha agar masalah top speed dan spin ban belakang bisa di selesaikan tapi vinales , f1/4 & morbi malah gak keliatan komplain sama sekali. Bahkan rossi meminta part baru buat M1 nya dan vinales malah gak mau pake part baru.

    • Nah ini… perlu diperjelas
      Lab berjalan yg seperti apa
      Apakah seperti carl (dulu… gak tau sekarang) yg test part baru
      Atw seperti marc vds jaman miller n tito rabat yg dapet motor terbaru agar lebih banyak data yang diperoleh krn waktu itu mesin banyak yg berubah

      Imho sepertinya srt lebih berperan spt yg nomor 2
      Krn sempat ada kabar bahwa rider m1 lain berusaha duplikasi set up fabio walaupun ujung2nya gak berhasil krn gaya balap yg berbeda
      Ktm sepertinya juga lebih ke no 2
      Kalo duc ati malah bukan dua2nya

    • Rossi stylenya beda dgn Maverick. Setelah Fabio masuk dan menkonfirmasi membaiknya development Yama-ha, masukan Rossi udah ga jadi prioritas Yama-ha dalam development. Sudah terlihat.

      Efeknya, Rossi dan Morbidelli yang kesulitan berkembang. Belakangan keduanya mulai naik. Tapi tidak secemerlang Vinales.

      Top speed request semua rider, spinning udah jauh berkurang. Yang jadi problemnya Rossi belakangan itu kurangnya grip dgn tyre degradation.

      Karena masalah itu, Rossi minta part baru. Karena dengan part lama Vinales dan Fabio sering podium, Rossi balik kucing.

      Team Petronas dan Tech3 dulu juga bukan lab berjalan Yama-ha. Mereka tinggal pakai yg sudah diuji rider factory.

      Itu sebabnya Zarco kata Pit Beirer gamang nentuin arah development KTM. Karena dulu dia mikir setting race doang.

  12. “Sekarang saya mampu tetap tenang ketika kita sedang melalui saat-saat sulit, misalnya. Jenis nasihat yang akan meningkatkan hidup saya … Tidak hanya dalam kehidupan balap, juga dalam kehidupan pribadi”

    Jadi sering dengar adzan kan, makanya tenang… Syukur2 ikutan sholat juga..

  13. yg jd catatan jg. ada penurunan performa 04 sama ducita tahun ini. walau masih posisi 2 tp raihan podium nya turun

  14. Di PI tahun lalu, Vinales sempat p20 terus P1.

    Koreksi kalo gw salah, tapi seingat gw saat pertama kali dia menang pake Suzuki, startnya bagus kok.

  15. Yang menang tahun ini Marc, Dovi, Vinales, Rins, Petrucci. Selain Marc (berkali-kali) dan sekali Petrucci, Dovi, Rins, Vinales menang 2x.

    Slot rider di MotoGP ada banyak.

    Seapes-apesnya Vinales, dia pasti diterima kembali di Suzuki. Ngapain pusing,… Suzuki tahun ini lebih baik dari Yama-ha kok.

  16. Jatuh saat fight di race yg memang mendukung itu bukti jiwa ngotot ingin menang. Rider harus ada jiwa itu. Kalo cuma ngejar point ga maksa menang ya kurang seru sih.

  17. menurut saya, dewasa itu bukan layaknya hitam dan putih
    menjadi dewasa bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan lagi
    ada yang bilang balapan itu antara ego dan batas diri
    wajar jika sesekali terjatuh karena berusaha mendorong batas diri, tapi ambil pelajaran dari situ
    jika terus memaksa dan tidak ada pelajaran yang diambil
    seperti kata CS27 “your ambition overweight your talent”

    dari situ jika mau ambil kesimpulan bahwa MV12 belum dewasa, saya tidak setuju
    saya tidak tahu persis detail yang terjadi di PI
    tapi ada wawancara, MV12 bilang “menang atau tidak sama sekali”
    nah menurut saya ini yang bukan bentuk kedewasaan sama sekali
    setuju jika seorang pembalap harus memiliki jiwa untuk menang
    tapi jika kalah pertempuran tetapi menang perang bukan hal yang buruk kan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version