Home MotoGP Untold Story Capirossi : Eksperimen Shape Shifter dan Start Stop System Ducati...

Untold Story Capirossi : Eksperimen Shape Shifter dan Start Stop System Ducati Di Awal MotoGP

26

TMCBLOG.com – Kepada GPOne, Loris Capirrosi banyak bercerita baik soal masa lalunya sebagai pembalap aktif ataupun beberapa masalah dan fenomena saat orang italia berusia 47 tahun ini menjadi ‘orang dalam Dorna’. Namun kali ini kita hanya akan ulas pengakuannya saat menjadi pembalap Ducati selama era awal MotoGP. Pada artikel yang lalu kita sudah kupas Mesin Desmosedici GP3 Yang dipakai Pertama Kali Oleh Ducati melakukan debut race MotoGP empat tak. Hasil Ducati saat itu secara umum menurut TMCBlog termasuk yang lumayan banget di mana Capirrosi sempat juara seri sekali di GP Catalunya 2003 plus 5 kali podium lain, sementara Troy Bayliss memperoleh 3 kali podium kala itu. Nah bagaimana rasanya GP3 ? Capirrosi pun bercerita. . . .

“Motor ini memanggang saya hidup hidup, begitulah sampai-sampai di Mugello saya memperoleh luka bakar tingkat 3 di kaki.” begitu kata kata pertama Capirex yang berusaha menggambarkan bahwa Desmosedici GP3 kala itu sangat panas dan belum memiliki pola pembuangan panas yang lebih friendly buat pembalap. Khusus mengenai kemenangan di GP Catalunya 2003, Ia berkata “Saya punya kenangan indah hari itu. Ducati kembali ke kejuaraan dunia setelah bertahun-tahun dan saat pengetesan saya jadi yang tercepat: Di bagian pertama balapan (Catalunya 2003) kami semua berusaha menghemat ban karena sangat panas, lalu Vale pergi jauh untuk menghindari saya dan itu benar-benar kemenangan luar biasa.”

Ducati Shape Shifter di 2003

Dan kala itu Capirossi mengakui bahwa Ducati banyak sekali menghadirkan inovasi inovasi ala pemikir Italia. Jika kemarin diawal 2020 kita bisa lihat semua pembalap Duacti mencoba Shape Shifter, ternyata saat 2003 pun Capirrosi mengaku alat seperti itu sudah hadir di GP3 nya walau mungkin dengan sistematika yang berbeda. “Filippo Preziosi selalu punya ide yang tidak biasa. Saya mencoba sistem itu di Mugello: ketika Anda menutup throttle dan menyentuh rem, seketika itu juga shock belakang terkompress, motor jadi lebih turun dan Kita (bisa) melakukan pengereman yang luar biasa, tetapi itu benar-benar berisiko . . . “

Saat membaca apa yang diakui Capirrosi ini, TMCBlog jadi teringat satu artikel tmcblog yang memuat Inovasi Ducati yang dipatenkan oleh Preziosi dan Domenicalli tahun 2002 mengenai perubahan suspensi belakang . . ahhhh jangan jangan itu dia.

Ducati pun ngejar ‘irit’

Selain Shape Shifter, Capirrosi mengakui bahwa Ducati kala itu juga menjejali GP5 dengan sistem yang cara kerjanya mirip sistem start stop system. “Eksprimen lain mengambil tempat di Jerez tahun 2005, ketika saya mencoba mesin yang bisa mati ketika saya menurup gas dan bisa start menyala lagi ketika saya membejek akslerasi (buka gas). Seperti sebuah (sistem) start dan stop dimana untuk MotoGP tidak bekerja dengan baik.”

Menurut TMCBlog, eksperimen start stop system yang dilakukan Ducati di 2005 ini merupakan salah satu asa mereka kala itu yang bertujuan sama dengan sistem serupa yang ada di Honda Beat ataupun Yamaha Aerox 155 saat ini yakni membuat konsumsi bahan bakar bisa lebih  hemat. Hal ini diperkuat karena di 2005 regulasi baru MotoGP hadir yakni maksimum kapasitas bahan bakar yang diturunkan, dari awalnya 24 liter menjadi 22 liter. Sementara Ducati Desmosedici GP kala itu yang bermesin 990 cc dan berputar di rpm 16 ribu secara hitungan mengkonsumsi sekitar 8 ribu liter udara per menitnya untuk pembakaran . . #Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

26 COMMENTS

  1. Andai Preziosi masih aktif di gabung dgn pemikiran Luigi dall igna pasti akan lebih serem lagi ide idenya

    • Belum tentu juga, malah bisa jadi kontra produktif. Masing-masing engineer punya idealisme masing-masing belum tentu digabung semakin menjadi baik.

    • Konon di jamannya Preziosi, permintaan pembalap buat ngubah motor susah bgt. Ya sampai skrg sih mungkin, atau terdekat seperti apa yg dikatakan JL, yg mau ganti tanki aja butuh 4-5 seri. Ga kyk perlakuan HRC, minta sekarang besok udah jadi.

      Peninggalan Preziosi yg sangat berguna sampai saat ini adalah sasis twinsparnya mungkin ya. Yg katanya atas request Valentino Rossi. Tp tetep aja butuh 1 tahun.

  2. ini yg kmaren nih yg di GPOne hehehh ? aku jg terkejut pas baca interviewnya klo ternyata udh dipakek di desmo versi awal… ?

  3. Bahkan sok depannya udah pake karbon macam yg dipake semua motor saat ini.

    Satu yg pasti, motornya masih cantik banget. Ya sama sih kyk motor2 lain di jamannya, cakep pure motor, ga terlalu mentingin fungsi aerodinamika, cog, dsb.
    Mirip Ducati 999 nya Neil Hodgson banget, buat sy Ducati tercantik sepanjang masa. Sasis tubularnya, fairing sexy-nya..

    GP7 nya CS juga cantik sih, slim dengan mesin 800cc nya.

  4. Hahaa tinggal rc211v nih..
    Sertain gambar valentino rossi yg burning ban n aero test saat nyemplak rcv dong wak.. greget greget gimanaaa gt klo liat2 masa itu..
    Saking ngefansnya saya sama 46+rcv smpe2 saya bikin miniatur patung dr gips rossi naik rcv pas tes aerodinamika persis banget deh detail perbandingannya kyk aslinya 1 bln baru jadi
    Sblm tidur mantengin tuh patung smbil ngayal2 rossi pas trek lurus gagah banget deh pokoknya yaaah lalu bobok deh..
    Haha kelas 1 sma msh kyk anak kecil ngang ngeng ngang ngeng sndiri dkamar

  5. Motor udah oke tinggal gimana mengelola yang bawa tuh motor, taulah ducati seperti apa soal itu. Mungkin kalau itu di perbaiki bisa dapet jurdun

  6. penasaran apa kata Stoner tentang Ducati 2007 yang membawanya juara dunia ,dan ada apa dengan Ducati versi tahun berikutnya sampai akhirnya ia hengkang ke Honda 😀

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version