TMCBLOG.com – Dengan absennya Marc Marquez hampir semusim penuh di 2020 membuat Honda secara umum memiliki waktu dan kesempatan lebih untuk ‘memperhatikan’ pembalap pembalap Honda lainnya di Line Up 2020 dan kehadiran Takeo Yokoyama di Box Garage Nakagami, Alex marquez, Bradl dan Cal Crutchlow memang boleh dikatakan jauh lebih sering dan Intens dibandingkan saat Marc Ada. Beberapa hasil Bisa dilihat seperti berkembangnya Alex Marquez dan Takaaki Nakagami yang menurut tmcblog bergantung Pada 3 variabel
Tiga variabel ini menurut kami bisa dibagi menjadi Yakni yang eprtama Team dalam Hal ini perhatian pabrikan ( HRC), Motor dimana menurut kami pasti ada hal hal teknis yang diubah di spek teknis Non-mesin RC213V Nakagami dan Alex Marquez dan yang ketiga adalah hadir dari Diri Pembalap itu sendiri. Salah satu yang akan kita lihat di sini adalah bagaimana Takaaki Nakagami berkembang selama Musim 2020.
Kepada Podcast Motogp.com Pembalap Jepang ini berbicara tentang bagaimana dia mencoba belajar dari Marc Marquez di semua bidang terutama di sektor pengereman. “Saya bukan Juara Dunia, saya tidak pernah memenangkan balapan MotoGP atau naik podium di MotoGP. Saya sudah berada di tahun ketiga ( di MotoGP) dan masih belum ada hasil yang ‘luar biasa’.
“Saya selalu berusaha meningkatkan diri, gaya berkendara saya, pengaturan motor saya. Jadi dari tahun pertama saya selalu melihat data, terutama rekan satu tim saya, Cal. Saya tidak mengubah Cara kerja ini. Misalnya, jika saya satu detik lebih cepat dari rekan satu tim saya, saya selalu melihat data karena di beberapa area, 100% saya dapat menemukan bahwa dia sedikit lebih cepat. Selalu ada yang bisa ditemukan. Tentu saja, balapan pertama di Jerez tahun ini saya finis P10. Bagi saya itu adalah hasil yang sangat buruk, kecepatan balapan, perasaan di motor, itu sangat buruk bagi saya.
“Balapan berikutnya segera datang dan saya menyadari saya harus mengubah gaya karena dengan motor 2019 dan fakta bahwa saya menjalani operasi ( shoulder) di musim dingin maka secara fisik saya belum 100%. Jadi saya harus berubah, dan satu-satunya cara adalah melihat data Marc. Dia tahu betul bagaimana menangani motornya… terutama musim lalu di tahun 2019, dia memenangkan banyak balapan, jadi mengapa tidak?
“Saat saya punya kesempatan, saya coba lihat datanya, bagaimana dia mengelola motor ini. Saya bisa melihat banyak trik dalam pengereman, di pertengahan tikungan, keluar tikungan, pokoknya banyak hal. Motornya sama tetapi grafiknya sangat berbeda. Pertama kali saya melihatnya, saya kaget ‘wow, bagaimana dia ( Marc) menanganinya?’
“Tapi kemudian dari HRC, Takeo menjelaskan dengan sangat baik dengan bahasa Jepang, menganalisis berbagai cara pengereman. Terutama pada pengereman, cara dia (Marc) menghentikan motor sangat berbeda. Dan kemudian suatu saat saya melihat cara menghentikan motor yang sangat berbeda, saya berpikir ‘Oke, saya harus melakukannya dengan cara ini’.
“Tentu saja, tidak mudah melakukannya, men-copy. Tetapi saya harus mencoba, jika tidak saya akan mendapatkan hasil yang sama seperti Jerez 1. Jadi saya selalu mencoba beradaptasi, mengingat grafik dan bagaimana dia melakukannya, dan selalu memikirkannya.
Tiba-tiba saya merasakan bahwa pada satu titik keberuntungan tertentu setelah beberapa lap, saya merasa menemukan semacam ‘gaya Marc’. Saya bisa menghentikan motor dengan sangat baik, mudah menghentikan motor dan mudah mendapatkan lebih banyak Freedback di bagian depan motor, jadi lebih mudah untuk berhenti dan berbelok, saya cukup beruntung.
“Maksud saya, saat itu saya pikir saya harus mencoba, adalah risiko besar mengubah gaya berkendara. Setelah itu saya selalu berusaha untuk meningkatkan dan meningkatkan. Lalu saya merasakan bahwa dengan motor ini, saya harus mengendarainya dengan gaya ini.
Di Jerez 2, saya sangat dekat dengan podium di P4 kemudian saya pikir saya harus mempertahankan gaya ini dan saya tidak bisa kembali ke ‘gaya saya’. Dan sekarang, dengan banyak balapan berturut-turut, Gaya berkendara baru itu sudah seperti perasaan yang wajar ( biasa) – tidak memikirkan gaya Marc, tapi memikirkan gaya saya. “
Gaya Pengereman marc Marquez memang luar biasa. Kami sendiri – tmcblog jadi saksi mata di T1 sepang bagaimana marc Menghentikan Motor dengan kombinasi Rem depan dan belakang, lalu seakan akan menghempaskan Motor ke arah apex tikungan tanpa kehilangan momentum dan kehilangan power saat berada di pertengahan tikungan sehingga keluar tikungan, Marc sudah siap dengan Power yang dibutuhkan untuk berakselerasi. jadi kepo bagaimana sebenarnya Taka mengerem di T1 sepang. Ahhh Mudah mdauhan di kesempatan berikutnya Bisa melihat langsung di T1 sepang perbedaaan para pembalap terutama Perubahan Taka dalam menangani Tikungan ini . . .
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Marc sudah menjadi guru
Jadi penasaran Pol dengan RCV nantinya, secara Dani pasti bercerita bagaimana karakter RCV itu ke Pol dan team KTM, Dani pasti panjang lebar berkisah kepada Pol apa perbedaan dasar RC213V dan RC KTM, bagaimana memperlakukan motor mesin V saat race…apakah Pol ingat? Hahehaehe
RCV dan KTM beda, pol sdh klop dengan KTM belum tentu klop juga dengan RCV
Mng si belum tentu. Dan tugas pembalap adalah belajar n adaptasi. Itu kerjaan mereka. Ya setidaknya Pol udh punya basic nunggang mesin V. Hehe
Secara visual sih rc16 lebih wobble tiap ngerem & exit corner dari rc213v di beberapa kesempatan
Ternyata no 30 itu juga dipilihin Puig waktu jadi kader
kayak pedro26,kesi27
28 dan 29 nih yg missing link ?
28 Alex criville
29 Andrea Inannone ?
Marc memang luar biasa, caranya membawa RCV jadi semacam referensi buat rider RCV lain.. tp bagaimana dengan Alex wak, sepertinya melakukan pendekatan yg agak berbeda..
Yoi . Waktu Alex bisa. Podium banyak pengamat ddisini bilang gaya kendaranya bedaa dri si abang. Hehe
ngikutin sejak masih di Moto 2,gak terlalu menonjol tapi konsisten,tapi sayang di musim kemarin kena tubruk si legends jadi cidera deh
itupun pas di motegi maksa turun padahal berdiripun masih pake alat bantu..
bener bener emang samurai satu ini dedikasinya ?
Penasaran 2021
Ada ruang improvement yang sangat besar. Lumayan adaptif. Semoga bisa melebihi Shinya Nakano.
Semoga bisa podium tahun 2021.. soalnya Udh sanngat dekket podium n pernah Pole position juga si Taka
Dan semoga punya helm daijiro kato/nakasuga
Muantull artikelnya waaaak…..haturnuhun,smoga musim dpan mrTaka bs slalu ikit fight di rombongan dpan
Cmn ada pertama dan ke tiga aja wak..
Variabel yg kedua apa ya wak?? Xixixii
Di padock haerse dan satelit aja bisa saling liat data, dulu di yamaha pada ribut saling kasih sekat, padahal 1 team
Hush, nanti ada yang kojel2.
Karena Haerse mikirnya untuk kepentingan tim (pabrikan) scr keseluruhan bukan buat kepentingan 1 orang aj
kira-kira kalo marc ada dan ikut balap, itu data boleh dibagi-bagi gak ya? ? kira-kira lorenzo tahun lalu dikasi bocoran datanya marc marquez apa gak nih?
Seingat gw lorenzo kalo ngerem ngandalin rem depan doank..
Ane juga ngerasa begitu apa yg di keluhkan mayoritas pembalap mesin V. Bagi marc gada kata conplain selain adaptasi di percepat krna mega grip ban michelin yg super thn ini. Apalah daya nasib berkata lain.GWS MARC!!
Faktanya mesin tetaplah mesin. Seliar liarnya mesin bisa ditaklukan. Buktinya singa deliar apapun jika bisa dijinakkan dengan cara yg tepat akan jadi seperti boneka jika sudah jinak.
Nah marc bekerja mencari cara itu diluar karakter alaminya yg luar biasa,tp dengan data semua bisa dilihat dan dipelajari dan itu semua bukan hal yg magic,namun metode yg luar biasa yg diterapkan pada kasus luar biasa. Dan orang2 seperti marc rossi lau stoner adalah orang2 yg secara pendekatan dan teknik sangat biadab sehingga terlihat mudah menjinakkan mesin yg liar
Syukurlah Takaaki dah mulai memahami RCVnya, dengan pengereman tepat, semakin presisi keluar apex dengan powerfull, belajar dan belajar
Yg perlu diperbaiki gimana dia memanage pressure dia,biar ga bikin kesalahan kayak Aragon 2 dan Valencia 2
Yang hebat ternyata MM93, motor RCV cuma papan tengah jika di pakai rider lain ??
Tapi Ducati tahun ini malah lebih parah sih,padahal tahun lalu itu digadang motor terbaik
Papan tengah dipake rider lain? Tahun kemarin cal sering podium bahkan juara seri, tahun ini am73 dua kali P2. Tahun ini faktanya Cal cedera parah, dari awal musim. Cederanya juga tidak lebih baik dari MM, jangankan podium. Udah bersyukur bisa ikut race. Jadi penilaian anda itu berdasarkan fakta dari mana? Apakah yang anda sebut papan atas itu yang juara dunia? Jadiah fans motogp, bukan fans merk buta akut
Aq penasaran sama video Wak haji tentang Marc di T1 Sepang coba klo kenal dan dekat rumahnya saya minta diputar itu videonya
Liat yutub bro
Klo mmg seperti itu, apa dpt disimpulkan “adaptasi” yg sering disebut oleh para rider adalah nyali?
Klo benar nyali, mmg cukup sulit. Malah bs seperti baru belajar balap. Batasan feeling rider yg biasa pengereman dari jarak 50m tentu sulit diubah mjd dari jarak 20m kecuali “dimotivasi” dng data sbg bukti (msh dimungkinkan utk dilakukan) seperti yg dilakukan Takeo.
Ini seperti cara ayah Hamilton waktu anaknya belajar menaklukan tikungan.
Ayahnya akan berdiri sebelum tikungan. Itulah tanda posisi Hamilton mulai mengerem.
Pelan-pelan, ayahnya akan bergeser mendekati tikungan tanpa kasih Hamilton.
ngomongin Taka jadi penasaran Aoyama wak.
Banteng (bukan congor putih ya) di tangan matador yg tepat
Sama kek cs27, kasih motor kenceng biar ane yg jinakin..
Ga kek mbah legend, kenceeeng, tapi kadang komplain sana sini
Wkakkakakak
Pelopor: Marc
Amati dan tiru: Taka
Amati, tiru dan modifikasi apakah nanti POL?
Cuma kok waktu stoner jd test rider RCV ga kepake datanya oleh Marq?
Begitupun waktu stoner di Ducati, jg ga kepake? Sebiadab itukah Stoner memperlakukan motor?
Stoner menggunakan RCV yang tanpa SSG dan pneumatic valve saja hanya lebih lambat 0.3 detik ( lupa nilai pastinya)
Ngeri kalau telematri Stoner
Setingan traction control-nya ga manusiawi,salah pelintir gas dikit langsung terlempar pembalap yg kurang sensitif soal mainin throttle nya
Stoner cukup dikasih motor yg ngegrip belakang. Gas rem.. nah marc lebih kompleks dya lebih suka pake ban depan dll. Beda kebutuhan motor .. beda allien. Yg jelas Data Casey emng gak dibutuhin marc karna cara pendekatan n berkendaranya beda
stoner seperti juga McCoy yang rear wheel steering dan suka ngesot Kayaknya strugle kalau dikasih ban yang ngegrip di belakang, Dia butuh yang depannya stabil gripnya
lihat di jerez 1 waktu setelah save crash 1.
marc dari belakang nyalip kedepan dengan mudah. kayak pembalap lain pada pelan.
Termas waktu clash jg, agak ceroboh memang, tp harus diakui pace dia gila disitu
ada pembalap, lupa siapa, bilang, ketika dia lihat berbagai save MM ketika mau crash tapi ga jadi, “itu pasti ada kaitannya dengan motornya, tidak mungkin dia bisa save dari keadaan begitu”.
Nah apakah yang ada di motornya MM?
Jadi inget Initial D, ada salah satu lawannya Takumi yang hebat dalam hal pengereman.
Marc kagak jadi operasi ke3 wak?
jadi
Lha emang iya rcv itu dasar speed dan akselerasi kencang,butuh rider yg suka ngeslide kalo jinakin ini motor,lihat sja noh digame jadul motogp2002 rata² yg make rcv speed dan akselerasinya pada tinggi,cuma dibraking sama cornering doank yg kurang
Bukan motor nyaman….
Berani jamin? Pindah kepabrikan mana? Pabrikan mana yang pernah tertarik rekrut taka? Bikin opini jangan berandai-andai menurut pemikirian sendiri, berdasarkan kebencian akan brand.
pabrikan dgn motor paling nyaman aja zonk bertahun2 malah nyuruh pindah pabrikan
dan pada akhirnya “mesin Carry 1000cc” lah yang membawa pembalapnya juara dunia
tmcblog jadi saksi mata di T1 sepang bagaimana marc Menghentikan Motor dengan kombinasi Rem depan dan belakang, lalu seakan akan menghempaskan Motor ke arah apex tikungan tanpa kehilangan momentum dan kehilangan power saat berada di pertengahan tikungan sehingga keluar tikungan, Marc sudah siap dengan Power yang dibutuhkan untuk berakselerasi.
Andai video itu bisa diputar atas seizin dorna ya wak ?
kayaknya ada saya rekam, ada di hape tapi ya itu dia hanya untuk konsumsi pribadi
Smoga bisa jd andalan honda tahun depan