Home MotoGP Aprilia MotoGP Mengganti Piston RS-GP dan diperbolehkan

Aprilia MotoGP Mengganti Piston RS-GP dan diperbolehkan

37

TMCBLOG.com – Sobat Sekalian Musim 2020 ini sangat Special, Karena untuk pabrikan Full Konsesi seperti KTM ( sebelum GP Austria ) dan Aprilia walaupun diberi keleluasaan Test lebih banyak dan Memperoleh Jumlah alokasi mesin per pembalap ( 7 Mesin ) yang lebih banyak dari tim Non-Konsesi ( 5 Mesin ), Namun Soal Pengembangan Mesin atau kesempatan Buat membongkar Mesin, Mereka sama saja dengan Honda, Ducati, Yamaha dan Suzuki. KTM dan Aprilia Tidak diperbolehkan membongkar Mesin dan mengganti apapun spek Part yang berada di dalam Mesin sepanjang Musim 2020.

Beberapa Menit yang lalu Dorna mengundang Jurnalis Peliput MotoGP termasuk tmcblog untuk mengahiri acara Khusus Konferensi Press Tech talk Seri pertama yang menghadirkan Pakar Teknis dari 3 Pabrikan yakni Team Suzuki Ecstar’s Technical Manager Ken Kawauchi, HRC Technical Manager, Takeo Yokoyama, dan Aprilia Racing Track Manager, Paolo Bonora.

Ketiganya menjelaskan secara teknis apa saja yang dilakukan Oleh ketiga Pabrikan tersebut di 2020 ini. Oh Ya Tiga pabrikan lain Ducati, Yamaha dan KTM rencananya akan melakukan Konferensi serupa di Race weekend GP Le Mans.

Salah satu yang menarik perhatian tmcblog adalah ketika Polo Bonora berbicara menjelaskan apa saja yang terlah dilakukan Aprilia secara teknis Ke Aprilia RS-GP 2020 mereka. ” Selama Winter test Kita telah melihat RS-GP 2020 telah mengalami Perkembangan yang sangat besar dibandingkan yang sebelumnya, Namun sayangnya kami masih memiliki maslaah soal reliability.

Jadi kami meminta kepada pabrikan Lain untuk memiliki kesempatan mengganti Piston dengan spesifikasi yang berbeda dari yang kami homologasikan – dan kami berterima kasih kepada pabrikan lain yang telah mengkonfirmasikannya ( Memperbolehkan )

Untuk saat ini kami bekerja sangat Keras pada sisi mesin, karena jika dilihat dari saat test Di sepang kami bagus saat menikung dan berpindah arah, namun saat ini kami ketinggalan di sisi Mesin. Jadi Kami bekerja di sisi mesin untuk meningkatkan Horse Power. Karena power tidak pernah berlebih bagi Pembalap.

Kami Juga berkerja pada Rideability dari Motor. Dalam artian memberikan koneksi yang lebih baik dalam memberikan akselerasi dan memaksimalkan kepercayaan diri pembalap. Saat ini kami belum melihat ada perbaikan dari Motor Karena kami hanya memiliki satu pembalap. Bradley Smith adalah Test Rider yang bagus, Namun tak adanya Andrea iannone sangat terasa bagi kami. Jadi Kami sangat menderita karena saat ini kami hanya memiliki Aleix espargaro yang bekerja keras pada pengembangan.”

Masih ingat kasus Yamaha yang Pernah Meminta Izin ke pabrikan Lain untuk memberikan kesempatan Mengganti Valve? Nah, Yang dilakukan Aprilia ini adalah hal serupa. Biasannya pergantian ini dilakukan dengan syarat tidak ada perubahan performa Yang ekstrim hadir setelah pergantian dan diperbolehkan Oleh pabrikan Lain. Sementara kasus Yamaha, Mereka mengurungkan permintaan pergantian valve Mneurut Lin Jarvis karena mereka tidak bisa memberikan alasan yang kuat mengenai tujuan pergantian valve tersebut.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

37 COMMENTS

  1. Jawabannya berbasiskan apa yang di katakan LIN JARVIS beberapa hari yang lalu :” Kami tidak dapat memproleh Bukti Kuat untuk meyakinkan anggota MSMA lainnya untuk memperbolehkan pergantian valve “
    dan karena mereka tidak jadi melakukan Request, Kata Lin Yamaha Lebih mengambil cara bagaimana Memanage dan Bagaimana menghindari terjadinya masalah serupa

  2. Klo lht ken kawauchi ini orangnya tenang kaku dan jarang senyum.mngkn sdh karakternya demikian.klo di tanya b inggrisnya kurang fasih dan mnjawab seperlunya sj.sebagai seorang tehnical manajer dia orang cerdas.
    Tp apa orang jepang emang demikian ya?
    Cerdas bikin mesin blm tntu pintar bhasa asing wlopun itu b inggris sekalipun

    • kayaknya emang gitu bro, saya dulu dibilangin sama guru di sekolah katanya harus pintar bahasa inggris supaya lebih mudah mempelajari dan mengikuti perkembangan teknologi, karena katanya sebagian besar buku buku literaturnya berbahasa inggris ?,
      beda banget sama yang dilakuakan prmerintah jepang dulu, mereka mau mengejar ketertinggalan dari bangsa eropa caranya bukan nyuruh siswanya pinter bahasa inggris, tapi mereka bikin terjemahan dari banyak literatur berbahasa asing yang ada, dibikin ke bahasa yang mereka ngerti, dan bahkan sampai sekarang banyak istilah dalam karya ilmiah orang jepang yang gak diterjemahkan ke bahasa inggris, karena emang mereka penemunya

      • Kebanggaan akan bahasanya tinggi banget kali, penyanyi” K-Pop aja klo mau masuk pasar Jepang liriknya harus ganti jadi bahasa Jepang dulu saking spesialnya

        • Bahkan film2 box office Hollywood yg tayang di bioskop sana selalu di-dubbing ke bahasa Jepang dulu,bukan modal subtitle doang kayak negara2 laen

  3. Lebih ke orangnya aja, liat aja Takeo gimana orangnya. Tapi emang org Jepang sangat menjunjung tinggi budayanya.
    Jadi, mungkin orang lain yg harusnya belajar bahasa mereka

  4. Aprilia berjaya di moto3 125cc dan motogp 250cc tinggal motogp yg belum pecah telur..
    Kurang dana plus ilmu 4tak zaman now kali ya insinyur nya harus bajak insinyur jepun..secara mesin 2tak aprilia beringas powerfull wadidaww aw aw aw lah

  5. aprilia ganti piston ap gk merubah performa wak? kl lbh ringan n lbh kuat bukane bs merubah prforma ya… lha kl piston baru beratnya, kekuatannya, dn desainnya sm dgn yg skrg y ngpain ganti..

  6. kalau kasus ganti piston gini, pabrikan lain juga ikut nyaksiin pembongkaran mesin juga yang katanya ditaruh “di atas meja”..

  7. Massimo Rivola gak kepikiran nyulik Engineernya Renault atau Mercedes di Formula 1 gitu buat developing mesin mereka?

    atau kagok edan HRC-lah yang lakuin guna memperlemah pesaing mereka di F1. hehehe

    • Engineering/teknis antara mobil dan motor itu beda, tapi basic sains sama… Di gp yang menentukan sukses atau tidaknya lebih ke filosofi engineering… ilmu elektronik di f1 adalah paling rumit di dunia motorsport, makanya itu Tetsuhiro sama engineer/penteknis/insinyur elektronik ktm copotan dari engineer f1. Kalau Tetsuhiro itu levelnya sudah project leader elektronik di gp, jadi dari perancangan sampai pembuatan di bidang elektronik di serahkan ke Tetsuhiro.

      Kalau engineering sasis motor sama mobil itu dibedakan karena engineeringnya memang beda.

      Kalau engineer mesin f1 sama motogp masih sama ilmunya, dulu rs cube buatan dall’lgna yang digunakan berlaga di motogp pembuatan/proses produksinya juga diserahkan pada tim cosworth f1.

      Jadi kalau tukar atau saling rekrut insinyur mesin serta insinyur elektronik dari motogp ke f1 atau sebaliknya masih mungkin, sama seperti yang dilakukan honda di motogp ke f1 nya honda.

      Yang gila honda siih sudah jor2 an di motogp kok masih sempat2nya ikut f1, tapi gak tau itu divisi perusahaannya sama atau beda antara honda motor dan honda mobil.

  8. april baiknya jgn jadiin ianone sbgai pusat pengembangan… inget ga suzuki stagnan 1thn gegara percaya omongan ianone soal pemilihan kruk as mesin.. dan lg ianone smpt dikomen sbgai ‘pembalap malas’ waktu itu..
    dan aleix pas di suzuki jg gtu mau dijadiin role riset tp ya ga berkembng.. tpi itu pas jaman awal2 sujuki balik ke gp sih jd masi okelah klo blm ada hasil signifikan.

    btw cak, yg diomongin sma ketua teknis sujuki & honda apa.. jd pen tau jg hehe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version