TMCBLOG.com – Claudio Domenicali bangga terhadap brand yang ia pimpin, Ducati. Via GPOne Claudio berkata bahwa ada satu capaian yang tidak dicapai oleh pabrikan lain di musim MotoGP 2019 yakni menempatkan kedua pembalapnya di podium tertinggi. Seperti kita ketahui memang faktanya Ducati yang juara 3 kali di musim 2019 menempatkan 2 kali Andrea Doviziozo (Qatar dan Austria) dan 1 kali Danilo Petrucci (Mugello) sebagai juara seri.
“Tidak bisa dikatakan bahwa kami tidak berhasil. Adalah benar selalu ada kompetisi, namun saya juga mau mengundang semua orang untuk berkaca pada value dari partisipasi balap dari setiap merk. Adalah penting untuk menang, itu sudah tentu, namun menurut saya pabrikan yang selalu dan hanya menang dengan pembalap yang sama sementara pembalap keduanya yang menggunakan motor yang sama kesulitan untuk bisa berada di Top-10 adalah pabrikan yang tidak memperoleh banyak keuntungan dari value brand seperti layaknya Ducati.”
“Buat kami ini value yang penting, semua penggemar sepeda motor dapat beranggapan bahwa Ducati secara teknis mampu menciptakan teknologi yang kemudian bisa dibeli. Kami adalah satu satunya (brand) yang menang di 2019 dengan kedua pembalap. Sementara pabrikan lain yang memenangkan kejuaraan dunia memiliki kesulitan, bukan hanya di team factory-nya, tetapi juga di team satelitnya. Seorang penggemar yang penuh perhatian mungkin ragu menyatakan kekompetitifan ini ke motornya atau ke pembalapnya.”
“Saya lebih memilih finish di posisi dua namun bisa mendemonstrasikan bahwa pembalap kami bisa menang, dari pada menang berulang ulang dengan satu pembalap sementara pembalap lain bahkan sama sekali nggak bisa mendekat. Hal ini mendemonstrasikan bahwa performanya secara dramastis berkaitan dengan pembalap tertentu.”
Memang sih Claudio sama sekali tidak menyebutkan nama Honda dalam sebutannya, namun kalimat “juara berkali-kali” dan “hanya dengan satu pembalap” memang sangat berkaitan dengan Honda dan Marc Marquez. Entah bagaimana nih Alberto Puig kalo membaca ini. Lumayan menghangatkan atmosfir sebelum Sepang test sih ini.
Taufik of BuitenZorg
Wis biasa
Jek mangkel ae kyok’e… Tp klh karo Darmo sih, klh akut ?
Ducati bisa runner up juga karena oprex regulasi.
Dulu saat software, ECU masih inhouse bisa apa Ducati?
Paling bisanya meqek dan ngancem keluar dari motogp karena ga kompetitif…
Baru 3 kali jadi runner up aja udah sombong bener…
Nahh..
dia cuma mau bilang honda itu gak ada apa2 nya jika gak ada marq. bukan motornya yg hebat tapi pembalapnya yg hebat. beda dg ducati, motonya yg hebat. gue setuju. thats all
Yang 2 pembalapnya bisa berebutan world champ di era modern 4 tak cuma yamaha. Tetapi menurut gue menempatkan 2 pembalap di depan sangat sulit dilakukan sekarang karena level kompetisi antar pabrikan semakin tipis. Fokus satu pembalap agar bisa sedikit memperoleh keuntungan sangat penting. Apalagi kalau arah pengembangan kedua pembalapnya berbeda. Bahkan gue menilai keberhasilan yamaha menempatkan kedua pembalapnya di atas terbantu karena tim lain cukup strugel. Kesimpulannya Sepanjang ada satu pembalap yg rutin podium satu itu sudah lebih dari cukup.
Pembalap paling doyan nyinyir itu rossi,..
Petinggi tim paling doyan nyinyir Domenicali
HRC : “emang gue pikirin…. satu pembalap doang Triple Crown cuy”
Banyak pebalap tapi akhirnya cuma dapat ampas..
1 pebalap dapat semua…
ya nanti kita lihat aja sama2 apakah langkah Honda menggaet Marques Brothers sudah tepat sebagai jawaban??…
toh, kalo pun nanti AM dan MM bisa menjawab akan ada pernyataan baru:
“Honda membuat mmotor balap utk keluarga Marques”..
hahahaaa..
Marquez lg ni
Ya silahkan di posisi 2 terus
pemikiran model opo ngunu kui
Sm halny dg Masa Depan Cerah tu jk balap d ats Mbit… Darmo
???
Wkwk darmo sedikit menghibur kalau orang ini 100% memuakkan
Mr. Dominokeli sedang menghibur diri ckckck
Hanya omongan ngam orang yg gak bisa jurdun dan frustasi kena tekanan big bos audi grup…
Membuatku ngakak guling2 nih komenan Domenicali, macam pebalap si itu, benar2 raja MICROPHONE. Gimana kalau musim depan diadain juara Microphone baik pebalap atau Tim???
????
kebetulan yang tercatat dalam sejarah itu yang juara dunia, bukan yang podium pada kedua pembalapnya
Psywar pramusim ya?
Bacot bang hahahaha, tim lu aja hanya bisa juara sama the one n only racer yg bisa naklukin motor lu pas tu motor beneran motor celeng, artinya emg butuh pembalap spesial untuk jadi juara. Lomba itu kyk koding yg berarti cuma angka 1 sisanya 0
Bacot bang hahahaha, tim lu aja hanya bisa juara sama the one n only racer yg bisa naklukin motor lu pas tu motor beneran motor celeng, artinya emg butuh pembalap spesial untuk jadi juara. Lomba itu kyk koding yg berarti cuma angka 1 sisanya 0
Sombong gombong
Menyedihkan, jadi runner up kok bangga, bertahun-tahun lagi… Besok dhapus aja podium satu , ngakak baca statemen ni orang.
Boss ducati lagi psy war atau menyadari tahun 2020 akan jadi runner up lagi ya?
Misi ducati ditahun tahun yang lalu adalah juara dunia dan mreka gagal mencapainya, bagai mana mungkin dia bisa bilang, “Tidak bisa dikatakan bahwa kami tidak berhasil”, kecuali mereka hanya mau juara seri
Meh….. Yang juara dunia ya cuma 1 orang, dialah yang tercepat.
Yang tercatat di dalam sejarah juga cuma 1 orang, dia yang angkat tropi.
Dimana si pembalap itu bernaung, ya pabrikan itu yang disebut juara.
Bayangin aja kalau puig balesnya gitu ????
Kalo bicara brand ga salah juga sih.. Emg Ducati jualannya moge, dan ‘moge’ yg dipake balap emg bener bisa juara dua2nya. Pengen membuat kesan “Wah, kalo beli Ducati aku juga bisa menang balapan nih, Kalo beli mogenya Honda bisa jadi susah dipake”.
Tapi kan…
tapi kenyataannya beli moge Ducati kencang sih “ready to race” tapi biaya perawatan dan servis nya bikin nangid
sedangkan moge hodna itu terkenal,,,bahkan rider pemula pun bisa pake dan merawat moge Hodna
Nah betul tuh,motor masalnya saja beda konfigurasi mesin. Nah lo
untuk penjualan moge..ducati dgn v4-nya menjadi superbike terlaris..tp untuk penjualan motor terlaris..yah sudah tau kan siapa..jualan beat aja ibaratnya 9:1..
di atas kertas, adalah luarbiasa sangat mudah, bagi takahiro hachigo, ceo honda, dengan disposal 800 trilyun rupiah dari honda untuk membeli (baca:membunuh) “recehan” ducati motorcycle yang “cuma” berharga 17,5 trilyun rupiah.
wait wait wait, on second tought, mengapa membunuh recehan yang bisa memberikan kamu tawa dan hiburan (for free)? biarkan dia hidup untuk ditertawakan!!!
Ngakak. Bener2 dagelan sekelas ceo ducati ngomongnya cem dagelan politisi dinegeri ini.
Menghibur diri lebih tepat nya.
Yg dicatat tuh tetep yg juara 1.
?
Dukati dlm pikiran mr. Dom :
Fakta : belum berhasil juara dunia
Asumsi : entah motornya atau pembalapnya yang ga bagus
Opini : bisa disebut motor juara karena 2 pembalapnya juara seri
##dilihat musim2 lalu apa yg “dinyinyirin” mr. D ini biasanya jd kenyataan
Missionnowin
dia lupa kl cuma stoner seorang yg bisa jurdu lewat ducati, sementara honda begitu banyak pembalap yg diantarnya menjadi jurdu?.
koplak jg nih petinggi ducati.
Yg dapat plakat,medali,dan piagam itu yg juara satu bukan juara dua
Ya silahkan aja kalo mentalnya emang berpuas diri di Runner up (atau number 1 loser kata chef Juna)
Lebih baik juara berkali-kali dengan satu pembalap, daripada tidak bisa juara dengan beberapa pembalap.
wah dominicali dh ketularan virus microphone ala si anu.
# itali style
Memang sulit bagi petinggi ducduc untuk membanggakan diri. Krn dari prestasi kalah segalanya. Akhirnya mencari-cari sesuatu (walau ga signifikan dan relevan) untuk ditunjukan agar seolah lebih baik dari yg lain.
Domenicali mabok
Inti nya didalam pikiran nya dia ingin mengaet MM
Kalo kata bang Hotman Paris “kalau mau sukses jangan nyinyir terus kerjaan mu”
Kalo dilihat dari sejarahnya motor rcv itu sulit kan sejak honda kedatangan stoner dan marquez sebagai pengembang,, saat 2014 kebawah performa rcv rata bagus kok baik dari pabrikannya maupun satelitnya.
Artinya secara tidak eksplisit ya memang rcv sekarang itu memang dibuat menturuti keinginan marquez.
2014 ke bawah kan masih pake ecu inhouse mas bro, karena ecu magneti mareli yg bikin honda ketularan kayak celengnya desmo
Motor itu berdasarkan input dari pemenang, bukan input dari pecundang…
Any question?????
Musim sebelumnya juga lho, Lorenzo dan Dovi.
Tapi ya enggak gitu juga ngomongnya
Asli ngibul diri,sekarang pertanyaannya di balik,,,pabrikan mengantar seoarang jurdun apa mengantar dua 2nya jurdun? Pilihannya 2 orang bagus tidak juara apa 1 prioritas tp jaminan juara,,beda kasus d Yamaha yg bisa adu bagus ke dua nya era Rossi lorenzo.duc lg ngimpi
Anuu ..Menghibur diri DOMINECILI , pingin jurdun ga bisa bisa mencari suasana hati Honda di lawan banyak title jurdun bahh bukan tahun2 kemarin Domec…
Sbnrnya orang ini semacam musuh dalam selimut di Ducati…
Berandai2 kalau Lorenzo masih di Ducati pasti musim 2019 bakal lain ceritanya, tp krn orang ini terlalu nyinyir jadinya out deh Lorenzo…
Itulah kenapa Shoichiro Hodna jaman dulu serahin management pembalap dan tim ke petinggi tim yang dia tunjuk dan gak ma ikut campur, beda sama Ducati ownernya terlalu ikut campur bahkan Gigi yg lebih tahu kebutuhan pembalap buat desmo tetep aja dia patahin dan ganti Petrucci karena masalah personal.
Ini bukan nyinyir, tapi lagi cerita sejarah Ducita jamannya Stoner 😀
Delution sama Optimism berbeda tipis,,
tapi bagus sih, pikiran mereka (Ducati) selalu positif seperti org Indonesia yg selalu bilang “untung” di segala kondisi,, untung ga knp2, untung ga patah, untung ga mati, untung matinya ga nyusahin,,,?
He’s Italian, apa yang kalian pikirkan?
Kebiasaan lah mulut mereka, satu stadion bola ngechant rasis aja lumrah banget kayaknya di sana. Apalagi cuma nyinyirin tetangga.
Ya memang gak semuanya juga sih kayak dia.
Bicara bola, suporter anarkis di Eropa sama bobroknya kaya suporter dimari. Tapi kenapa dimari kesannya berandalan dan be go ya? Apa karena cara anarkis mereka lebih profesional ? wkwkwk
karena kereta api gak salah dilemparin batu padahal belum tentu penumpang nya semua suporter rival,plat nomor dr daerah rival langsung dirusak
kan gblk nya murni tanpa proses penyaringan itu
berarti gelar 2007 ga diakui oleh CEO satu ini,karena Stoner nya juara, teammatenya yaitu capirex nya entah kemana ?
Tahun 2016 ada 4 pembalap yg juara seri dengan honda. Dan belum ada pembalab satelit juara seri sejak penyeragaman ecu selain honda.
Oke Fix… tahun besok dorna akan membuka satu gelar tambahan kehormatan yaitu “Juara Harapan”, karena yg nge dagel cuma bisa berharap, berharap, dan mengharap. Toh juaranya sudah digondol yg dinyinyirin….hehehe digondolnya ngga tanggung tanggung mulai juara seri terbanyak, juara dunia, juara konstruktor, dan juara team….. Mencret mencret deh itu si om Dom.
Saya malah jadi penasaran wak. Gimane prassaan tu 2 pbalap ya. Kan secara tidak langsung mereka membanggakan motor dan “menepi” kan peran pembalap. Kasar kata pembalapny paokk nggk bisa jurdun dengan motor wahid. Huehehe
wah bener saya juga mikirnya gitu
emang berniat melengserkan dua pembalap veteran mereka kali,diganti dgn Miller dan Vinales
sedangkan Dovi ke KTM seperti yg diramalkan pernat,petrux ke WSBK gantiin Chaz Davies/camier
Kenyataannya memang Ducati motor terbaik, terbukti dengan pembalap alakadarnya mereka tetep bisa menang. Tapi untuk juara dunia, pabrikan tentu butuh pembalap bagus, dan itu Ducati gak punya. Harusnya Ducati fokus cari pembalap bagus aja, bukannya fokus cari ban serep dovi, udah jelas dovi rider alakadarnya, bukannya dipecat aja malah cari pembalap yang mau ngalah. Kan konyol
Padahal Duciti punya pembalap muda 2pcs Meler & Piscok lho… ?
Biasalah valeban. Bilang motor ducati bagua & pembalap alakadarnya….
Kalo dibalik dengan hasil VR, mereka akan langsung ayan & bilang pembalap ducati yg bagus dan motornya yg alakadarnya……
Ngakak berjamaah…
Ehnyinyir die mah wkwk
Tar kalo ada yg nyindir bakal dia katain klonengan draso wkwkwkw
Koq skrg banyak nyinyir kenapa ya?
Sory to say.. kita jg bisa nyinyir.. Seperti kata pepatah… “Posisi 2 itu adalah Pecundang no.1” Wkwkwkw..
Dan ducati bakal berang jurdun 2020 digaer mv12.
Semoga juara ducati..itu cm harapan saya. Walau saya ga yakin dengan dovin petrux … tapi tetep dukung ducati siapapun pembalapnya
apakah dia anggota Su*nda empire, halu nya luar biasa wkwkw
tapi yang bakalan diinget orang banyak itu yg jadi juara dunia, bukan juara seri
mental merda kalau di klub sepakbola italia itu seperti int*r awal musim koar koar juara, tengah musim target UCL, akhir musim realistis. :V
Nanti kalo kedua pembalapnya cuma bisa podium 3 Si Bos Ducati alay kami bangga dengan 2 pembalap kami yang podium preet lah jing ??
Dovisiozonk pembalap garis lurus alias baru berani nyalip kalo di straight
Tahun 2019 HRC mungkin hanya MM yang menang, itu juga karena lorenzo cedera parah, begitu juga dengan crutchlow juga sebenarnya banyak cedera walau masih mampu podium.
Flashback tahun 2016 dan 2018 cal crutchlow juga pernah juara seri.
Kesimpulannya, orang ini cuma ngelawak, istilah betawinya
“biar kate kagak, nyang penting sombong”
Wkwkw
Aah iya psywar, udah kuno boomer
Kita runut dari 2003 era GP modern Ducati comeback dengan pebalap Loris Capirossi dan Troy Bayliss sampai musim kemarin 2019 yang artinya kurang lebih 16 tahun, Ducati menempatkan Casey Stoner seorang diri sebagai juara dunia, sedangkan Honda menempatkan Valentino Rossi, Nicky Hayden, Casey Stoner dan Marq Marquez sebagai juara dunia dengan total sejak 2003-2019 dengan total 9 juara dunia. Yamaha 2003-2019 dengan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo total 7 juara dunia.
Fakta!
Faktanya, orang cuma benar2 ingat Casey Stoner yg juara dunia di Ducati.
Capirossi, bayliss dll yg gak jurdun gak masuk daftar legend…
So, nasib petrucci, dovi dll juga akan sama dgn pwmbalap lain yg gak jurdun…