Home EV Apakah Yamaha berpotensi mengulang strategi Fazzio di segmen full EV dengan E01?

Apakah Yamaha berpotensi mengulang strategi Fazzio di segmen full EV dengan E01?

35

TMCBLOG.com – Bicara sepeda motor hybrid pertama kali hadir di Indonesia dan bahkan sempat dijual adalah Honda PCX Hybrid. Tidak seperti siblingnya yang bermesin ICE dan memiliki antrean inden panjang, PCX Hybrid secara angka penjualan tidak banyak yang terserap oleh konsumen, walaupun secara teknologi lebih advance dari PCX bermesin ICE. Mungkin soal posisi harganya yang tinggi. Nah selang beberapa tahun kemudian Yamaha menghadirkan Fazzio yang pada dasarnya memiliki sistem hybrid yang mirip secara platform dasar elektroniknya dengan PCX Hybrid.

Boleh dibilang memang sistem hybrid yang dikenalkan pada Fazzio adalah sistem hibrida yang lebih sederhana, atau Yamaha menggunakan bahasa marketing sebagai Mild Hybrid. Namun yaa tetap sama, dimana tidak ada tambahan mesin motor listrik kedua seperti yang biasa kita lihat pada kendaraan hybrid roda empat.

Namun dengan Fazzio ini Yamaha boleh dibilang lebih berhasil mengenalkan salah satu bentuk dari teknologi hybrid ICE-Electric secara meluas. Salah satu yang memang diperkirakan menjadi boostnya adalah posisi harganya yang jauh lebih terjangkau dari pada PCX Hybrid. Boleh dibilang lebih dari setengah harga PCX Hybrid.

Yamaha memang ‘menyunat’ beberapa rangkaian hybrid yang biasa dilihat di PCX Hybrid. Tidak ada baterai tambahan yang menyebabkan proses boost performa pun tidak bisa dilakukan lebih leluasa seperti pada PCX Hybrid. Tapi ya tetap hybrid juga namanya. Nah ada bocoran bahwa setelah sukses memajang Yamaha E01 di ajang IIMS 2022, pekan depan Yamaha Global dan Yamaha Indonesia memiliki rencana kick off sesuatu strategi baru yang berkaitan dengan Yamaha E01 di Indonesia.

TMCBlog belum tahu apa gerangan strategi yang akan digulirkan Yamaha Global maupun YIMM dengan E01 di Indonesia. Apakah akan mulai menyebar E01 secara terbatas seperti PCX Hybrid dulu dengan pola kerjasama B to B, atau malah jangan jangan bikin kejutan dengan mulai memproduksinya secara langsung massal untuk publik Indonesia secara umum. Nah kalau yang kedua ini nih yang menarik.

Yamaha E01 secara umum memiliki banyak perbedaan dengan Honda PCX Electric yang juga sudah pernah diperkenalkan oleh AHM beberapa tahun yang lalu. Sistem mesin E01 sedikit berbeda dimana tempat motor listriknya berbeda di mana EO1 diletakkan di bagian body motor sementara PCX di bagian hub swingarm belakang.

Baterainya berbeda karena PCX Electric menggunakan baterai yang swapable sementara E01 menggunakan fix battery serta beberpaa fitur keren lain seperti misalnya hadirnya Traction Control dan Riding Mode. Akan menjadi sebuah kejutan apabila Yamaha memilih untuk langsung menjual E01 ke end user dengan harga yang lebih kompetitif (baca: jauh lebih murah).

Jika ya begitu maka Yamaha berpotensi memiliki momentum baru seperti Fazzio dalam menggebrak pasar yang baru di Indonesia. Ya secara produk E01 bukan lah first mover, namun apabila strategi marketingnya bisa breakthru seperti Fazzio, maka E01 bisa dibilang berpotensi ambil tingkat first mover dalam hal marketing EV khususnya di produk brand sepeda motor Jepang.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

35 COMMENTS

  1. kalau emang betul kejadian langsung dijual bebas ke konsumen dan meski bukan produsen pertama, tapi Yamaha bisa trendsetter lagi setelah hype nya Fazzio.
    soal harga perkiraan masuk ranah berapa wak?

  2. kyknya terlalu terburu-buru wak kalo emg mau dijual bebas, tapi ga tau kalo Yamaha Indonesia dalam satu atau dua tahun kedepan fokus mempersiapkan sumberdaya pendukungnya, minimal sdm mereka harus bener2 siap, belum lagi baterai fixednya yg menurut saya sih satu kekurangan dalam hal practicality, meskipun secara rnd pabrikan jadi lebih leluasa dalam mendesain motornya dari nol krn ga diganggu gugat oleh desain baterai yg sudah ada, makanya motor listriknya bisa ditempatkan di bagian body motor dibandingkan harus ngalah dan ditempatkan di hub roda belakang, lebih unibodi aja desainnya, kalo urusan kapasitas baterai ga tau sih ada pengaruhnya apa nggak utk desian baterai fixed gini,

  3. kalo Yanaha Indonesia emg mau langsung ngejual bebas dalam satu atau dua tahun kedepan fokus mempersiapkan sumberdaya pendukungnya, minimal sdm mereka harus bener2 siap,

    • meskipun secara rnd, pabrikan jadi lebih leluasa dalam mendesign motornya krn baterai juga termasuk bagian yg ikut di desain dari awal bukan diambil dari yg udah ada,

    • justru lebih ribet gonta ganti batre bukan sih kalau masih milik pribadi (belum umum swapable di spbu) bukan ya ?

      ga perlu mikirin eh batre ini dah diisi belom ya, eh waktunya ganti batre dll
      ini motor, yauda ini aja yg diurusin

  4. Sebenarnya oke banget kalo bisa masuk sini. Permasalahannya cuman di harga si. Harga di Thailand lumayan tinggi (64 juta). Bakalan berat soalnya itu udah di range harga XMAX.

  5. Menarik sih buat nemenin si 250cc di rumah. Yang penting baterai tahan banting, tahan air, pendinginan baterai oke, anti konslet, fast charging, dah itu ajah buat saat ini.

  6. Kalo 4 bulan sih pasti gak berkurang Om…berkaca dr baterai hp apple yg sering dpake heavy user dan ngecas sambil ngegame,,Battery Healthnya baru berkurang setelah 6 bulan…itupun juga 5%…gak tahu juga deh buat motor

  7. karena motor listrik, mungkin memang harus dikasi nama market yg baru juga, tidak perlu mendompleng kesuksesan Nmax, tetep pake kode angka dan huruf biar terkesan futuristik

  8. Bang Haji… bgmn jika model kombinasi hybrid model pake mesin ICE kecil buat cas battry, mirip Mitsu Outlander PHEV.. jelas lebih masuk akal scra fungsionalitas

  9. Menahan diri beli motor biasa menunggu motor ini, merk Jepang full elektrik.
    Segmen ini untuk yang butuh jarak tidak terlalu jauh dan untuk berkendara sehari hari, seperti antar jemput anak, belanja ke pasar, kerja di range 20~30km.
    Saat malam bisa dicgarge, pagi udah full.
    Di iklannya nanti motor EV harus bisa buat bahasa perbandingan bensin VS listrik. Meski lebih mahal pasti ada titik dimana memakai EV lebih menguntungkan.

  10. Posisi yamaha e01 diletakkan di atas nmax sedikit seperti posisi adv yg di atas pcx kirakira apakah ide bagus ?

    Kan walau kita tau pcx mahal, adv nongol dengan harga yg lebih nggilani, eh keterima baik aja tuh ga terlalu masalah

  11. Masih bingung gw narok dimana posisi plat nomornya nanti
    Model yg mirip2 cbr kah posisi plat nomornya, atau di mika???

  12. sebagai flagship atau pengenalan EV roda 2 merk jepang, bakalan hype lagi ini, dijual 10juta lebih mahal dari nmax versi tertinggi jelas menggiurkan terutama utk mereka yang pengen nyobain motor listrik bermerk dan jelas pride nya beda,

  13. Menurutku,untuk uji coba motor listrik,mending pada genre cc kecil dulu. Misalnya pada mio series. Karena kalau bicara mobilitas,mio menyasar pada pengguna jarak dekat alias city riding. Setelah mio sukses,baru naik ke kelas diatasnya.

  14. tolong donk motor listrik bagasinya jangan dimakan baterai semua.. lupa waktu itu ada motor ada yang baterainya di tempat lain (kymco bukan?)

  15. Sejak kapan after sales yamaha jelek ? Kalo sales mungkin iya, tpi klo after sales saya rasa tidak, yamaha salah satu pabrikan dengan after sales terbaik (menurut saya), terutama dalam hal spareparts , walaupun motor mereka gk selaris honda, namun spareparts tetap melimpah, beda dari honda yg mtornya laris manis tpi stok spareparts nya selalu kosong dan inden

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version