Home MotoGP Honda RC213V 2020 . . Balik Ke Forward Rotating Crankshaft ?

Honda RC213V 2020 . . Balik Ke Forward Rotating Crankshaft ?

152

TMCBLOG.com – Ada video menarik yang di share oleh time line MotoGP yakni ketika Stefan Bradl membawa Honda RC213V MY2020 pada sesi test hari pertama . . . Mimin dari akun Twitter official MotoGP tersebut mencoba mengajak pemirsa melihat apa saja hal yang baru di Honda RC213V yang dipakai oleh Bradl dan berkemungkinan merupakan versi 2020 dari RC213V . . . Dan sontak saja dari sudut pandang TMCBlog terlihat memang arah putaran dari kopling kering terlihat sama dengan arah putar dari roda  . . . Apakah ini berarti Honda kembali mengubah Honda RC213V menjadi Forward Rotating Crankshaft ?

Yap memang dari bentuk fisik Motor yang diteat Bradl terlihat ada perbedaan di bagian front cowl depan yabg sedikit lebih ‘cabi’  dan sedikit perbedaan di bagian lubang ventilasi udara side fairing. Bradl juga mengetest swing-arm ala Marc Marquez lengkap dengan Air Funnel yang berfungsi untuk mendinginkan kaliper rem belakang  . .

Selain itu baik Bradl, Marc Marquez maupun Cal Crutchlow juga diberikan kesempatan mencoba sasis baru. Yang menarik dari pembahasan sasis ini adalah Honda tidak memberikan penguatan apapun pada sasis baru tersebut. Murni alumunium tanpa di kasih perlakuan ‘wraping’ carbon apapun. Yes ini logis, Honda mau mencoba dan mencari data mulai dari bentuk standar ‘OEM’ -nya dulu, jika sudah full data, baru mungkin beralih ke tweak sana sini untuk memvariasikan rigiditas baik longitudinal, latteral ataupun yang lain.

Selain itu Cal Crutchlow di Mid-day juga sempat mencoba fairing dengan aero winglet berbeda di bagian depan, aero part ini kembali menyerupai desain hammer-head yang pernah juga dicoba HRC tahun tahun sebelumnya  . . Namun ini semua adalah penampakan fisik . . Kita balik lagi ke masalah Forward Rotating Crankshaft saja ya . .

Jujur TMCBlog baru mudeng kalo Honda RC213V pakai jenis putaran kopling kering seperti ini lagi, apakah semenjak 2019 sudah pakai model ini ? . .. Namun apakah ini berarti RC213V 2020 kembali ke Forward Rotating Crankshaft ? Bisa ya, bisa juga nggak karena mungkin ada sistem transmisi Gear antara putaran crankshaft ke putaran dari kopling kering. Namun sembari menunggu penjelasan lebih jelasnya, kita anggap dulu saja itu adalah FRC ( Forward Rotating Crankshaft )

Seperti kita ketahui bahwa awalnya Honda RC211V, RC212V dan versi awal RC213V putaran kruk as yang dipakai memang forward rotating crankshaft. Namun saat Dorna memutuskan penggunaan ECU dan unified software dari Magneti Marelli, banyak pabrikan yang kojel-kojel , termasuk Honda/HRC . . Coba setahun dua tahun, akhirnya pabrikan sayap kepak ini menyerah  . . Mereka mencoba mengatur strategi baru . . Gak apa-apa ngalah, mundur sedikit untuk maju. Tho semua pengebirian ini dialami juga oleh semua pabrikan, semua suffer ( atau minimal pura-pura suffer biar nggak ketahuan kalau sebelumnya sudah biasa pakai Magneti Marelli ).

Tecatat Honda dua kali ‘ngalah’  . . Step pertama mereka menurunkan level ‘keberingasan’ RC213V mereka dengan cara mengubah putaran kruk as dari forward (searah depan putaran maju roda) ke putaran backward (berlawanan dengan arah putar maju roda). Untuk mesin motor dengan sistem Forward Rotating Crankshaft, maka efek giroskopik yang dihasilkan motor saat berputar akan ‘ketambahan’ efek giroskopik akibat putaran crankshaft . .  Atau dalam arti kata, Forward Rotating Crankshaft akan membuat efek giroskopik semakin besar

Dengan Backward Rotating Crankshaft (BRC) kestabilan motor saat memasuki tikungan akan berkurang . . Ini punya efek positif dan negatif . . . Efek negatifnya, kestabilan saat melaju straight berkurang, namun efek positifnya motor akan lebih mudah ditekuk untuk masuk tikungan, atau dalam artian motor akan punya potensi lebih cepat di tikungan. Dan ini mungkin salah satu alasan kenapa Marc Marquez sempat mengubah gaya ridingnya menjadi Bergaya riding Rider Yamaha. Dengan Backward rotating Crankshaft, maka mesin V-4 Honda RC213V 2016-2019 memiliki less gyroscoppic effect dibandingkan RC213V tahun 2015  dan sepertinya ini juga salah satu solusi dan resep HRC untuk mengurang keliaran motor secara umum baik saat nikung maupun saat akselerasi sampai dengan musim 2019.

Setelah Backward Rotating Crankshaft, step kedua Honda menambahkan lagi dengan kembali ke teknologi firing order dimana mereka menemukannya di masa/era 500 cc dua tak yakni Big Bang. Kenapa HRC pilih BRC dan Big Bang ? Dua jawaban, agar RC213V lebih mudah dikendalikan saat menikung dan karena ada tendensi pada sampai 2019 jumlah bahan bakar yang dipakai saat race malah bertambah.

FYI, saat era MotoGP 4-tak diperkenalkan pada tahun 2002 bahan bakar bisa dibawa sebanyak 26 liter. Lalu setelah musim 2002 berakhir, threshold maksimum bahan bakar menyusut ke 24 liter. Pada tahun 2007 menyusut lagi menjadi 21 Liter ketika kubikasi mesin turun ke 800 cc dan tahun 2015 seperti kita ketahui hanya 18 liter BBM yang boleh digendong.

Saat era pembatasan bahan bakar diperketat, Honda konsentrasi banget di sana dan ketika bahan bakar kembali dilonggarkan dengan ketambahan 4 liter lagi menjadi 22 liter di 2016 Honda melihat bahwa harga yang mereka bayar untuk bisa irit dengan membuat motor yang liar sepertinya sudah tidak worth lagi. Dan screamer dikembangkan salah satunya adalah untuk mengejar ‘irit’  . . TMCBlog kasih tanda apostrof untuk membedakan filosofi irit di RC213V dan Honda BeAT tentunya yes ? . . So nggak perlu lagi firing order Screamer, wong bensin udah ditambah jadi 22 liter, maka langsung saja di 2017 Honda resmi pakai Big Bang. Kombinasi Backward Rotating Crankshaft dan Big Bang disinyalir dipakai sebagai basis setup sampai terakhir RC213V spesifikasi 2019.

Kombinasi mesin ini terbukti digjaya, hasil paling mutakhir adalah kegemilangan Marc Marquez sepanjang musim 2019 dengan 12 kali kemenangan, plus 6 kali runner-up, itupun tidak dihitung DNF Marc di Austin yang dikarenakan masalah teknis terjadi saat Marc memimpin 4 kebon detik di depan yang lainnya. . . Namun gemilang hanya di Marc Marquez dan ada indikasi mayoritas pembalap Honda sangat struggle di mulut tikungan ( saat mau masuk tikungan) , godek godek . . HRC butuh RC213V stabil buat semua pembalapnya ketika akan diajak nikung, bukan vuma buat Marc Marquez dan salah satunya sinyalemen tmcblog adalah dengan aplikasikan kembali FRC ( Forward Rotating Crankshaft ). Yang jadi pertanyaan adalah apakah mesin V4 RC213V juga ikut pindah ke screamer di 2020? Hmmm masih nggak tahu deh apakah HRC berani gambling dengan mengubah besar-besaran kayak gitu.

Patut dicatat bahwa yang dilakukan saat test Pra-musim belum tentu merupakan paket yang akan dipakai saat musim 2020 berjalan nanti. Tetapi minimal kita bisa membaca seperti apa jalan pikiran HRC/Honda berkaitan dengan pemilihan karakter mesin Honda RC213V untuk musim 2020 ini. Apakah ini yang dimaksud Teko Yokoyama ataupun Alberto Puig dengan mengembalikan apa yang ‘hilang’ dari RC213V lama ? Tambah mudah dikendalikan, atau berupaya biar jadi tambah kencang ?

Taufik of BuitenZorg

152 COMMENTS

    • honda fokus pada mesin
      yamaha fokus pada chasis
      ducati fokus pada fairing

      honda, hanya mm93 yg bisa menang
      yamaha, smua rider yamaha bisa didepan tp tidak cukup lawan mm93
      ducati, butuh rider sekelas stoner untuk menang

      JL99 bilang “gw pensiun, tp never say never”
      prediksi ane JL99 lagi mantau untuk 2021, apakah mungkin balik ke ducati or yamaha

    • HRC lebih tau apa yg mereka harus putuskan, dan dibuktikan dengan hasil 2019,

      HRC SELALU DIDEPAN YG LAIN CUMAN BISA NGIKUTIN

      ???

    • What we see is what we get, wak..

      Forward rotating kemungkinan besar karena kita udah liat juga itu. Apabila dikombinasiin ama screamer is OK.

      Bahkan mungkin itu jadi concern mereka jg karena ADA MASALAH batuk-batuk karena kehabisan bensin (Marc Marquez). Yg paling saya ingat ketika motor Marc di bantu dorong ama Vinales. Ternyata diem-dieman nya mereka berdua selama ini hanya karena gak ada yg mau inisiasi (untuk nyapa) aja kali ya wkwkwkwk

      • @gpman vitales coba bantu markes karena menang dan mengharapkan dapat kontrak serta paket real motor juara di hrc pada sili seson 2021

  1. HRC berusaha menjadikan RC213V lebih friendly untuk semua rider HRC maupun LCR, tanpa mengurangi positiv progres di straight panjang dan lincah saat memasuki dan keluar tikungan.

  2. Selalu menarik klo mbahas pabrikan ini, ga banyak cingcong tp menarik buat ditunggu innovasi2nya,, ga kaya duc duc, ”kalahkan kami di trek, missionnowin eh winnow”..wkwk

      • Plus holesh!t device, sendok swingarm (yg katanya untuk mendinginkan tapi teteup ada efek aerodinamis), cover roda juga itu wkwk
        Tahun depan holesh!t device nya depan-belakang sekalian.. biar kalo gagal unlock jadi kuntet itu motor ?

  3. semoga biar paham yg di sini apa yg di maksud motor yang nyaman atau friendly untuk motor balap, beda dengan motor nyaman untuk harian

  4. Kalau komen jangan ngarang..
    Puig ga pernah bilang motor mau di bikin senyaman mungkin,yg puig bilang ingin mengembalikan sesuatu yang hilang…

  5. G kebalik, justru Backward rotating yang bikin nyaman nikung. “When an engine runs forward (like most streetbikes) its crankshaft rotates the same way as the wheels, thus adding to the gyro effect, which makes it more difficult to turn into a corner or change direction”.

    Bahkan Marquez sendiri bilang setelah RC213V menerapkan Backward rotating crankshaft di musim 2016 dia harus merubah riding stylenya menjadi “Lebih Yamaha” -taking a longer racing line to maintain the speed.

    BTW, tujuan utama big bang bukan biar lebih nyaman di tikungan, tapi to ease off the power delivery, therefore less rear tyre spin and more traction since there’s a delay. Dengan big bang timing, yg dikejar bukan corner speed, tapi traction saat corner exit……………….

    • Bentar, tadi situ bilang “forward rotating crankshaft juga supaya nyaman di tikungan”, jadi yang bener yang mana?

      Masalah stability, memang sebesar apa sih perbedaan stabilitas mesin FRC dengan BRC saat digenjot. AFAIK, BRC saat ini menjadi pilihan bukan karena bikin mesin g stabil, tapi karena efek gyro bisa dikurangi, hence less momentum, sehingga lebih mudah mengubah arah motor. Beda dengan FRC yang more momentum akibat gyro effect dari crankshaft, sehingga untuk mengubah arah motor menjadi lebih susah (kaya lagi jalan kaki, mau belok tapi kemudian didorong dari belakang oleh orang lain).

      Jadi, pilihan antara FRC-BRC bukan untuk mengejar stabilitas di track lurus atau di tikungan, karena itu bukan tujuan utama. Stability di mesin FRC lebih pada efek samping karena arah putaran crankshaft searah dengan ban. Bagaimana stabaility dengan mesin BRC, apakah kemudian dengan menerapkan BRC, maka motor jadi godek-godek g jelas saat di straight, g juga kan. Motor tetap lurus, cuman karena putaran crankshaftnya berlawan arah dari putaran motor, y otomatis crankshaft memberikan efek gyro negatif, sehingga less momentum (kaya lagi lari, tapi di belakang ada yang megangin). Pilihan FRC-BRC lebih pada mau mengejar keunggulan di mana, apakah keunggulan di straight atau di tikungan. Seperti halnya membangun motor, It’s all about compromise. Mau pakai BRC biar cepat di tikungan, tapi akibatnya less power, karena BRC butuh extra jackshaft untuk mengubah arah putaran biar ban belakang muternya bener -dan extra parts mean more energi transfer loss. Atau FRC yang more momentum saat straight, tapi akibatnya more energi needed to change the direction.

      BTW, ada masalah dengan motor nyaman?

  6. Bukankah menurut engineer kelas kakap disini backward rotating cr akan menghasilkan downfoz yg tidak bisa dijelaskan dengan ilmu fisika???
    Berarti dengan dikembalikannya frc motor malah akan melayang
    Wah..wah saya harap ada seseorang yg kasih tau hal ini ke hrc,,sy sebagai fbh merasa kuatir kalo hrc ambil jalan yg keliru wak!!

  7. Kan udah mulai boros,sering abis bensin setelah garis finish tuh,moga aja balik ke screamer juga biar lbih irit

    Lebih suka suara lengkingan screamer,mantap kayak mak lampir ??
    Suara Motor MotoGP era modern udah mulai sama semua graang grooong graang grooong… gak asik

    • Kehabisan bensin setelah garis finish ya sudah gak jadi masalah dan wajar karena memang sudah dibitung matang² team markues.
      Nah yg jadi masalah itu bensin habis sebelum garis finish kayak si jarwo pas masih di yahaha dulu, akhirnya motor di dorong sampe garis finish biar dapat point

  8. Eiscell memang bebal banget dah dari dulu. Penguasaan bahasa lemah, literasi rendah, menangkap informasi susah. Sudah dijelaskan gamblang oleh mentega jg percuma saja. Jujur gw tadinya jg ga paham, tp baca komen mentega akhirnya gw jd mikir sendiri dan jadinya paham.

  9. bukan nya FRC malah bikin motor susah di tekuk wak, (keluhan yang di rasakan semua pembalap honda yg pake rc213v 2019)? apa karena mereka sudah PD jg dengan ECU MM makanya mereka PD jg balikin FRC dan mungkin ke depan balikin screamer ke RC213V. cmiiw

    btw blm ada statement ya dari 3 pembalap yang pake rcv My2020 selain marc.

    • fokus ane ga di situ, yg jadi pertanyaan justru kalo keluhan motor 2019 aja susah belok(entry corner, karena more power, speed and aceleration) dan hampir semua pembalap komplen. knp honda malah balikin FRC yang notabene harusnya makin susah belok dong? apa karena mereka sudah nemu racikan chasis dan elektronik yang mumpuni atau emang karena mereka pede karena punya marc?

    • kalo suka liat dari komen vinales, engine brake emang punya peran besar. karena dlu dlu vinales selalu ngeluh motor nyelonong dan seneng banget ketika engine brake balik di motor 2019, secara detail harusnya ga beda jauh sama teknologi traction control yg secara umum bekerja seperti ini “Ketika ada roda yang mengalami slip/spin ini, ECU akan membatasi keluaran tenaga mesin.yang pasti punya motogp ECU nya udh lebih advance
      “.cmiiw

    • Bukankah dgn brc MM jg msh hrs stoopy sambil belokin pantat sebelum masuk tikungan, nah klo pke frc bukannya malah makin liar ya.

      • se brc brc nya motor v engine yang ga punya kelebihan belok, sefriendly friendly nya saat ini v engine ya rcv my 2018 atau duc duc (syarat dan ketentuan berlaku).
        kalo marc lakuin itu karena dy need bukan want (jiwa champion nya meronta ronta kalo ga bisa menang). ingat pake MY2019 dy bisa rebah se rebah rebah nya karena need bukan want

        makanya ane herman pake MY 2019 marc di tikungan malah makin ajib.

        cmiiw

        • ALIEN PEMBALAPNYA, ALIEN MOTORNYA

          NGEEERRRRIIII

          ???

          (Mode caplock jeboll)

    • Dulu jaman hodna masih screamer dan FRC motor bisa diJINAKkan dg ecu INHOUSE.
      Nah mungkin insinyur PETRUK penemu ecu pirelli? eh maksud saya insinyur hrc sudah menemukan RACIKAN jitu yg pas mirip ecu INHOUSE makanya sekarang berani balikin mesin ke screamer dan frc

    • Dengan Backward Rotating Crankshaft (BRC) kestabilan motor akan berkurang . . Ini punya efek positif dan negatif . . . Efek negatifnya, kestabilan saat melaju straight berkurang, namun efek positifnya motor akan lebih mudah ditekuk untuk masuk tikungan,
      (Wak haji bilang mudah ditekuk untuk masuk tikungan gak ada bilang stabil saat ditikungan)

      HRC butuh RC213V stabil ketika diajak nikung dan salah satunya adalah dengan aplikasikan kembali FRC ( Forward Rotating Crankshaft )
      (Wak haji bilang stabil ketika diajak nikung atau tikungan bukan mudah ditekuk untuk masuk tikungan)

      Maaf kalo sekira nya saya salah jangan di bully

  10. Bung AIM-1N tolong jgn komen yg berbobot pada minyak beku aka enjiner muda dan rider, g bakal diterima, cz dia kan yg paling pinter ??

  11. Menurut sy jangka pendek cukup ringankan bandul lagi biar power fan akselerasi naik. Biarkan ahli ecu baru yg fix. Nah kyknya tes kemarin power apa ada peningkatan? Topspeed apa bisa setara. Qta blm liat datanya seh. Wait n see

  12. Membaca dulu itu wajib, tapi memahami itu lebih penting.

    Kalo tidak terlalu mengerti mending diem, diatas langit masih ad langit, dapet pengetahuan dr mmbaca doank aj, lganya udh kya Professor komennya,,

    Budayakan memahami coy bukan membaca

    ???

  13. Dengan Backward Rotating Crankshaft (BRC) kestabilan motor akan berkurang . . Ini punya efek positif dan negatif . . . Efek negatifnya, kestabilan saat melaju straight berkurang, namun efek positifnya motor akan lebih mudah ditekuk untuk masuk tikungan, atau dalam artian motor akan punya potensi lebih cepat di tikungan.

    HRC butuh RC213V stabil ketika diajak nikung dan salah satunya adalah dengan aplikasikan kembali FRC ( Forward Rotating Crankshaft ).

    Kata2nya kontradiktif. Jadi yg bikin motor mudah buat nikung pakai brc apa frc?

    Tapi apalah saya, cuma res2an kerupung kalengan.

    • Yes, perlu diklarifikasi sih.

      Logika saya frc stabil di straight, susah ditekuk, brc kurang stabil di straight, gampang ditekuk

      • kalo semua variabel sama, brc lebih mudah masuk tikungan, tapi honda perlu nambah power overall biar bisa bagus di trak lurusk dan ini mengurangi kestabilan motor, kare brc punya parasitic loss lebih tinggi karena harus nambah gear biar motornya ga jalan mundurkestabilan bukan satu-satunya aspek kecepatan mid corner,

        yamaha cepat di mid corner karena traksinya lebih bagus daripada honda dan ducati, yamaha bisa membuka gas lebih besar tanpa kehilangan traksi, power besar bagus, tapi ga ada gunanya kalo ga bisa digunakan di aspal

      • Dengan Backward Rotating Crankshaft (BRC) kestabilan motor akan berkurang . . Ini punya efek positif dan negatif . . . Efek negatifnya, kestabilan saat melaju straight berkurang, namun efek positifnya motor akan lebih mudah ditekuk untuk masuk tikungan,
        (Wak haji bilang mudah ditekuk untuk masuk tikungan gak ada bilang stabil saat ditikungan)

        HRC butuh RC213V stabil ketika diajak nikung dan salah satunya adalah dengan aplikasikan kembali FRC ( Forward Rotating Crankshaft )
        (Wak haji bilang stabil ketika diajak nikung atau ditikungan bukan mudah ditekuk untuk masuk tikungan)

        Maaf kalo sekira nya saya salah jangan di bully

    • jka semua variabel sama, backward rotating camshaft lebih memudahkan nikung karena berkurangnya gaya gyroscopic, pengorbanannya parasitic lossnya(tenaga yang berkurang karena gaya gesek,inertia dan massa) semakin tinggi karena harus nambah gear lagi biar motornya jalannya maju,

      tahun ini honda mencoba menutupi kekurangan backward rotating crank dengan menambah power melalui air ram(yg kita tahu) dan ubahan2 mesin confidential lainnya, power besar itu bagus, tapi ga ada gunanya kalo ga ada traksi agar power tersebut bisa berguna di aspal, itulah kenapa yamaha m1 selalu unggul di mid corner dibanding ducati dan honda, mereka bisa memanfaatkan hampir 100% power mesinnya saat di mid corner karena powernya cukup dan tidak terlalu besar sehingga tidak menyebabkan hilangnya traksi di ban belakang, masalahnya penambahan power dengan air ram tadi akan membuat tenaga liar di segala jenjang rpm tanpa terkecuali,

      terus kenapa screamer lagi ? hanya honda yang tau, mungkin honda, firasat saya honda sudah mulai menguasai magneti marelli, sekarang honda sudah tidak perlu lagi menambah power dengan cara yang sama dengan 2019, parasitic loss bisa dihilangkan dengan pake forward rotating, sehingga power overall bisa dikurangi sehingga tidak liar lagi di mid corner

      itu cuma simplifikasi sebagai orang awam, tentu aslinya 10000x lebih rumit dari ini

    • Maaf kalo sekira nya saya salah jangan di bully

      Dengan Backward Rotating Crankshaft (BRC) kestabilan motor akan berkurang . . Ini punya efek positif dan negatif . . . Efek negatifnya, kestabilan saat melaju straight berkurang, namun efek positifnya motor akan lebih mudah ditekuk untuk masuk tikungan,
      (Wak haji bilang mudah ditekuk untuk masuk tikungan gak ada bilang stabil saat ditikungan)

      HRC butuh RC213V stabil ketika diajak nikung dan salah satunya adalah dengan aplikasikan kembali FRC ( Forward Rotating Crankshaft )
      (Wak haji bilang stabil ketika diajak nikung atau ditikungan bukan mudah ditekuk untuk masuk tikungan)

      • nah kontradiktif nggak dengan keluhan para pembalap nya? jorge selalu bilang RCV MY2019 punya masalah di corner entry(masuk tikungan yang notabene ini adalah awal motor siap belok. bukan udh masuk di tikungan) dan ada beberapa statement yang punya keluhan yang sama (marc, CC, JL). bahkan 2018 marc udh bilang mesin ckup tgl kembangkan chasis eh 2019 awal more power and more acceleration. ini kasus nya mirip, yang di keluhin apa yang di benahin apa? masuk nggak logik nya. dari sini ane menganalisa ada kemungkinan HRC sudah mampu menguasai ECU MM dan punya chasis yg bagus. atau ada tujuan khusus seperti awal tahun 2019 karena mereka merasa gw masih punya marc. cmiiw

    • corner entry bagus faktor yang mempengaruhi, pengereman/engine brake, sasis, dan wheel base, emang bener BRC lebih bagus saat corner entry, tapi BRC juga bisa bisa bagus kok di mid corner, asal dia bisa menggunakan powernya tanpa kehilangan traksi, toh buktinya Yamaha m1 juga backward rotating tapi bagus kan di mid corner ?
      engine bukan 1-1nyya penentu, sasis, dan suspensi menurut saya punya kontribusi 65% dalam hal ini

  14. Tugas pabrikan lain itu cuma 2
    Mencari alien baru selain king (marq) dan mengkombinasikannya dg paket yang cocok ,udah itu aja

    Krn mau ndkmau ,suka ndk suka ,emng skrng era ny marq ,mau apapun ,gimanapun itu patokannya ttp d marq + motornya yang sangat cocok

  15. Oalah ane paham skrng knp ane dituduh akun kloning ,ternyata +62 ciri”ny bang mentega toh ,pantesan Nick wajah g*** langsung sewot ,wkwk

    Udh bang damai aja ah jgn ribut Mulu antar komentator ,boleh sih tp jgn SMP saling hina bang ,sekedar saran

  16. Bukan nya kalo arh kopling se arah putaran ban aka maju yang berarti arah putar kruk as bener brc wak? Bukannya selalu arah putar kopling emang berlawanan dengan arah putar kruk as? Koreksi kalo saya salah wak.

    • Tidak masalah dgn artikel
      Ini masalahnya ada yg bilang “frc supaya nyaman ditikungan”
      Inget kata2nya “nyaman” sedangkan di artikel lebih menggunakan kata2 “stabil” dan “mudah”
      Dr bro aimin menyanggah dan mneyatakan kalo brc lebih nyaman, frc “more difficult to turn into corner”
      Merujuk juga pd salah satu editor warung
      “Konteks nyaman d bidang balap gak perlu effort berlebihan ketika dikendarai”

      Semoga meluruskan

      • Siap bro makasih koreksinya.

        masuk tikungan berarti ‘corner entry’ kan ya dan
        saat ditikungan berarti ‘mid corner’ ya.

        Berarti klo FRC lebih stabil corner entry tapi harus ngorbanin Mid corner. Begitu kan bro genesis?

      • Gak juga… ente kejauhan
        Cuma masalah mana yg lebih nyaman ditikungan.

        Kalo yg ente sebutin itu mungkin kasus antara mentega vs eiscell
        Kalo kasus itu, gw punya pandangan lain

  17. *Saya mau ngomentarin artikel utamanya malah sampe lupa

    “Honda RC213V 2020 . . Balik Ke Forward Rotating Crankshaft ?”
    ————————————
    IMO, terlalu awal juga kl mau bilang Honda mau balik pk FRC (wlpupn arah ke sana sepertinya juga masuk akal). AFAIK, dengan adanya regulasi engine freeze, pabrikan pasti berusaha mengoptimalkan sesi tes akhir tahun, wlpun situasinya jauh dari kondisi ideal dan kemungkinan malah bisa GIGO. Dan sepertinya langkah itu juga yg diambil oleh HRC di sesi tes Valencia dengan mencoba berbagai konfigurasi mesin (salah satunya FRC), apalagi filosofi HRC dalam mengembangkan motor selalu chassis around the engine. Bisa jadi untuk MY2020, RC213V menggunakan mesin dengan konfigurasi FRC, bisa jadi juga g (tergantung hasil tes yang dilakukan saat ini).

    Kl saya sebenernya lebih ke rasa penasaran, kenapa HRC mencoba konfigurasi FRC mengingat problem utama RC213V MY2019 (yang masih BRC) yang banyak dikeluhkan adalah kelemahan front end feel, dan more physical untuk bermanuver (mknya cm yang fisiknya fit yang bisa mengoptimalkan motor tersebut).

    Bisa jadi yang disampaikan beberapa komentator di sini sudah cukup tepat (wlpun masih berupa terkaan juga). Bisa jadi dari sisi “crunching the number”, electronic engineer sudah cukup memahami konfigurasi engine mapping yang tepat untuk mengatur power delivery. Tapi saya sendiri mencoba menerka dari sisi lain. Kl kita melihat motor dengan hammer head aero yang diuji CC35 dan regulasi aero baru yang membatasi wing flex. Beberapa ada yang percaya kl winglet RC213V didesain mampu berubah bentuk saat memperoleh tekanan tertentu, sehingga dapat meminimalkan drag saat anti-wheelie tidak diperlukan lagi. Saat wing flex dibatasi, besar kemungkinan diperlukan dorongan ekstra dari mesin untuk mengurangi efek drag dari aero, dan solusinya adalah gunakan mesin dengan power delivery efisien. Dengan kondisi tersebut kemungkinan HRC melihat kalau mesin dengan konfigurasi FCR atau mesin dengan timing screamer bisa jadi solusi sekaligus dengan mapping pada ECU bisa menjadi solusi untuk mempertahankan keunggulan speed dan akselerasi yang sudah dimiliki di musim 2019.

    Tapi apakah ini konfigurasi final, saya sendiri masih meragukannya karena saat mencoba mesin tersebut di tes pertama, MM93 crash yang dia sendiri g tahu penyebabnya. Tapi kl sampai akhir sesi tes MM93 bilang “We have the positive also the negative, now we need to find the compromise”, besar kemungkinan konfigurasi mesin ini dipakai.

  18. “Whosoever holds this handlebar, if he be worthy, shall possess the power of RCV”.
    ———————-
    Pantes yg lain ngos-ngosan………….

  19. Fix eiscell memang ada kelainan. Coba psikotes atau tes iq cel, trus berobat. Yg lain aja semua paham knp lu ga paham sendiri n kojel2 sendiri wkwkw

  20. Diskusi yg baik lah bro.
    Sampaikan isi pemikiran tanpa harus merendahkan…
    Gw kagak mudeng brc frc, gw suka kalian debat, tp gw eneg klo ad yg debat dg saling merendahkan.

  21. ‘atau minimal pura-pura suffer biar nggak ketahuan kalau sebelumnya sudah biasa pakai Magneti Marelli’ WKWKWKWKWKWKWKWKW

  22. Wah ketemu…

    Gak tau dgn yg lain
    Tp jelas vs ane, ente yg mulai merendahkan n komen ente dihapus

    tmcblog.c o m/2018/12/10/rossi-karakter-yamaha-m1-2019-masih-sama-dengan-m1-2016/

    Sekedar nostalgia

  23. Skip @mentega
    @gelas kopi: iya bisa juga ada gir pembalik, coba mencerna2 dari silogisme yg muncul diatas mungkin kalau benar pke frc maka kemungkinan akan tetap pke big bang, cz emang fo big bang bisa ngeluarin tenaga yg lebih besar daripada screamer. Fo frc juga membantu dalam akselerasi dan capaian top speed. Ini berhubungan juga dengan pengereman yang mumpuni maka dibuat sistem pendinginan. Kita mungkin akan melihat super late brake dari mm lagi semacam th 2014 dan 2015. Balance yang mungkin menjadi pr HRC adalah bagaimana mendapatkan grip ban belakang yang hilang ditahun 2015. Mungkin benar jika kemungkinan HRC sudah mulai menemukan algoritma untuk ECU MM yang mendekati ECU inhouse mereka

    • “Ini berhubungan juga dengan pengereman yang mumpuni maka dibuat sistem pendinginan”
      ———————————————————

      Yang menarik adalah, saat tes Valencia kemarin sempat ada spyshoot kaliper yang dilengkapi sirip pendingin (dalam waktu dekat, bisa jadi ada kaliper yang “liquid cooled”)

      IMO, masalah tenaga mesin yang mana yang lebih besar, it’s debatable. Bisa jadi dengan paramater yang sama, kedua mesin bisa deliver HP dengan jumlah yang sama. Tapi yg jelas, mesin screamer deliver the torque continously, sehingga -dengan traksi yang lebih baik- bisa membuat motor berakselerasi lebih cepat. Masalahnya adalah, tanpa ada jeda dalam hal penyaluran torsi, -seperti halnya timing Big-bang- it’s upsetting the tyre, sehingga butuh banyak parameter setting untuk bisa mengoptimalkan power delivery dengan kemampuan traksi ban. Dan bener kata Oom Margondez, problem tersebut bisa diatasi dengan berbagai cara, salah satunya bisa melalui crunching the number dalam algoritma ECU, karena Doohan sendiri bilang saat HRC kembali menggunakan timing screamer di musim ’97, mesin tersebut tidak seagresif mesin ’91 (wlpun tetap lebih liar dibandingkan mesin Big Bang).

  24. Klo menurut penjelasan antara backward dan fordward crankshaft
    Saya rasa putaran mesin honda itu masih backward crankshaft
    Karena antara crankshaft dengan clutch house msh dihubungkan dengan gigi.
    Gigi primer drivegear yg nempel di crankshaft
    Dan gigi sekunder drivegear yg nempel di clutch house
    klo gigi primer drivegear yg nempel di crankshaft itu muternya backward brrti gigi sekunder yg nempel di clutch house psti muternya forward
    Jadi kesimpulan di video itu clutch house muter forward brrti di crankshaft muter backward
    -mohon koreksi jika salah-

  25. Dari top komen diatas, bisa disimpulkan pemikiran Ho’on ah gini

    1. Pake FRC, biar + stabil + long corner speed
    2. Mengakali efek – dari FRC dengan ECU yg mumpuni, pakai pengaturan Engine Brake baru
    3. Dan yg paling penting mengurangi power, biar + entry tikungan (menurut Lorenzo yg pake RCV 18 dgn power lbh rendah)

    Bisa jd, RCV 20 ini adalah RCV 18 dgn FRC

  26. Dari sekian banyak komen kalian, saya cuma kagum dengan @mentega…

    Menjelaskan dengan menghina orang lain, nggak nyadar semua orang malah meludah jijik sama dia.

    Karakter dan tipikal orangnya jelas, bukan orang yang punya etika.

    Orang macam kau ni @mentega, kalo di kami wong sumatera, la lamo kami karungi, buang kesungai musi…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version