Home MotoGP Titik Nadir Honda MotoGP ?

Titik Nadir Honda MotoGP ?

115

TMCBLOG.com – Seperti yang sudah kita sama-sama baca. Faktanya adalah akhirnya Honda terhenti rekornya di Sachsenring 2022. Rekor di mana selama 40 tahun semenjak 1982, sebanyak 633 seri balapan terus-menerus menghasilkan poin di setiap race weekend. Statistik ini jelas sebuah angka ukuran bahwa HRC sepertinya berada pada titik nadir sebagai sebuah pabrikan walaupun saat ditanya, Alberto Puig terkesan mengesampingkan dan tidak menganggap penting statistik ini. “Saya tidak tahu tentang statistik; Saya hanya tahu bahwa kami tidak dalam situasi yang benar saat ini dan kami harus mengubah ini sepenuhnya. Kami telah melakukannya berkali-kali di masa lalu, kami adalah Honda!”

Pertanyaannya utama adalah ini tuh karena motornya, kebijakan pengembangan yang mono-rider-sentris, merosotnya level dan kapabilitas dari pembalap Honda saat ini, atau mungkin seribu satu pertanyaan lainnya? Honda 2022 membuat motor baru yang asli benar-benar baru. Jika dilihat dari kacamata luar, HRC mencoba menghadirkan satu karakter baru dari RC213V yakni memberikan fokus lebih ke feel rear-end grip dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan sedikit ‘memutar’ engine mounting dari mesin V4 Honda ke arah belakang yang dikombinasi dengan berbagai setup lainnya termasuk sasis, swingarm dan suspensi.

Dengan ini, jadilah mungkin satu motor yang menurut interpretasi Honda adalah sosok RC213V yang memiliki potensi akan lebih banyak bisa dimaksimalkan oleh pembalap. Singkat kata lebih ‘rider friendly’. Jika merujuk pembalap jelas harusnya ini motor fokus ke gaya balap Pol Espargaro banget yang memiliki perbedaan 180 derajat dengan Marc Marquez selama ini. Mungkin juga ini dikarenakan Honda sudah merasakan bagaimana kondisi sulit tanpa Marc di 2020 dan 2021, Honda sadar bahwa mereka memang harus bikin motor yang tidak bergantung pada Marc Marquez. Singkat kata TA DAAA . . Hadir lah perubahan paling ekstrim Honda RC213V dalam 1 dekade terakhir di awal test pra-musim MotoGP 2022.

Marc dengan Spek pertama 2022 di test hari pertama

Masalahnya adalah merubah platform keseimbangan motor dari front end ke rear end ini mungkin menjadi permasalahan utama. Memang penguasaan rear-end grip akan membuat motor bisa memaksimalkan seluruh torsi yang dihasilkan mesin saat berakselerasi di straight maupun saat keluar tikungan. Namun front end grip itu sesuatu yang diagungkan dalam balap sepeda motor terutama road racing. Jika kita mencoba mencari tahu apa pembeda dari Fabio Quartararo dan dua pembalap Yamaha lainnya yang menggunakan M1 2022. Jawabannya adalah penguasaan front end grip dari Yamaha M1 yang ia lakukan dengan cara mengeksplorasi gaya balap yang unik. Dengan penguasaan front end grip, Fabio bisa membuat perbedaan saat memasuki tikungan dibandingkan dengan Morbidelli dan Dovizioso.

Yamaha dikenal memiliki rear end grip bagus saat menikung karena kecenderungan karakter mekanika inersia dari bentuk mesin inline 4 yang lebar mendukung hal tersebut, dan sampai 2022 mereka fokus mempertahankan hal tersebut. Alias hal tersebut tidak serta merta mereka buang. Bicara penguasaan front end diserahkan ke pembalap, biar Fabio mengeksplorasi gaya berkendaranya sehingga tetap bisa menemukan keseimbangan antara grip roda depan dan roda belakang sehingga membuat kombinasi dirinya dan M1 sampai seri ke 10 MotoGP 2022 adalah kombinasi paling bagus. Perlu dicatat kuncinya adalah M1 secara umum tidak terlalu ekstrim berevolusi sampai 2022 ini.

Ironi dengan yang terjadi di RC213V 2022, sepertinya hasil perubahan ini bukan ‘memperkaya’ karakter motor namun kasar kata memindahkan karakter motor. Yang awalnya dikenal memiliki karakter frond end menjadi berkarakter rear end focus, atau minimal, ada bobot karakter front end yang kini berkurang pada setup motor 2022. Marc Marquez dikenal sebagai ‘Baby Alien’, namun ke-alien-an dari pembalap Spanyol ini harus banget disupport oleh feel dari front end motor yang bisa memberikanya kepercayaan diri. Marc Marquez adalah tipe pembalap yang bisa memperlihatkan banyak keajaiban dalam hal pengendalian sepeda motor di saat ia sangat percaya diri dan sangat percaya bahwa front end motor yang ia bawa bisa berpotensi membawanya selamat dalam setiap manuver ajaibnya.

Suzuki pernah minta maaf kepada Kenny Roberts Jr. di 2002 karena GSV-R mereka terlalu ‘pelan’ untuk MotoGP. Kouichi Tsuya pernah meminta maaf kepada Vinales dan Rossi pada 11 Agustus 2018 di GP Austria atas fakta bahwa motor M1 yang tidak kompetitif saat itu dan kemudian Yamaha naik lagi di bawah management dari Takahiro Sumi. Bukan bermaksud untuk menunggu HRC meminta maaf pada pembalapnya atau menunggu salah satu dari manajemen untuk out, namun lebih kepada menunggu bagaimana mereka berhasil memindahkan fokus pencarian masalah ke motor dari pada ke pembalapnya, mungkin yaaah. . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

115 COMMENTS

    • Faktanya saat ini para pembalap Honda dan Yamaha yg merupakan kumpulan pembalap hebat, dan bisa juara dan mengalahkan para rivalnya saat di Moto2 atau motoGP dengan motor lain, saat ini struggle semua.

      MM93 dan Quartararo bisa membuat perbedaan di saat motornya struggle, bahkan saat masih dalam kondisi pemulihan dari cedera.
      Kebetulan skill-nya cocok dan bisa diaplikasikan secara baik pada motornya.
      Entah skill atau sentuhan apa itu…

    • Katanya pembalapnya alien..
      Pake motor apa aja bisa..
      Ternyata ga gt ya?
      Tetep harus cocok motor sm pembalapnya..
      Kl ga cocok, tetep aja struggle..

        • Sampe umur berapa masih di sebut baby terus,udah mendekati 30an atlit dah mulaii menurun biasanya.

        • Tahap baby alien itu waktu dia rookie doang, musuhnya alien beneran kaya Lorenzo, Rossi, Pedrosa. Sejak dia jurdun lg ya dia fix alien krn dominan banget.

      • tapi ya tetep itu alien yang bisa ngehasilin poin lebih banyak dibanding pembalap honda lainnya walaupun lebih banyak absen

    • kalo pas berita hadno lagi abududuk alias jeblok, komen e pasti banyak… sakbener e akeh juga sing mendukung hodna bagus maning… yoh markes gage mari tur mbalap maneh….

  1. apa masalahnya sama wak dg CBR1000RR-R? Motor yg seharusnya powerful tp blm bisa dimaksimalkan sama pembalapnya?

    • Kalau WSBK emang Hondut motornya ampasss
      Paling banter podium tiga, itupun sekali ketika Batistuta yg bawa
      Sekarang dibawa Casillas bisa lebih konsisten
      Tapi lap-time nya ampas banget

      • sebenarnya ga ampas ampas banget sih karena Iker Casillas dan Xavi Hernandez juga sering battle dgn pembalap lapis kedua the big 3,cuman emang motornya belum bisa ngimbangi super pace nya 3 orang itu,kalo skill sih ane yakin Iker mampu

      • yg ga diterima karna dia bilang podium 3 itu cuma Bautista yg bawa, sementara Kipas bawa fakta klo Iker juga pernah podium 3

      • Tapi kalo lu baca komen dia pelan2, yg dia bilang HAMPIR fakta kok. Nih ‘Paling banter podium tiga, itupun sekali KETIKA Batistuta yg bawa’. Ketika Batistuta bawa itu motor, berapa kali podium 3? Jawabnya 2 kali, berarti salah alias ga sesuai fakta. Kedua, ‘Sekarang dibawa Casillas bisa lebih konsisten’, nyatanya emang Casillas skrg konsisten kan dibanding KETIKA dibawa Batistuta? mangkanya gw bilang HAMPIR krn 1 salah, 1 bener sesuai fakta. Dan FBS ga sebut soal podium brp Casillas, dia cuma sebut konsisten. Klo mau nyalahin dia harusnya kritisi berapa kali dia nyebut podium Batistuta daripada dateng2 nyebut podium si Casillas.

    • masalah utama honda wsbk adalah geometri rangkanya…dan di wsbk itu ga bisa dirubah
      kecuali honda ngeluarin versi baru yg lbh racy

      • Geometri rangka gabisa dirubah? Lu kate wsbk itu superstock? Di wsbk rangka boleh dirubah sepanjang rangka asli bukan custom, tapi dudukan lengan ayun, mounting mesin, ama komstir bebas. Geometri boleh dirubah, HRC aja yg ga bisa ngembangin itu rangka cbr standar jadi rangka balap beneran sebaik pabrikan laen.

    • Gw pernah baca di majalah “Bike”, media cetak asal Inggris. Di suatu artikel dibahas mengenai kenapa Honda CBR 1000 RR-R tdk kompetitif di WSBK. Padahal kalau melihat output power standardnya cukup besar (215 horsepower), ternyata powernya yg gede gak diimbangi sama keseimbangan chasisnya, jadinya power delivery motornya jadi liar, di musim lalu untuk mencegah motor yg terlalu liar maka tim HRC WSBK menurunkan output power mesinnya, jadinya lemot powernya dan gak bisa bersaing di papan atas.

      • Klo cuma output power ama keseimbangan sasis, V4R Ducati lebih beringas lagi powernya dan sasisnya lebih liar, tapi orang yg sama yg bisa jinakin itu V4R aka Batistuta memble di CBR. Artinya klo ada matador yg biasa jinakin motor liar aja pelan berarti itu motor ga liar, cuma emang ga kompetitif aja wkwkwk inget ZX10R ama R1 jg dulu ada di posisi CBR skrg, tapi 2 motor itu udh lebih lama dan lebih settle di wsbk makanya bisa bejaban ama motor yg gabisa turun disuperstock krn over spec. Masalah Honda bukan terlalu liar ato sasis doang, tapi secara keseluruhan itu motor bahasa alusnya belon kompetitif. Mau cara instan ya rilis motor total baru ngikutin standar wsbk skrg, mau cara pelan ya pake cara Yamaha, tunggu minimal 7 taon baru jurdun, itu jg kebantu upspec dikit revisi kop silinder R1 lama.

  2. roda kehidupan berputar…

    anggap saja musim sekarang sedang berada di bawah. mosok mau di atas terus yo sakno sing liane gk oleh titel juara heeee…

    • Ya bener itu, dulu Yamaha dan Honda sdh langganan jurdun, gantian Suzuki, trus Yamaha (dan kemungkinan besar tahun ini juga) yang jelas pabrikan Jepang gantian lah jadi jurdun

  3. Insinyur medsos. Kalo engineer tim lain sibuk cari solusi masalah motor di garasi, khusus yg itu engineernya sibuk nunjuk kambing hitam masalah motornya di medsos.

    Shame on you Hodna.

    • Bro team manager d MotoGP itu beda2 . Jangan samakan Puig dgn gigi daligna misalny yg walaupun sama2 team menager tpi Puig tdak bersangkut paut dgn Sisi teknis scra langsung dan dari dulu Honda gak pernah memberikan tugas ini pada team manegerny, berbeda dgn gigi yg juga merupakan otak dari dapurpacu Desmo. Puig bukan lh enginer

  4. Biar tim haerce bekerja lebih giat lagi…Biar pada pusing biar imbang ma gaji yg didapatkan.. saya sbgai komentator setia juga akan lebih giat nyinyir dan mencari kambing hitam, ga di gajipun ga masalah karena itu hobi saya.. hahahaha

  5. Apakah masalah sesederhana itu
    Mm adalah pembalap penguna front end dikasi motor rear end
    Dan begitu sebaliknya pembalap yg rear end dikasi motor front end

    • Menurutku lebih dari itu, mereka merancang rcv 2022 dgn orientasi rear end tpi blum ketemu resepny. Istilah udah keunggulan front end ny hilang dan dicoba dialihkan ke reae end tpi blum klik. Ya motor yg masih mencari set up dasarny lh. Tiap di bawa kencang pasti jatuh

    • dikasih rear end pun tetep marc yg bisa pake secara maksimal dr raihan poin sampe saat ini pdhl absen 3 balapan klo gk salah

  6. Harusnya biar tetep alex yg terus pegang bukan malah diganti pol yg baru adaptasi eh malahan ikut bangun rcv baru jadi berantakan semua

    • Menejernya yg satu itu susah mengakui kalo segala keterpurukan ini adalah salah dia. Alih alih begitu, malah sibuk berkoar kami hodna! kami hodna! saat ini bukan kami yang sebenarnya!
      Heleh udah hampir 3 tahun bosss…. HRC motogp blangsak tenggelam, kalo emang bukan Hodna yg sebenarnya ya selama hampir 3 th ini ngapain aja, ya kan?

      Kenapa salah dia? Ya terus kalo tim ambyar siapa lagi yg dimintai pertanggungjawaban kalo bukan menejernya?

      • Pdhal di gw yg korporat japN. 2 thn g profit.. Inipun gara2 copid. Dirolling loh.. Atau dibinasKN.. Ini kok yah adem aja
        . Apa g malu gtu…

  7. Mereka kalah krn kurang fokus dalam pengembangan singlet, pabrikan lain sprti april dn ducita lebih serius dlm pengembangan singlet. Singlet bs sedikit memberi solusi atas masalah front end, dn mungkin rear end. Skr potensi posisi hodna dlm race itu sekitar p9-10 atau belasan, marc mungkin bisa sedikit lebih cepat 0,2-0,4 detik per lap, tergantung sirkuitny.

  8. HRC pernah bikin RCV rider friendly di era 2006, dimana saat itu semua pembalap Honda bisa kompetitif demi menjegal VR46
    Hasilnya Nicky Hayden walau cuma menang 2 seri bisa jurdun

    • Waktu itu M1 rossi kena gejala chatter sepanjang tahun karna terobsesi ngejar topspeednya ducati yg biadab yg akhirnya bikin dia sangat kecapean persis yg dialamin stoner waktu RCV nya kena gejala chatter dan kalah dari lorenzo. alm. Nicky bener2 main kalkulator saat tau masalah ini dari awal musim. Banyak faktor dan gak bisa di liat dari 1 sisi aja intinya mah.

    • Itusih udh dari 2002, RC211V emg bikin siapa aja yg make jadi rider papan atas, ya selain emg pembalap Honda jaman itu emg toptier, tapi ga menafikkan klo motornya jg mantaf. Beda ama Ducati skrg, motornya bagus tapi ridernya cari diskonan bukannya gaet sebanyak-banyaknya rider papan atas.

  9. Depak puig dan pol

    Itu saja sih…

    Jangan idealis pakai satu KTP. pabrikan lain masih dream team, pabrikan Italia pembalap campur italia Australia, pabrikan italia, pembalap spanyol.
    Kalo ini seperti memaksakan diri. Pabrik jepang, sponsor spain, di isi spain semua.

    • Sumber cuan mereka kan dari sponsor juga, klo sponsor mau ktp spanyol ya team juga mungkin di bbrp kondisi terpaksa pake rider ktp spanyol. Entah klo hrc dapet sponsor yg lebih fleksibel dalam hal ktp, yg emang dana nya sama atau bahkan lebih besar dari risol

  10. Ban belakang penting supaya motor bisa jalan.
    Tapi kan belok nya pake ban depan.
    Ya mungkin gitu juga lah rear and vs front end

  11. Kalo boleh berargumentasi disini, apa yg diulas diatas bagiku masih partial even kalo dikualitatifkan sudah 60% menganilis obyektif permasalahannya.

    Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan satu unsur yg merupakan kesatuan unsur dalam meraih kecepatan yaitu BAN (=tire)

    Semenjak regulasi satu suplai Ban dari satu merk, tentu saja merubah keseluruhan filosofis dalam meraih kemenangan. Jadi kalo mengajukan pertanyaan berbasis statistik (bagiku) juga tidak tepat kecuali statistik dipersempit menganilis semenjak regulasi satu supplier ban diberlakukan itulah statistik yg benar.
    Dan berbasis skup statistik yg terbatas pada michelin, disinilah kita bisa melihat dengan gamblang dimana letak masalah nya.

    Benar memang michelin mengklaim kecepatan tiap tahun bisa direngkuh sepersekian detik maka (logis-nya) ini berurusan dengan engineer mesin. Biarkan lokus/tanggungjawab mereka.

    Beda ceritanya manakala kita membahas ttg Rider nya, disinilah kita menemukan keunikan cara handling motornya.

    Nah untuk menemukan titik temu keduanya disinilah dibutuhkan seorang manager yg tepat. Karena disini sudah masih ranah manajemen nah disitulah terdapat ribuan pilihan mana yg akan dipakai yg paling pas buat meraih kemenangan.

    Just sharing a little bit opinion…. 😉

    • Kl mo ngomongin single tyre,
      Ya harus bahas brijstun jg dong, mreka kn jg single suplplier sblm ngeselin, bgaimana statistik brijstun dibanding ngeselin,
      Bagaimana brijstun lbh “ayem” drpd ngeselin dst..
      Jgn lupakan jg aspek kecepatan/keterbukaan informasi era brijstun berbanding ngeselin…

      Mnrt sy ga bisa cm nyalahin ban, toh pabrikan ban lain ada yg berhasil dgn ban yg sama…
      Sama kaya F1 sekarang yg lg anget masalah porpoising, ferarri & mercy ga bisa ngatasi, tp tim lain bisa, debat deh mereka ttg regulasi baru.

  12. Melihat sejarahnya, Honda selalu bisa kembali ke puncak setelah berada di titik terbawahnya. Ini sudah menjadi rutinitas Honda sejak Soichiro-san masih hidup.
    Tinggal tunggu waktu saja. Semoga belum keduluan ide matiin balap ICE.

    • Kurang bawah gimana lagi 2020 dan 2021? Ekekke
      Masih berpotensi besar untuk lanjut pula musim 2022 HRC tetap dibawah.

      Apakah tren Hodna didasar klasemen akan terputus di 2023? Atau nunggu 2024 dulu? Atau tahun depannya lagi?

  13. Dah paling bener Hobda mundur dari motogp setelah kontrak berakhir dengan dorna ☺

    Alihin SDM ke worldsbk atau ke arrc sekalian 😌
    Atau fokus ke Moto3 yang jelas jadi bulan bulanan Grup Pierer Mobility AG

    • mending sekalian ikut formula E dan motoE lanjutin Mugen shinden hachi dgn dinamo setan,kan katanya out dr F1 berkomitmen bikin kendaraan yg lebih ramah lingkungan

    • Bener. Daripada para epbeha jg malu klo nonton motogp yekan, epwan lebih seru katanya. Weesbeka jg ga seru krn Lecuona cuma bisa berebut barisan kedua.

  14. Kasihan Onda.
    Kepedean kontrak Markues 4 th 2020-2024.
    2020 patah tulang humerus.
    2021 Diplopia.
    2022 Diplopia.
    Onda rugi bandar, Markues gaji 16 juta Euro/tahun. 3 tahun (2020-2022) ZONK.
    Markues juga udah gak muda lagi, 2023 usia 30 th. Peforma gak yakin bisa balik 100% seperti 2019 lagi.

    • Klo balik ke 2019, alasan knp HRC nekat kontrak jangka panjang Marquez krn mereka takut Marquez dibajak Ducati. Makanya sejak 2020 ato setelah fix ga bakal dapetin Marquez dalam waktu dekat Ducati kaya mau buktiin klo mereka bisa jurdun dgn pembalap yg gajinya cuma setara pembalap satelit Honda era Gresini Honda.

  15. Masalah Honda dan Yamaha sepertinya hampir sama, bergantung pada pembalapnya.
    Quartararo seperti mengangkat Yamaha sendiri, pembalap lain masuk 10 besar pun susah.
    Kalau Ducati memang sangat rider friendly, hampir semua pembalapnya bisa masuk 10 besar, selalu ada pembalapnya yg podium dan beberapa kali juara seri.
    Aprilia juga sangat meningkat, jika Vinales kemarin tidak mengalami trouble mungkin ke dua pembalap Aprilia masuk 5 besar.

  16. ijin berpendapat wak haji

    yamaha itu juga ga beda kok sama honda
    coba aja dibalik, marquez sehat, fabio istirahat

    nanti judul artikelnya yamaha di titik nadir

    mungkin aprillia mirip

    yg beda itu ducati, sama KTM, ridernya banyak
    kalo ducati banyak rider bagus, tapi kalo KTM mo yg mana aja, motornya emang ga siap kok

    • Lah Yamaha uda sempet di titik nadir kok jaman Vina-Vale. Yg smpe Yamaha minta maaf ke pembalapnya, itu uda di bahas di artikel di atas.

  17. ya emg Hodna terlalu terlena dgn performa Marc sampai lupa regenerasi, mengorbankan segalanya demi satu rider itu emg ga bagus walaupun pra 2020 pertaruhan Hodna emg menghasilkan hasil yg luar biasa tapi dari situ aja balance nya udah rusak,
    yah gw yakin Hodna pasti cepat atau lambat akan jalan keluar dr kemalangan ini,

  18. ya emg Hodna terlalu terlena dgn performa Marc sampai lupa regenerasi, mengorbankan segalanya demi satu rider itu emg ga bagus walaupun pra 2020 pertaruhan Hodna emg menghasilkan hasil yg luar biasa tapi dari situ aja balance nya udah rusak,
    yah gw yakin Hodna pasti cepat atau lambat akan menemukan jalan keluar dr kekacauan ini,

    • Sejak Marc cedera. Krna tahun pertama Puig mnjabat manager HRC Honda masih meraih triple crown. Motor Honda terbaik saat itu dri 18 blapan 12x menang dan 6x podium dan hanya sekali di luar top5. Walaupun kejayaan itu berkat Marc dan sisa2 warisan trio nakamoto-suppo-pedrosa

  19. Menurutku pabrikan jepang sejak era ngeselin, terlalu kaku dalam mencari solusi. Berputarnya di sasis, bodi, arm.

    Beda dengan ngeropah khususnya ducati yang eksplor lebih akan ide ide liar untuk memperbesar faktor X buat si motor.

    • Itu karena titik kuat mereka(pabrikan Jepang) d tumpulkan) mereka kuat d sektor ECU buatan mereka sendiri yg tentuny dirancang khusus dan bersamaan dgn perancangan motor mereka. Tpi begitu ECU inhouse d larang dan pke ECU tunggal yg d sediakan promotor yg juga berbarengan dgn penggunaan ban Michelin, senjata andalan mereka tumpul dan seolah seperti meraba2. Mau gak mau motor mereka harus berkiblat pda ECU yg d sediakan sprti yg kita tahu ECU itu otakny motor dan setelah otakny ini d ganti ya hilang ingatan dan geger otak.
      Sama aja sperti zaman ECU masih bebas Ducati dan pabrikan Eropa lainny terkesan gak mampu berkembang kan?

    • Ah pabrikan itali kebanyakan ya ah sudahlah, teringat gimana kelakuan lancia di rally, demi menang ringan lawan audi

  20. untuk behaa..
    silahkan menghibur diri dengan melihat statistik dan hasil di masa lalu.
    hasil di masa depan silahkan menghayal dan berandai andai..

    • Berhubung Redbull team d F1 cukup moncer saya rasa fbh masih terhibur sedikit lh atas situasi ini. Walaupun Honda udah out dri F1 tpi mesin atau power unit tim Redbull dan alphatauri masih d pasok oleh Honda mkany logo HRC msih nongol dsna

  21. setuju. karakter GSX RR ilang di versi 2022.
    lebih prefer GSX RR 2019 – 2020 yg balance bgt di kacamata saya sebagai pengamat motogp amatir

  22. susunan pembalap menyumbang 50% kegagalan, AM sejak dari Moto2 sudah keliatan gak bakal kompetitif kalo di motogp, TN cuma sebagai pajangan biar ada orang jepangnya, siPol juga seperti rekrutan asal comot krn bursa pembalap waktu itu sudah banyak yg close, hal yg sama dgn Yamaha di tahun ini sebenernya, susunan pembalapnya paling tidak oke (selain FQ) sejak terakhir 2006

    • AM menurut gw termasuk pembalap bagus, ya mungkin pembalap kelas 2 tapi mampu podium tapi gak untuk jurdun, cocok untuk jadi wing ace rider, buktinya dia mampu podium pake rcv front end, di antara 3 rider lain, dia doang yg podium pake rcv front end baik hujan atau cerah, tapi sayang kena mental sekarang gara² di depak untuk pembalap kelas 3 ( pil esp+ )

      • Ya si puignya jg yg bodooh karena tergiur liat pol esp mampu podium dengan motor baru yg masih di bantu full konsensi… Am73 emg potensial gantikan abangnya yg lagi cedera… Tapi ya gimana lagi skrng haerce bener” Lagi masa chaosnya… Orang” Udah pada muak dengan managementnya puig yg blunder mulu… Waktu lorenzo masuk pun masukannya ngk begitu terlalu di denger haerce ya wajar saat itu marc masih masa jayanya, dan at least lorenzo ngk mampu jinakin ganasnya rcv front end kala itu yg buat doi harus pensiun dini

      • Yes…AM73 cocok buat wingman kayak Miller, asal motornya punya front-end bagus
        Motor inputan PolEsp malah lebih sulit dikendarai rider lain

  23. Jadi brasa betapa berharganya development rider. Ketika pabrikan memutuskan rombak total mulai nul, yg bisa verifikasi ya develop rider ini motornya lebih sipp atau tumpul. Sayang mas dani sudah tidak disitu

  24. saya rasa permasalahan honda lebih ke mereka tidak punya pembalap seagresif marc, itu saja sih…

    skrg org blg pengembangan honda lebih ke rear end, ok👍.. krna saat marc absen yg ada cuma pol jdi pol lah yg jadi pusat pengembangan motor baru, ok👍…

    pertanyaannya.. di posisi berapa skrg pol saat race?? di posisi berapa dia di klasemen?? bahkan dgn kondisi sdh 2 race tidak balap pun marc masih jdi pembalap terbaik honda di klasemen ini artinya biar itu motor mw di oprek kek mana pun mw fokus front end kek rear end kek it doesn’t matter buat marc dia bisa libas tu motor sepanjang motor itu kencang, kendala marc selama ini adalah tangan dia belum pulih 100% jdi dia ga bisa push sebagaimana harusnya dia ngepush..

    kasus mirip yamaha, fb20 datang di 2019 dgn motor lawas yg di musim sebelumnya dikeluhkan rossi dan vinales tapi fb20 malah bisa perform bahkan sampai hari ini fb20 masih bisa perform walau dgn keluhan disana sini terhadap motor.. jadi masalahnya adalah di pembalap bukan di motor..

    honda ubah sana sini utak atik sana sini marc tetap bisa perform dengan segala kekurangan dia krna cedera, yamaha kurang power kurang top speed tapi fabio bisa konsisten perform.. itu artinya pembalap² ini adalah org² yg bisa memaksimalkan potensi motor semaksimalnya

    motogp itu adalah benda yg dibangun dengan science tapi dikendarai dengan perasaan jdi disitulah tugas manusianya/pembalap utk mengeksplore apa yg bisa dimaksimalkan dri motor

    skrg ini yg terjadi klo ada 1 pembalap dominan org blg itu krna pengembangan terlalu ke satu arah, lah gimana caranya 1 motor bisa punya 2 kepribadian?? ga mungkin bisa makanya rider mana paling kompeten itu yg dipakai acuannya tugas rider lain adalah mengikuti… wak taufik sdh pernah ngmg di yutup kan ga bisa motor itu fokus ke front dan rear end bersamaan itu tidak mgkn terjadi krna pasti kacau smw pembalapnya, maka dri itu tugas pembalap satunya lagi yg harus bisa adaptasi dgn pengembangan lainnya

  25. Saatnya ngeluarin template komen yg bikin epbeha emosi

    ‘ apa gw bilang ‘
    ‘ awokwokwakwok ‘

    😂😂😂😂🙃

      • Gw udh bilang sejak isu Pol kontak ke Repsol klo dia di KTM aja hampir zonk bahkan motor inputannya bertaon2 dikatain shit bike ama Zarco, begitu masuk Pedrosa tetiba itu RC16 jadi gampang ditekuk tapi segampang2nya RC16 jg Pol ga sanggup bawa menang and then Puig bilang dia riding style mirip Marquez dan bisa berkembang di Repsol? Gw jadi kangen ama yg dulu pada ngebantah bahkan ngebully waktu gw komen ttg Pol yg mau ke Repsol. Pengen bilang (lagi) ke mereka ‘apa gw bilang kemaren’ ato bahasa Lord99 ‘I told you’ ekekekekekek

        • 1 2 musim sebelom pol pindah ke hrc juga, seinget aku ini orang hobi nya tempramen, panasan, ndlosor. Padahal dokter gigi udah bisa keren saat itu

          makanya kaya “watdepak” ni orang kenapa dikontrak hrc ? mending hold AM lah terus kursi lcr dioper ke rookie atau apa kek

        • waktu itu gw bilang klo emg mau bajak rider KTM kenapa ga ambil aja Aloevera ato Binder sekalian. Dan taon ini 2022 komen gw tetep sama, harusnya ambil salah satu dari duo KTM skrg. apalagi Binder udh berapa kali tuh musim ini dapet motor bapuk mulai fari rha macet ampe sayap ilang, tetep bisa finish dan ninggalin motor laen yg maap2 kata lebih proper dari RC16 kondisi prima sekalipun. Minusnya KTM persis Suzuki, flying lapnya jelek. Tapi baik Suzuki dan KTM sering ditutup ama skill ridernya, yg di Suzuki maksud gw Rins yak, bukan Mir yg cuma garang dipapan tengah sradak sruduk.

  26. usul artikel kenapa makin kesini FQ bisa makin ok klik dengan M1, padahal di 3 seri pertama, performa FQ tidak terlalu bagus

  27. Dikatakan sebagai pembalap allien karena faktanya dia berhasil membuat perbedaan yg cukup besar…

    Dan yg memberi julukan itu tentu saja orang-orang yg obyektif, fair dan tanpa rasa tendensi…

  28. Ya…ada benarnya.
    MM93 dan Quartararo yg membuat perbedaan di tim Honda dan Yamaha.

    Kedua pembalap itu tidak mencerminkan atau merepresentasikan keadaan tim mereka.

    Saat ini jika Quartararo cedera atau absen, ya kondisi Yamaha akan tipikal dan sama dengan Honda.

  29. Puig the legend, 1st manajer HRC yang bisa mencapai point zonk dalam 40 tahun terakhir WGP, atau Pertamax di era motojipi

  30. Bukannya kebalik wak, Yamaha memiliki karakter front end yg bagus, rear end yg bermasalah, nah cm fabio yg bisa menghandle masalah rear end grip Yamaha.

  31. Keliatan sejak motogp & wsbk merosot belakangan ini. Hrc sedang dipertanyakan kualitasnya ??? Man & management patut dibenahi. Di gp Pak Puig & Takeo krg mendeliver ke hrc pusat.Hmm🧐

  32. kayaknya Fabio gaya balapnya asal front end dapat, rear end bisa d akali dari geser2 posisi badan dan bejek gas alus biar agak terasa yang rear end. Tapi kayaknya rear end berguna buat bejek gas keluar tikungan. kalau masuk tikungan front end sangat ambil bagian. CMIIW

    dan Marquez kayaknya sama gaya balapnya sama Fabio, cuman di RCV bejek gas halus susah, jadi lebih ke posisi badan yang sudah dilatih oleh Marquez

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version