TMCBLOG.com – Crash yang kedua kalinya Fabio Quartararo memang terlihat cukup brutal. Boleh dibilang crash seperti ini adalah crash highside dan jika kita runut ke belakang terjadinya crash highside hebat memang salah satu penyebabnya bisa jadi merupakan gagal fungsinya sistem kendali traksi atau Traction Control dari sepeda motor. Highside karena malafungsinya sistem TC pernah terjadi pada Dani Pedrosa di Aragon tahun 2014 atau misalnya Fabio Quartararo sendiri di balapan seri Silverstone 2019 ketika ia masih berbaju Yamaha SRT.
http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2019/08/27/penyebab-quartararo-bisa-crash-di-t1-silverstone/
Ketika di musim 2019 sinyalemen tidak berfungsinya traction control adalah karena ketika itu mode yang dipakai Quartararo adalah mode launch control yang sempat di analisa Nugie saat itu memang biasanya memiliki variabel TC = Nol alias tanpa kinerja TC. Nah pada race di Assen yang lalu crash highside terjadi saat motor dalam keadaan tegak, ini jelas salah satu tanda-tanda motor yang crash karena TC yang mengalami gagal fungsi. Gagal fungsi atau malafungsi dari sistem TC diperkirakan karena rusaknya/tidak berfungsinya dengan maksimal minimal satu sensor deteksi kecepatan putar roda yang ada di depan dan belakang.
“Saya merasa beruntung tidak mengalami cedera patah (tulang) setelah (kejadian) itu,” kata Fabio Quartararo mengawali analisa mengenai penyebab dua kali crash yang dialaminya di Assen. “Mereka (insinyur Yamaha) sedang melihat sekarang, tapi saya cukup yakin bahwa sensor kontrol traksinya rusak. [motornya dalam keadaan] hampir lurus [ketika highside], jadi… itu [menandakan TC] rusak.”
Jika benar karena TC, maka kejadian yang dialami oleh Fabio Quartararo ini mirip kejadian yang dialami Dani Pedrosa pada crash highside hebat di Aragon 2014 di mana ketika itu RC213V tunggangan Marc Marquez sempat sebelumnya menyentuh bagian ujung swingarm kanan Dani dan merusak kabel speed sensor yang merupakan bagian dari TC motornya Dani. Lalu kalau kasus Fabio Quartararo, kira-kira bagian mana dari TC yang rusak?
A race-changing early clash! 😮 @FabioQ20 was quick to apologise to @AleixEspargaro after the race! 👏 #DutchGP 🇳🇱 pic.twitter.com/zKp9G5MIBo
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) June 27, 2022
Secara umum belum ada informasi resmi dari Yamaha Racing, team maupun Fabio Quartararo sendiri namun jika melihat kembali insiden yang terjadi di lap ke 5 tersebut maka TMCBlog memperkirakan ada kemungkinan parts yang rusak adalah salah satu sensor yang ada pada roda depan. Walaupun membawa Fabio dan Aleix ke gravel trap, crashnya sebenarnya terbilang low-impact dan lowside ringan. Namun terlihat motor Fabio miring ke arah kiri dan ketika menyentuh kerikil di gravel trap.
Untuk bisa mengerti dasar dari sinyalemen TMCBlog silakan sobat bisa lihat di dua gambar berikut ini, Yamaha M1 biasanya memiliki sepasang speed sensor di masing-masing roda.
Untuk roda belakang letaknya di atas ujung swingarm kanan dengan mendeteksi putaran pada sensor pada rotor carrier piringan cakram belakang.
Sementara untuk roda depan sepasang speed sensor diletakkan di sisi sebelah kiri dari roda. Sementara jelas di video terlihat motor Fabio jatuh dan menyeret semua sisi kiri dari motor dan dari proses menyeret motor tersebut termasuk kena gravel segala hadir kemungkinan rusaknya sensor kecepatan di roda depan tersebut.
Selain rusaknya hardware sensor, sinyalemen kerusakan parts lain juga bisa saja misalnya kabel speed sensor sampai rusaknya program pembacaan pada software. Namun yang terakhir kayaknya dengan hanya benturan “low impact” di crash pertama sepertinya bukan merupakan penyebabnya.
Apa Itu Traction Control ?
Oh ya, sistem kontrol traksi atau Traction Control atau biasa disingkat TC/TCS sendiri memang membutuhkan data kecepatan yang dideteksi oleh sensor kecepatan (Speed Sensor) dari kedua ban yang kemudian data tersebut secara real time dibandingkan oleh ECU. Jika ECU melihat ada keanehan di mana disparitas/perbedaan putaran kedua ban terlalu ekstrim berbeda maka ECU bisa melakukan semacam veto ke mesin seperti menghentikan/memutus pengapian, menghentikan sementara semprotan bahan bakar oleh injector ataupun merubah timing pengapian sehingga diperoleh status di mana kedua ban bisa kembali berada pada perbandingan kecepatan putar yang masih dalam batas toleransi sehingga kita bisa percaya bahwa power dan torsi yang dihasilkan mesin dapat dengan maksimal bisa disalurkan via traksi ban ke trek.
TC sendiri pertama kali digunakan oleh Honda RC211V pada 2002 zaman masih dikendarai Valentino Rossi, sedangkan Yamaha mulai menggunakannya pada 2004. Sementara pabrikan Ducati baru menggunakan pada tahun 2007 dengan peranti elektronik yang sama dengan Superbike 1098R.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Wak bahas dong performa EB23 yang kayaknya gak se fenomenal awal
Sudah hilang motivasinya
Dikebiri mngkin brooo… biar g malu²in team factory duc².. scara gp22 sdh mulai anget.
Bs jadi request bagiono biar eb23 jgn ke team paktori..🤭🤭
saya lagi mencari tahu dan melacak kebenaran rumor disetopnya akses data telemetri GP21 tahun2 sebelumnya bagi EB23
Mungkin data gp21 bagiono saja yang tidak boleh diakses hehe
Waini konstipasi eh…
TC nya masi pake prosessor intel dual core, jadi low respon tuh🤣
Silverstone 2022 waktu sesi free practice Fabio juga pernah highside ya kalo ga salah, sempat pincang2 juga sih
Jangan sampe fabio cedera = fby gameover
Epbh udah gameover ya neng?
Lorenzo sdah kenyang dilempar m1
*ralat Silverstone 2021
Ngeri juga kalau tcs error, torsi dan power motor balap
Tapi crash pertama, dikamera terlihat seperti low side karena maksa ambil terlalu dalam.
Jelas yg pertama bukan masalah TC, tapi akibat crash tsb TC jd rusak yg mengakibatkan highside crash yg kedua.
Belum ada yg seekstrim kang pancing setting “TC mode off”. Malah disuruh copot wkwkwk
Wkwk iya ga masuk akal ini orang
Makanya energi kehidupannya abis duluan dan nyisa jadi fatigue ya 🙁
“Edyan jaran Cak !!!! quartararo njengking gulung gulung koming gara gara sistem canggih galaxy planet namec brojol!!”
seperti ini kira2 kalau artikel bergizi tmc dibikin judul di warung sebelah
Highside yang dialami rider HRC 2022, juga disinyalir karena TCS tidak berfungsi semestinya karena ECU PIRELLI..
Terus knp pabrikan laen jarang highside? Apa jangan2 yg laen pake Aracer?
Yang lain pake juken brt bg, mereka cinta produk lokal indo
Wak, boleh request artikel terpisah setup balap termasuk setup TC yang dipakai Stoner selama di kelas MotoGP ? Menarik soale Michelle Pirro sempet bilang sampe ga bisa selesaikan 1 lap pake setup punya Stoner. Thanks.
Udah pernah ada d artikel lama wak haji bro @warkop speed coba dikulik kulik,stoner27 aka kang mancing mania ostrali setup motornya memang minim elektronik,jd skill rider yg berperan.. berganti zaman skrg kbantu elektronik,seamles,dll.. gk ada lg skill buka tutup gas dan main kopling stgh ampe rem ngepot2 ugal ugalan..
Tapi bolehlh wak haji bikin artikel set up vr46 zaman dl vs stoner27 masa motogp edyann
Iya Wak haji,saya juga penasaran,semoga bisa dibuatkan artikel di Tmcblog
Udah pernah dibahas Pirro, sih. Cuma kalo detailnya keknya gak mungkin deh. Karena settingan setup dan mapping kayaknya cukup rahasia. Bahkan di Dashboard motor yang pembalapnya ada Shoulder Cam nya saja ditutupi biar yang kelihatan cuma item2. Biar di TV gak kelihatan.
Kebiasaan matic sihhh
jatuh kepala duluan sangat ngeri, juga saat Taka palanya hantam ban belakang Peco, ngeri !
Kalau ada sensor yang rusak kaya getoh, emang ga ada signal – signal getoh di dashboardnya ? itu tim nya nyuruh balap lagi ga dicek visual dulu, saya yakin nyuruh balap lagi karena mikirnya akan ada hujan karena memang aga mendung. siapa tau bisa ganti motor.