Home MotoGP Kasus Klep Yamaha 2020 Jadi Pemicu Standar ‘Uji Forensik’ Mesin MotoGP Mulai...

Kasus Klep Yamaha 2020 Jadi Pemicu Standar ‘Uji Forensik’ Mesin MotoGP Mulai 2021

45

TMCBLOG.com – Setahun setelah kejadian akhirnya Direktur Teknis MotoGP Danny Aldridge buka suara mengenai apa yang sebenarnya terjadi di awal kasus ‘Valve-gate‘ Yamaha M1. Seperti yang sudah kita ketahui ssatu yang menyebabkan Yamaha gagal meraih gelar juara team dan manufaktur MotoGP di 2020 adalah karena poin mereka dikurangi akibat penggunaan ‘klep ilegal’.

Penjelasan dari frasa ‘klep ilegal’ di sini dijelaskan oleh Direktur Teknis MotoG Danny Aldridge karena Yamaha menggunakan dua klep dengan dimensi fisik yang persis sama, namun diproduksi oleh dua supplier berbeda dan ditengarai memiliki struktur internal yang berbeda. Namun bagaimana bisa ketahuan?

Aldridge menjelaskan dan mengonfirmasi dengan jelas bahwa hal ini bisa diketahui oleh Direktur Teknis MotoGP untuk kemudian dicek ke regulasi bukan karena Yamaha ‘tertangkap basah’ “Yamaha tidak pernah ‘kepergok’. Yamaha yang awalnya maju ke depan. Mereka berkata, ‘ini yang telah kami lakukan, [karena] inilah yang kami yakini benar’. Dan begitulah insiden [klep] terjadi. Jadi tidak pernah ada kasus ‘kami telah menangkap Anda’, namun Yamaha yang maju.” Begitu kata Aldridge pada podcast dengan jurnalis Peter Mclaren Crash.net

Aldridge pun menjelaskan bahwa kasus Yamaha ini lah yang menginisiasi MotoGP untuk menghadirkan satu prosedur standar ‘cek forensik’ baru “dari situasi itu kami telah menerapkan apa yang disebut Standard Checking Plan (Rencana Pemeriksaan Standar) , yang mulai kami terapkan tahun ini (2021).”

“Sekarang Kami mengirim mesin untuk diperiksa, fairing untuk diperiksa secara 3D, semuanya seperti itu. Kami melucuti mesin satu persatu dari setiap pabrikan dan mengirimkannya ke universitas untuk dilakukan pemeriksaan bahan, kekerasan, dimensi, semuanya.”

“Bagi para pabrikan ini benar-benar positif. Sangat membantu. Ini sangat mahal bagi mereka, karena bagian-bagian ini [akan] dihancurkan. Saya tidak yakin mereka bahkan melakukan [pemeriksaan tingkat ini] di Formula Satu.”

“Jadi saya akan mengatakan kepada pabrikan, ‘ketika mencapai akhir masa pakainya, mesin itu akan diperiksa’. Beberapa bagian kemudian pergi ke satu universitas, beberapa bagian ke yang lain. Mesin akan diperiksa dimensinya, material dan kekerasan. Jika semua baik-baik saja, tidak apa-apa. Jika tidak, mesin akan didiskualifikasi dan [semua hasil balapan menggunakan mesin itu akan hilang].

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

45 COMMENTS

  1. Lah lu kudet ape gimane. Selama ini lab universitas selalu jadi rujukan utk uji sampel karena netral dan transparan. Terutama yg paling sering masuk berita ya uji sampel medis ato kalo di Amerika sengketa bumbu rahasia rumah makan.

  2. universitas ? maksudnya universitas utk belajar itu ? hmmm, kenapa harus diantar ke pihak ketiga ya ?? pabrikan ga takut rahasia daleman mesinnya tersebar ? padahal tahun kemaren aja, pihak Yamaha diminta utk membongkar mesin dihadapan pabrikan lain aja mereka menolak dan memilih dihukum,
    dan ternyata clear ya, rupanya pihak Yamaha lah yg “maju duluan” ke pihak teknis MotoGP, bukan sebaliknya yg Yamaha tertangkap basah, dan kalo Yamaha mau bermain “curang” mereka tinggal ga usah melaporkan hal ini dan berpura-pura tidak tahu, toh ga ketahuan kan,

    • Kayak nya sih yg d kirim ke univ cm bagian2 part aja, bukan mesin gelondongan, dan 1 mesin bs jd part nya d sebar ke bbrp univ.

      Secara ini teknologi prototype, jelas g bakalan rela tuh pabrikan klo mesinnya d telanjangi ama pihak lain.

  3. Part yang sama persis tapi dengan material yang berbeda yang tidak mempengaruh kenaikan power.
    Hebatnya budaya Jepang, bahkan hal yang sepele dan tidak signifikan tapi mengganjal di hati sehingga maju duluan.
    Kalau Italia, bagaimana dengan mafioso italiano

  4. Di F1 megang mobil rival langsung kena denda pakde. Disana proses scrutineering pastinya lebih advanced lah. Sasisnya aja njelimet gitu. Tapi bagian penghancuran setelahnya memang mungkin tidak ya. Mungkin lho.

  5. Apakah itu berarti ada regulasi yang mengatur tentang metalurgi part mesin ya wak..? Dalam artian semua part mesin setiap pabrikan harus terbuat dengan bahan yg sama dn dengan kekuatan dan kekerasan yang sama..?

    • Setahu saya sih tidak,tapi bahan harus sesuai yg diajukan diawal musim
      Kan kasus yamaha ganti fendor klep di pertengahan musim
      Jadi ada perbedaan dg yg diajukan diawal musim

        • Dulu dah pernah dibahas tmc blog,2020 awal itu yg disetor/homoligasi itu blue print dulu mesin belom disegel secara fisik
          Race jerez yamaha bawa 2mesin per pembalap untuk disegel secara fisik (batch pertama)
          Karena Race jerez motor yamaha klepnya bermasalah
          Pengiriman mesin batch kedua klepnya beda vendor,pake vendor th 2019

  6. Universitas dpt sample dan ilmu gratis hasil riset pabrikan, lalu bangun motor prototype sendiri, ikut GP.
    Atau…Ducati mau kontrak mahasiswa forensik sebelum lulus?

  7. gak mungkin deh Dorna gak punya rule soal scrutinering beginian, ada HAKI juga didalamnya kan…?
    trus comot sana sini tambal sulam antar engineering pabrikan dan kaboom, jadilah mesin prototype super?? 🤣 wkwkwkwk

  8. Menurut gw, mesin dibongkar total dan bagian-bagian mesin dikirim ke beberapa universitas tanpa diberi label mesin dari pabrikan mana. Hanya diberi kode saja dan yang tau kode tersebut cuma FIM. Jadi universitas gak tau ini punya siapa dan hanya cek kalau bagian mesin ini sesuai peraturan atau tidak.

  9. Makanya dr awal muncul kasus itu saya tidak begitu percaya Y berbuat curang karena apapun merk Motor nya budaya Jepang yg menjunjung tinggi sportivitas dan harga diri pasti sudah tertanam kuat di pikiran mereka

    • Akar masalahnya sebenernya media. Media bisa bikin tukang curang jadi legenda, intrik paddock jadi drama, dsb. Kadang fakta jadi kabur, kadang malah jadi kebablasan melebihi fakta dilapangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version