Home MotoGP Grand Prix Misano 2, Kesempatan Pertama Quartararo dan Acosta Kunci Gelar Juara...

Grand Prix Misano 2, Kesempatan Pertama Quartararo dan Acosta Kunci Gelar Juara Dunia

56

TMCBLOG.com – Grand Prix Misano 2 musim 2021 ini merupakan kesempatan pertama buat Fabio Quartararo dan Pedro Acosta mengunci gelar juara dunia di kelas masing-masing. Bagi El Diablo ini bakal menjadi gelar Grand Prix pertamanya semenjak berkarir di tahun 2015. Sebuah calon pencapaian terbesarnya mengingat selama ia berkarir dalam Grand Prix, Quartararo bahkan tak pernah menyicipi Top-3 championship. Ia hanya pernah menjadi juara dunia junior (CEV Moto3 JWCh) dua kali pada tahun 2013 dan 2014. Sementara buat Pedro Acosta ini juga bakalan menjadi gelar juara dunia pertamanya di tahun debut Grand Prix-nya setelah menjadi sebelumnya ia keluar sebagai juara RBRC di tahun 2020 yang lalu serta sempat mencicipi Top3 di Moto3 JWCh pada tahun yang sama.

Setelah poin championshipnya sempat dikejar oleh Pecco Bagnaia setelah pembalap Italia tersebut memenangkan dua balapan secara berturut-turut dan mendefisitkan jarak dari 70 poin ke hanya 48 poin, jelang GP Misano 2 Fabio Quartararo yang unggul lebih dari 50 poin bisa sedikit lebih ‘relaks’ pada seri di mana Ia butuh hasil gap sejauh 50 poin Championship pada akhir race nanti. Secara umum Fabio hanya butuh finish di depan Pecco untuk mengunci gelar di GP Misano 2.

Secara umum sampai seri CoTA kemarin, Fabio memenangkan lima dari 15 balapan, naik podium lima kali lagi, finis di luar enam besar hanya dalam dua kesempatan dan mulai dari barisan depan di setiap seri balapan. Menurut hitungan jurnalis Mat Oxley, jika Fabio bisa mengunci gelar tahun ini, maka Ia akan menjadi juara dunia kelas utama pertama dari Prancis dalam hampir 75 tahun kejuaraan dunia balap sepeda motor. Satu lagi, Fabio Quartararo akan menjadi juara dunia pertama Yamaha sejak dimulainya era kombinasi Michelin/Magneti Marelli semenjak tahun 2016.

Pedro Acosta juga menghadapai babak 16 Grand Prix dengan peluang mengklaim gelar kejuaraan dunia di Kelas Moto3. Setelah membawa pulang P8 dari Austin dalam balapan yang dihentikan red-flag di mana Acosta menjadi salah satu pembalap yang jadi ‘korban’  dalam insiden back straight CoTA, pembalap Spanyol itu unggul 30 poin dari Dennis Foggia (Leopard Racing). Tidak seperti Fabio yang bakalan dielu-elukan publik Perancis, Acosta yang Spaniard mungkin akan terkesan ‘biasa-biasa saja’ bagi publik Spanyol.

Namun begitu, gelar juara Grand Prix pertama di debut tahun pertama tetaplah sebuah pencapaian besar bagi pribadi Acosta. Nggak banyak pembalap bisa melakukan hal ini, bahkan sebagai benchmark seorang Valentino Rossi atau Marc Marquez pun nggak juara dunia di tahun pertama mereka masuk kelas terendah Grand Prix.

Dibandingkan dengan Quartararo, peluang Acosta untuk membawa pulang gelar di Misano lebih tipis. Hal ini dikarenakan bagaimanapun juga, Foggia adalah pembalap yang sulit ditaklukan di kelas capung. Tujuh podium dalam delapan balapan terakhir, termasuk dua kemenangan dan P2 dalam tiga terakhir adalah sebuah konduite mentereng yang akan jadi tantangan tersendiri buat Acosta yang bahkan tanpa podium sejak kemenangannya di GP Styrian.

Secara hitung hitungan permutasi, jika Acosta ingin mengunci gelar di Misano 2, maka Acosta harus mengumpulkan 21 poin lebih dari Foggia dan memastikan Sergio Garcia (Tim Solunion GASGAS Aspar) – yang tertinggal 50 poin dari Acosta – tidak mengalahkannya. Salah satu contoh permutasinya hanya satu; Acosta juara, Foggia finish di P12 atau lebih buruk. Tipis kan, namun never say never, sulit bukan berarti jadi tidak mungkin.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

56 COMMENTS

  1. kalo yg Moto2 masih belum ya ?? Raul vs Remy
    Pedro Acosta ntah knp akhir2 ini jarang podium apalagi juara,, apakah pressure championship leader terlalu kuat baginya yg seorang rookie ??

    • Sudah hampir dipastikan pemuncak Moto2 akan dikudeta Raul,tangannya udah ga diperban lagi,ditambah Remy makan kerikil kemarin,,kecuali kena sial

      Untung aja juara tim udah dikunci KTM ajo,cmiiw
      Jadi bisa lebih all out keduanya

  2. Pecco lagi on fire. Penentuan juara kemungkinan masih nunggu race terakhir. Apalagi dgn diaktifkannya mapping 8 by Ducati, sedangkan Quartararo berjuang sendirian.

  3. udah gak ada yg bisa nahan Taro untuk jadi jurdun tahun ini, kecuali nasib buruk sekali.. konsistensinya mengalahkan keperkasaan mesin Ducita..
    Acosta entah kenapa belakangan ini susah bersaing di posisi podium, tp tetap fav jurdun karena udah nabung poin dari awal musim..

  4. Paruh kedua agak turun performa Acosta,malah Foggia yg agak konsisten,setelah NSF dikasih update wheel cover langsung bisa tarung lagi ama RC250R

  5. saya bukan fans FQ20. tapi melihat performa dan statistik Fabio musim ini maka sudah sepantasnya dia juara dunia MotoGP 2021

  6. Congrats buat Taro, walau ane fans Joan semir dan Rins, memang taro pembalap spesial musim ini, hanya dia di Yamaha bisa luar biasa perform dan sangat paham balace motornya, utk team Suzuki adalah koreksi konsekuensi “menggampangkan” peran seorang Davide Brivio dan keterlambatan inovasi karena maunya low cost high impact

    Musim depan pasti lebih seru
    Lihat Bagnaia, taro, mir, dan tentu saja Marquez yg sudah kembali dan harapannya Morbidelli yg kembali tune in

  7. Disinyalir tardozzi akan mengandakan briefing khusus ngumpulin pasukan ducita.
    Ngiler, Lek Jarwo, Joget Martin, Bastiono, you all know what to do…
    Maroni, kamu tetap jadi sweeper ajah…

    heheheheh…

  8. bukan lemah, memang lagi sial pas di jaman keemasan Hadno dgn marcnya. pas ada rossi n hohe kan yamaha bisa ngasih perlawanan keras k hadno, setelah hohe ilang pengembangan berantakan baru posisi diambil alih ducita

    • siapa bilang tahun 2016 yg bertarung marq vs dovi, lha wong runner up nya mbh oci, hohe ketiga, empat vina, kelima baru dovi, wkwkwkwk…belajar sejarah lagi ya

  9. fenomena unik FQ ini, di kelas2 bawah namanya gak gitu terdengar, terkesan pembalap medioker, tapi begitu naek kelas motogp langsung bersinar, talent scoutnya hebat bisa membidik bakat terpendamnya, kalo seperti VR, MM, JL, CS, AD, DP, sejak kelas bawah sudah bersinar, dan memang bisa bersinar di kelas motogp

    • Bener banget
      Jujur aja, gw baru tau kalo ada pebalap namanya Fabio Quartararo pas dia diskualifikasi pas dulu menang di Moto2 gara-gara tekanan bannya kelebihan dikit.

    • Biasanya fenomena gini ga akan dominasi bertahun tahun atau dpt gelar berkali kali. Kemungkinan besar sekali dua kali jurdun terus setelah itu redup kembali.

      • belom tentu juga, malah yg di kelas bawah lumayan joss, di kelas atas biasa aja ato bahkan terpuruk, sperti si Pol ato dulu ada Toni Elias, Tito Rabat, Scott Redding, Zarco pun yg 2x juara dunia moto2 di kelas motogp angin2an, awal tahun menjanjikan, pertengahan tahun sampe skrg jadi gitu

        kalo FQ sejak awal naek ke motogp grafiknya selalu menanjak, yakin deh ke depan FQ selalu jadi barisan depan motogp, tidak seperti Mir yg mirip2 Hayden, dapet juara dunia nya ada aroma2 beruntung aja 😀

    • Iya bener kata bung kipas, dia dulu cukup mentereng kok

      saya juga dulu sempet ngikutin kiprah taro, karena disebut sebagai next marquez…tp g lama trs meredup…

  10. tanya : kenapa dianggap yamaha blm pernah juara dari 2016? tahun lalu bukannya Yamaha juara melalui tech3 Quartararo jg? ga dihitung yamaha ya itu?

  11. Laiya, Acosta kan pembalap pabrikan KTM, disupport full pabrikan, kalo hanya tim kelas 2 bisa juara dunia jenenge SULAPAN

  12. Azman sudah pasti ke moto3 cuma timnya di umumkan 15 oktober sedangkan mario belum jelas padahal lumayan bagus di antara semua pembalap asia…

    Ada yg sadar atau tdk honda team asia di moto2 dan moto3 beda nama.

    Idemitsu honda team asia moto2
    Honda team asua moto3

    Apa sponsor indonesia mau masuk di hta moto3

  13. Indahnya sebuah kemenangan.
    Fabio sudah di gadang2 sejak 2019, sudah saatnya meraih manisnya perjuangan.
    Suzuki, ayo kembali berjuang !!!

  14. Gausah ngoyo kunci gelar, cukup finish di zona poin juga Bagnaya susah ngejar kok. Gw ragu kalopun Quartararo terlempar keposisi belasan Bagnaya sanggup menang ampe seri terakhir. Satu2nya kemungkinan Quartararo gagal adalah finish diluar zona poin ato iseng ambil cuti dan ga balapan setelah seri AS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version