Home MotoGP Catatan Statistik Tentang Aleix Espargaro & Aprilia Pasca Kemenangan di Termas

Catatan Statistik Tentang Aleix Espargaro & Aprilia Pasca Kemenangan di Termas

23

TMCBLOG.com – Gelaran terakhir sebelum race weekend MotoGP Austin Texas adalah GP Argentina di mana kita bisa melihat sejarah terukir dengan hadirnya Aprilia dan Aleix Espargaro yang memenangkan MotoGP untuk pertama kalinya. Aleix menjadi pembalap pemenang seri kelas primer ke-118 yang berbeda pemenang kelas dan yang ke-33 MotoGP era empat tak sejak MotoGP diperkenalkan pada tahun 2002. Selain itu, dia adalah pembalap Spanyol ke-13 yang berbeda yang menang di kelas utama (dengan total 180 kemenangan untuk Spanyol di kelas primer).

Selain itu, Aprilia menjadi pabrikan berbeda ke-18 yang menang di kelas primer. Aleix Espargaro yang sekarang memimpin klasemen kejuaraan dunia MotoGP untuk pertama kalinya di MotoGP juga menorehkan catatan sebagai pembalap Aprilia pertama yang memimpin kejuaraan dunia di kelas primer.

Aleix Espargaro menang pada balapannya di kelas utama yang ke-200 di Argentina, yang merupakan jumlah seri balapan terbanyak di mana seorang pembalap harus sabar menungu gelar juara pertamanya. Aleix mengambil rekor yang sebelumnya dibuat oleh Danilo Petrucci, yang menang untuk pertama kali di GP Italia 2019 dengan start ke-124 di kelasnya.

Berusia 32 tahun 247 hari, Aleix Espargaro adalah pembalap tertua kedua yang meraih kemenangan perdananya di MotoGP™ setelah Troy Bayliss di Valencia 2006 pada usia 37 tahun 213 hari. Maverick Vinales finish di posisi ke-tujuh di Argentina untuk hasil terbaiknya sejak bergabung dengan Aprilia tahun lalu merupakan sebuah bonus tambahan dimana ini adalah pertama kalinya ada dua pembalap Aprilia dalam tujuh besar balapan kelas utama.

Dengan kemenangan Ducati di GP Algarve 2021, Valencia 2021 serta di Qatar 2022, KTM di Indonesia 2022 dan Aprilia di Argentina 2022, ini adalah pertama kalinya motor pabrikan Eropa menang dalam lima balapan kelas utama berturut-turut sejak 1973-1974 dengan König dan MV Agusta. Ini juga pertama kalinya tiga motor Eropa yang berbeda memenangkan pembukaan tiga balapan musim kelas utama sejak 1952 dengan AJS (Jack Brett), Norton (Reg Armstrong) dan Gilera (Umberto Masetti). Tahun itu, hanya motor Eropa yang menang di kelas tersebut.

Ada sembilan finisher podium yang berbeda dalam tiga balapan pembuka, yang hanya ketiga kalinya telah terjadi dalam sejarah balap GP kelas utama Selain 2022 adalah di 1951 dan 1952. | Based on Dr Morselino Data

23 COMMENTS

  1. Semangat jg komennya yak, kapan lagi ada momen buat rajin muncul sambil nyinyir gini. Tapi gw kok ga liat komen lu sesemangat ini yak kalo lagi bahas prestasi Quartararo dulu2?🤔🤔🤔🤔

  2. hahaha

    pembalap alakadarnya kok bisa menang di kelas para raja, patut di pertanyakan juga ni ridernya atau yang ngasih julukan dimarih..

      • Aq tetep setuju pembalap ala kadarnya.

        Coba bandingkan dengan 200 startnya Vale, stoner, marc, atau fabio deh.. Fabio maybe belum ada 100.

        Kecuali klo emang gak suka aja sana Si Akang

      • Semua pembalap motogp 2022 selain Aleix ga butuh 200 race buat sekedar kemenangan sebiji, which mean klo diurutin bdasar bakat maka Aleix ada di urutan paling bawah, tapi klo mau ngurutin sapa yg paling hoki bisa awet di motogp begitu lama tanpa kemenangan, Aleix ada diurutan teratas. Bahkan jauh lebih hoki dari Lorenzo, Stoner, Spies, Aoyama, Jacques yg ketauan ga cuma juara sebiji, mereka udh jurdun tapi karir dimotogp ga seawet Aleix. Jngankan gw, publik dia sendiri aja byk yg bilang dia medioker,,.

        Btw mereka suka ama gw kok, liat aja komen mereka pas gw ngebahas Rossi, Dovi, ato Yamaha/Ducati. Beuhhh berasa sependapat. Tapi semua berubah ketika ada dendam membara dalam hati gegara gw pernah komen Marquez bakal absen lama di awal 2020 (terbukti), jg bilang udah tumpul (terbukti jg krn Marquez ga sekenceng dulu) dan jg pernah komen terancam pensiun dini wkwkwk. Standar ganda, maunya pujaan mereka gw puji terus giliran pujaan mereka disentil dikit aje gw udh auto jadi musuh bersama.

      • huss, bukan uda tumpul, masih tajem kok, cuman ga setajem dulu.

        btw ni tukang ngetek tar next race bakal pada kemana nih? ngendog di balik batu?

      • Klo yg menang Yamaha ato Ducati gw rasa kolom komentar hasil race bakal anyep lagi, para pendekar udh pada balik ke gunung wkwkwk tapi klo Rins ato Mir mungkin ada beberapa yg mau ngetek, seinget gw Mir pernah diketekin jg.

  3. kata orang2 yg udah nonton MotoGP Unlimited, mereka jadi merubah pandangannya terhadap Aleix, ternyata Aleix ga sejelek itu attitudenya (kang ngamuk2), dia itu family man banget orangnya, dan banyak yg jadu ngefans ama dia,

    • Klo pribadinya sih gw suka Aleix sejak dia nikah, aga2 mirip Stoner krn bisa pisahin dunia kerja ama kehidupan pribadi jg dia sempet bela Lowes waktu Aprilia mau buang dia. Tapi kagak dgn cara dia komentari rider laen, klo motogp unlimited udh ada sejak 2009, gw ga yakin byk yg suka ama dia apalagi klo ampe masuk frame pas dia bekonflik ama Iannone, Lorenzo, Petrucci, lah kok byk😱 padahal masih ada yg belon gw sebut.

  4. Apapun komen pembelaanya tetap aja tidak akan merubah fakta Kalo si alakadarnya ini menang race.
    mau berapa ratus seri butuhnya mau seberapa tinggi hokinya, Win is Win.
    hahaha
    jadi santai aja ah, gak malu di sindir terus sama yang lain
    #eh

    • Bener. Apapun pembelaannya ga akan pernah ngerubah fakta yg udh gw jlentrehin. Jika kau termasuk kaum yg berpikir pasti paham itu🤣🤣🤣🤣

      @kipas gw kangen deh baca komennya bro kucing ehhh

  5. Jd inget si pak boi, Iannone. Riding stylenya agresif n rusuh. Apa si aleix ni nyoba make riding stylenya si iannone buat naklukin neng april. Muscullar memory si aleix mayan jg ya. Biar kata udah kemakan umur.

  6. Gue tetap setuju juga AE41 emang B aja, butuh 200 balapan buat menang seri (bahkan bukan jurdun) dibilang hebat?stoner dengan motor super celeng aja ga perlu balapan sebanyak itu buat juara seri dan jurdun.

    Masih ngeyel?ketauan lah situ pendukung sembalap yang mana wkwkwk

  7. Memang alakadarnya kok, bandingin aja dengan stoner dahulu kala dengan motor yang super celeng aja ga perlu 200 kali start untuk juara seri bahkan untuk jurdun sekalipun, kecuali situ dendam pribadi atau barisan sakit hati junjungannya diledekkin si akang wkwk.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version