Home MotoGP Surat terbuka Lorenzo ke Ago : jangan terjebak Nostalgia dan memfosilkan...

Surat terbuka Lorenzo ke Ago : jangan terjebak Nostalgia dan memfosilkan diri dalam ingatan kemenangan !

73

TMCBLOG.com – Saling lempar tanggapan kembali hadir dalam Long Distance Chat antara dua Juara Dunia Grand prix berbeda era Jorge Lorenzo dan Giacomo Agostini. Cerita ini ebrawal dari Jorge Lorenzo yang mengemukakan ketidaknyamanannya atas pernyataan Giacomo Agostini kepada Gazzetta dello Sport bahwa “Bagi saya, Lorenzo adalah sebuah resiko. Ini adalah kedua kalinya hal ini gagal dan tidak memperoleh hasil, setelah Ducati dan Honda ” Jorge Lorenzo mempertanyakan opini Ago yang mengatakan bahwa Ia gagal bersama Ducati sembari penasaran mencari tahu apakah ia punya masalah sebelumnya dengan Legenda Hidup dan Juara GP 15 Kali ini. Dan Ternyata Ago pun membaca respon Jorge ini dan Membeber kan alasannya seraya berkata “berapa balapan yang telah dimenangkannya dalam dua tahun? Tiga balapan dan itu sedikit. ” . . . sampai akhirnnya Jorge Secara resmi merilis tanggapannya lagi di Akun Instagram pribadinya yang lebih mirip sebuah Surat terbuka Kepada Juara dunia GP 15 kali Ago

“Saya berharap, suatu hari nanti, saya tidak akan harus berurusan dengan generasi baru, memfosilkan diri saya dalam ingatan kemenangan saya, membandingkan masa depan dengan masa lalu saya dan berkata: ‘Kembali pada hari …’ Saya percaya bahwa Tuan Giacomo Agostini harus memahami bahwa setiap era dalam (balap) sepeda motor memiliki sejarahnya sendiri, masing-masing juara memiliki kepentingannya sendiri dalam konteks di mana ia hidup, baik dalam hal saingan dan teknologi.

Sebagai contoh, bahkan jika pada 1960-an mereka membalap di sirkuit dengan tingkat keamanan yang sangat rendah, berkali-kali, perbedaan antara sepeda tercepat dan paling lambat adalah sekitar sepuluh detik. Beberapa pembalap mengambil keuntungan dari ini, sedemikian rupa sehingga mereka dapat berlomba (dan menang) dalam berbagai kategori di tahun yang sama.

Meskipun teknologi sudah maju, masih jauh dari yang sekarang. (Kita berbicara tentang sepeda motor dengan roda jari jari dan rem tromol.) Selama beberapa dekade terakhir, sirkuit dan teknologi telah membuat kemajuan besar. Dengan unit kontrol ( ECU dan Software) tunggal dan Penyuplai ban tunggal, semuanya seimbang untuk semua motor. Konstruktor mencari setiap keuntungan kecil yang membuat mereka mengalahkan saingan mereka, dan banyak kemenangan diperoleh dengan seperseribu detik …

Ketika, setelah 45 menit kompetisi, hanya Satu detik waktu yang memisahkan antara (yang finish) pertama dari yang kelima, ini berarti bahwa setiap detail kecil diperlukan untuk mencapai keuntungan dan dapat menang. Dalam konteks ini, hal-hal seperti detail aerodinamis, penyesuaian pada mapping elektronik, atau beberapa tepi tangki, menjadi sangat penting untuk tujuan ini.

Sebaliknya, ketika perbedaan diukur dalam puluhan detik, menit, atau bahkan putaran, detail kecil menjadi tidak signifikan. Dan, ya, Anda juga dapat menerima ergonomi yang tidak sempurna. Dan ini, Dear Giacomo,  adalah kebenaran yang tak terbantahkan.

Jadi, ketika seseorang (yang mengetahui keadaan dan fakta-fakta) mengklaim bahwa saya belum mencapai hasil di Ducati, saya tidak bisa tidak terkejut. Dengan segala hormat, saya pikir bahwa beralih ke ‘Kembali pada hari-hari (yang lalu) …’ atau ‘hasil’ murni untuk menilai kemampuan seorang juara di zaman modern, sepertinya basa-basi yang tidak pantas untuk legenda seperti Anda. “

Secara Umum yang mau disampaikan Jorge dalam surat terbukannya di atas adalah menggambarkan bahwa era MotoGP saat ini tidak bisa dibandingkan head to head dengan era masa lalu. Jorge Menginginkan agar jangan terjebak Nostalgia dan memfosilkan diri dalam ingatan kemenangan. Setiap pembalap Lintas era harusnya sama sama menaruh respek satu sama lain mengenai hal hal detail dalam pencapaian Mereka.

Taufik of BuitenZorg

 

73 COMMENTS

    • Ya iyalah. Di jaman itu pembalap bs main sekaligus di banyak kelas. Setahun bs dapet 2 gelar atau lbh. Level kompetisi jg jauh dr sekarang

    • Halahh b aja, wktu itu dia beru beruntung dapet motor bagus. MV agusta pada jaman itu klo dibandingun jaman sekarang ibaratnya kayak boeing yg biasa bikin pesawat, trus bikin motor…., ya udah pasti secara teknologi lebih unggul dibanding pabrikan lain.

      Wktu itu bisa ikutan lebih dari satu kelas, karna persiapan race nya gak seribet sekarang, kecepatan motor juga jauhhh,
      Sekarang teknologi memang berkembang, ada tc ada lc ada sensor ini itu, ban makin lengket….., tapi tangan pembalap tetep sama, paru paru pembalap tetep sama.
      Jaman sekarang setiap kali balapan, pembalap bakal kehilangan berat badan sekian persen. Pergelangan tangan harus nahan sekian g-force..

  1. dia melempem di dukati juga salah satunya karena dukati lamban merespon permintaan hohe. contohnya tank grip buat paha tetap grip nggak gampang capek.

  2. Jorge Menginginkan agar jangan terjebak Nostalgia dan memfosilkan diri dalam ingatan kemenangan

    Awas lor, kata kata itu nanti bisa bikin baper musuh yang sekarang jadi temen anda di yamama loh. Fansnya sebut saja minion

  3. Mungkin dia tersinggung krna agostini tidak mengomentari periode saat rossi dlu di ducati yg tanpa kemenangan pdhl tahun sebelumnya motor yg sama dibawa stoner jd juara dunia. Persaingan mungkin lebih ketat dan teknologi pun udh sangat lebih maju tetapi ada tuh seorang pembalap yg bisa jd juara dunia 6x dlm 7 tahun terakhir.

  4. Kata lain dari ago: juara 5x ato lebih kl blm bisa naklukin ducati ya blm “juara” , mo itu si marques ato rossi, cuma casey doang yg “juara”

    • Kalo ngigau jangan kebangetan…..
      Pake kepala yg atas, jangan Pake kepala siotong. Dia g bisa mikir, cuman napsu doang…

  5. itu rossi yang zonk selama 7 musim bahkan kemungkinan besar jadi zonk 8 musim setelah comeback ke yamaha kenapa tidak dibahas ya, padahal kontrak rossi juga besar lho..

  6. “jangan terjebak Nostalgia….”
    Nah ini cocok juga disematkan ke fans kuning, gak di fb, gak di ig. mayoritas pasti ngebahas nostalgia khususnya jaman 2010 kebawah ? saatnya move on bro

  7. Pebalap jaman dulu suka menganggap dirinya lebih hebat dan lebih jantan karena ia membalap dgn motor minim teknologi dan tingkat keamanan yang masih rendah, mereka dan para fansnya bangga akan hal itu dan meremehkan pebalap era digital :v

      • @kriwul: meninggal di lintasa itu jelas krn faktor safety, tp dari sisi ini kita bs nilai umur orang gk ada yg tau alias udah ajalnya, caranya aja yg meninggal di lintasan.. tuh liat yg lain sampe jumpalitan macem pedrosa, jolor, marq, rossi , dll masih idup kan?? tp coba bandingkan dgn yg lalu, crash nya lbh byk yg meninggal lebih2 ya cacat seumur idup.. itu yg dimaksud kakek ago dalam koridor minim safety tempo doeloe vs era jaman now..

        • Balapan jaman sekarang lebih menguras fisik. Sekali balapan, berat badan langsung drop sekian persen. Belum lagi klo bahas beban pergelangan tangan saat ngerem masuk tikungan. Teknologi motor memang maju, tapii pembalapnya tetep sama, ukuran tangan nya ya segitu gitu aja, paru paru nya ya gitu gitu aja.

          Jaman dulu, tangan keseleo dikit, masih bisa balapan. Lha klo jaman sekarang, tangan keseleo bakal jadi masalah besar klo dipake ngerem masuk tikungan.

        • Kalo medis ya gak update pembalap sekarang juga bisa cacat seumur hidup cuk. Pembalap mana yang gak pernah operasi tulang?

  8. Jgn gitu lor,sapa tau 10-15 tahun kedepan lu juga pake ceramah no jutsu ke pembalap muda yg udah masuk ke MotoGP ??

  9. Jangankan JL99, yg jurdun 9x aja sering disentil. Emang kakek2 suka nyinnyir dia mah. Emang dia hebat dimasanya (masa balapan masih jauh dr kata kompetitif)

  10. Yah emang dlu motor minim keamanan d banding sekarang
    Cuma y jangan blagak lupa
    Dlu dari deslerasi beralih ke akselerasi sampai topseed butuh brapa detik
    Top speed juga g se serem motor sekarang
    Speed corner juga g beda jauh dengan balap bebek under bun alun2

    Jarang lah balap jadul jaman mang ago yg pakek tehnik power sleeding se extrim d indo ??✌

  11. hohe dr dulu selalu adu bacot sama yg kurang respect sama pembalap lain, pernah sama simoncelli krn manuver2nya dianggap kurang respect akan keselamatan rider lain, dan simoncelli menertawainya ujung2nya kejadian SIC53 mencederai pedrosa sampe2 pedrosa ogah salaman

    • Simoncelli ga maksud ga respect bro. Dia orgnya baik kok. Dia gitu karna emang gaya balapnya agresif. Gw pernah ketemu dulu. Poto sama gw, baik bgt kaya poto sama temen. Menghargai fans. Padahal gw cowo. Apalagi ma cewe. Berarti emang baik bgt.

      • Yg di keluhkan Jorge ke simmonceli itu manuvernya yg sering reckless gak memperdulikan sekitarnya,udah kelihatan di 250cc yg nyenggol Hector barbera sampe jumpalitan untung orangnya gapapa,dan akhirnya terjadi deh saat overtake Pedrosa tanpa perhitungan yg langsung bikin bahu Pedrosa menghujam aspal

      • Iya emang gak respect. Walopun baik. Gak respect bukan berarti jahat. Tapi ya gak respect aja. Dalam arti bodo amat. Yang penting gua balap. Kesenggol ya maap.

  12. Emang mbah ago membanding2an masing2 zaman ya? Sebenarnya mbah ago menjawab simple, dia pernah memuji dan dia boleh dong mengkritisi. Pujian yg tak pernah dibalas dengan surat terbuka panjang lebar wkwkwkwk

  13. Perspektif kegagalan atau kesuksesan masing2 orang berbeda2, menurut Mbah Ago ya Lorenzo gagal tp tdk menurut Lorenzo sendiri. Klo buat sy, kedua2nya sukses, tdk hanya sebagai rider MotoGP tp jg sebagai pribadi yg sukses bikin seru MotoGP. Manusiawi dan wajar dua2nya saling berkomentar tentang pribadi satu sama lainnya asalkan masih batas2 yg wajar, tp ya itu terkadang kewajaraan itu penafsirannya berbeda2 jg buat orang2 tertentu.

  14. 15kalinya si mbah ago itu emang valid? Toh banyak literasi yg mengatakan yg tercatat cuman 8kali di gp500, yang 7kali itu tidak jelas. Bener gak sih?

    • kalo gitu lorenzo cuma 3 kali menang GP dan yang 2x-nya ngga jelas?

      dari rentang tahun 1965 s.d. 1977 agostini ikut 2kelas GP500 dan GP350, dimana beliau juara GP500 8x dan juara GP350 sebanyak 7x. dan itu VALID.

  15. Yg paling berhak menilai jorge gagal atau berhasil
    1. Tuhan
    2. Pejabat pengguna anggaran atau pejabat pembuat komitmen yg merepresentasikan ducati, darisanalah akan diketahui, ketika awal meng-hire jorge ada target minimal, target realistis dan target maksimal yg merupakan konsensus bersama
    3. Jorge sendiri

    • Nevertheless, when you are a 10 times (or more) motogp world champion, you can say anything you want.

  16. efek terlalu lama diam dirumah ngga ada yang bisa dikerjakan akhirnya lorenzo dan agostini berbalas pantun.

  17. Yg tua iseng, yg muda baper. Tp pernyataan Jorge emang betul, tak perlu koar2 anda adalah juara (dimasa lalu), karena semua sudah mengetahuinya, justru dg tidak berisik, orang2 akan menaruh respek pada anda seperti yg sudah terjadi.

  18. Benar apa kata paduka hohe. Intinya klo jaman sekarang seorang rider motogp boleh ikut moto2/moto3 di musim yg sama, rekor agos sudah di libas rosi/markes. Mungkin dohan juga bisa menyamai. O alah agos agos

  19. Pembalap dulu yang juara di kelas tertinggi, kalo balap ke kelas yang dibawahnya “hampir” dipastikan juara. Tapi coba pembalap moto gp sekarang, ikut kelas dibawahnya, moto2 atau moto 3, hampir di pastikan dibikin malu.

  20. suka gak suka Lorenzo adalah juara dunia motogp,pernah dapat kontrak mahal dari yamaha,sedangkan kita? beli motornya aja masih nyicil ,itupun cc kecil bukan moge,malah saya cuma mampu beli yamaha seken,macam RX King hehehehe…
    ya salutlah untuk Lorenzo,Marquez,Rossi atau yang lain, hanya beberapa manusia di muka bumi yang sanggup seperti mereka

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version