TMCBLOG.com – Mulai Musim 2021 Formula 1 akan memperoleh sistem Kualifikasi baru di beberapa eventnya yang terpilih Yakni Sprint Qualifiying. sebuah Sesi Kualifikasi yang ada dasarnya mirip race itu sendiri namun dilakukan dengan Jarak yang lebih pendek dibandingkan Full race Distance, Hanya sekitar 100 km Saja Sprint Qualifiying dilakukan dan hasil dari Sesi ini akan menentukan Posisi Grid Start untuk Race sebenarnya di hari Ahad. Konsep ini baru akan diluncurkan untuk pertama kalinya pada GP Inggris di Silverstone pada bulan Juli 2021 mendatang, dengan Monza dan Interlagos juga diharapkan menjadi Venue selanjutnya, jika berhasil maka Platform Kualifikasi ini disinyalr dapat dilakukan lebih meluas pada musim2022.
Format baru ini juga akan melihat grid start untuk Sesi Sprint Qualifiying ditentukan pada Jumat sore menggunakan format kualifikasi Standar dimana Mobil yang menorehkan Top 3 Kualifikasi Jumat akan masuk parc ferme. Sementara akan ada satu sesi latihan 60 menit masing masing pada hari Jumat dan Sabtu pagi.
Sementara itu, telah diputuskan bahwa tiga Pembalap Top3 pada teratas pada Sprint Qualifiying yang dilakukan pada hari Sabtu akan menerima poin Championship Yakni tiga poin untuk tempat pertama, dua poin untuk tempat kedua dan satu poin untuk ketiga. Berikut Format Kualifikasi Sprint secara lengkap
Jumat
- Latihan Pertama 60 menit di pagi hari dengan dua set ban untuk dipilih tim secara bebas
- Format Kualifikasi Normal di sore hari dengan hanya tersedia lima set ban Soft Compound
Sabtu
- Latihan Bebas Kedua 60 menit di pagi hari dengan satu set ban untuk dipilih tim secara bebas
- Sprint Qualifiying 100km di sore hari dengan dua set ban untuk dipilih tim secara bebas
Ahad
- Race Grand Prix Full Distance dengan dua set ban tersisa
http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2018/10/13/aturan-baru-wsbk-2019-1-race-weekend-ada-3-kali-balap/
Lalu ada Pertanyaan, Apa perbedaan Sprint Qualifiying di Formula 1 dengan yang dilakukan Di WorldSuperbike ( Superpole race )? jadi dari format balapnya sendiri sudah sangat berbeda dimana Superbike mengadopsi format dua kali balap Full sementara Formula 1 menggunakan Format hanya satu kali balap Full – sama seperti MotoGP.
Di Superbike, Race pertama dan Superpole race ( sprint race ) menggunakan Grid start yang ditentukan oleh sesi Superpole ( Sesi Kualifikasi biasa ), Sementara Superpole race akan menentukan grid Start dari race kedua. Dilihat dari Sistem Pointnya sendiri juga berbeda.
Pada Formula 1, Pointnya yang diperoleh pada Sprint Qualifiying nggak terlalu signifikan dimana hanya Top 3 yang memperoleh Point Championship dan yang tercepat sendiri pada sprint race hanya memperoleh 3 point Championship semeentara pad World SBK, Top 10 pada Superpole race mempeorleh point Championship dengan Point Maksimal 12 Point – atau hampir setengah point race – yang diperoleh pembalap yang tampil tercepat pada Sesi Sprint race tersebut.
Selamat idul fitri 1442H, Mohon maaf lahir dan batin
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Menyimak dulu
Sholat ied disik pan. Jan cah ki
Minal Aidil Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin wak….?
MotoGP ga perlu yg kyk ginian kyknya ya, krn udah kompetitif bgt, selalu ada kejutan dr awal fp1,
Wak, kalo konsisten ngasih artikel F1, disinyalir akan lahir fans Mercedes/Hamilton dadakan…
Pattern nya:
Mercedes= ternyaman, terkencang, terbaik se grid, ter-sulthon, etc.
Hamilton= terhebat, etc.
Kurleb begitu prediksi ane..
Fans dadakan nya kira kira dari kubu mana bro?
Vision anda tak perlu berkecil hati sebab yamaha pernah kok bikin mesin f1 tapi yah baca ndiri lah
Yamaha OX88, V8 3.5L (2 GP, 0 points), and OX99, V12 3.5L (32 GP, 4 points)
Zakspeed thought he was doing himself a favour collaborating with Yamaha for 1988. The Japanese firm, known for its engineering savoir-faire, concocted the OX88 V8 in response to Cosworth which refused to use its novel five-valve per cylinder concept. A catastrophe: only two back of the grid qualifying results, as many retirements and a bevy of mechanical failures. After a year’s hiatus in the hopes of returning better armed, Yamaha was back with a bulky V12 that was first used by Brabham, then Jordan. Martin Brundle, Mark Blundell and Stefano Modena managed to score just a few points. In the end the Asians entrusted the development of a V10 to Judd that proved to be much more competitive.
Jangan bang ntar sparring sama egghead bisa berabe
hmm.
hadehhhh rumit, jlimet,… motogp tetep the best di dunia per racingan