Home MotoGP Karakter Ban belakang Michelin di M1 jadi ‘New Normal’ buat Maverick Vinales

Karakter Ban belakang Michelin di M1 jadi ‘New Normal’ buat Maverick Vinales

61

TMCBLOG.com – Misano harusnya menjadi salah satu titik terkuat Yamaha dan juga Motor motor berkonfigurasi Inline 4 lainnya dalam mendulang raihan point  . . Di Misano 1 harusnya pembalap Yamaha Khususnya yang berada pada Posisi teratas Championship ( Quartararo dan Vianels ) bisa mengambil Margin banyak di Event yang kebetulan juga diadakan dua kali dengan Cuaca Sampai Q2 Misano 2 terpantau lumayan Stabil Dry . . . Namun Hasilnya buat Vinales dan Quartararo kurang memuaskan walaupun memang Misano 1 Tetap dimenangkan oleh Morbidelli yang notabenennya juga menggunakan mesin CP4 Yamaha M1.

MV12 : ” Saya nggak tahu ! “

Quartararo mengaku tahu kesalahan yang ia lakukan di race Misano 1 . . Overcooked dan Cold Tire dilakukan dalam sekali event. Overcooked ketika Overtake Maverick yang menyebabkan Bannya kehilangan traksi karena terlalu panas(over heat), Masuk Pit Lane, ban kembali dingin dan Langsung geber pol setelah keluar Pit lane . . ban Sudah Turun temperaturnya dari temperatur Optimal dan gripnya Juga Kembali berkurang . . akhirnnya Crash lagi . . Quartararo tahu itu dan akan jadi pembelajaran baginya . . Maverick ? Sampai Artikel ini diketik maverick Vinales mengaku sama sekali Nggak tahu apa yang menyebabkan ke-labilan performa terjadi padanya. ” Saya Nggak tahu “ adalah jadi kata kata Populer yang keluar dari Mulut Maverick Ketika ditanya soal grip ban yang hilang

‘ Ia salah memilih kompon ban belakang ke Hard  ‘ adalah sebuah premis Paling mudah karena memang terlihat kasat mata, namun Maverick Sendiri merasa permasalahannya lebih dari cuma sekedar salah Memilih Jenis Kompon ban. Terlebih di Asphal super grip Misano yang baru di re-surfacing, kata pembalap Kompon Michelin Soft, medium, dan hard menjadi sangat tipis margin feel Gripnya. Semua tertutupi Oleh Ngegripnya Asphal . . Mungkin Sama seperti Masalah RC213V Over-performance yang tertutupi oleh talenta Marc Marquez selama ini, imho.

“Masalah yang saya rasakan adalah ketika saya memiliki grip, saya bisa membuat laptime menjadi sangat mudah. ​​Tapi begitu saya kehilangan grip, saya tidak bisa menikung dengan cara yang sama, saya tidak bisa mengerem pada poin yang sama dan saya tidak percaya diri “ Maverick Vinales mengaku bahwa Ia sudah  3 tahun mencari cari cara dan solusi dalam menghadirkan grip Roda belakang Yamaha M1 dan sampai Seri Misano 2 Emilia Romagna GP 2020, belum ketemu itu solusi yang ngumpet keselip entah di mana . . .

Hopeless and Give Up

Yap Hopeless dan akhirnnya Maverick Nyerah. Ia nyerah sama karakter grip Roda Belakang Yamaha M1. Maverick merasa waktunya selama 3 tahun terakhir di Yamaha ini sudah banyak tersia siakan karena ia terlalu konsentrasi dan memfokuskan diri dalam pencarian Solusi Grip Roda belakang Yamaha M1. Oleh karena itu ia bertekat Mulai GP Emilia Romagna – Misano 2 Mindset Risetnya akan diubah. Karakter Ban belakang Michelin di Yamaha M1 akan jadi ‘New Normal’ tersendiri buatnya. Ia akan berusaha Hidup bersama keadaan ini sambil beralih lebih fokus Ke Grip Roda depan yang menurutnya lebih punya Potensi solutif ke depannya

Saatnya Move-On

“Pada akhirnnya Kami tidak menemukan apa pun (penyebab masalah) di (grip) roda belakang selama tiga tahun ini. Kami selalu kembali ke setup standar kami, jadi kami tidak ingin kehilangan lebih banyak waktu dan kami akan mencoba mendapatkan waktu lap dengan memasuki tikungan dan dengan kecepatan tikungan.” Yap ‘ memasuki tikungan ‘ adalah kerja dari Roda dan Ban depan dimana Mereka harus stabil dalam pengereman dan grip saat memasuki tikungan karena tentunya seluruh bobot akan pindah ke depan saat itu ” Saya membutuhkan sesuatu yang berbeda karena saya tidak dapat melanjutkan hal yang sama, mengetahui dalam balapan saya akan menderita. “ . . wew, dalam kata lagi, Maverick Vinales mencoba Untuk Move On

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

61 COMMENTS

  1. Wak mau nanya,
    Pada race minggu kemarin itu ada kejadian apa yah sama MV12 pas mau race nunjuk-nunjuk ke fairing depan dan mengganti ban depan juga?

  2. “Maverick Vinales mengaku bahwa Ia sudah 3 tahun mencari cari cara dan solusi dalam menghadirkan grip Roda belakang Yamaha M1 dan sampai Seri Misano 2 Emilia Romagna GP 2020, belum ketemu itu solusi yang ngumpet keselip entah di mana . . .”

    Berarti waktu disuzuki dia gak menemui kesulitan seperti ini?

  3. Terbukti rcv bukan motor hebat..
    motor sangat sulit.. dengan berbagai masalah…
    penghuni bawah klasemen…

    Namun bisa dibawa jadi jurdun 6 dari musim…

    Masih ada yang ngotot, request pindah pabrikan?

    • Kl miturut matteo, memang motor honda saat ini didevelop plg cocok buat mm93. Celakanya, riding style mm memang sangat unik jk dibanding yg lain. Pun bgt buat mm sendiri rc213v bukan motor mudah. Dia hrs jatuh berkali2 di awal2 adaptasi untk mengerti limit dr motor itu dan belajar gmn caranya melakukan penyelamatan saat limit motor nyaris tercapai (hampir jatoh). Tp emang hrs diakui mm punya level plg dewa diantara rider2 honda lainnya

  4. Perasaan rcv juga kena masalah ban tp mereka kena ban depan michelin yg “terlalu lembut” dah. Dari semua motor digrid saat ini, cuma rcv yg selalu pake ban depan hard. Marquez sempet bilang ban depan hard michelin masih terlalu lembut dibanding ban depan bridgestone. Selebihnya gaspolll ??

    • masih diminta pindah pabrikan buat buktikan kehebatannya…

      Padahal selama ini pakai rcv motor penghuni dasar klasemen…

      Pakai duc, kteem, sizuki.. mungkin pecah rekor lagi…

      Pakai april mungkin bakal sama seperti pakai hond

      Kalau pakai M1 bisa sih..
      bisa gg finish maksudnya.. klep protol…

  5. Hodna juga kena permasalahan ban depan, coba liat dah rcv selalu pake ban depan hard.
    Tapi yak gitu marquez coba adaptasi, kalo terus mengeluh sih yak kapan juaranya ?

    • Di 2016, setengah musim awal mengalah.. dilarang gasspoll sama tim.. target finish 5 besar bukan p1 atau podium…

      tapi masih bisa jurdun…

  6. Tadi malam nonton wak haji. Gw lebih suka tante Lucy Wiryono yang jadi presenter. Cuma tante Lucy deh yang bisa mandu acara jadi hidup.

    Info dari wak haji malam tadi ga beda jauh sama yang uak tulis diblog ya wak. Hebat wak dari blogger jadi bintang tamu.

    Tadi malam nonton MotoE race 1. Kok sekarang 2 kali race ya kayak WSBK aja. Perebutan jurdun antara sesama mantan Moto2 Jordi dan Domi.

  7. Cuma MM yg bisa judun dgn motor pemghuni dasar klasemen.

    sudah terbukti thn ini, dan FB sebelah pun akui motor MM motor pesakitan pemghuni dasar klasemen thn ini.

    Malah ada yg harapkan dpt konsensi thn depan,

    sekarang jika ikut bani Andai:

    kira kira gimana kalau MM bawa motor konsensi ( jika HRC turun level) dan kalahkan motor pabrikan?

    masih ngotot surih MM pindah pabrikan utk buktikan diri?

    • kalau saya pribadi sih sudah tidak butuh lagi pembuktian diri dari seorang marc sang jurdun 6 kali motogp, namun ya penasaran saja pengen lihat bagaimana cara dan aksi marc mengatasi dan beradaptasi dengan motor lain dengan problematika yang berbeda, terserah mau brand mana saja, pasti akan sangat menarik dan menghibur, saya yakin marc tetap akan berada di posisi title contender asal support pabrikan cukup memadai, sekaligus untuk menutup opini2 bahwa marc jurdun karena lebih banyak faktor honda-nya

  8. e e e e… kalau belum race yamaha memang sering menjanjikan, kala sdh race selesai baru tau hasilnya.
    eiy inget ! ini sirkuit unggulan yamaha, menang dan sapu bersih podium 1 2 3 itu hukumnya “harus”, mumpung g da mm93. ealah … jgn sampai malah non yamaha yg podium 1 2 3.

  9. Hmmm…jadi kesimpulannya :

    karena sudah move on dan merupakan new normal buat si vinales….artinya masalah grip ban belakang sudah bukan jadi bahan alasan lagi buat si vina jika gagal di race start from this race yah…gitukah ???….

    will see….di catat yah…u can count on me begitu kata si vina

  10. Prediksi saya, Yahama akan terus ngulik-ngulik ampe ketemu setup yg pas, dan gamau terpesona layaknya Hodna terpesona oleh kemenangan demi kemenangan oleh rider yg satu itu, seakan motornya baik-baik saja. Komen Cal Crut35 juga kurang lebih ke arah sana, dia menilai Casey dan Marc adalah ‘masalah’ karena mereka bikin pembalap Hodna lain keliatan pelan, (padahal enggak).

    Hukum 1 Alien : Mereka yg cuma bisa kencang sendiri, semakin diturutin justru akan semakin ngawur motornya ?
    Hukum 2 Alien : Kalo gak diturutin, ngambek.

    Serba salah gak lo..

  11. soal markuz bukan cuma soal talentanya, tapi karena ban nya emang “lebih bagus” dari yg lainnya, dimana logikanya ban dg kompon lunak dipake riding style agresif block pass hard braking namun bisa awet dipake dogfight sampe finish, namun pengguna ban kompon lebih keras lainnya malah ketar ketir mikir gimana supaya komponnya bisa tetap awet sampe finish. ane tau pasti akan ada yg tidak terima, membully dan menghujat akan hal ini, tapi yo mboyak sak-karepmu!

  12. 2013-2014 periode terbaik rcv, motor yg jauh diatas lawanny
    2015 , periode regulasi baru, semua adaptasi & jadilah motor liar & slide trus2an
    2016, seinget saya ini pas ganti firing order(?), Knalpot trompet dkk, motorny secara fisik jelek banget, lemot & hampir gapunya advantage dibanding lawan , tp jurdun
    2017, hampir sama seperti 2016, tp ada sedikit peningkatan ( di estetika hahaha)
    2018 , akselerasi & top speed membaik, rider lain jg mulai lebih baik adaptasiny
    2019 makin membaik tp cm marc yg bs ladenin rider² top dalam semua seri(?)
    2020 kurleb sama ky 2020, tp bs dibilang top speed & akselerasi lebih baik

    Ada bbrp poin yg sy bingung , marc yg overpower/rcv yg overpower tp cm marc yg bisa bawa

    Termas de rio hondo – andai marc bs main aman & ga jatohin rossi, posisi 4 mungkin aman
    Jerez 2020 – udh ky main ps, mungkin klo dia lebih main aman, podium 2 dpt

  13. Menurutku tidak bisa untuk mengambarkan potensi sesungguhnya dari rcv berpacu sebagai motor penghuni dasar klasemen, karena yang pakai ialah seorang rookie dan pembalap penganti, sedangkan pabrikan lain pembalapnya dah bertahun2 pengalaman. Feco bagnaia saja juga kesulitan di awal musim dengan mesin V ducati.

    Kesimpulan terbaik untuk mengambarkan potensi rcv ialah yang jelas motor itu sulit tetapi bisa di push dengan maksimal dan jadi yang tercepat jika ada yang bisa pakai.

  14. Jadi setelah markuz absen lama siapa yg dapat ban “lebih bagus”?

    Menurut gw pribadi sih Tito rabat,melihat betapa konsisten nya seperti tanpa cacat dan tanpa kendala berarti tiap race,hanya saja di GP Misano kemarin kepreset kulit pisang ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version