TMCBLOG.com – Berada di urutan ke-21 dalam tabel Kejuaraan Dunia 2022 sementara, Runner Up Juara Dunia MotoGP tiga kali Andrea Dovizioso jauh dari harapan Yamaha dan harapannya sendiri setelah empat balapan musim ini di Yamaha. Apakah Ia menyesal pernah hampir dekat berlabuh dengan Pabrikan Aprilia setahun yang lalu ?. Setelah meninggalkan Ducati pada akhir musim 2020 tahun lalu, Andrea Dovizioso sebenarnya sempat menyelesaikan total sembilan hari tes dengan Aprilia RS-GP antara April dan Juli 2021. Diperkirakan akan menjadi tandem Aleix Espargaro tetapi kemudian Ia Malah Comeback di Kejuaraan Dunia MotoGP pada September dengan Yamaha M1 sebagai akibat efek domino dari hengkangnya Vinales.
Mengingat kinerja yang kuat dari Aprilia dengan kemenangan MotoGP pertama di Argentina dan tempat ke-3 di Kejuaraan Dunia untuk Aleix Espargaro setelah 4 seri dibandingkan dengan hasil mengecewakan dari Dovi yang hanya mengemas tiga poin dari empat balapan banyak membuat Orang berasumsi, Apakah Dovi salah memilih Kuda Pacuan? Pertanyaan ini tidak luput dari perhatian Dovi sendiri yang di sela-sela akhir pekan GP di Austin/Texas sempat juga ditanya mengenai Apakah ia menyesal tidak mencapai kesepakatan dengan Aprilia?
“Tidak, saya tidak menyesalinya – tetapi bukan karena saya tidak ingin bekerja dengan Aprilia. Saya sebenarnya sangat senang dengan hasil Aprilia. Karena dalam waktu singkat saya sempat sedikit mengenal mereka & menguji motor mereka, suasananya benar-benar santai dan produktif. Saya senang untuk mereka dan saya juga ingin memberi selamat kepada Aleix karena pada akhirnya dia membawa motornya ke garis finis.”
“Ada beberapa contoh yang menunjukkan bahwa dibutuhkan kombinasi dari berbagai hal untuk mendapatkan hasil. Jika Misalnya Anda mengatakan bahwa Maverick tidak kuat, itu akan menjadi omong kosong. Dia pembalap top, bahkan ketika dia lebih lambat dari Aleix. Hal ini terjadi karena Aleix telah berada di atas motor selama beberapa tahun dan telah melalui semua tahap perkembangan dari saat mereka belum kompetitif hingga saat ini”
“Akan Sangat tergantung pada karakteristik motornya. Apa yang dibutuhkan sepeda Motor? Jika saya adalah pembalap Ducati pertama di Ducati, itu karena saya dapat memanfaatkan motornya, karena karakteristik Ducati sangat cocok dengan gaya berkendara saya dan kami bekerja sangat baik selama akhir pekan. Di Yamaha, di sisi lain, saya mengalami kesulitan besar. Itu sangat tergantung pada gaya mengemudi dan bagaimana Anda menemukan jalan Anda di atas motor, apakah Anda dapat menggunakannya dengan lebih baik dan menekannya setelahnya. “
” Semua itu Tidak bekerja seperti ini: ‘Aprilia menang maka sepertinya Anda harus berada di Aprilia sekarang.’ Jika Anda melihatnya dari sudut pandang itu, itu akan seperti duduk di atas motor juara dunia. Jika Anda ingin berbicara, Anda dapat berbicara. Gosip warung kopi seperti ini adalah satu hal, tetapi jika kita ingin masuk ke detail, selalu ada penjelasan mengapa hal-hal tertentu terjadi. “
“Ada opsi bagi saya untuk tetap bersama Aprilia, tetapi saya mungkin akan menjadi pembalap penguji dan berhenti balapan – berdasarkan keputusan saya sendiri. Seperti yang saya katakan: Saya senang untuk Aprilia bahwa mereka berhasil melewati akhir pekan yang indah di Argentina. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik dan pantas mendapatkannya,” kata Dovizioso.
“Itu saja, tidak apa-apa. Penampilan Aprilia membuat saya senang untuk mereka, saya tidak melihatnya sebagai kekecewaan bagi saya. Saya bukan pengemudi yang membodohi dirinya sendiri. Itu sebabnya saya tidak mengatakan, ‘Wah, jika saya tetap bersama Aprilia, saya akan menang.’ Tidak, itu tidak bekerja seperti itu.”
Yes Dovizioso secara umum Tidak menyesal meninggalkan Opsi bersama Aprilia karena menurutnya Jika pun ia bersama Aprilia belum tentu akan sukses karena kesuksesan diatas MotoGP merupakan kombinasi banyak hal termasuk salah satunya adalah Kecocokan dengan gaya membalap Orang yang bersangkutan
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Tetap semangat om dov
Klau dari dukati harusnya lebih nyetel ke April daripada ke yamaha
Hemmmm…..
Sepertinya perlu tinggalkan no 4 nih……..
disalip di COTA oleh markes tanpa perlawanan setelah doi start dari belakang dimana jaman dulu masih bisa beri perlawanan, paling tidak pasti sedikit bikin hati dia bergejolak
kuda hitam dan putihnya lepas itu kali
Oh yaaa???
Memang benar, harus ada klik antara pembalap dengan tunggangannya agar bisa menjadi kombinasi yg cepat di lintasan
Dovi gak nyesel2 bangetlah gk gabung Aprilia. Yang paling nyesel sih Vinales, gabung sama Aprilia. Apalagi sempat bilang Aprilia belum siap menang tapi Aleix bikin sejarah kemenangan perdana buat Aprilia. Entah ucapannya buat merendah atau gimana yang jelas dia harus buktiin lebih dari ucapannya.
Secara karir 2 pembalap Aprilia saat ini gak ada pilihan lain buat tetep stay di motogp selain tetep dgn Aprilia.
Emg Dovi ada pilihan? Dia di motogp pun jg gada pilihan lain selain stay di RNF. Kebodohan dia dimulai dari ngegertak Ducati ketika gaji ga naik sesuai harapan dia, malah mau diturunin. Dia kita Ducati bakal merana dia tinggal dan dia jadi rebutan pabrikan lain dgn prestasi so called runner up, tapi yg terjadi malah sebaliknya. Ducati makin gila, dia ga laku kecuali di tim yg hampir kolaps.
Ya, termasuk doi. Dovi ngiri dgn gaji Jl, rider dgn label jurdun. Sedangkan doi kagak sadar diri baru label jurser. Padahal dari perkataannya sendiri bilang Vinales pembalap top, sedangkan Aleix cuma lebih terbiasa dgn motornya. Begitu juga dirinya, cuma lebih terbiasa dgn Ducati, sampai runner up pun jadi terbiasa. Naik Ducati motor terbaik aja gak mampu jurdun, kang mancing apa gk geleng2.
Emg Dovi ada pilihan? Dia di motogp pun jg gada pilihan lain selain stay di RNF. Kebodohan dia dimulai dari ngegertak Ducati ketika gaji ga naik sesuai harapan dia, malah mau diturunin. Dia kita Ducati bakal merana dia tinggal dan dia jadi rebutan pabrikan lain dgn prestasi so called runner up, tapi yg terjadi malah sebaliknya. Ducati makin gila, dia ga laku kecuali di tim yg hampir kolaps,,,
bahkan diisukan diganti dixon.
well kalo kesimpulannya Dovi kyk gitu bukannya malah skrg Dovi juga kesusahan dgn Yamaha ? jadi apa yg mendasari dia milih Yamaha drpd Aprilia ?
ya halusinasi lah
Karena Fabio bisa bawa motor itu juara, berarti kan potensinya lebih tinggi daripada Aprilia,bahkan Desmo GP motor lamanya
Tapi ternyata itu cuma hitung hitungan diatas kertas, kenyataannya motornya ternyata susah bingit
don’t judge while the competition is still on,..
it’s too soon to say all are over for him..
liatin aja nanti.. sabar…
Masa nya sudah lewat,,jd point’ masih tetep jd pembalap reguler di moto GP sudah bagus,
Klau masih di April mungkin jd test rider/wilcard
Uzur
Belum bisa nyetel dengan forcada, yang terbukti cocok sama si frengki, eh malah dipisahin.
Harusnya balikin opa ramon ke frengky
Aprilia juga ga menyesal gaada Dovi wkwkw
malah seneng dapat ikan besar vinales
Ngomong2 gaya berkendara…
Ini seperti kliknya bautista + panigale kali ya, dibanding saat dgn silet api
Utk sekelas Dovi dgn umur dan kegagalannya jurdun padahal udh dapet motor terbaik sih, sekedar masih dimotogp aja udh sukur. Klo mikir nyesel ini itu yg ada dia sama aja ngeludahin Yamaha, padahal dia udh dapet support M1 pabrikan.
sedikit banyak, kira2 seperti itu.
tentu penyesalan terbesar adalah meninggalkan ducati, strategi jual mahal ternyata gagal total. ducati lebih memilih investasi lebih pada motor daripada pembalap, menciptakan motor super yang bisa dikendarai setiap pembalap. dan hasilnya? hampir semua pembalapnya cepat di atas motor ducati dan performa di tikungan pun mendekati inline.
nganggur lama bikin insting balap tumpul, latian motocross doang tidak cukup, harus terus geber motor superbike di sirkuit besar dan sering
Masih percaya dgn kebiasaan rider Dukati.
Terlihat kuat saat ada ancaman yg berasal dari rekan satu mesin. Ada kecenderungan bermotif cari muka di depan bos. Tujuannya tentu saja keamanan seat untuknya 😁
Begitu juga yg terjadi sama Dovi di 2017. Gusar karena Lord Hohe bergabung Dukati, the Italian jadi terlihat beringas. 2018-2019 makin menurun performanya, ada dua kemungkinan yaitu karena dia merasa seat nya samasekali tidak terancam oleh Lord Hohe. Kedua karena Marc yg makin kuat dengan Motor Marc-sentrisnya.
Tapi next season bahwa ternyata dia sedikit menekan bos Dukati adalah sesutu yg konyol. Karena apa yg dia lakukan selama ini juga cenderung bermotif carmuk. Gimana bisa orang yg carmuk menekan bosnya? Dia pikir dia siapa 🤣
Rangkuman yang bagus. Saya setuju.
Dovi baru mau berusaha menang jg setelah Iannone menang seri. Sebelonnya lembek yg penting amanin podium ato ngasal finish. Di Repsol pun bukannya narget jurdun malah cuma sekedar yg penting diatas Pedrosa.
Bener bgt. Kalo di bandingin antara dovi dan ian, jelas mental fighting nya kuat ian. Ian bakal berusaha maksimal sampai batas akhir.
Kalo diawal Pendaftaran
Yang dibutuhkan yamaha saat ini cuman kecepatan yang sama dengan suzuki.
Pembalap ala dakarnya 😼
lagian yamaha jg aneh.. taon 2021 cma versi kedua dri 2020 krna ada regulasi engine frezee..
lah 2022 harusnya bsa bkin racikan baru, ehh ni malah sama aj kek 2021
Mereka punya filosofi ga akan benerin sesuatu yg ga rusak. Cuma ya kebangetan sih, kata Lorenzo di 2020 motornya ga jauh beda ama motor yg dia pake terakhir. Curiga jgn2 spek M1 2022 jg masih berbasis 2016, M1 tersempurna yg bisa dibawa mbah kakung berebut gelar biarpun dia dan Lorenzo sama2 gagal pada akhirnya. Motor terbaikpun klo updatenya minim ya bakal terasa usang jg, kesian pembalapnya harus ngertiin cara balap Lorenzo padahal Lorenzo sendiri terakhir disana 6 taon lalu dan skrg udh pensiun.
hadeuhh pembalap ini lagi wkwk usang