TMCBLOG.com – Sobat Sekalian, satu sosok Motor bergenre supermoto Hadir di tmcblog Yakni Kawasaki D-Tracker MY2021 untuk dilakukan pengetesan Review Komuter harian . . yes Komuter menggunakan Supermoto, jelas menarik dan agak agak anti mainstream . Secara umum bentuk Fisik dari D-Tracker Model 2021 ini tidak jauh berbeda secara spek maupun bentuk fisiknya bila dibandingkan dengan Model tahun sebelumnya ( 2020 ke bawah ).
Yaaa walaupun memang riding ergonominya memang Dual Purpose banget, Secara umum, Kalau dipakai untuk harian tmcblog melihat Sosok Kawasaki DTracker ini dikategorikan sama dengan Motor motor Sport 150-an cc. Ketinggian Joknya yang ketika belum terkompresi berada di angka 84 cm, dan ini membuat tmcblog yang hanya punya Jangkauan Kaki 75 cm dipastikan jinjit balet walaupun tubuh seberat 63 kg ini sudah sepenuhnya naik di atas Jok. Secara umum Motor ini tinggi, Namun begitu ketinggiannya masih sedikit lebih friendly dibandingkan naik KLX150 ataupun CRF150 . . . Lagi pula Bobot D-Tracker ini juga masih tergolong manageable.
Ok Jadi Soal Ground Clearance ini memang membuat karakter Trailnya dari D-Tracker masih kental, ergonominya pun masih nggak jauh beda dari karakter Dual Purpose. Dan memang bagian suspensi adalah hal yang paling terasa berbeda dibandingkan dengan Motor motor sport 150-an cc yang lainnya seperti Verza, Byson, CB150, maupun Vixion.
Shock Depan Inverted dengan feel rebound dan damping yang dual purpose banget serta Travel yang cukup panjang adalah sesuatu yang tidak akan pernah dapat ditemukan di Motor Motor sport mainstream. Feel paling terasa adalah Empuk . . kalau dibanding Motor Motor sport standar di kelas 150-an cc jelas Dtracker adlaah yang Sport Dengan ban Street dengan suspensi terempuk ! .
Kawasaki tahu bahwa Motor ini akan dipakai mayoritas di jalanan asphal dimana Pengereman depan menjadi yang utama. Dan setelah kami rasa, feel kepakeman rem depan dari Dtracker ini lebih kuat dibandingkan dengan KLX150 dan ini jelas positif. Kepakeman ini setelah kami cek kemungkinan hadir dari Diameter rotor Cakram yang lebih lebar dibandingkan dengan Cakram di KLX150.
Duduk di atas D-Tarcker diantara Nyaman dan Nggak Nyaman . . Nyaman karena busanya lumayan empuk, Namun agak sedikit bikin susah saat riding diatas 2 jam karena memang area tempat Bokong nempek ke Jok itu Sempit. Ya, Ini dikarenakan secara dimensi Jok Dtracker itu Persis 100% Jok Motor Trail yang joknya punya dimensi sempit karena mementingkan Dinamika gerakan Kaki ketika ber-Offroad.
Soal tenaga dan torsi, walaupun secara umum muntahan powernya mirip mirip karakter KLX150, Kami merasa sepertinya koq agak ‘sedikit lebih lembut’ geberannya dibandingkan dengan KLX150. Lebih sopan, Lebih santuy terutama di RPM rendah. tmcblog rasa ini hadir entah di perbedaan rasio gear ataupun mungkin di rasio Final gear ( perbandingan gear depan dan gear belakang ) . Ini membuat naik Dtracker tidak mengintimidasi, Cukup Pas Buat rider pemula yang baru ‘naik kelas’ dari Motor motor skuter ber-CVT
Kembali mengenai Mesinnya, memang mungkin karena Mayoritas motor aktif yang ada dirumah sekarang sudah FI, Maka Buat Mesin yang masih Karburator seperti mesin Dtracker ini atau Mesin W175 ketika mendiamkan Motor lebih dari 2 hari tanpa nyalakan terkadang akan mengundang masalah Reliabilitas . . Mulai dari masalah ringan seperti Butuh Choke saat Starter pagi pagi pertama kali sampai permasalahan butuhnya membersihkan Karburator. . .. yaaa ini bisa dianggap seni Juga sih jika dilihat dari sudut Pandang berbeda, Cuma ya kalo lagi Buru buru mau pakai ini motor di pagi hari, rada keki juga kudu nunggu mesin panas sambil Nge-Choke Karbu. Beda sama ZX25R, Yang sekali starter langsung Jreng . . Langsam Jaya 😀
Yang tmcblog coba rasakan di jalanan adalah walaupun Bannya menggunakan ban street pada umumnya, Karena feel Suspensinya begitu Dual Purpose/ begitu Offroad, Maka Feel suspensi ini kadang bikin lupa bahwa bannnya masih Ban Street Biasa. Sehingga di jalanan asphal pun, karakter riding kita itu akan sama ketika naik Motor Trail/ Dual Purpose yang menggunakan Ban berthread Kotak Kotak . .
Contohnya adalah kalau cuma Speedbump atau ‘ polisi tidur ‘ doang sih Nggak Pakai Ngerem sob, Libas langsung . . Secara umum Buat tmcblog yang terbiasa Naik Motor sport berkopling, maka Berkomuter dengan kawasaki D-Tracker permasalahannya hanyalah di Ketinggian Jok Yang hanya terasa bermasalah ketika berhenti . . selebihnya . . Tottaly FUN Naik D-Tracker yang saat ini dibanderol dengan Harga 34 Jutaan ini bahkan Buat berkomuter sekalipun . .
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
istimiwir
Tokopedia msk pak ekooo
Kendaraan fakboii masa kini
Kau kah itu rhoma??
karbu vakumnya itu lho bikin ilfil wak ☹️
Kalo dijalan raya diasapin mx, malu pakenya
AWAS ntar ada fakboi mendadak trail yg ga terima bang wkwk
Vibrasi nya cukup mengganggu saat melaju diatas 60-70kpj wakaji
Cocok buat jalanan di daerah saya, aspal/beton tapi gak rata wkwkwk
Trail jaman flinstone
Kalau main hajar poldur gitu komstir bushingan dkk apa ga cepet kena Om ?
8th pake dtracker versi awal blm pernah ganti komstir bro… bawa ya ugal2an hajar lobang juga
wahwahwah kok bandel banget tuh.. ga oblak samsek ? keren bet
sy 8thn baru ganti komstir bukan motor ginian, jalanan rusak polisi tidur cm nutup gas, kayaknya kl motor gak pernah jatoh komstir aman aja
ya beda lah bro sama matic yang baru diajak miring dikit langsung maksa ngajak rebahan, yang stang dilepas langsung belok sendiri ?
Nampak enak euy
2 hari kudu pake choke wak? sy 3 hari normal aja, mungkin gara2 pake Pert.Turbo jd gak masalah
tarikan “lembut” karena keberatan di ban
Tampang Yay, tenaga Nay.
yg klo gk ada motor lain baru akan gw beli..
hmm.
Mesin nya Lemoootttttttt parah.. di telusuri kayak nya mesin basis nya punya Bajaj 125 yg bore up kaoskaki jadi 144cc..