Home MotoGP Apa Akar Masalah MotoGP Sampai Disinyalir Struggle Mempertahankan Fans?

Apa Akar Masalah MotoGP Sampai Disinyalir Struggle Mempertahankan Fans?

163

TMCBLOG.com – Dorna Sport, terutama CEO-nya opa Carmelo Ezpeleta selalu bilang bahwa merupakan sebuah prestasi tersendiri berhasil menciptakan kondisi persaingan MotoGP saat ini yang membuat hadirnya ‘pemerataan kekuatan’ di semua pabrikan. Dalam artian siapa saja dan pabrikan mana saja punya potensi untuk menang. Jumlah pembalap berbeda yang memenangkan kejuaraan menjadi tolok ukur kesuksesan. Kesuksesan real atau semu?

Sementara WorldSBK yang semenjak beberapa tahun yang lalu tertatih-tatih mencoba menyamai level kastanya dengan MotoGP dengan berbagai macam perubahan regulasi di bawah promotor Dorna WSBK Organizasion (DWO) malah dalam beberapa tahun terakhir tidak menampilkan jumlah pemenang yang banyak. Pemenang balapan WSBK bisa diduga, alias 4L (Loe Lagi Loe Lagi), tapi koq makin ke sini, perasaan WSBK ini malah makin exciting untuk ditonton. . . ?

Bukan hanya perasaan TMCBlog doang ternyata, laporan dari para jurnalis gelaran WSBK terakhir di Donington Park bisa dibilang sangat sukses. Benchmark-nya adalah balapan di tempat yang sama tiga tahun yang lalu dimana saat itu grandstand benar-benar sepi, namun di Sabtu dan Ahad kemarin, situasi di tribun benar-benar berbeda. Secara signifikan lebih banyak penggemar datang ke Donington Park daripada gelaran serupa sebelum pandemi virus corona.

MotoGP? Berbagai ikatan regulasi baik itu teknis maupun non-teknis yang dibentuk Dorna, FIM, IRTA, & MSMA bagi kejuaraan ini memang tujuannya untuk membuat balapan itu ‘murah’ dan membuat siapapun tidak bisa secara mutlak mendominasi. Ini terbukti sih, terutama jika dilihat betapa sering tim satelit bahkan yang bukan tim satelit utama bisa menjuarai balapan – sesuatu yang menurut TMCBlog memang sangat menarik. Tidak boleh ada seseorang pembalap ataupun pabrikan yang image-nya lebih tinggi dari MotoGP itu sendiri.

MotoGP-nya sendiri? Dengan era ban satu supplier dari Michelin dikombinasikan dengan berbagai unified parts adalah fakta bahwa MotoGP makin kencang. Entah itu dari sektor top speed, maupun cornering speed. Oleh karena itu jangan kaget apabila banyak rekor laptime seperti dengan mudah diluluh-lantakkan di tahun 2022 ini, dalam beberapa kasus, bukan hanya dihancurkan sekali, bahkan berkali kali oleh pembalap yang berbeda-beda. Sekilas ini keren, Michelin pun beberapa kali bangga bukan kepalang dimana ban mereka berhasil selalu membuat pembalap lebih cepat. Tapi apa iya sekeren itu di mata fans? Ini keren yang HQQ (hakiki) atau semu?

Ada salah satu karakter sosial dari manusia yang dari dulu sepertinya tidak pernah berubah, dalam kehidupan bersosial, manusia itu butuh tokoh protagonis. Protagonis secara umum adalah tokoh yang digambarkan memiliki watak baik dan positif yang banyak disukai oleh publik. Protagonis biasanya menjadi tokoh utama dan pusat perhatian dalam sebuah kisah atau event. Singkat kata protagonis itu ibaratnya seperti hero atau seorang pahlawan. Saat ini ketika bahkan Marc Marquez absen karena cedera, siapa protagonisnya? Mungkin bukan tidak ada, mungkin hanya ‘belum ada’ karena tokoh tersebut sedang terbentuk baik secara organik atau non-organik.

Atau mungkin saat ini gak ada pembalap yang mau jadi protagonis atau antagonis? Sering hadir beberapa kejadian setelah menabrak dan menghilangkan kesempatan besar meraih poin pembalap lain, keduanya malah berangkulan, saling maaf-memaafkan, saling berempati dan saling mengerti. Terlihat seperti pembalap yang memiliki akhlak terpuji. Anak baik semua.

Tapi ini tuh balap, ini tuh kayak perang, sirkuit itu ibarat Kurusetra perang Baratayudha. Fans ingin melihat heronya berjuang tak kenal kompromi untuk merebut gelar walaupun sampai harus ‘panas-panasan’ di luar trek dengan berbagai bentuk psy war dan sindiran. Mereka berjuang mempertahankan idealismenya sampai sempat hadir kasus bahkan kompetitor minta salaman pun gak dikasih. Ini tuh keren dari sudut pandang idealisme. Asal jangan malah ‘panas-panasan’ instan yang hadir karena ketidak-konsistenan aparat dalam menghadirkan hukuman.

Secara umum menurut TMCBlog, lebih mudah bagi para fans untuk mengidentifikasi salah satu protagonis dan memilih yang lain sebagai antagonis atau memilih salah satu motor untuk dijagokan. Analisa sok tahu dari kami memperkirakan bahwa status WSBK sekarang adalah sedang kian menarik banyak penggemar baru, sementara MotoGP sedang berjuang untuk mempertahankan pengikutnya di tengah fakta hilangnya beberapa pembalap yang dianggap ‘hero’ atau ‘seorang protagonis’ bagi para fans. Sebut saja Valentino Rossi dan Marc Marque, atau . . . MotoGP akan terus seperti ini ke depan sehingga kita para fansnya lah yang mau nggak mau harus bersedia beradaptasi mengikuti? Patut dicatat, artikel ini belum menuliskan soal efek regulasi teknis seperti efek kehadiran parts aerodinamika dan lain-lainnya lho yaa. Silahkan share opini mu bro – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

163 COMMENTS

  1. Saya termasuk memilih hengkang dari nonton MotoGP wak. Awal tahun ini excited dg adanya MotoGP Fantasy tapi makin kesini makin ga menarik. Sorry to say goodbye MotoGP

    • Selama masih ada penantang juara 1, saya sih nonton² saja. Terus terang yg bikin seru adalah salip²an nya. Klo dua itu g ada mungkin mulai membosankan.

        • Kalo aku, selama Yamaha masih di motoGP, siapapun pembalapnya akan masih tetap aku tonton…
          (Lewat tv gratisan,,,hehe…)

      • penonton jelasnya butuh marc killer. tp ga nemu, 2020 pemenang kejuaraan di raih karna seringnya konsisten. masih untuk bisa sekali podium 1. tp pada 2021 dia ga menyatakan mau mempertahankan gelarnya. bikin motogp kurang menarik. tolak ukur penonton masih dengan skill marc. dimana marc 100%..jadi karna ga nemu seseorang yang marc killer ini, jadi ya adaptasinya kurang. seolah2 motogp memulai dari 0

    • Pindah ke F1 saja.. Lebih banyak salip salipan, padahal roda 4.

      Ada strategi ban sama pitstop, plus safety car.

      • Motogp terlalu mudah ditebak! Meski yg juara FQ20 atau FB63 jarang sekali terjadi battle dimana regulasi mendukung hal itu, MotoGP dari 11 race isinya cuma Touring gak ada battle dog fight, beda sama WSBK walau trio yg battle tapi ini yg bikin serunya. Toprak adalah bakat yg disia2kan Kawasaki meledak bersama Yamaha, Bautista konsisten, dan Rea senior yg ngotot. Ini yg bikin menarik battle trio ini benar2 menjadi penarik org2 datang ke Wsbk ketimbang MotoGP.

    • Kekhawatiran yg dari dulu di dengungkan akhirnya jadi kenyataan….”Apa yg terjadi dgn MotoGP bila Rossi pensiun? Apakah GP di tinggalkan fans nya?”

      Terjadi skrg, plus di perburuk dgn cidera panjang the next Legend, M. Marquez.

      Intinya tongkat estafet Idol GP terputus di tangan Marquez, ketika publik sdh menerima Marquez sbg next legend pengganti Rossi.

      Skrg penonton bingung mau mengidolakan siapa krn blm ada alien baru yg mendominasi race… Publik masih belajar menerima FQ 1/4 sebagai calon next legend next alien.

      Saya rasa segala regulasi yg di terapkan Dorna itu tidak menjadi hambatan, selama ada rider alien sekelas Marquez yg bisa digdaya memutarbalikan keadaan.
      Kalau comeback nya MM nanti sukses, saya rasa penonton GP akan antusias kembali nonton GP kembali’ke jaman2 Rossi vs Lord vs MM, apalagi FQ semakin mateng.

      Lucu loh, kmrn wktu nonton WSBK Donington Park, masa tiba2 ada org nyeletuk “Wiih Rossi.. Rossi..”.
      Saking melekat nya image Rossi dgn dunia balap roda dua.

      • menurut saya, ini lagilagi gegara rossi sebenernya. Dia pensiun di usia karir yang terlalu lama, dengan segala drama microphone no jutsu nya.

        Pun jadinya saat Rossi udahan, publik mau menyambut MM sebagai next legend, ya susah. Karena MM udah menyambut “usia senior” nya. + lagi cedera ini, makin runyam

    • Saya nonton motogp karena seneng dengan motor dan balapan adu kecepatan
      Udah gitu doang, gk punya fans atau ketertarikan khusus dg individu tertentu
      Mungkin perasaan senang berlebih muncul ketika yamaha menang, bukan karena ridernya, bukan karena pabrikannya hanya karena d rumah kebetulan sama² punya motor yamaha

      Sama ketika pas timnas Indonesia menang, walo pun sy gal nkri banget dan gak ngerti siape pemain² d lapangan tapi ikut merasa senang dan bangga

    • saya termasuk yg julid sama “regulasi yg menguntungkan salah 1 pabrikan”. terlepas cuma opini pribadi, tp terlanjur menganggap kagak keren. ditambah bentuk motor jg jadi odong2 ga kaya dulu

    • Gw tahun ini belum nonton MotoGP sekalipun. Maaf, mau dibilang apapun alasan nya, gak menarik lagi. Bahkan highlight pun gak nonton di YouTube, cuma highlight F1 aja.

      Bagaimana pun balapan butuh drama. Drama salib saliban, drama Psy war, drama kontroversi, dll. Lah ini? Cuma balapan orang muda saja. Booorinngggg….

      • Belum nonton sama sekali? Koq bisa bilang nggak menarik ya ? jadi Nonton apa nggak nonton? dan kasihan sekali nggak melihat bagaimana Aprilia berkembang dengan berbagai macam keterbaruannya termasuk tunnel side fairing untuk membuat cornering downforce dan satu lagi, Aleix Espargaro kan udah nggak muda lagi 😀

        • Makasih udah reply wak, hehe. Just uneg2 sih. Karena ane fans nya Rossi otomatis sekarang ga ada yg ditunggu. Ane selalu pantengin MotoGP dari tahun 2006 sampe terakhir balapan sebelum rehat liburan musim panas wak.
          Bisa bandingin lah jaman dulu dengan yang sekarang. Bukannya ga seneng ya lihat Aprilia berkembang, cuman ya itu mungkin tiap orang punya satu titik jenuh yg suatu saat memilih buat ninggalin apa yang bener2 dia suka buat sesuatu yg lain yg lebih valuable. Boleh kan? Hehe

    • Faktanya wsbk tontonan yg masuk akal,kalau suka sama salah satu motor idola bisa dibeli dan digeber.bayangkan kalau cinta mati sama motor motogp,mau beli dimana.saya tidak pernah nonton F1 ya itu alasanya,masak mau beli tamia dan dinaiki kalau jatuh cinta sama ferari F1

      • Engga kepikiran sampe kesitu, tapi masuk akal juga.. kalo kita penggemar wsbk, bener juga kita masih bisa beli motornya, soalnya superbike itu motor balap yang dijual masal.

  2. segera keluarkan ban yang lebih awet dipakai cucuk cucukan, penonton gak butuh rekor laptime dan pembalap yang jago hemat ban

    • Bener bgt ini bang, kita penonton nggak bisa merasakan perbedaan sepersekian detik,
      Yg bisa penonton nikmati adalah aksi di atas lintasannya, bukan angka catatan waktunya

      Pas nonton pembalap yg dog fight kan pasti adrenalin penonton juga ikut naik ya,

      Sedangkan misalnya ada notif fastest lap di layar, penonton be like ‘oh, okay’ dah gitu aja

  3. Ternyata bukan saya saja yg berpikir seperti itu,ada rasa jenuh dan bosen nonton motogp☺️☺️, antusias nya sudah berbeda

    • suruh Opa Carmello ke USA belajar bikin hiburan protagonis vs Antagonis ala WWF atau WWA,..
      sampe2 gue dan anak gue aja berantem megang The Rock vs John Cena..

      hahahahaaa….

  4. Kalau menurut saya kenapa wsbk rame tu walopun yang menang L4 tapi proses menuju kemenangan yang sangat menarik
    Sedangkan moto gp tuh kata orang banyak tuh lebih sering touring dan ini gak salah pembalapnya tapi lebih karena masalah dirty air akibat winglet, yang tentunya setiap pembalap sangat berhati-hati jaga jarak dengan pembalap depannya
    Lihat aja dimasalalu ketika belum ada winglet walopun yang menang antara VR, JL, MM, DP tapi drama overtake nya keren, bikin jantung dagdigdug

    • Sepakat om, lebih seru tanpa part aero yang lebay, bikin susah nyalip, ngga seru, sy sekarang milih nonton wsbk karena dag dig dug cucuk cucukan rea-bautista-toprak

    • Sepaham.

      Di masa jayanya, terutama saat masih di Honda, Vale bisa aja ngacir duluan ala Lorenzo. Beberapa kali dibuktikan saat terpaksa harus ngebut karena hukuman penalty.
      Kualifikasi jadi tidak begitu penting, start dari tengah ga masalah, aksi nyalip satu per satu jadi tontonan sendiri. Inget kan kyk gimana Opa Nick Harris menarasikan pertarungan Vale untuk menuju ke depan? (maaf) orang buta aja akan terhibur hampir sepanjang balapan. Kemudian ditutup dengan aksi selebrasi yg jadi bonus tontonan sendiri. “Selebrasi kali ini akan seperti apa, ya?”
      Tentu ini didukung oleh kemampuan motor, ban, dan pembalap itu sendiri.
      Klimaksnya ya saat vale “turun kasta” ke Yamaha, di saat orang2 udah kenal siapa dia, orang punya ikatan emosional untuk mendukung “si inferior”.
      Berangkat dari sini orang2 mulai terhibur dengan aksinya di sirkuit. “Apa itu nonton Motogp?” orang2 awam taunya nonton Rossi.
      “The product (motogp) sells itself!” Ga perlu marketing, ga perlu copy writing yg aduhai, motogp menjual dirinya sendiri lewat tontonan di track. A moment of silence untuk Anda adek-adek yg ga menikmati masa kejayaan Valentino Rossi.

      Nah coba gali satu per satu apa yg Vale lakukan di atas, apakah masih ada di era balapan saat ini?

    • Mngkin biar imbang.. aturan aero silahkan saja krn motor eropa dah jd kenceng².. tp ban dan ECu balikin lagi jg inhouse biar jepang jg bs eksplore.. intinya kembali ke trah prototipe.. adu teknologi..🤣

  5. motor gp kebanyakan mikirin ban bakal abis. ngapain balapan mikirin ban abis. akhirnya setiap pembalap mikirnya management ban teruuuus. efek jeleknya mau nyalip tar lagi tar lagi. akhir balapan kedodoran urusan ban.

    kasih moto gp cuman maksimal 18 lap. atau kurang. jadiin 2 race kayak wsbk pasti seru tuh. setiap pembalap bakal geber abis abisan tuh motor.

  6. dorna hrs bljr dr manajemen F1, hrs dibuat 2 musuh bebuyutan (verstapen-lecrec) & sisanya kuda hitam. Teknologi sayap2pan aerodinamika di motor dikurangi (bukan dihilangkan).

  7. Motogp era Rossi vs Biaggi vs Gibernau, Rossi vs Stoner vs Lorenzo vs Pedrosa, Rossi vs Marq sejauh ini era terbaik yang bukan anak baik baik. Kita ga butuh cuman panas di trek, tapi kita butuh panas diluar trek

      • Another penggiringan opini, Bastianini memble gara2 Ducati.
        ya masa sih ada anak bungsu udah pinter disuruh agak gblk dikit sama emaknya.
        Dulu ada isu yg mirip jg nih, tp kebalikan. Jaman awal2nya Rc211v dipake di 2002, Alex Barros yg di tim satelit malah disuruh diprioritaskan menang supaya keliatan Honda kenceng bgt siapapun ridernya.

  8. Teknologi mungkin susah di tangkap oleh mata di layar kaca… Tapi selebrasi.. Corak helm berganti ganti… Saling salip.. Itu yang enak di tonton dan mengena di memory…

    • Nah betul sekali ini.. yg penonton btuhkan atraksi di trek.. kl motornya hrs dibawa sempurna ya alamat g ada yg mau ala² bad boy..sliding² jd bosen… liat dlu nusuk dr mana aja. Motor sleeding jg bs dikoreksi lg.. mirip wsbk skg.. mmg g skencang skg tp g nampak kencang jg kl dbawa alus gtu..

  9. intinya MotoGP sekarang bagus utk aspek kompetitif olahraganya tapi kurang bagus utk aspek entertainmentnya tapi bukan berarti jelek bgt,
    rider2 yg punya karakter “kuat” dan mendominasi lah yg punya fanbase yg besar yg justru jadi salah satu penyumbang terbesar pemasukan Dorna, seperti grandstand khusus fanbase rider tertentu,
    menurut gw utk sekarang yg mendekati itu baru Fabio Quartararo, doi punya kepribadian yg menarik punya karakter kuat dan sering mendominasi, cuman dia terlalu main aman kalo urusan hubungan dgn pesaingnya, ga ada faktor mind games yg dimainkan dia, ga seperti mbah dan marc ke bbrp pesaingnya,

    • Bener Motogp terlalu banyak pertemanan sekarang ini, kayak rivalitas semu, bukan menurut saya yang sebagai penonton dari generasi Y, dari generasi Z sodara saya malah bilang demikian, ini sebenarnya malah menurunkan nilai dari entertainment dari motogp sendiri dari segi SDM

  10. Betul gak ada gregetnya, biarpun gonta ganti pemenang tapi pada gak konsisten, akibatnya minim kharisma. WSBK walaupun 4L tapi seru dan ketat karena konsisten walau tanpa drama ala sinetron.
    Fabio Q kurang berkharisma karena lawannya gampang ditekuk semua, apalagi si Pecco(k) gampang nyungsep. Untungnya ada Aleix yang mengejutkan jadi kuda hitam, tapi sayangnya tidak berkharisma ala protagonist, karena dia terkenal lama jadi figuran macam Perez di F1.

  11. Bisa jadi dari faktor teknis Wak, seperti part2 yang sekarang terpasang dan membuat tampilan motor jadi sangat jelek.
    Penilaian yang pertama dilakukan oleh manusia itu secara visual, apa yang terlihat terlebih dulu oleh mata kita, itu biasanya yang dinilai.
    Motor motogp saat ini sudah tidak enak dilihat, ditambah balapannya sendiri yang cenderung membosankan karena minim aksi overtake..
    Jikalopun balapannya kayak turing, tapi bentuk motor enak dilihat kayak dulu, mungkin akan tetap memaksa kita untuk menonton balapan.
    Jadi kondisi saat ini sepertinya sudah sangat komplek..
    Rossi pensiun, Marc absen, balapan minim overtake ditambah bentuk motor yang tidak enak dilihat, klop banget kombinasinya untuk dijadikan alasan orang malea menonton….

    Opini pribadi Wak…

  12. VR itu unik & mendominasi, jadi motoGP jadi kebagian Highlaightnya, di tambah drama2 yg terjadi selama VR balap.

    Faktor WSBK skr jadi rame karena Rea mendominasi bertahun-tahun, akhirnya kalah sama Toprak. Mungkin cerita bakal lain klo Toprak gagal juara. Di tambah awal musim Bautista dgn Ducati ikut meramaikan persaingan. Fansnya Rea berharap dia juara lagi, yg bukan fans rea berharap sebaliknya. Kaya 2009, Ducati yg bertahun-tahun mendominasi akhirnya dapet Haga (rider kompetitif tapi gagal juara) malah Ben Spies yg menang. Sayang Ben Spies langsung pergi ke MotoGP

    Jadi MotoGP Memang ga harus rata kaya saat ini. Tetap harus ada yg mendominasi tapi harus ada lawannya. Rossi-Gibernau, Rossi-Stoner, Rossi-Lorenzo, Lorenzo-Stoner-Pedrosa, Lorenzo-Marquez,,, dll

    (IMHO) umpama Saat ini ada VR & MM & mereka kompetitif, tapi klo semua bisa punya peluang juara, kondisinya bakal sama. Karena fans VR&MM (meraka yg paling banyak fans) ga jaminan bisa melihat mereka juara setiap seri…

  13. mungkin korelasinya karena motor yang banyak aero devices nya dan susah overtake,, karena biasanya drama terjadi kalo saling overtake, macem kita dijalan kalo diovertake orang kan panas

  14. dan WSBK skrg baru2 excited menurut gw krn munculnya pesaing Rea yg bisa head to head dgn dia yg bisa elbow to elbow dgn dia,, segi entertainment nya dpt bgt meskipun berpotensi 4L juga, meskipun ga ada mind games nya tapi semua itu terbayar saat aksi2 mereka di atas trek, dimana mereka ga ada jaim2nya ga ada mikir kalo dia itu temen gw, ketikan diatas trek semua menjadi musuh, selama itu legal gw akan menggunakan cara apapun, mau giring dia keluar trek, mau masuk ke celah sempit sekalipun, mau nyenggol sampai patah2 fairing sekalipun kyknya mereka ga ada yg peduli dan pastinya ga ada yg snowflake juga, habis race ya udah mereka chit chat lagi, walaupun kadang ada bbrp momen yg buat mereka emosi tapi di seri selanjutnya ya udah damai lagi, beda dgn MotoGP skrg yg menurut gw ridernya terlalu “manja”, di senggol dikit koar2 di media, di kagetin dikit marah2 di trek, belum lagi ngadu2 ke FIM steward dan Dorna,
    tapi tentu patut di disclaimer sebelumnya rider agresif dan reckless itu beda, jadi bukan berarti gw seneng dgn tindakan reckless bbrp rider hingga membuat rider lain cedera, itu jelas salah dan patut dihukum, tapi kalo sekedar agresif dgn perhitungan sih menurut gw bukan suatu hal yg buruk,

  15. Gini loh Dorna…..kita nonton Motogp itu ga ngarep nonton pembalap beda2 bisa menang. Motogp itu harus ada unsur entertainnya dimana ada tokoh2 protagonis antagonis disitu…karena motogp itu dikenal bukan karena banyak nama yang bersain di kejuaraan justru hanya satu-dua nama dalam beberapa tahun yang bikin motogp menarik untuk ditonton.

    Motogp dikenal bukan karena persaingan ketatnya bales2an laptime….tapi ada drama disitu, persaingan antar 2-3 pembalap, selebrasi lap…nah itu yg dibutuhkan Dorna….sekarang liat deh Formula 1 gilaaa crowd nya disitu orang mau liat persaingan verstappen,hamilton,leclerc….mereka disitu bukan liat tim satelit yg menang tapi mau liat pembalap class A di tim class A yang menang.

    soal biaya ya wajarlah klo ada tim yg lebih kaya otomatis punya kendaraan lebih cepat dan pembalap yang lebih mahal….kalo mau liat kesetaraan bikin aja one make race kyk moto2 sekalian…balapan kok ngarep biaya murah, ngarep teknologi seragam, ban seragam…menjijikan

  16. kalo SBK jd lebih menarik kira2 faktornya apa wak? apakah hadir sosok “protagonis” yg dekat dengan fans? atau mmg krn banyak yg kecewa dari MGP makanya beralih ke SBK yg notabene kelas motor “rakjat” alias motor non prototype yg memang real bisa dibeli

  17. MotoGP jadi membosankan akhir-akhir ini, karena semakin sedikit overtake dan kalaupun ada overtake lebih banyak sekarang dilakukan di trek lurus/slipstream, bukan saat masuk tikungan macam dulu. Dan sekarang balapan motogp lebih mudah terbaca, siapa yang dapat posisi kualifikasi di depan bisa dipastikan bakalan ada di zona podium karena minimnya overtake pasca tikungan 1 lap 1, atau entah apakah karena pembalap pengin menang mudah dengan ngacir duluan sehingga tidak menyajikan drama overtake macam era Rossi dan Marc dulu yang mana mereka dengan sengaja “mundur” ke belakang untuk main-main dengan pembalap lain sebelum akhirnya finish di podium atau bahkan menang.
    Sementara itu WSBK meskipun pemenang dan podiumnya lo lagi lo lagi tapi pembalap di belakang mereka yang nggak bisa ngejar Rea, Toprak, dan Bautista tetap fight untuk dapat posisi terbaik dan tetap menjaga asa podium kalau-kalau ada pembalap yang jatuh. Bukan cuma itu, mesti pemenangnya 4L, tapi mereka benar-benar menyuguhkan aksi saling overtake dari awal sampe akhir, saling overtake berulang-ulang kali, gak cuma overtake sekali doang terus ngacir jauh, manuver overtake yang bisa dibilang sangat beresiko dilakukan berkali-kali seolah-olah pembalap inginkan hasil yang terbaik atau tidak sama sekali. Jadi meskipun pemenangnya dia lagi-dia lagi, tetap ada pergeseran pemenang dan fight antar 3 orang itu.
    Inovasi yang hadir di motogp memang membikin motor makin kecang makan RHA winglet dsb tapi nihil fungsi di dunia nyata dan malah membuat motogp semakin seragam karena semua team balap ikut-ikutan buat ngembangin fairing dan RHA versi mereka, liat deh fairing motogp sekarang M1, desmosedici, RCV, Aprilia mirip banget fairing dpeannya, lubang ram airnya. Motogp dulu tidak begini, dulu setiap motor punya keunikan desain masing masing, sekarang bahkan kita gak bisa membedakan mana yang mesinnya V4 dan Inline 4…
    Sementara inovasi yang hadir di WSBK justru menambah ciri khas dari motornya dan berguna di dunia nyata, macam one arm dan wingletnya Ducati Panigale dengan mesin V4 nya punya cirikhas dan karakter yang unik dan berbeda dibandingkan Kawasaki yang fairingnya desainnya lebih tajam- tajam macam robot ataupun yamaha R1 yang fairingnya lebih membulat-flowing. Kita bisa dengan mudah mengenali ini motor yang dipake motor apa karena mereka masih mementingkan desain dan estetika di WSBK karena motornya juga dijual masal, sementara di MotoGP its all about performance.
    Satu lagi, kalau gak salah tiket WSBK bisa jauh lebih murah dengan fasilitas yang lebih lengkap, akses ke paddok, dan atmosfer team yang lebih ramah, gak seserius motogp. Sementara MotoGP tiketnya mahal, gak full akses.

  18. Mungkin kasar kata satu kelas isinya kyk anak IPA smua, seru menurut anak IPA sendiri tp ga seru bagi bnyak orang krn ga ada warna2 jahil dr anak IPS.
    No offense

    • Itu mah tergantung lingkungan. Ada loh kelas ips justru isinya orang2 kalem yg fokus bikin tabel pembukuan sementara kelas ipa malah rame krn seru mainan di laboratorium, bikin koin 1000 jadi warna emas, ato muter2 nyari serangga. Kebetulan aja lingkungan lu yg asik yg anak ips.

  19. Kehilangan sosok vale & marq itu aja masalahnya.sama bentuk motor yg amburadul nggak bisa jadi acuan modifikasi harian.kalo dulu masih banyak jualan fairing2 fiber glas untuk motor tiger atau viksen.tapi sekarang apa mau motor dikasih winglet2 yg kayak lele begitu.

  20. Dorna sendiri berusaha jadiin motogp prestisius, salah satu contohnya bikin akun repost di yt, fb, ig kena copyright bahkan beberapa akun lenyap. Padahal kita tau, medsos media paling cepet nyebar publikasi. Klo maunya apa2 harus ke motogp.com, dikit2 harus subscribe berbayar, tv lokal jg nyiarinnya ga menarik, orang terlebih orang negara kita mendingan pindah channel nonton yg laen. Belon lg beberapa taon lalu nyuruh tim satelit utk ambil dari moto2 dan kaya secara tersirat ngelarang ambil lulusan wsbk setelah kelas crt ama open class rame oleh lulusan superbike ketimbang moto2, mgkin maksudnya selaen mau negasin motogp kelas teratas jg gamau bikin moto2 terlihat ajang yg ga menjanjikan, penggemar superbike ya jelas stay nonton superbike, coba klo dulu VdM jadi masuk satelit Yamaha, ato Giugliano ato Hamburger jadi masuk satelit Ducati, minimal penggemar superbike jg bakal penasaran liat sejauh mana jagoan mereka. Klo dibanding jaman 2 tak dulu, motogp jauh bgt dijangkau yg bikin org males nonton. Jaman 2 tak, kolektor aja bisa punya motor yg sama ama yg dipake Capirossi di gp125 ato motor yg mirip ama punya Jacques, ajang nasionalnya jg byk. Skrg mana ada kejurnas yg murni ngebalapin motor moto3 ama motor moto2? Adapun cuma mirip krn di Inggris ama Jepang kelas gp2 lebih mirip CRT versi supersport, dan di Jepang sendiri masih ada yg make sasis gp125 buat ikutan moto3. Motogp terlalu jauh dari publik, ga sedeket dulu lg.

    • yg paragraf pertama gw setuju bgt om, Dorna terlalu pelit dan strict soal kontennya,, dibandingkan F1 jauh lebih longgar soal konten dan hak cipta, ini salah satu faktor penting yg bisa membuat penggemar baru masuk,

      • Berarti motogp sekarang mirip era F1 masih di tangan Bernie, untung udh di jual ke liberty media, jadi sedikit terbuka ala2 balap di amrik.

  21. Buat saya nggak pengaruh. Tetep suka nonton balapan. Motogp. F1. WSBK. WRC. Kalo pas nggak ada, misalkan saat off season atau summer break, bikin weekend mati gaya.

  22. Gua ingin perang teknologi software antar pabrikan bukan unified software !!!

    Titik itu aja yg ingin saya sampaikan. penggunaan ban juga perang antar teknologi Bridgestone vs Michelin vs Dunlop vs Pirelli

    Waaaaa mantab nih. 🤣🤣🤣

    • Ban susah kalo mau dibikin banyak suplier, contoh waktu ada michelin sama brigstone, rossi pake micheline kalah sama stoner yg pake brigstone, akhirnya rossi minta ganti ban brigstone, akhirnya bisa tuh ngalahin stoner di tahun 2008. Akhirnya rame2 pake brigstone semua

  23. 1. MotoGP butuh artis setelah rossi
    pensiun dan marc cidera…
    IOMTT ada guy martin, nascar ada jeff
    gordon, rally ada sebastian loeb, dll

    2. Yang penonton MotoGP mau itu aksi
    overtake, bukan aksi memecahkan
    rekor…

  24. Nonton motogp 5lap pertama udah bisa ketebak siapa yg bkl juara… Jaman dulu sampai lap akhir ada peluang lap2 terakhir pimpinan balap berubah… Itu yg menarik

  25. Ibarat kolom komen tanpa Mbah Dharmo…. Walaupun komen berbobot dari orang2 cerdas tapi rasanya B aja….. Gak seru, hambar

  26. jawabannya, sejak Dorna pengen banget balapan seru dan imbang (ala mereka, bukan ala penonton) & sejak ducati muncul dengan segudang inovasi2nya.. akhirnya muncul juga regulasi2 baru, ini itu, kesana kemari ujung2nya, semua pembalap sm pabrikan mau ga mau harus aware regulasi.. cuma bbrp yg mau ambil resiko yg bikin seru, itu jg dikit..

  27. Di masa jayanya, terutama saat masih di Honda, Vale bisa aja ngacir duluan ala Lorenzo. Beberapa kali dibuktikan saat terpaksa harus ngebut karena hukuman penalty.
    Kualifikasi jadi tidak begitu penting, start dari tengah ga masalah, aksi nyalip satu per satu jadi tontonan sendiri. Inget kan kyk gimana Opa Nick Harris menarasikan pertarungan Vale untuk menuju ke depan? (maaf) orang buta aja akan terhibur hampir sepanjang balapan. Kemudian ditutup dengan aksi selebrasi yg jadi bonus tontonan sendiri. “Selebrasi kali ini akan seperti apa, ya?”
    Tentu ini didukung oleh kemampuan motor, ban, dan pembalap itu sendiri.
    Klimaksnya ya saat vale “turun kasta” ke Yamaha, di saat orang2 udah kenal siapa dia, orang punya ikatan emosional untuk mendukung “si inferior”.
    Berangkat dari sini orang2 mulai terhibur dengan aksinya di sirkuit. “Apa itu nonton Motogp?” orang2 awam taunya nonton Rossi.
    “The product (motogp) sells itself!” Ga perlu marketing, ga perlu copy writing yg aduhai, motogp menjual dirinya sendiri lewat tontonan di track. A moment of silence untuk Anda adek-adek yg ga menikmati masa kejayaan Valentino Rossi.

    Nah coba gali satu per satu apa yg Vale lakukan di atas, apakah masih ada di era balapan saat ini?

  28. Tak ada aksi overtake yg bikin jantung dag dig dug di tambah muka motor yg makin aneh atau jelek kasar plus blm ada ikon baru setelah marc mulai turun performa nya, yg saya ingin liat balap motor wak aji bkn mesin motor tp body mini F1 😅😅😁😁😂 di jamin taun depan makin sepi ini klau msh sprti skrg blm, blm lagi pembatasan regulasi software dan ecu yg bikin inovasi setiap pabrikan macet gara” keseragaman ahk pokok nya gk ada yg seru jaman biaggi vs rossi atau rossi vs gibernau atau rossi vs stoner dn lorenzo atau rossi vs marquez, dorna gagal bikin tontonan yg menarik dgn perubahan regulasi mau tdk mau nerima tdk nerima fakta nya dorna gagal dlm hal regulasi terutama mslh software dn ecu

  29. Analisa saya..
    * motor terlalu banyak bantuan elektronik, contoh efek goyang dombret, motor ngangkat saat bejek gas, dan segala sesuatu yang butuh skill manusia telah “hilang”
    * bentuk motor yang gitu gitu aja, Dorna harus berani revolusi bentuk motor salah satunya dimensi motor
    * ada Point tambahan dari jumlah menyalip, kemajuan posisi dari start, lap tercepat rata rata

  30. penonton kecewa karna rossi sdh pensi dimana disaat bersamaa mayoritas penonton adalah penggemar rossi, ditambah lagi marc yg masih berkutat dengan cedera membuat kurangnya dog fight di lintasan krna penonton yg sdh punya berekspektasi tinggi terhadap pasukan² muda skrg kecewa pasukan muda skrg kurang punya tensi tinggi satu dengan yg lainnya (terlalu berteman) beda dgn jaman dlu… banyak jg rider bapuk yg cuma habis digembar gembor tapi fakta di lintasan berbanding terbalik

  31. semakin kontroversial saya rasa akan semakin menjual…gak ada manusia (pembalap) yg sempurna…dalamnya hati tdk pernah bisa diterka…good boys…bad boys…sdh jadi ketetapan hidup…biarkan semua keluar apa adanya…klo gak suka, bilang gak suka…klo gak mau, bilang gak mau…ini balapan…kejuaraan…semakin panas atmosfirnya…semakin akan terkenang dalam ingatan…

  32. Selain faktor aktor protagonis dan antagonis, motor MotoGP sekarang semakin jauh dari motor produksi massal sedangkan kalo mau bandingin World SBK, fans masih merasa motor WSBK itu dekat dengan realita mereka untuk memiliki ZX10R kayak yang Rea pakai, atau YZF-R1 yang bawa Toprak jurdun 2020 atau buat yang duitnya berlebih kepingin punya Panigale V4 motor yang mirip dengan yang Bautista geber. Perkembangan teknologinya juga lambat akibat engine freeze (yang sekali salah langkah penentuan paket motor, amsyongnya semusim), cuma berkutat di sektor aero winglet yang itu pun dibatasi 2 model per musim. Bandingin sama Formula 1 (dalam koridor peranti aerodinamika) yang bebas setup aero di tiap seri balapan dan model aero mobil per satu pembalap. Soal aerodevice pun aneh, niatnya pingin MotoGP lebih terjangkau tapi regulasi melegalkan pabrikan memasang aero winglet yang budget pengembangannya gak sedikit.

    Enaknya sih dibebasin lagi pengembangan mesin di musim berjalan kayak dulu lagi. Gak usah muluk2 nerapin regulasi teknis macam rally Group B atau GT endurance Group C (C1) yang dahulu keduanya punya peraturan terlalu bebas dan bermuara pabrikan dan pembalap jadi gila2an.

    Belom lagi kelakuan Dorna yang tiap ada orang lain repost video mereka langsung di-take down dalam waktu sesingkat-singkatnya. Di Formula 1, pihak Liberty Media lebih legowo video mereka direpost ribuan kali bahkan sampe diedit jadi meme. Belum lagi ngomongin media sosial official, di F1 dalam hitungan menit udah keluar race highlight. Kalo MotoGP? Ya kita tau seperti apa kondisinya. Udah gitu suka banget nayangin video crash hampir tiap hari.

    Belom lagi ngomongin soal pihak aparat penegak peraturan yang ah sudahlah…. Terlalu kaku dan banyak blunder macam di Formula 1 era 90an.
    -IMO-

    • Motogp masih berkutat pake cara lama, klo mau update tiap seri wajib subscribe di web mereka alias bayar video pass. Di jaman internet kenceng gini mana mau orang bayar mahal2 cuma buat bayar video, tengok dah ARRC, dulu jaman belon live YT penontonnya kebanyakan cuma pelaku/pehobi road race, tapi sejak ada live streaming YT awarenessnya naek bahkan jadi tontonan di benua laen, sayangnya corona redupin ARRC lg. Klo masih kolot dan apa2 sok eksklusif dari tiket paddock mahal, streaming resmi bayar, akun2 repost pada ditumbangin, ya mending dinikmatin staff Dorna dan keluarganya aja sendiri. Itu baru secuil dari segi ‘publisitas’, dari segi teknis ampe sportifitas bisa dijadiin artikel ampe puluhan jilid klo ditulis semua. In short sih, Dorna terlalu KOLOT.

    • hhee intinya pabrikan eropa pngn dong jd juara ducati…tp aprilia yg songong nyelonong aja! udah ktuan otak jahat ny DORNA itu,lg balap prototype harus seragam lucu amat hihii

  33. Menurut saya pribadi, MotoGP jaman sekarang sudah jarang aksi saling salip menyalip yang bikin jantung dag Dig duk

  34. Dulu setiap hari minggu selalu senang, hari yang ditunggu karena ada motoGp seru banget, tapi sejak para senior mulai pensiun dengan seluk beluk aturannya semakin tidak bersemangat,… Nonton ya nonton, tapi kalaupun ketinggalan tidak masalah, coba dulu kalau ketinggalan nonton waduh bisa ngumpat beneran,…

  35. 1. tdk ada tokoh utama yg dominan dan unik
    2. tdk ada drama yang bikin emosi
    3. pembatasan siaran yg gratis
    4. terlalu banyak aturan dgn alasan safety, mempersempit tim dan rider buat mengeksplorasi

  36. Jujur dari motogp tahun lalu udah jarang banget nonton live race. Apalagi tahun ini, lebih jarang lagi. Sekalinya nonton paling cuma sampe beberapa lap aja, abis itu ganti channel atau matiin tv. Duluuu nonton motogp karena ada rossi dkk, motogp seru banget waktu itu. Lalu abis rossi ada era marc, motogp masih gw tungguin tiap minggunya.
    Makin kesini motogp makin ngebosenin, entah balapannya yang cenderung ngebosenin (ga ada aksi dogfight) sama pembalapnya yang pada B aja. Ada pembalap di satu trek bisa menang, di trek lain kedodoran.
    Red alert buat dorna khususnya opa carmelo.

  37. Beberapa komentator diatas komen krn kebanyakan dibatasin, itu sebenernya faktor biaya jg. Sejak beralih ke 4 tak biaya melambung tinggi, dari tadinya bengkel performa yurop yg bahkan ga segede BRT ato YY Pang di Asia Tenggara berani bikin motor sendiri, sebagian beli/sewa mesin dari pabrikan gede sebagian bahkan nekat bikin mesin sendiri. Knp? Karena era itu balap gp dari 125 ampe 500 merupakan ajang tertinggi tapi biaya kejangkau, siapa aja yg merasa mampu finansial maupun teknis biss ikut, mau cuma 1 seri, 1 taon, terserah. Ga kaya skrg harus gabung MSMA dulu. Siapa yg bikin motogp jadi mahal? Ya yg punya gagasan rubah ke 4 tak dgn alasan polusi padahal motor bakar mau pake oli samping ato kagak tetep ngeluarin polusi. Klo balik ke 2 tak adalah impossible selama motogp masih dipegang Dorna, menurut gw yg bisa bikin motogp rame lg ya balikin lg motogp jadi ajang yg lebih merakyat, siapa aja bisa ikut, siapa aja bisa liat, kaya, miskin, pemenang lotre, semua harus bisa jangkau. Klo dari sisi teknis sih, baiknya selaen harus ada budget cap, jg gausahlah maksa pabrikan baru ato workshop rumahan jadi anggota MSMA, cukup pabrikan gede yg mau aja yg jadi anggota MSMA, pabrikan kelas cere ya dianggep privateer aja. Kapasitas jg mending turunin, krn makin gede kapasitas, makin kenceng, makin butuh rider aids. Turunin jadi 500cc lg tapi tetep 4 tak jg seru tuh, di era skrg 4 tak 500cc prototype gw yakin bisa bgt punya tenaga 180 hp ato setara tenaga motor jaman Doohan. Gausah malu ama wsbk yg ntar jadi lebih kenceng dari motogp, toh klo motogp ama wsbk dipegang Dorna semua, ya tinggal bikin aja aturan 5 tahun kemudian cc wsbk jg ngikut motogp. Bikin motor cc kecil biayanya ga byk, jg harga produknya jadi ga mahal, alhasil motor bakal ngetren lg, motogp bakal ditonton lg.

    • Waahhh apa mundurnya gak kejauhan tuuhh? Sampai balik ke 2-tak sama turunin 500cc 4-tak. Sy rasa itu malah kemunduran yg ga perlu.. bikin event baru aja itu sih.. GP500 Classic.
      Kang Akang mungkin lagi nostalgia aja ya hehe…

      • Karena sebenernya superbike era skrg terlalu mahal, terlalu kenceng, dan terlalu segmented. Klo 500cc 4 tak kekecilan ya paling kaga 700cc dah. 1000cc 4 tak jaman skrg udh lebih cocok dianggep hyperbike krn performa standarnya udh setara motor 1200cc ama 1400cc. Namanya balap pasti linear ama jalan raya, klo motor jalan raya udh ga kejangkau, kurang merakyat, dan segmentasinya sempit cuma segelintir orang yg beneran bisa naek, maka ajang balapnya pun sepi. Di jaman 2 tak bisa rame karena disemua benua pemakai motor jg rame. Klo mau balikin ajang dunia serame dulu, maka balikin jg pasar motor serame dulu. Dulu superbike 750cc ama 2 tak 250cc rame yg beli krn masih terjangkau dan ga sulit ngendarainya bagi awam, banyak yg bisa beli, banyak yg bisa punya, akhirnya banyak yg suka motor, banyak yg nonton balap dan ngimpi jadi pembalap = ajang balap bakal rame lg, fans bejibun lagi.

  38. dah 3 seri ga ngikutin motoGP, padahal dulu rutin nonton dari jaman Hayden 2006. motoGP skarang ga ada aksi bales overtake, kalo dah di overtake kesannya pasrah nerima ga ada perlawanan, di lurusan dah ga ada slipstream, pada milih line sndiri”, kocak, dah ga ad latebreak sampe goyang goyang d tikungan 1. mungkin ini sih alesan ane dh ga ngikutin lagi, race nya bikin bosen ga ad yg bikin deg deg an kayak dulu

    rider yg skarang masih agresif cuma miller

  39. apalagi F1 taun ini lbih seru race nya, d tmbah adu strategi antar tim, papan tengah juga rame ga cuma papan atas, tambah ditinggal dah motoGP

  40. Kalau saya yang penting harus ada “adegan” salip-menyalip pak.biar seru..kalau tidak ada, berarti itu bukan racing, melainkan touring. 🙏 😎

  41. Menurut saya di MotoGP sekarang kurang aura kompetisi sih. entah gestur pembalap unggulan itu kaya nerima aja ketika mereka kalah. nggak cukup meyakinkan bahwa mereka bakalan bounce back di next series misalnya. entah dari skill, kendaraan, atau semangatnya yang kurang meyakinkan juga.

    Beda di WSBK, meskipun di parc ferme atau di debrief interview mereka juga puja-puji pembalap lain. tapi gestur di track itu kaya nggak terima aja kalau mereka kalah. skill, tunggangan sama semangat ngotot untuk menangnya juga keliatan.

    Fabio atau aleix kalau memuji rivalnya itu cengar cengir kadang sampai pelukan mukanya kelihatan bahagia. abis itu ngobrol cengangas cengenges.

    Sementara di WSBK misal Bau atau Rea muji toprak itu mukanya nggak kelihatan terlalu bahagia dan ekspresi mereka seolah masih kaya nggak rela ngomong begitu 😀
    respect ke pembalap satu sama lain juga paling cuma tos atau salaman.

    Fabio kurang-kurangin deh pelukan di parc ferme sama siapa pun pembalapnya. :p

  42. Ini versi lebih lengkap dari artikel saya.. Intinya sama MotoGP butuh tokoh baru antagonis dan protagonis..
    Sayangnya tokoh2 tersebut masih belum terbentuk di mindset fans MotoGP saat ini.
    Baru Quartararo yg paling mendekati untuk jadi the next protagonis MotoGP..

    • Setuju gan.. kita butuh next Idol di GP.
      Lucu loh hari gini org msh nyeletuk “Wiih Rossi.. Rossi..” padahal lg nonton WSBK Donington Park kmrn haha.. saking kuatnya image Rossi di penonton awam

  43. motogp kehilangan pembalap ikonik secara bersamaan, vr jl dp pensiun, marq gk sembuh2, yg mana keempat uda saling mengalahkan dlm perebutan gelar jurdun, sdgkn setelah era marq blum ada yg betul2 mengalahkan marq dlm peta persaingan 100% sampe akhir musim tanpa ada yg absen lama, jadi jurdunnya mir dan fabio kyk hambar mskpn juara tetap lah juara nama tetap diukir di piala motogp.

  44. Membosankan. Itu aja.
    Ga nonton satu dua seri berasa biasa aja, pas nonton malah skrg jadi ngantuk setelah masuk lap 3 dst..

  45. MotoGP dulu emang ajang pamer teknologi
    Sekarang malah mengarah ke OMR alun-alun
    Apa-apa kok unified
    WSBK nya yang justru lebih banyak prototipe

    • Skrg jadi sinetron, cerita 2022 adalah seorang medioker yg tetiba jadi pentantang jurdun. Abaikan itu keuntungan konsesi, dadah2 melambat di straight, ato kebanyakan cakap. Pokonya headline haruslah bercerita ttg seorang medioker yg jadi hebat, apapun cacatnya ditutupin. Klo Zarco ama Miller baru aibnya yg diumbar, di replay2 terus sradak sruduknya klo perlu slow motion.

      • Jarwo ama Miller selalu dinarasikan sebagai bad guy
        Kompilasi crash diulang terus terusan
        Justru 4L itulah yg bikin balapan jadi menarik karena orang akan bertanya siapa yang bisa ngasih perlawanan

  46. Kekhawatiran yg dari dulu di dengungkan akhirnya jadi kenyataan….”Apa yg terjadi dgn MotoGP bila Rossi pensiun? Apakah GP di tinggalkan fans nya?”

    Terjadi skrg, plus di perburuk dgn cidera panjang the next Legend, M. Marquez.

    Intinya tongkat estafet Idol GP terputus di tangan Marquez, ketika publik sdh menerima Marquez sbg next legend pengganti Rossi.

    Skrg penonton bingung mau mengidolakan siapa krn blm ada alien baru yg mendominasi race… Publik masih belajar menerima FQ 1/4 sebagai calon next legend next alien.

    Saya rasa segala regulasi yg di terapkan Dorna itu tidak menjadi hambatan, selama ada rider alien sekelas Marquez yg bisa digdaya memutarbalikan keadaan.
    Kalau comeback nya MM nanti sukses, saya rasa penonton GP akan antusias kembali nonton GP kembali’ke jaman2 Rossi vs Lord vs MM, apalagi FQ semakin mateng.

    • Masalahnya sulit juga nerima fabio sebagai next alien, karna gak ada alien yang dilawan. Kalau dulu semua pebalap digelarin aneh aneh, pantes2 aja. Keren.. the doctor, little samurai, the alien, baby alien. Sekarang mau digelarin yang aneh2 terlalu gak pantes

      • Yaitu dia.. cidera panjangnya Marquez itu krusial bgts.. memutuskan estafet ikonik rider pasca era Rossi… Harusnya klo Marquez sehat bugar.. FQ bisa di jadiiin next alien dan diposisikan sbg rival utama sang Alien MM93.. ya sama kyk MM93 bru masuk trus lsng nantangin Aliens Rossi, Lord Hohe, Pedrosa.

  47. pasca orang macam mbah Rossi dah pensi, protagonisku sebenarnya sijuki, tim underdog low budget(louww…. sekali hehehe) dan sekarang dah Pensi juga… hadechhh…. jadi lebih gak minat

  48. Saya sendiri sebenernya udah ngikutin WSBK jadi jaman SMA itu mulai tahun 2010. WSBK tetep asik di tonton sampe skrg.

  49. MOTO GP SEKARANG NGUTAMAIN PENONTON DARI KALANGAN SAINTIS.

    BALAPAN TAPI BUKAN UNTUK PECINTA BALAP.
    BALAP DALAM ARTI SEMUA KE “PANAS” ANNYA

  50. Ibarat sakit udah komplikasi penyakit MotoGP!!

    Balapan boring, bayangin baru 2 menit race udah ngantuk!! Bodo amat sapa yang lagi leading, tapi rasanya sama.

    Dorna salah menerapkan kapitalisme di MotoGP.
    Terlalu mencolok

    Mudah mudahan, ada yang ngikutin langkah berani Suzuki 🔥👍

    MotoGP harus ditinggalkan, agar dorna melek!! Dan sadar sendiri…
    Percuma voting segala, cuma iseng doang dia.

    • Motogp fansnya menurun gw setuju, tapi race dibilang boring sih gw rasa itu faktor ga ada jagoan lu aja disono wkwkwk canda papan bawah. race masih seru, cuma fans aja yg menurun. Bikin race keliatan seru itu gampang, tapi narik fans dgn karakter penyelenggara yg kaya antikritik itu yg susah.

  51. Menurut saya wak, saya sih setuju aja strategi Dorna menyamaratakan kemampuan motor supaya semua pembalap bisa kompetitif. Masih fine-fine aja kalau tiap balapan bakal muncul pemenang yang berbeda.

    Tapi mbok ya menangnya jangan karena kelihatan BERUNTUNG, si A menang karena si B jatuh, si C menang karena si D bannya habis menjelang selesai balapan, si E menang karena si F pengin cari aman buat manage ban.

    Pengennya yang menang itu ya karena memang effortnya pembalap itu wak, gimana dia salip-salipan sama musuhnya. Bukan menang karena main strategi aman jagain ban karena takut jatuh.

  52. kalo di manga isekai selalu ada raja iblis sama hero, kalo dimasukin ke dunia motogp sosok hero di perankan aleix esp, kenapa aleix esp? karena dia sosok yg banyak bacod kemedia persis sosok hero isekai yg lebih sering bacod no jutsu ketimbang senggol bacok, nah raja iblis yg cocok itu mm93, ni mm93 cocok karena sering mengacaukan pertandingan lewat aksi nakalnya, nah sosok raja iblis ini tu gak ada jadinya kurang menarik, gak ada rider nakal sekarang, yg ada cuma sosok badut isekai yg menghibur sekali duakali.
    motogp hanya dengan hero rider itu gak menarik, dibutuhkan sosok raja iblis dalam artian rider nakal yg bisa jadi tampilan menarik di trek

  53. minus aksi dogfight juga
    serius deh selain assen kemarin, kebanyakan balapan bikin ngantuk. baru melek kalo ada yang crash aja (meleknya karena penasaran itu siapa)
    entah kenapa seperti pada mau maen aman semua

  54. Saran ke dorna Bebasin semua pengembangan wak, ducati &aprilia dengan sayapnya dan pabrikan jepun balikin ECUnya, lengkingan screamer juga salah satu daya tarik motogp, serta balikin lagi bridgeston sebagai suplier ban motogp, kangen liat para pembalap yang bisa ngesot ban belakng

  55. Yg penting bikin ban yg awet walaupun cuma dua atau tiga pembalap yg salip salipan,tapi kalo itu berlangsung dr awal sampe akhir dgn gaya overtaking yg bikin kita menggenggam remote dgn kencang dan tahan nafas, bukannya dgn sopan,permisi,punten biar ga dikit dikit kena ride through pinalty itu udah lebih dari cukup,dgn begitu peran Hero dan villain akan terbentuk dgn sendirinya kok gak perlu drama yg sengaja dibuat buat kayak rea yg ditahan tahan saat wawancara agar 1 panggung dgn Toprak setelah keduanya crash

  56. Dorna harus studi banding ke f1 deh
    Disana gak butuh istilah alien, dewa apalah, yg penting produksi superstar macam hakinen, lalu diganti sumaker, alonso, kimi, vetel, Hamilton, vestapen, leclerc, sampe wingman macam rosbek, bariselo, atau botas aja bisa jadi superstar dimotogp media terlalu fokus ke rosi dan markues saja

  57. Iya, saya pribadi lebih setuju dengan analisa sekarang ngga ada protagonis antagonis.
    Ga ada man to beat. Ga ada buzzer hater.
    Karena semua mudah menang dan mudah dikalahkan.
    Dulu seneng banget kalau doohan kalah sesekali, kayaknya heboh banget kalau ada yang bisa ngalahin doohan, atau rossi atau marquez.
    Sekarang mau nunjuk siapa target yang mau dikalahin? Ga seru, semua bisa kalah.

  58. Saya masih setia kok nonton motoGP. karena, kadang kadang ada balapan yang cukup menghibur. Tapi, memang tidak se seru dulu.
    Cuma ya kalau dari segi non teknis, selain para pembalap yang terlalu friendly, juga ada nya hukuman hukuman nyeleneh. kayak ngga boleh melintasi zona hijau di trek, padahal kalau salip salipan lewat dirty track ini cukup seru lhoo, apalagi saat side by side atau mau susul susulan.
    kedua, insiden FQ20 sama Alex di race kemarin. Padahal itu cuma insiden balapan biasa. Harus nya dibiarkan saja. Salip salipan, side by side sampe nempel ketat, kan in ini yang bikin seru.
    Ditambah, rider sekarang, tidak punya jiwa entertainer. Kapan kita terakhir kali melihat selebrasi yang cukup nyeleneh? Minimal kayak Rossi guling guling waktu di Assen, lupa tahun berapa, atau selebrasi Rossi dan Lorenzo yang lain. Biarkan si pemenang balapan melakukan selebrasi sesuka mereka di pinggir trek.
    Terus, apa kabarnya livery motor special? Yamaha yang biasa nya cukup getol saja, terkesan ngga mau bikin livery special.
    dan memang, ketidak hadiran sang Jagoan, alias si Proragonis, bikin olahraga ini agak membosankan. Kita butuh pembalap jujur kayak Rossi, Stoner, atau Lorenzo yang berani mengkritik lawan nya saat dikasih mic.

  59. Bisa dibilang seperti itu. Di WSBK sdh terbentuk narasi itu dng Toprak vs Alvaro vs Rea.
    Di MotoGP sementara blm ada cerita krn tokoh² sdh hilang dan Marc yg msh rehat.

    Yg saya heran justru kesaktian F1 menarik cashflow dan penonton blm bs dicontoh oleh GP atau WSBK.

  60. Padahal pengen liat duo Suzuki acak-acak podium dengan manajer Livio Suppo….. Ah…. Sudahlah….

    Tinggal menarik nya sekarang liat aksi pembalap Aprilia Aleix Espargaro dan comebacknya Maverick Vinales…..

    Kalau Taro dan Pecco berasa biasa aja…..

  61. artikelnya masih membahas dari sisi rasa / kualitatif. Perlu pembanding analisis kuantitatif (jumlah penonton on site, PPV, subscriber web motogp, subs TV penyiar motogp, etc). Kasus sepinya penonton italia kemaren karena harga yg terlalu tinggi. Tapi penonton di tempat lain penuh selalu. Tidak meluber ke podium? Itu sepertinya hanya masalah regulasi per lokasi.

    Vacuum of so-called protagonist? Mungkin. Justru Dorna harus membranding balapan sekarang dengan the golden age of talents karena , i argue, justru telenta2 sekarang lebih merata dan lebih tinggi levelnya dari dekade2 sebelumnya karena persaingan yg sangat ketat dari mulai Moto3 sehingga yang sampai motogp sudah sangat mumpuni. (kecuali mungkin, yes you, darryn).

  62. Yang membuat motogp tidak menarik adalah DORNA. 1 lagi, motoGP harusnya ada pembalap cewek, pastiii menarik. Baiknya supplier ban jangan tunggal, supaya antar pabrikan ban juga ada persaingan, membuktikan siapa yg number 1.

  63. Kl saya ngelihatnya dari brand sih. Saya pokoknya seneng banget kl Ducati menang. Alasannya? Simple aja. Dulu saya bokek, masuk dealer Ducati cuma pingin lihat2 sama nyoba dudukin motornya. Eh….boleh dong, saya di welcome banget malah sampe dibuatin minum, diajak ngobrol sama kakak2 spg yg cantik2 dan ramah.
    Ducati, brand yg mengerti passion saya di motorsport dan mereka welcome saya dengan baik. Padahal jelas2 saya bilang dari awal, saya gak niat beli cuma mau lihat2 dan nyoba duduk

  64. Bener jg sih no hero no villain no audience. Racer motogp berusaha sportif. Di sisi lain dorna drama. Bagusnya wsbk berusaha memicu persaingan dg sportifitas dgn minim drama. Namanya jg roda muterr

  65. G ada pembalap yang sekaligus menghibur.
    Wsbk ramai karena penonton sdh mulai jenuh dgn moto gp yang monoton
    Menghibur seperti era rosi, stoner, lorenzo, pedrosa.
    Garang di sirkuit dan diluar, banyak konflik. Atau mgkn dorna terlalu berpolitik kali ya?
    Ane pun msh nonton moto gp (sampai pertengahan lap sj, karena lap2 terakhir sdh ba digambarkan)
    Tapi lebih minat moto 2, lebih seru,

  66. G ada pembalap yang sekaligus menghibur.
    Wsbk ramai karena penonton sdh mulai jenuh dgn moto gp yang monoton
    Menghibur seperti era rosi, stoner, lorenzo, pedrosa.
    Garang di sirkuit dan diluar, banyak konflik. Atau mgkn dorna terlalu berpolitik kali ya?
    Ane pun msh nonton moto gp (sampai pertengahan lap sj, karena lap2 terakhir sdh ba digambarkan)
    Tapi lebih minat moto 2, lebih seru karena gap tipis

  67. iya, MotoGP sekarang sudah gak rame.
    dulu selalu standby di depan TV kalau MotoGP sudah mau tayang, dan kalau sampai kelewat nontonnya bisa galau.
    sekarang nonton MotoGP cuma sekedar nonton saja, dan kalau kelewat nonton juga sudah masa bodoh.

    BTW setuju kalau winglet dilarang, bikin jelek saja.

  68. Peta persaingannya kaya masih kurang branding wak.. Dulu kan ada rossi yang kayanya bertahun” kuat banget dengan berbagai bentuk penantang berbeda tiap tahun..

    Terus kita berharap marquez jadi penerus.. Seru sih, cuma yaa penantangnya itu gak begitu greget serunya..

    Di WSBK mungkin karena masih ada rea yang terbukti mulai beda” nih model penantangnya..

    Dan mungkin aja, dorna emang mau bikin motogp kayak liga inggris.. Yang secara tontonan punya hasil match yang suka aneh ditebak..
    cuma emang penontonnya aja yang belom biasa..

    Mungkin yaak..

  69. dorna mulai menganak tirikan pabrikan jepang. bikin regulasi yang mengkebiri mereka. udah males lah kalau pertarungan ga adil begitu.

  70. menurut ane sekarang sepi karena bahan bully ga ada, dah abis.
    terakhir ya mbah lawan MM.

    pas lagi ada mereka bedua, wuahhh itu congor masing2 pendukung.
    muantap.

    coba D, A, dan KTM bikin metik murah. pasti masi rame karena pada punya kwkwkwkwwk

    mayoritas penggemar motor ya boleh dibilang kaum menengah ke bawah.

  71. Salip2an cuman pas slipstream doang, gada lagi salip2an di cornering, gada lagi goyang dombret buka gas lebih dulu biar keluar tikungan lebih cepet. Ngantuk nonton motogp sekarang, ga se deg-degan dulu

  72. Tak terasa ternyata udah setengah musim gak nonton MotoGP… Waw… Amaze me…
    Dulu ada effort nonton gp krn penasaran Rossi akan balap spt apa hari ini? Dia ngekor siapa lalu salip 2 siapa? Selebrasi apa ya kalo podium?..

    Skrg gak ada..

  73. Kalau menurut saya wak jd kurang menarik tontonannya gara2 motor motogp skg sdh terlalu canggih, kita sebagai fans liat motor motogp jd kayak robot. Saya nonton motogp dr thn ’98 yg selalu bikin nungguin tiap seri adalah keseruan dr race nya, aksi salip menyalipnya dan itu yg kita liat pembalapnya, kalau sekarang motornya terlihat lebih dominan daripada pembalapnya. Kalau WSBK skg jd lbh menarik mungkin gara2 beberapa tahun yg lalu pemenangnya loe lagi loe lagi (Rea) jadi tontonan kayak sdah bisa ditebak siapa yang bakal menang, tp semenjak bautista pindah ke WSBK ternyata masih ada yang bisa ngalahin Rea, ditambah ada Toprak dengan gaya riding nya yang agresif bisa ngalahin retetan juara Rea. Orang jd melihat ada sesuatu yg baru di WSBK dan dari segi tontonan juga lebih menarik, tiap seri para fans nungguin siapa yg bakal jd juara. Balapan Wsbk jg terdiri dr 3 race ditiap seri, itu jg salah satu yg membuat balapannya lbh seru dan menarik

  74. Nonton balapan itu pakai adrenaline. Kalo jagoan kita bertarung, adrenaline kita tambah tinggi. Dulu di era dp,cs,jl,vr.. kita disajikan pertarungan antar jagoan.
    Mirip wsbk sekarang lah..kita mau nonton lagi karena berharap jagoan kita menang, jadi ga mau ketinggalan satu race pun.
    Kalo sekarang, ga nonton 5 race juga ga gitu kecewa.
    Didunia tennis putra juga gitu,,tambah menarik karena jagoannya saling mengalahkan dan menjadi yg terbesar sepanjang sejarah (federer, novac, sama nadal)

  75. Menurut saya si Dorna perlu belajar dari Liberty Media. F1 beberapa tahun yang lalu juga ada di posisi yang sama. Penonton menurun drastis dll. Kemudian dijual ke Liberty dan akhirnya setelah beberapa tahun penonton naik drastis. Liberty pinter bikin konten2 diluar balapan yang bisa dipake sebagai ajang marketing. Bahkan cuman “team radio” aja yang nonton banyak banget. Mereka juga pinter bikin konten yang pendek tapi bagus yang disebar di semua sosmed. Alhasil sekarang fans F1 pun ga cuman sobat hamilton apa sobat redbull. Fans Haas pun banyak. Di F1 dapet poin aja itu “terlihat sebagai” prestasi. Jadi lebih banyak spotlightnya. Belum lagi ada drive to survive di Netflix. Opa carmelo bikin team marketing yang bener tolong si.

  76. Benar apa yg dikatakan Lorenzo bahwa motogp saat ini semua pembalapnya saling berteman dan saling menjaga perasaan. Utk kehidupan sehari hari di luar lintasan hal demikian itu sangst bagus. Tapi dlm dunia balap tdk menarik, krn adanya rasa sungkan. Jadi motogp saat ini belum muncul adanya beberapa rider Sikopet lintasan. 20, 63, 41, 23 dan 33 bukanlah sikopet lintasan.

  77. Karena motogp sekarang itu sudah sangat canggih, sehingga bisa dipacu dengan presisi. Kalau jaman dulu, pembalap rentan sekali bikin kesalahan, makanya banyak salip salipan, senggolan, terus tercipta drama. Lap Rossi biaggi, rossi gibernau, rossi pedrosa, rossi hayden, rossi stoner, rossi lorenzo, rossi marquez. Yup motogp itu isinya sebagian besar rossi vs non rossi. Marquez sangat bagus tp belum cukup mengambil alih fansbasenya. Ditambah cidera panjang pula. Makin mereduplah hype nya. Tantangan besar buat dorna.

    • Yup aktor utamanya dari tenarnya moto GP itu rossi, setelah pensi harusnya Marc 93 yg lanjutkan tp masih cedera

  78. Saya setuju dengan artikel anda, hakikat nya ajang balap tidak lepas dari pertunjukan entertainment, jadi perlu tokoh dan skenario cerita sebagai bumbu penyedap opini publik sehingga event tersebut selalu di nantikan, mungkin Dorna harus ngobrol dengan WWE bagai mana membuat skenario yg baik, bukan di atas ring tapi di lintasan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version