TMCBLOG.com – Rencana Sprint Race buat MotoGP yang dimulai sejak 2023 nanti, masih menjadi bahan pembicaraan yang menarik dan menimbulkan pro dan kontra. Pada dasarnya sampai saat ini TMCBlog masih berfikir bahwa Sprint Race belum menyentuh akar masalah dari konsep MotoGP. Namun ya kalau ditanya apakah akan bisa menambah viewer? TMCBlog masih tetap cukup yakin bahwa Sprint Race akan mendatangkan viewer lebih, baik TV maupun spectator di trek lebih banyak. Secara umum Dorna pada dasarnya belum merilis secara resmi schedule dasar yang final untuk race weekend musim 2023 dengan Sprint Race. Namun kisi-kisi sudah hadir di mana secara umum Dorna mengatakan bahwa track time pembalap di sirkuit sebenarnya tidak akan banyak berubah karena ada sesi yang dihilangkan yakni FP4 yang digantikan dengan Sprint Race nantinya.
Dari draft awal yang disebar, secara umum mulai tahun 2023, sesi FP1 dan FP2 pada hari Jumat akan lebih lama dan akan menjadi satu-satunya hari yang menentukan susunan pembalap mana yang memenuhi syarat – siapa yang langsung masuk ke Q2 dan siapa yang harus melewati Q1 terlebih dahulu pada sesi kualifikasi.
Sesi FP3 pada hari Sabtu, yang di tahun 2022 ini masih bisa membantu menentukan line-up Q1/Q2, akan menjadi sesi riset race pace atau simulasi race atau dipakai untuk long run baru dan hasilnya tidak akan mempengaruhi line up Q2 dan Q1 seperti yang menjadi status FP4 saat ini.
Nah MotoGP selama 10 tahun terakhir – seperti yang sudah TMCBlog sering ceritakan dalam berbagai kesempatan podcast baik di Trans7 Motorsport maupun di Paddock Talk – sudah kian scientific. Sesi FP1 sampai FP3 sendiri sudah layaknya seperti kualifikasi – lebih tepatnya pra-kualifikasi – dimana pembalap tidak bisa benar-benar lepas dan harus menyusun strategi yang tepat untuk bisa mengombinasikan riset race pace dan melakukan time attack.
Terlebih lagi sekarang pemilihan ban itu sangat sensitif dan krusial. Dan itu tidak berhenti di sana, performa ban juga akan sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel eksternal. Salah satu yang paling penting adalah suhu, baik itu suhu udara maupun suhu permukaan trek. Dan selama 10 tahun terakhir hampir nggak pernah ada kejadian dimana suhu udara-trek pada sesi pagi itu sama dengan suhu udara-trek pada jam 14 / jam 15 siang ketika race day.
Itu artinya, sorry to say, hampir bisa dikatakan apa yang dilakukan oleh pembalap di FP3 sulit bisa dipakai secara menyeluruh untuk menggambarkan apa yang akan mereka alami saat Sprint Race sabtu jam 15 dan saat main race di hari Ahadnya jam 14 waktu setempat.
Draft jadwal Sabtu race weekend 2023 MotoGP;
- Pagi (mungkin jam 10:00 ~ 10:30) : FP3 (Race Pace Practice)
- Siang (mungkin mulai jam 12:00 atau 13:00) : Q1 dilanjut Q2
- Jelang sore (jam 15:00) : Sprint Race
Secara umum pembalap di musim 2023 nanti, semua pembalap akan kehilangan 30 menit waktu paling efektif buat riset race pace. Waktu paling efisien untuk meriset race pace, pemilihan ban untuk race dan lain-lain pada tahun 2023 nanti jika kita menilik dari draft awal Dorna yaaa…. mau nggak mau CUMA FP2 yang bagusnya secara umum waktu tambah panjang dibandingkan tahun 2022 ini.
Team (pembalap dan team mekaniknya) harus merombak dengan cukup masif strategi race weekend mereka di 2023 nanti jika benar format acara race weekend MotoGP 2023 berjalan seperti yang ada pada draft awal ini. Atau jikalau TMCBlog diminta urun pendapat, secara umum mungkin urutan acara hari Sabtu bisa seperti ini;
Sesi pagi jam 10 langsung gas ke Q1 dan Q2 tanpa harus ada sesi untuk Moto2 dan Moto3 mengikutinya (kira-kira selesai jam 10:30 atau maksimal jam 11). Lalu setelah tengah hari (mungkin mulai jam 13) barulah kelas MotoGP melanjutkan dengan 30 menit sesi FP3 sementara sesi Sprint Race bisa tetap bisa dilaksanakan pada jam 15.
Usulan jadwal Sabtu race weekend 2023 MotoGP;
- Pagi (mungkin jam 10:40 ~ 11:30) : Q1 dilanjut Q2
- Siang (mngkin mulai 13) : FP3
- Jelang sore (jam 15) : Sprint Race
Dasar pemikiran TMCBlog? Karena biasanya setup dan pemilihan ban pada Q1 dan Q2 pun sudah kadung beda dengan saat race day. Jadi ya sudah saja sekalian waktunya dibedakan jadi pagi hari jam 10. Sementara itu sesi penting dan berharga FP3 Buat riset race pace jadi tetap relevan secara waktu dengan Sprint Race dan main race.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Semangat untuk para pelaku
Usul saya kembalikan motogp seperti dulu tanpa sayap atau winglet yg merusak mata penonton. Dan kalo boleh pake ban merk apapun termasuk swallow 😅😅😅
Nah banyak yg stuju bray..masalhnya pabrikan etopa blm jurdun2..ntr disundut cerutu opa darno wkwk..
Sponsor ban swallow plus sandal buat crew,fdr,irc bolehlh
Karet kita melimpah
Ganti strategi
Tujuan untuk balapan dijuarai pebalap yang jarang disorot kamera.
Dan akan ada ” king Sprint Race ” 😃
Setelah ada king of test pramusim
kalo masih ada tim konsesi mungkin bisa memanfaatkan sprint race yg pendek untuk dapat pundi2 poin lebih dgn ningkatkan performa mesinnya dgn sedikit berkompromi dgn umur jeroan mesin karena masih bebas diutak-atik
Biar kerikil gravelnya gak masuk trek aspal wkwk
tim dan rider yg paling cepat mengoptimalkan motornya utk sprint race kyknya yg bakal juara nantinya,
dan buat pabrikan kira2 ada perubahan signifikan dlm pengembangan motor 2023 ga ya ??
Stoner nyesel lahir duluan…
Hahahaha
menurut saya Drona sengaja atau tak sengaja memang menginginkan hal itu terjadi, semakin random semakin bagus, bila random akan ada clash dan bisa berujung drama, mungkin ini yang mereka inginkan
imho
bila melihat rider SBK yg punya kesamaan adanya sprint race tapi sepertinya jarang yang ada melakukan riset race pace yg langsung gaspol dari fp1 – race, karena mereka percaya kepada ban nya, Pirelli ini predictable dan cukup durable
mengenai perbandingannya bisa cek pernyataan bau-bau pada artikel terdahulu
jadi kenapa gak hire aja Pirelli untuk 2-3 tahun lagi bila 1-2 tahun sepertinya g mungkin
mw balik ke bridstun sepertinya lebih susah
intinya bila riset race pace susah menuju klimaks karena ban nya kurang dipercaya rider kenapa gak tengok tetangga sebelah yang rumputnya lebih hijau (baca – ban) yg dicintai seluruh rider dikejuaran tsb
dijamin lebih bisa cucuk-cucukan sampe wheelie stopie dll kaya 3 alien SBK
apalagi cuma sprint race
kalo pake ban yg sama ama sbk mereka sanggup,tapi kan motogp menuntutnya suruh bikinin ban eksklusif
ya jelas Pirelli ga sanggup,mikirin ban F1 aja udah pusing
Secara gak langsung mau nyebut bahwa ban mecelin ini upredictable dan tidak cukup durable
Bukan bermaksud menghina Michelin atau Pabrikan Jepang, tapi kayaknya sih yang ane lihat, Pabrikan Jepang lebih familiar sama Ban buatan Jepang, seperti Bridgestone. Tapi gak gitu juga, ane ambil contoh di FIM EWC, Pabrikan2 eropa (Ducati, BMW) mereka yang turun full pabrikan lebih milih pake Dunlop atau Michelin. Sedangkan Tim Pabrikan Jepang yang juga full pabrikan seperti YART, SRC Kawasaki, SERT, FCC TSR mereka ini pakenya ya Bridgestone, mau di sirkuit apapun dalam kalender EWC. Tapi disini menariknya, Tim independent atau satelit yang pake motor jepang atau eropa yang biasanya cuma dibantu dikit sama pabrikan atau malah gak dibantu, mereka lebih cenderung pake ban michelin atau dunlop. Jadi kelihatan banget kayak terkungkung gitu, Saya sudah amati beberapa kalipun tetep gitu. Jadi ini juga berhubungan dengan ECU Magneti Marelli yang notabene buatan Eropa, selama gak ada teknisi MM langsung ya di motogp pabrikan jepang kayaknya bakal auto kalah dari pabrikan eropa (yang pake winglet) di tahun sekitar 2017-2019.
@koceng oyen
dibilang eksklusif sekarang banyak penyeragaman, moto®nya aja sekarang terlihat sama, y g?
makanya daripada bingung pilih ban jajal aja apa yang di pake SBK pake aja
kl kebanyakan rider ok y sudah pakai
kl misalnya Pirelli pusing y kasih subsidi atau apalah biar Pirelli mau ke motobiji (walaupun ane yakin emang sebenarnya pusing Pirelli di pakai kejuaraan sana sini 😂)
@ndoy
faktanya begitu kan?
@teguh
sebenarnya emang udah paling benar pake bridstun
saya gtw balapan mana yang one make tyre pake bridstun, gak ada kan y?
makanya daripada mereka lowong dan Drona maunya eksklusif y balik lagi aja pake bridstun, asli kacau banget ngecelin yg di kata ban magic
dan juga kl ewc dan jipi sih sedikit kurang masuk (ketahanan vs balap biasa) makanya ane compare ke SBK yg lebih masuk
di artikel ini kan membahas riset race pace y pasti salah tolak ukurnya ban
tapi kalau masa ECU/ECM, saya yakin mau ban nya di kasih IRC pun kalau pabrikan Japonica dikasih pake ECU nya sendiri pasti bakalan menang
@koceng oyen
dibilang eksklusif sekarang banyak penyeragaman, moto®nya aja sekarang terlihat sama, y g?
makanya daripada bingung pilih ban jajal aja apa yang di pake SBK pake aja
kl kebanyakan rider ok y sudah pakai
kl misalnya Pirelli pusing y kasih subsidi atau apalah biar Pirelli mau ke motobiji (walaupun ane yakin emang sebenarnya pusing Pirelli di pakai kejuaraan sana sini 😂)
@ndoy
faktanya begitu kan?
@teguh
sebenarnya emang udah paling benar pake bridstun
saya gtw balapan mana yang one make tyre pake bridstun, gak ada kan y?
makanya daripada mereka lowong dan Drona maunya eksklusif y balik lagi aja pake bridstun, asli kacau banget ngecelin yg di kata ban magic
dan juga kl ewc dan jipi sih sedikit kurang masuk (ketahanan vs balap biasa) makanya ane compare ke SBK yg lebih masuk
di artikel ini kan membahas riset race pace y pasti salah tolak ukurnya ban
tapi kalau masa ECU/ECM, saya yakin mau ban nya di kasih ban vulkanisir pun kalau pabr!k4n Japonica dikasih pake ECU nya sendiri pasti bakalan menang
kalo saya berfikir negatif, sprint race ini adalah upaya untuk menutupi ketidakmampuan penyelenggara menyediakan ban yang punya “area kerja” lebih luas
ban yang sekarang terlalu rewel, gak bisa dipaksa dikit, gak bisa diajak ngesot, suhu naik dikit aja udah ambyar strategi pembalap
Sekarang pembalap motogp pun merangkap jadi manager, ya betul memanage tingkat keausan ban
kayanya lebih ke karena gap tipis banget sekarang. begitu temperature agak tinggi drop lap time itu terasa.
dulu dimana 0,5 detik itu masih di p3 sampai p5 maka orang yang di p1 bisa “main-main” sekarang 0,5 detik itu bisa p13 lho. ente “main-main” langsung dilibas yang lain.
jadi mau didebatin ban B apa P kaya di diskusi diatas kayanya hasilnya bakal sama aja karena performa motor dan rider uda mengerucut sampai di titik yang paling ujung.
kecuali di bebaskan pakai AI/ ML pastinya pabrikan yang paling melimpah sumber dayanya akan kembali ke 0,5 detik lebih cepat.
MM kembali 2023 juga ane ragu, mungkin ga akan superior seperti 2019 kebawah. coba aja cek laptime beda 2019 kebawah vs selama MM absen dan apalagi musim ini.
Ada ISOMA ga ya? 😁
Berapa sih kans usulan dari TMCBLOG dan komentar2 di sini masuk ke radarnya opa camelo? Oke2 loh ini usulannya
Ikut absen bro, haha
Motogp jadiin omr 3 kelas aj hari minggu trus omr 3 kelas lagi buat moto2 hari sabtu
Editor youtubnya lucy eror wak hashtagnya jonilono, yg masih ngefans bridston banyak ya, padahal bridston sendiri mengundurkan diri karena kewalahan dengan permintaan beda2 setiap pabrikan, puncaknya ya sama team2 dan rider ngebuly habis2an bridston waktu di gp aussie sampai malu akhirnya putus los doll…