TMCBLOG.com – Setelah Gigi Dall’Igna melontarkan Ide mengenai mesin Hybrid Untuk masa depan MotoGP, Banyak Respon hadir, selain dari KTM yang menentangnya, Massimo Rivola yang memiliki engalaman Segudang Di F1 yang menjadi Sumber Inspirasi dari penggunaan Mesi Turbo-Hybrid Ikut menentang Wacana ini dengan beberapa Padangannya selaku orang yang pernah Nyemplung di Dunia Balap Jet Darat tersebut .
Secara Umum, Untuk Dapur Pacu MotoGP, mesin harus dirancang jauh lebih sederhana dan, di atas segalanya, lebih ringan daripada di Formula 1, karena motor secara keseluruhan tidak dapat memiliki berat 900 kg. Pada Formula 1 terdapat modul-modul seperti Kinetic Energy Motor-Generator Unit (MGU-K), Heat Energy Motor-Generator Unit (MGU-H), Energy Storage (ES), Turbocharger, Control Electronics dan Exhaust System.
Secara umum dari Wacana yang dilontarkan Gigi terlihat bahwa Ia menginginkan mesin yang lebih efisien dalam artian kubikasi bisa lebih rendah. Teknologi hybrid dihadirkan dengan baterai dan generator yang Unified hanya mesin pembakaran yang dapat dirancang secara individual oleh pabrikan. Dengan ini Kubikasi diperkirakan dapat dikurangi menjadi 750 cc saja misalnya. Penggunaan Komponen Hybrid yang Unified dan dikendalikan Oleh promotor Dorna adalah hal Yang menurut Gigi menjadi Komponen agar Biaya bisa ditekan.
Via speedweek, Rivola Panjang lebar Menjelaskan pandangannya mengenai Mesin Hybrid Buat MotoGP “OKE. Saya setuju bahwa lima tahun dari sekarang baterai akan lebih ringan dan lebih efisien. Maka masuk akal untuk memberi mesin pembakaran beberapa ‘bantuan listrik’. Tetapi pertanyaannya adalah: mengapa Anda harus melakukan itu? Karena Anda ingin memasukkan sedikit lebih sedikit bahan bakar ke dalam tangki? Haruskah kita benar-benar peduli? Mungkin beberapa pelanggan menginginkan sepeda motor hybrid. Mereka kemudian berkendara jarak pendek dengan listrik dan jarak jauh dengan mesin pembakaran.
Saya pikir kunci sukses di Formula 1 adalah suara mesin, dari V12, V10 dan mesin pembakaran internal lainnya. Itu adalah suara yang indah. Kita harus menghindari kesalahan Formula 1, yang benar-benar mengubah suara Mesin. Di Formula 1, hybrid yang dipakai adalah versi super hybrid yang canggih. Tapi itu masih mesin pembakaran dengan booster listrik. Ducati tidak selalu memikirkan booster, mereka berfikirkurang lebih soal pemulihan energi kinetik.
Hm, mungkin itu jalan yang akan kita ambil di masa depan. Saya tidak ingin mengatakan “tidak” untuk itu. Tapi prioritasnya adalah pengurangan emisi CO2, di seluruh dunia. Bahkan jika kita ingin menjadi duta untuk dunia yang berkelanjutan dalam hal kebisingan, asap knalpot dan sebagainya, kita tidak boleh membahayakan emosi besar untuk Kejuaraan Dunia MotoGP di trek balap.
Kita tidak harus meniru Formula 1. Berat minimum mobil V6 1,6 liter saat ini adalah 948 kg. Pada tahun 2013 dengan mesin 2.4 liter V8 naturally aspirated masih 642 kg. Dengan Menambahkan baterai dan alternator ke motor MotoGP 157kg kita dapat memerkirakan ahdirnya kenaikan bobot yang sama. Prioritasnya jelas: kita harus memastikan pertunjukan yang bagus dan berjuang untuk nol emisi.
Sepertinya kita bisa mengurangi emisi CO2 sampai nol dengan Bio Fuel. Jika kita bisa melakukannya, itu akan sangat bagus. Target kita adalah balapan 100 persen dengan bahan bakar sintetis di MotoGP pada 2027. Jika nanti masuk akal untuk memberikan dukungan atau booster listrik pada motor MotoGP, Anda bisa memikirkannya. Itu bisa menjadi kemajuan teknologi, bisa memotivasi para insinyur dan membuat balapan lebih bervariasi. “
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
siap wak
Nyimak
kemaren ada komentator yg nunggu pernyataan Rivola,, ini dia,
dan ntah knp gw setuju,
lagian kalo emg mau hybrid, perangkatnya jgn yg unified juga donk, keenakan Ducati, biasanya mereka bakal dikasi kesempatan nyoba dulu ama Dorna ntah utk uji coba atau lainnya, berkaca dr kasus Magneti Marelli,
Yang buat moto é kan nanti mereka hehehe
Mr. Rivola dg pengalamannya mencoba memberi arahan agar motor2 di motogp tidak kelebihan berat scr keseluruhan ya mas?
jelas hal yg ingin di capai dr bbrp aspek, agar tidak sampai diameter ban motor tidak terlalu besar juga di kemudian hari yg di bantu dg sistem elektronik yg menunjang
aing brodiehh
Karena aprilia blm siap seh hybrid,masih mumet konsesi…musim depan tanpa konsesi dan takut kayak KTM. Pendapat mimin lohh…
Dana bengkak
tambahan motor listrik 10 kilo + baterai 20 kilo
hampir 190 kilo totalnya, lumayan buat ngurangi kecepatan di tikungan seperti maunya mbahnya si aleix
Awalnya pasti iye, biar berkurang. Lamalama juga balik lagi itu semua pabrikan pasti ngakalin biar makin kenceng, ridernya jga bisa nemuin cara bawa nya biar bisa lebih kenceng.
Ujungnya lingkaran setan wkwk
Rivola mungkin teringat masa lalu ada yang curi start development PU Hybrid 1.6 V6T jauh sebelum disahkan.. 🤣
“Saya pikir kunci sukses di Formula 1 adalah suara mesin, dari V12, V10 dan mesin pembakaran internal lainnya. Itu adalah suara yang indah. Kita harus menghindari kesalahan Formula 1, yang benar-benar mengubah suara Mesin”
Valid no debat,suara2 indah mesin2 v10 T_T
wkwkwk evolusinya makin jadi Limosin 😂.
jangan tiru juga F1 yg kebanyakan Aero yg bikin susah nyalip
Ngomongin soal suara, ubahan ke 4tak di 2003 lalu juga adalah ubahan yg menyedihkan. Untungnya masih ada kelas 125 dan 250 yg masih bisa dinikmati suaranya. Walau suara 4tak motogp juga masih ttp enak dibanding penurunan V10/V8 ke V6 turbo hybridnya F1.
Beberapa tahun lalu ubahan fire order screamer ke big bang jg cukup kerasa sih. Sebelumnya suara Rcv dipadu suara CPnya M1 sedep bgt didenger buat beberapa orang yg telinganya kritis.
Yup betul screamer rcv saat on board keluar tikungan bgtu merdu.
Dulu 2017 Honda pindah pake Big bang kenapa ya ?
Sekarang kalo denger dari TV suaranya mirip semua
Krn ecu pirelli yg lebih inferior dr ecu inhouse yg bisa menghandle screamer rcv maka semua harus diakali. Jika ga ubah firing order motor jadi liar.
sepeda motor ICE sudah irit, seharusnya bukan prioritas dibuat lebih irit lagi. lain kalau mobil dan truk
nahhh ini,, manajer panutan aing (sementara ini selagi waras)
Emang ducati udah mentok, setelah 2007 kaga pernah dapatkan juara dunia ke 2, dengan segala macam cara.
Mungkin hibrida adalah solusi mereka yang sudah disiapkan, logika aja kalo orang kaga punya bahan mana mungkin bisa bisanya punya ide hibrida. Biar jadi pionir gitu.. Dan keliatan keren 😎
Sayangnya balik lagi itu gelar jurdun cuma 1 biji 😂
Yang dicatat itu gelar
itu juga rider yg ngasi gelar ga ikhlas wkwkwk
Klo hybrid sbenarnya cepat lambat bkl dipke. Juga masih ada sound yang jd ciri khas. Ducati setuju lbh awal krn sdh ngetes prototype nya.. aprilia blm setuju krn baru saja mumet ngembangin RSGP dlm konsesi eh klo buat hybrid malah extra kerja keras. Honda yamaha kayaknya sudah siap dengan hybrid kok. Yg perlu single ecu dan winglet dihapus biar seru dan tampilan motor kembali keren keren.
kayaknya klo ga salah baca si Gigi itu sebut hybrid versi mild (analoginya mirip fazzio) jadi ga nambah bobot secara ekstrim.. meanwhile yang lain sepertinya mikir hybrid versi super
Ducati pengen menang harus ubah regulasi lai
Hybrid/listrik itu cuma gimmick
Pake bb sintetis 100% lebih mencerminkan kepedulian lingkungan
ganti hidrogen aja gan !