TMCBLOG.com – Top speed Suzuki GSX-RR MotoGP mencengangkan di Lusail. Alex Rins berhasil meraih posisi teratas pada akumulasi dua sesi pembuka MotoGP 2022 di Sirkuit Lusail Qatar sementara tandemnya, – sang juara dunia 2020- Joan Mir bertengger di posisi di mana ia dan Rins menghimpit Marc Marquez di posisi kedua. Namun cerita besar Suzuki bukan hanya soal di time attack pace ini, namun juga fakta bahwa di Jumat kemarin mesin 4 silinder sejajar dengan konfigurasi firing order yang diklaim mirip dengan milik Yamaha M1 berhasil memuncaki catatan Top Speed (kecepatan tertinggi) yang terekam speed sensor Dorna di speed trap sirkuit Lusail tersebut.
Sebagai catatan di sesi yang sama setahun yang lalu, Johann Zarco di atas Ducati GP21 menjadi pembalap yang paling tinggi top-speednya dengan torehan 354,0 km/jam dan memuncaki rerata 5 top speed tertinggi dengan 353,1 km/jam. FYI, top speed tertinggi di Q2 tahun lalu tembus 357,6 km/jam oleh Jack Miller di atas Ducati Desmosedici GP21.
Setelah keraguan yang membayangi sepanjang musim lalu tentang kelemahan Suzuki dalam hal kecepatan tertinggi, hari pertama latihan bebas di Qatar menunjukkan bahwa pabrikan asal Hamamatsu, Jepang ini telah melakukan pekerjaan dengan baik selama musim dingin. Dalam list top speed di atas sobat bisa melihat, Alex Rins berhasil menorehkan top speed tertinggi 355,2 km/jam sementara Joan Mir berhasil memuncaki rerata 5 top speed tertinggi dengan angka 354,0 km/jam.
Sebagai pembuka, Michelin melaporkan kondisi trek Lusail pada hari Jumat malam kemarin bahwa permukaan trek menjadi lebih baik pada sesi FP2, dan kombinasi soft-front / medium rear dan atau soft front / soft rear sangat efektif. Ban bagian depan soft memberikan cengkeraman awal yang sangat baik, dan sangat baik di tikungan kiri, tetapi bisa sedikit kesulitan di tikungan arah kanan jika pengendara terlalu agresif. Pembalap tentu merasakan cengkeraman ekstra pada bagian belakang soft, namun konsistensinya tidak seperti pada kompon medium untuk ban belakang yang merupakan ban balap 2021.
“Well, hari ini berjalan baik, kami bekerja cukup keras memperoleh posisi ini dan motornya hadir lebih baik dari apa yang kami awalnya perkirakan, lebih baik dari pada motor tahun lalu. Kami memiliki mesin yang berbeda, perbedaan beberapa hal lain, juga Ride Height Devices di mana tahun lalu kami tidak memilikinya di sini. Hari ini cukup bagus dengan ban baru kami cukup cepat.” Begitu Alex Rins membuka penjelasan.
“Saya belum pernah melihat diri saya sendiri terdepan dalam top-speed. Sebagai pembalap, Anda selalu menginginkan lebih. Tahun ini kami memiliki mesin baru dan regulator belakang (RHA) yang tidak kami miliki tahun lalu. Sekarang di trek lurus kami bisa bernapas dan ada lebih sedikit ruang untuk kesalahan dan saya telah meraih top speed tertinggi dari dua sesi. Dan esensinya tidak berubah.”
Sementara itu Joan Mir mengatakan “Saya sangat senang karena kami telah mengambil langkah maju yang penting dalam akselerasi dan kecepatan tertinggi. [Tanpa top speed] Tentunya akan sangat sulit untuk menyalip, kami tidak jauh dalam kecepatan tertinggi, tetapi kemudian Anda harus melihat dalam balapan apa yang terjadi ketika Anda berada di belakang Ducati.
“Kami memiliki kepercayaan diri ekstra sekarang, Suzuki bekerja bagus, namun kami tetap harus bekerja. Saya coba untuk mengikuti seseorang di straight dan saya merasakan perasaan yang bagus saat slipstream. So, paling tidak kami bisa ‘bernafas’ sekarang di straight. Langkah maju mesin sangat penting karena paling tidak kami bisa membela diri, kalau ada group fight saya bisa menjaga posisi, menghadapi balapan itu langkah besar dan juga menghadapi klasifikasi, karena kami bisa berakselerasi dengan baik dan kami memiliki kecepatan tertinggi.”
Namun begitu Rins mulai memberikan semacam wanti wanti bahwa top speed tertinggi yang bisa dikail oleh Suzuki GSX-RR salah satunya dengan menggunakan Rear-Ride Height Adjuster (Rear RHA) bisa berimbas pada keseimbangan lain “Saya terkejut dengan seberapa baik yang kami melakukannya, tetapi mari kita tunggu hari Sabtu dan Minggu. Sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang hilang, yaitu aerodinamika.”
Suzuki Klaim sudah pakai Rear-RHA di #QatarGP tapi Melihat Cepernya GP22 Martin, terlihat Rear-RHA GSX-RR kurang turun. Tapi Nggak apa apa, mungkin ini malah Sudah Balance. buktinya Kenceng POL
📸 @Michelin_Sport pic.twitter.com/wMSb3RV1N2— tmcblog (@motoupdate) March 4, 2022
Sudah menjadi beberapa diskursus bahwa ketika Rear-RHA di-deploy ketika berada di straight maka suspensi bagian belakang akan melendut atau suspensi terkompres dan membuat posisi rear end dari motor akan jauh turun. Tanpa diimbangi menggunakan Front-RHA maka hal ini membuat bagian winglet di bagian depan akan berubah ‘angle of attack’ dari bilah sayapnya dan ini jelas akan merubah besaran downforce dibandingkan saat posisi motor di level standar.
Ketangguhan duo Suzuki di straight ini tidak lepas dari pandangan juara dunia 8 kali Marc Marquez yang menganggap keduanya siap finish 1-2 pada balapan nanti. “Suzuki berjalan dengan sangat baik, dan mereka telah memenangkan banyak hal dengan kecepatan tinggi. Joan Mir dan Alex Rins siap melakukan yang pertama dan kedua, dan kemudian Quartararo.” Begitu kata Marc.
Buat Quartararo sendiri? Ia berharap fakta hari Jumat ini membuka mata pabrikan Iwata bahwa mesin inline 4 CP bisa dibuat sekencang itu dan tetap memiliki balance cepat di sektor corner speed. “Saya tidak menyangka Mir dan Rins begitu cepat sejak hari pertama. Saya tidak merasakan sensasi tahun lalu. Saya berharap Yamaha melihat apa yang telah dilakukan Suzuki dengan mesinnya. Tidak ada yang bisa dilakukan, tetapi tidak normal untuk menjadi sepuluh kilometer per jam lebih lambat.” Begitu ‘curcol’ Fabio semalam.
Selain Suzuki, Aprilia juga terlihat tangguh soal top-speed, namun masih ada beberapa hal yang perlu dikejar oleh RS-GP untuk menggapai performa yang balance. Honda terlihat cukup balance di sisi performanya pada dua sesi latihan bebas (Free Practice). “Selalu penting untuk melihat di mana rival berada, mereka pasti tidak jauh, dan kurang dari satu putaran, tetapi kami harus senang dan puas dengan pekerjaan kami, saya melihat Honda sangat kuat, terutama Marc, juga Fabio dan Morbidelli, ada orang-orang yang melaju sangat cepat, kami harus fokus pada pekerjaan kami dan kemudian kami akan melihat balapannya.” Begitu kata Mir seraya memetakan performa lawan.
Sekarang Suzuki bisa bernafas lega, paling nggak sekarang mereka berpotensi bisa bertahan tidak ‘di-bully’ mesin Ducati lagi di straight dan yang juga cukup penting adalah memiliki potensi untuk fight merebut start di posisi depan pada sesi kualifikasi. Yes, Sinichi Shara pun sekarang bisa kembali fokus mengembangkan sisi teknis dari Suzuki-GSX-RR karena di sisi manajemen team sudah ada Livio Suppo yang menghandle.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Top speed…
Wak, sering banget typo…
Typo Itu ciri khasnya Wak kaji
suzuki emang hebat
bisa naikin kecepatan puncak tanpa menimbulkan kabut di sirkuit🤭,
keren dah
⭐⭐⭐⭐⭐
Baru tahu klo d trek lurus ada pengaruhnya buat pernafasan antara lega atau nyesek hehe
Kalo Kalah top speed, maka mereka akan selalu deg degan sebab : Mereka harus membayar dengan cara menghadirkan Limit saat pengereman dan ini dekat ke Crash . . jadi Itulah yang dinamakan ‘ Nyesek ‘ di Straight saat balapan
Tapi menghadapi G-Force yg lebih tinggi emang bikin pernafasan jadi berat loh
Lihat aja video simulasi pilot2 pesawat tempur,pasti kalo udah 5G keatas nafasnya jadi bengek 😁
Joan Mir Finish ke 4 musim 2021 di Qatar karena kalah di Strtigh / top speed coba klo ga kalah top speed Mir tentu Finish di Posisi 2.
Cahaya harapan pun mulai bersinar
Nah gimana Wak Haji prediksi nya, mampu kah duo Suzuki di Podium
based Friday : Mampu . . race pace, Top speed, cukup mumpuni
Apakah fabio masing sambaghing atau apa itulah istilahnya melihat kecepatan suzuki…
Fakta ini sekaligus mematahkan opini v4 selalu lebih superior soal top speed, gsx pun bisa di gaspolll 350+ tanpa ngurangin keseimbangan paketnya secara signifikan. Cuma kurang duit aja nih juki, andai jualan motornya lebih serius setidaknya bisa buat nambah biaya riset wkwkwk
Lho suzuki kan punya divisi mobil, dan nomor 1 pula di india..
Uang harusnya hal yg paling belakangan untuk dipikirin sama suzuki
hahahaaa.. bener om, SUzuki gak ngandelin penjualan motornya doang, walaupun duit sponsor nya pake jatah departemen “Nyalakan Nyali” di Tambun..
hahahaaa…
*maaf ya Om anuan disana.. cuma bercanda…
FQ : Tuh suzuki aja bisa contohnya sudah ada, tinggal kalian kerja kerja kerja …
Ehh..apa.. jd keinget sesuatu kl denger jargon itu.
Itu kata Marc atau kata mir Wak.. hehe
wakakak kebalik2 😄
Top speed adalah koentji…
Jawa adalah kuntji… itu kata DN Aidit
SR-VVT lebih ajib daripada desmodromic 👍
wkwkwk
pertanda bagus buat Suzuki, tapi menurut gw jgn merasa diatas angin dulu, baru seri Qatar dimana masih banyak hal yg bisa dikembangkan oleh pabrikan lain,
gw takutnya kyk Yamaha waktu mencoba meningkatkan top speed, giliran udah masuk sirkuit Eropa yg rata2 low grip baru keliatan masalah motornya, tapi kyknya Suzuki dari awal udah tau hal ini, dan dari dulu pun emg GSX-RR top speed nya selalu lebih tinggi dari M1,
Cakep
Ada pabrikan yg salah ambil mesin thn ini,
Terlihat dari list top speed ngumpet dibawah..
See Ducati 22 spek A
Ini kyk GSX r150 yg 147cc bisa lbh kenceng dari 155,1cc + vva
Sy yakin mesin 147cc gsx ini bisa kyk FXR yg mampu tembus 20dk
Dohc vs sohc..
Bisa bgt kalo knalpot standarnya gak segede gedebog pisang dan di setting cuma buat tembus euro 2 kayak FXR standar dulu. Secara bobot jg mirip. Settingan standar gsx 150 terlalu ngejar irit, sekalinya ganti knalpot aftermarket tanpa db killer langsung dah mbrebet di rpm rendah
Mesin square dibikin offset 5cc buat ngejar power yg sama dari yg 147cc, ngelawak boss? FBY giring opini teross sekalinya disenggol wkwkwk…
Yoi Om..
seseh bersihmya aja udah beda, bisa ngejabanin juga udah uyuhan.. Wkwkwkk..
Kalo sijuki konsisten, auto jurdun & bisa ngalahin 8 ekor ducati
gak jd pindah ymha dong john mir 😄
saya yakin sih banyak enginer yg terkejut liat motor inline suzuki. top speed selalu menjadi area dimana Ducati sangat dominan bahkan yg terbaik tapi musim ini suzuki menghadirkan inline yg mampu punya kecepatan yg setara dengan mereka.
lihat Mir kecepatan rata2 354kpj itu sesuatu bgt buat motor inline. artinya raw top speed mereka udah setara motor V4.
pertanyaannya. berapa Horse Power yg suzuki bisa dapetkan sejak engine freeze musim 2020?
Mnurut saya enginer ga kaget liat inline kenceng..
Yg bikin kaget kenceng kok bisa belok?? Hahaha
Engineer Yamaha dipinggir sirkuit plonga-plongo sambil geleng-geleng kepala sambil berguman… Kok SI-JUKI bisa banter Yo…???
Ternyata engineer Suzuki mendengar gumaman tersebut. Sponta menyahut
“Yo iso, lha kan dipikir, dihitung, digawe dan dikerjakan.. gak kayak kalian cuman sibuk rebahan sambil perang komentar. KONO NDANG MEGAWE BEN MONTOR MU YO ISO NGEBUT. 😂😂😂
Wak, kok bisa2nya ya JoanMir topspeednya pun konsisten di 354.0 5x berturut.. ude kyk robot. Mr Konsisten
jhon semir mungkin ingin ngebuktiin hasil jurdun 2020 itu bukan cuma hoki gan, tapi karena konsistensi
Emang itu kuncinya, konsistensi. Yang lain menang, eh seri berikutnya gak ada di podium. Si Mir menang sekali tapi sering dapat poin gede dari banyak podium.
Contoh konsisten:
Marc 2019 konsisten finish 1 & 2…
Jangan2 mesinnya makin overbore dari yang lama, terus otak atik elektronik dll biar torsinya gak kedodoran karena bore nya lebih gede. Auk ah, rahasia perusahaan.
Over Bore bisa menggunakan total diameter Valve in Dan valve ex yang lebih besar daripada over stroke atau square..
Hanya untuk menggapai Maximum HP RPM harus lebih tinggi, untuk torque bisa saja mendekati square atau over stroke asal hasil akhir ledakan bisa lebih tinggi karena efisiensi volumetrik lebih baik daripada square atau over stroke bila kecepatan bolak – balik piston sanggup membuat aliran udara masuk dan keluar gas bekas tidak lebih lambat kecepatan nya..
Meningkatkan perbandingan kompresi yang lebih tinggi dari square atau over stroke juga salah satu cara mengejar hasil akhir ledakan lebih dahsyat.. keunggulan metalurgi diperlukan disini untuk menjaga durabilitas engine..
Wes ngawur iki
@S90 Wis Jan tenan ngawur Iki… Tapi masuk akal.
Engineer inline sebelah gor plonga-plongo. 😂
ukuran bore di moto gp stahu saya itu dilimit…
jadi gabisa digedein lagi biar lebih overbore
@ben
Yg dibatasi kapasitas (CC) dan jumlah silinder. RPM pun tidak dibatasi boleh meraung setinggi langit tapi jumlah mesin gak boleh lebih dari batas ketentuan yang berlaku.
Bore MotoGP maks 81 mm, gak bisa ditambah lagi
Ilmu bahan atau metalurgi Suzuki sepertinya sangat baik ini..
Tinggal menunggu bagaimana race nanti apakah durability engine In line yang maximal power ini bertahann atau tidak sampai satu musim dengan jatah engine yang hanya 5…
metualergi lebih tepatnya
Kencang euy
kepalanya taro sampe ubanan liat juki
silver bukan putih, wkwkwk
Perasaan dulu Losail nama nih sirkuit, apa udah ganti jadi Lusail sekarang Wak ?
Dari dulu waktu saya liput langsung memang di plang plang jalan tertulis LUSAIL, dan Aksara arab tidak mengenal Vokal “O”
Terus huruf qof sama ro bacanya gimana wak? Qaf? Ra? Qolarobbuka apa qalarabbuka? Serius nanya ini
Lebih tepatnya huruf lam yang tidak ada penglafalan vokal o
Beda dgn huruf seperti yg ente sebut
Sing takon lali Karo huruf Hijaiyah mas bro.
Mengembalikan ke ejaan dari bahasa aslinya yang mana adalah لوسيل .
Huruf ل [Lam] diikuti oleh و [Wau] yang dimatikan (atau Wau sukun) jadi dibaca ‘LU’.
Siap pak Ustadz
Masalah top speed suzuki itu emank bkn kaleng” motor massal nya pun kencang” meski sekelas 150 cc 😊😊😁
Berarti Teori Top Speed inline tidak akan bisa mengalahkan V4 sudah terpatahkan
patah
Sitaro bilang.. kemarin aku dipilih mir jadi kandidat kuat word champion, eh ternyata dia lebih lahu wkwkwk
bukan martin? karena 2021 mir menyebut diri sendiri dan tidak juara, maka dia menyebut kandidat lain.
Taro mencak mencak lihat inline sebelah top speednya makin kenceng.
Suzuki ga mau dipermalukan ducati lagi…
Di sirkuit ini tahun lalu suzuki nyesek banget disalip duo ducati di straight menjelang finish…
bsa kenceng + stabil karna posisi mesin yg lbh tiduran bbrapa derajat, hentakan yg dihasilkan lbh minim ktimbng posisi mesin yg lebih tegak..
liat mesin boxer yg pnya center gravity rendah jd lbh lincah.. dan jgn heran klo nanti ada mesin inline tiduran huahahahah… jgn dipercaya ini cma analisa ngawur semata..
Alamat makin tipis peluang ducati champion nih. Mungkin perlu pake NOS dan brake BREMBO super biar straight tetap unggul jauh dan gampang nyalip.
Perubahan frame membawa hasil juga, enak di ajak melibas curve, melengkung seperti pisang bagian yang gak di perkeras karbon, aero pun gak banyak dirubah menghindari drag yang menurunkan top speed, yang artinya pede sama akselerasi tanpa wheelie walau tanpa perubahan aero
Pakai NOS saja
Ducati mumet, habis honda juara, suzuki juara, eh yamaha juara, terus tahun ini kalau gak honda lagi ya suzuki
Fabio bilek : asyem tenan
oh sh¡t my bike is lacking top speed…again. Still, could be worse?
Jiahaha 😂
opo artine…???
Mboh aku yo ga mudeng boso Linggis. Sing penting melu ngguyu ae… 😂
Isi artikel ini di pake sebagai narasi di sebuah channel YouTube, apakah legal Wak?
https://youtu.be/VHASaCtzY-U
wah bener tuh narasinya dari artikel ini
Wah iya, di Crash dot net jg bahas yg sama. Nyontek sini jg nih jgn2, legal ga tuh media luar wkwkwk
Legal ne ae lah…
Ngsakno wong kono durung kober turu, jadi gak iso mikir.
Tahun kemarin Mir diperkosa 2 ducati saat menjelang trek lurus. Pembalasan yang sempurna.
kalau kaya gini ngapain Mir mikir pindah pabrikan.
Tinggal Ymh bisa ga nambah Speed, desain air ram saat ini kayanya paling besar punya Ymh, tapi Speed Morbi udah lumayan.
dirampok, frasa bahasa inggris yang umum di pakai “got robbed” bukan “got raped”
Ducati sepertinya sandbagging. Kita check di FP3 dan FP4 ini, kemungkinan speed mereka akan melesat