Home MotoGP Mentok di Pengebirian teknis, Mungkinkah Ban dijadikan sebagai alat tuk buat...

[Opini ] Mentok di Pengebirian teknis, Mungkinkah Ban dijadikan sebagai alat tuk buat MotoGP lebih ramai ditonton ?

60
ECU Magneti Marelli

TMCBLOG.com – Secara umum perkembangan teknis dan teknologi di MotoGP terus berkembang dari tahun ke tahunnnya. Entah berapa Lulusan Universitas ternama Universitas di Jepang, spanyol maupu Italia sudah di Booking oleh Divisi racing dari Masing masing pabrikan Motorsport termasuk Roda dua dan MotoGP. Sehingga beberapa Kali Pun Dorna sebagai Promotor perusahaan ini berusaha mengebiri atau sekedar mengerem keberingasan perkembangan teknologi,Selalu saja pabrikan dapat mencari celah lain Untuk bisa menambah performa Motor Kreasi mereka di Lintasan MotoGP.

Tujuannnya satu, menurut tmcblog secara umum Dorna berusaha membuat Balapan Semakin dekat ( Close racing ), sehingga semakin menarik di mata Spectator terutama siaran TV. Terbukti berkali kali Bahwa Pembalap Yang ngacir duluan, jauh di depan  . . . TV malah lebih Jarang menyorotinya, Bahkan TV lebih suka meng-hi-lite Fighting antara beberpa pembalap walaupun itu hanya memperebutkan tempat ke 3 ke 6 atau ke 8 dibandingkan Pembalap yang ngacir duluan tak tersentuh dari semenjak awal race dimulai.

Semenjak hadirnya MotoGP, Dorna selalu berusaha menghadirkan berbagai pengetatan (baca = pengebirian ) Regulasi. Kita Mungkin Ingat ketika Kubikasi dipangkas menjadi 800 cc Pasca 2006 . . itu Tujuannya agar MotoGP bisa lebih pelan . . Namun Nyatanya? Cuma dipangkas 200 cc malah seperti membuat tantangan bagi Pabrikan Untuk membuat Motor lebih cepat dari Motor 1000 cc . . dan Pabrikan kembali menang. Setelah itu Dorna memberikan berbagai macam Resep resep Regulasi teknis lainnya . .

Diperkenalkannnya CRT, Open Bike, Regulasi konsesi, Penggunaan One Make ECU, One Make Software ( electronic )  . . dan boleh dibilang ke semua ini sebenarnya sempat ada efeknya terhadap perkembangan Performa dari MotoGP . . namun rasa rasanya, Delay hanya berlaku beberapa musim saja. Jadi ya, Seperti yang tadi sudah kita Bahas, Pabrikan merasa tertantang dengan Hadirnya Pengetatan atau pengebirian regulasi. Apa saja mereka lakukan baik itu teknis dan Non Teknis . . ? Bajak membajak Engineer sampai membuat Inovasi Out Of The Box seperti yang banyak bisa kita Lihat di Box Ducati.

Pengebirian teknis terakhir berupa Penyeragaman ECU dan Software pun sepertinya sudah kembali ke suasana settle sebelumnya . . Namun begitu ada satu yang tmcblog lihat sampai saat ini tetap memberikan banyak Misteri, termasuk sulit untuk dicari Solusinya . . . Yakni Ban Michellin. Saat perusahaan Jepang Bridgestone menjadi ban resmi, semuanya seperti dapat diprediksi . . . namun ketika Penyuplai Ban resmi pindah ke Perusahaan Perancis Michelin ?  Semua seperti terus terusan mengalami Blank tiap akhir pekan balap . . padahal Sudah memasuki tahun ke 6 lho semenejak Michelin menggantikan Bridgestone . . namun hal ini tetap terjadi hampir setiap pekan balap

Michelin boleh dibilang memang susah ditebak. Mulai dari perpindahan Titik Fokus Pengembangan karakter ke ban belakang ( Bridgestone Kekuatannya di Ban depan ), kekurangan Grip, kelebihan Grip, dan yang paling sulit dan ruwet mencari solusinya adalah ban ini seperti sangat sensitif. Salah dalam melakukan pendekatan sedikit saja, maka Ban tidak akan bisa durable dibawa Sampai akhir race. Dan ini terjadi Bukan di Pabrikan yang berbeda . . . bahkan dua atau tiga pembalap dengan Motor yang sama sekalipun Bisa terjadi . .

Karakter karet dari Michelin Khususnya Mulai 2020 awalnya dianggap Sangat menguntungkan Motor dengan Platform 4 Inline ketimbang V4 . . . Namun Dua Pabrikan yang sama sama dianggap Punya karakter bagus Buat Michelin sendiri seperti Vinales dan Quartataro, atau Vinales dan Rossi di Qatar 1 sudah menunjukan bahwa pendekatan punya peranan penting selain dari karakter Natural dari Motor mereka. Boleh dibilang Maverick di Qatar 1 melakukan yang terbaik dalam hal ‘ Nursing The Tire ‘ bahkan dibandingkan Fabio dan Valentino. . .

Bicara Michelin mungkin bisa ber seri seri artikel . . namun begit, jangan jangan ini memang yang diharapkan Oleh Dorna . . Menggunakan banyak Regulasi teknis Nggak bisa secara total membendung kemajuan teknologi Pengembangan Motorsport Oleh Pabrikan . . Karena memang Soul mereka adalah Riset  . . Dan riset selalu mencoba mencari Jalan terbaik dan terkencang.  Jangan Jangan dengan Michelin berhasil membuat ban yang ‘ memperlambat pembalap ‘ ini termasuk grand strategi dalam membuat balapan lebih “mengasyikkan” bagi penonton? Setuju sama kevin Cameron . . Jika saja pada ahli kimia peracikan karet dapat berbicara secara bebas terbuka, mungkin ada insight menarik berkaitan dengan kemungkinan sinyalemen flirting antara MotoGP dan Michelin  . . Menurutmu Gimana sob ?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

60 COMMENTS

  1. Emang sih motogp sekarang ini Gap nya makin tipis, dan makin kesini juga persaingan makin ketat gak cuma antara 2-3 pembalap aja. Jadi inget jaman dulu Barros, Stoner, Gibernau dog fight sama mbah Rossi sempat crash tapi masih bisa finish P2 sakin jauhnya Gap antar rider.

  2. Klo dorna mau balap rapet2 macem moto3 safety teknologinya berkembang pesat ga wak? Selain airbag di wearpack. Karna sekali jatoh, pembalap dibelakang ga cukup hindar ya wasalam

  3. Hampir tiap tahun Michelin ganti formula Racikan karet ban MotoGP, layak lah semua kembali ke laptop tiap awal musim, Dorna hanya berharap jarak semakin dekat antar pabrikan, dan hanya Ban satu satunya komponen yg nempel di aspal!

  4. pabrikan dn sluruh insinyurnya trus berinovasi krn mreka tau dn ga bs berbuat bnyak akibat pengaruh yg di akibatkan antra part motor kepda ban sngat2 minim skali…tp sendok arm itu udalah slah stu upaya nyata buat optimalkan ban….tp jujur seh dorna cerdas krn skrg race motogp sngatlah ketat

  5. we need inhouse software not magneti marelli software…

    Hardware biarin pke magneti marelli but software harus dari pabrikan masing2… Tim satelite juga dikasih updatean software inhouse walaupun beda selangkah…

    zaman2 inhouse software 2004 kan seru tuh.. perangny bukan antar pembalap dan motor tapi perang perangkat lunak juga. perangkat keras dari dulu supply nya dari Magneti Marelli kan.. ??

  6. Hal begini bisa jadi senjata makan tuan, bukannya bikin seru akhirnya malah bikin balapan jadi boring, pembalap jadi main aman diawal-awal lap terus baru push diakhir lap, sering banget pembalap berjejer kaya lagi pawai padahal jarak mereka berdekatan baru pada salip-salipan pas udah diakhir lap

    • lah itulah yg dinamakan strategi balap,, seperti yg wak haji bilang, ban Michelin ini memaksa pembalap utk bermain cerdas, ga asal push2 yg ujung2nya memble atau bahkan dlosor di pertengahan balapan,, tiap seri hasilnya ga bisa ditebak, selama ada fight dan hiburan di balapan tsb menurut gw sih ga ada yg namanya efek Boomerang,

    • Justru yg agak boring jaman bridgestone bro,siapa yg udah didepan dia bakal ngacir sejauh² mungkin,contoh waktu lorenzo masih aktif balap pakai bridgestone,ngacir² sejauh mungkin itu orang,dan marquezpun gt 2014 aja dah contohnya sering ngacir jg,stoner jg demikian 2011 kalau udah didepan jangan harap bisa buntutin dia yg ada ban rider yg buntutin doi jadi aus…

    • Yes itu strategi . . dan itulah Yang diinginkan dorna, Pembalap lebih bermain ke strategi ketimbang hambur hambur performa

    • wadow, ini murni apa yang di otak saya . . abis bingung . . Kurang Pinter apa Itu YFR, Ducati Corse, HRC . . Tapi soal karet bunder saja sulit ketemu solusi terbaiknya sampai saat ini

  7. Cukup terbukti di FP dan Q yang gap dengan urutan ke 10 bahkan 15 cukup tipis sekitar 1 detik.
    Ini berarti beberapa hal.
    1. Teknologi semakin merata.
    2. Skil pebalap juga semakin merata. Kemampuan mereka amat tergantung teknis. Contohnya FM dan FQ di balapan kemarin..

    • Dulu kan sempat michelin dan Bridgestone di satu race, dan hampir seluruh seri podium diisi rider bertopi Bridgestone.
      Dan akhirnya tiap pabrikan ogah milih michelin, ya karena performanya. Sampe 6 taun lalu michelin jd supplier tunggal MotoGP

  8. Tahukah anda bahwa ban canggih yg dipakai itu bahan bakunya dari panen pohon karet pekebun kita di sumatera yg dibeli dg harga murah dan gaji pembalap juga berasal dari jualan kavas rem dr motor2 harian yg kita pakai???

    • ya saya juga paham sisi gelap di belakang industri ini, yang lebih ngeselin lagi ada ban yang bahan ngambil di sini karena murah, diolah jadi ban di sini juga karena ongkos murah, begitu ban jadi dikirim ke negara asal perusahaan dan ditempel merk di sana, terus dijual lagi di sini (dengan harga relatif mahal dibandingkan nilai barangnya), yang beli orang sini dan bangga pakai merk itu ???

      • Sepertinya sih ada resep rahasia saat pembuatan adonan untuk ban ber-merk internasional. Yg bisa bikin performanya jauh sama merk lokalan.

        Resep rahasia itu yg mahal.

    • tuh pabrik pengolahan ban michelin ada di kampung saya, lumayan membukablapangan kerja dan lumayan juga bau karetnya … ????

  9. Dengan kata lain, absennya baby alien adalah sengaja atau misalnya tidak sengaja dorna sangat mengharapkannya? Biar semua pembalap mempunyai peluang?

    • Gak gitu jg sih kayanya. Absennya babi alien memang benar membuat persaingan lebih ketat (setidaknya poin engga diberangus ama dia sendiri sampe 420 pts), tapi siapa yg berharap dia punya cedera separah itu?
      Dorna memang nyari rating dan duid, tapi saya yakin sisi kemanusiaannya gak akan se-psikopat itu.

  10. Ada gak ya regulasi yg menulis motor MotoGP tidak boleh terbang diatas tanah
    Kalo terbang kayak kendaraan polisi dubai,mau karet ban Michelin dikasih bahan kimia apapun gak bakal pengaruh ?

  11. dorna cuma bikin balapan keliatan lebih seru buat penonton, dan saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan dorna mulai 2016, dorna memang mengatur tingkat kompetisi, tapi tidak menetukan siapa yang juara, nyatanya yang juara itu karena bermental kuat dan konsisten

    regulasi bisa dipesan supaya sedikit membantu suatu pihak, switch dari 2tak ke 4tak, kubikasi diturunkan ke 800cc, penyeragaman elektronik, bahkan yang lebih absurd ada yang sering lewat track limit besoknya kerb langsung ditambah panjangnya, edan gak tuh? ?

    tapi, tetap tidak merubah kenyataan bahwa juaranya tetap orang yang paling layak, intinya kemampuan pembalap yang utama. itu yang saya lihat selama 20 tahun ke belakang,

    • Yes seperti yg pernah dibilang salah satu insinyur micelin,marc itu cepat memahami kinerja ban dari awal fp,kualifikasi,hingga race,dan jg ada sebagian rider yg mengeluhkan kinerja ban cepat aus,kurangnya grip dll,artinya seperti yg bro bilang kemampuan rider disini sangatlah diuji…

  12. =======================

    Menuju Balapan Motor Listrik
    Gak kebayang motor dg torsi 400nM
    Maburrrrr

    ========================

  13. patut diapresiasi ya wak pihak Dorna ini,, tapi knp ya sering saya dengar kalo F1 yg katanya boring dan pemenangnya udh bisa ketebak di tiap seri tapi malah menjadi salah satu olahraga yg perputaran uang nya cukup besar dibandingkan MotoGP ?? padahal MotoGP menurut saya dan mungkin kebanyakan orang lebih entertaining dibandingkan F1 utk balapan tiap seri nya,
    ?

    • sejauh ini rider yg layak atau yg punya nilai entertainment yg tinggi atau yg sering menonjol menurut gw :
      1. Marc Marquez
      2. Joan Mir
      3. Alex Rins, Jack Miller, Zarco, Morbidelli, Rossi

    • Numpang kasih jawaban via link ini https://youtu.be/P9BLOZJ7YgM

      Terus juga menurut pendapat pribadi saya, sejak di pegang sama Liberty, F1 emang lebih banyak di kenal sama millenial. Terutama di pasar Amerika. Ini karena mereka bener2 manlmfaatin sosmed. Coba bandingkan YouTube F1 sama MotoGP dalam nampilin highlight race, banyak netizen yg minta agar MotoGP bikin Highlight kayak channel YouTube Formula 1

      • @pemainbaru
        betul,kalau liat chanel F1 suka deh gak kaku,lebih keliatan slylish tapi gak terlalu serius bgt,dan jgn lupa apa yg bikin F1 sekarang “ramah” ke anak muda,yaitu: MEME!!

  14. Sampe sekarang micelin masih belum buat kompon extra hard dan extra soft tire yak.. belum mampu opo sengaja ngak bikin compound extra tire wak para insinyur micelin??

  15. Hahaha.

    Sah sah saja dorna melakukan itu,toh memang pabrikan perlu dikebiri karena riset yg begitu masif.
    Yg terpenting safety tetap nomor satu

  16. Celakanya dengan ban Michelin Rossi akan gagal terus….andai 2022 Bridgestone masuk lagi,mungkin Rossi akan seperti 2015.…bisa rebut jurdun

  17. Bisa jadi benar seperti itu, mainin aja di ban dan hasilnya kita tau sendiri karena semuanya bertumpu di ban

  18. di satu sisi emang spt yg wak aji bilang,balapan jd lebih seru dan susah di tebak..
    tapi di sisi lain ini balapan bertajuk prototype yak hehe,tapi banyak bgt teknologo yg di kebiri ibarat kata sekarang GP yg ke WSBK an dan WSBK yg ke GP-GP an
    namun apapun itu dorna cukup sukses lah,tim tim jadi gak terlalu jauh gapnya

  19. Marc rider yg paling pinter memanaje,
    mengerti dsb.. dg ban miselin sampe”
    terlena mabuk kepayang dibuatnya..?
    Hingga kengerian itu terjadi dijer es 1…
    ??

  20. Kalau pun asumsi ini benar wak, kira-kira celah apa yang dipakai Michelin buat bikin balapan ramai (close racing) sesuai ‘pesanan’ Dorna? Apakah tiap pembalap dikasih ban yang ‘berbeda’?

    • Saya sampai saat ini masih tidak sampai berfikir ke sana karena kontrasepsinya eh konspirasinya sudah terlalu jauh . . . Satu ban dengan Kompon mengejutkan saja sudah bikin pusing, apalagi Tailor Made Kayak gitu . . Apakah Michelin Juga punya sumberdaya untuk Bikin 18 sampai 20 tipe kompon karet ban berbeda juga masih belum bisa dikonfirmasi

  21. Itu artinya kompon nya tidak konsisten dari musim ke musim…alias belum nemu formula pas.ganti suplier ban aja, continental atau good year?

  22. Sudah cedera saat Michelin ganti karkas ban di pertengahan musim dengan cara voting demi mengakomodasi request rider tertentu… (Baca: Rossi dan Marc) yg pengen lebih hard. Efeknya salah satu rider pensiun dini gara-gara ga bisa dengan cepat naikkan temperatur ban ke temperatur optimal. Rider lain langsung ilfil ama front tyre padahal sebelumnya dia menang seri, rider lain tambah sulit adaptasi ke Du-cati sehingga dia baru menang saat sudah dipecat, terpaksa gabung Hon-da lalu gagal dan pensiun dini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version