Home MotoGP Top Speed Yamaha M1 2023 Quartararo Dekati Ducati . . Marmorini Effect?

Top Speed Yamaha M1 2023 Quartararo Dekati Ducati . . Marmorini Effect?

45

TMCBLOG.com – Pada sesi pagi hari Fabio Quartararo memimpin time sheet. Aahh itu mah kalimat biasa, namun jika dilihat datanya lebih mendalam ada yang tak biasa di mana pada catatan resmi MotoGP, pembalap Perancis tersebut berhasil membukukan kecepatan tertinggi (top speed) 298,3 km/jam atau tertinggi kedua di bawah Jorge Martin yang berhasil menorehkan angka 300 km/jam di speed trap sebelum T1 sirkuit Misano.

Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli diberitakan sudah mulai lebih banyak melakukan lap di atas Yamaha M1 2023 yang secara umumbentuk mesinnya belum pernah terungkap. Namun secara fisik ditunjukkan dengan hadirnya bentuk intake ram air yang berbeda dikombinasi dengan bentuk front winglet yang juga di desain sangat berbeda dari sebelumnya.

Laptime Fabio Quartararo ini bisa dibilang mengungguli cattaan banyak dari pembalap dengan mesin V4 lainnya termasuk pembalap pembalap Ducati lainnya. Walau begitu ketika diukur rerata 5 top speed tertinggi Fabio hanya 296,3 km/jam. Dan tetinggal dari Martin, Vinales, Pedrosa, dan Aleix. Namun angka ini tuh lebih tinggi dari yang ditorehkan Jack Miller atau Michele Pirro di atas mesin Ducati.

Marmorini ( Baju putih ) mengamati fabi dari jarak secukupnya, Pict : Sky Sport

Tetap sebuah hal yang patut diapresiasi dari kerja keras divisi pengembangan mesin inline 4 di Iwata yang mempeorleh supervisi dari sosok begawan kilik mesin Formula 1 dan mesin prototipe MotoGP Luca Marmorini. Marmorini sendiri terlihat mengamati dari dekat bagaimana feedback dari Fabio Quartararo sepanjang menggunakan mesin baru ini.

Saat race hari Ahad sendiri Jorge Martin memang tetap jadi yang terheboh soal torehan top speed, namun top speed dari Quartararo masih di angka 295,8 km/jam saat itu dengan rerata ke 5 best top speed 294,7.

Saat kualifikasi sendiri di mana Fabio dipastikan lebih all out untuk urusan topspeednya cuma mentok di angka 296,7 km/jam atau kalah 3,3 km/jam dari Bastianini saat itu.

Itu artinya dengan kilikan mesin baru, Yamaha M1 berhasil menaikkan level top speed mereka sekitar 2 sampai 4 km/jam lebih tinggi dan itu sudah lumayan bagus dan positif dirasakan oleh Fabio Quartararo yang mengaku mengombinasi penggunaan mesin baru ini dengan sasis baru yang bahkan akan segera dibawa ke race weekend selanjutnya di Aragon nanti.

Maio Meregalli, manajer tim Yamaha, sangat puas dengan hasil tes tersebut. Ini adalah kata-katanya kepada Sky: “Bagi Yamaha ini adalah tes terbaik dalam tiga tahun terakhir. Mesin 2023 berjalan ke arah yang benar, kami telah menepati janji yang dibuat di Quartararo pada saat pembaruan. Luca Marmorini berkolaborasi bersama kami. Sasis baru baik-baik saja, Quartararo akan menggunakannya dari GP berikutnya di Aragon, karena ternyata cukup meningkatkan performa menikung.”

Sementara itu Fabio sendiri mengungkapkan; “Rasanya seperti melakukan putaran kualifikasi. Mesin baru bekerja, saya senang Yamaha telah menepati janjinya karena saya tidak akan melanjutkannya dua tahun dengan mereka dengan mesin saat ini. Selain perbaikan, saya melihat orang-orang di box Yamaha bertekad dengan keinginan untuk terus meningkat ” – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

45 COMMENTS

    • Intinya semoga development M1 nya bener gak kyk Suzuki. Trus MM bisa epic comeback.
      So, tahun depan kita akan nonton the real MotoGP dgn 3 contender jurdun.

  1. selain top speed, akselerasi juga penting, M1 juga kedodoran di sektor akselerasi versus Desmo, mungkin masalah spin ban belakang belum sembuh jadi power delivery nya ga optimal, mudah2an tahun depan bisa sembuh juga masalah ini,

    • @izan betul, dan perlu digarisbawahi bahwa FQ “..pada sesi pagi, saya berhasil melakukan slipstream terhadap Johann Zarco dan to speed sangat bagus, 298 km/jam. Tetapi jika melihat kecepatan rata-rata, angka tersebut tidak terlalu penting,” ucap Quartararo.

    • emang yamaha ngeguyur duit apa ke satelit ? selain kalau ada rider satelit yg kontrak langsung dengan pabrikan ? itu pun demi nempatin rider sesuai mau mereka yg kirakira bisa didengerin feedbacknya buat riset juga

      justru satelit yg guyur duit ke yamaha kan mereka nyewa/beli motor dan paket jasa parts nya

  2. Potensi top speed motor2 MotoGP, semuanya di atas 300kpj.
    Bahkan di beberapa sirkuit, top speed bisa tembus sekitaran 350kpj.

    Di sirkuit pendek seperti Misano, pemuncak top speed table lebih tepat dilihat sebagai kemampuan berakselerasi.
    Peraih top speed tertinggi menunjukkan kemampuannya berakselerasi maksimal di lintasan lurus yg tdk begitu panjang.

    Akselerasi ini bisa dicapai dgn kemampuan mesin yg lebih bagus, manajemen distribusi daya yg diatur setting elektronik yg lebih baik, atau kemampuan “curi start” di saat motor masih rebah.
    Poin terakhir ini yg sering dilakukan pembalap Yamaha untuk menutupi kelemahan poin pertama (power mesin yg lebih rendah), apalagi chassis motornya memang memungkinkan M1 diajak berakselerasi walaupun posisi motor masih miring di tikungan.
    Tapi cara ini tdk bisa dilakukan pada lintasan basah….sangat riskan berakhir rebahan di gravel.
    Yg membuat rider M1 jarang yg bisa sukses di wet race dalam 10 tahun terakhir.

  3. Urun komen wak…itu kan di sirkuit misano yg ga punya straight nan pnjang…msih blom teruji scr smpurna wak bs aja akslerasinya yg d tingkatkan ,mari di liat brsm nnti di aragon

  4. makin seru tahun depan nih, klo udah bisa naikin akselerasi sama top speed dan tetap kencang di tikungan yakin balapan bakal seru karna ducati dan kawan2 bakalan makin repot

    • Ga semudah itu, dipikirnya ningkatin akselerasi sama top speed cukup bikin motor kencang apa. Ningkatin satu bagian motor pasti ngorbanin yg lain artinya bikin masalah baru.. tinggal pilih aja mau yg mana, wheelie berlebihan? spin ban belakang? ban cepat habis? atau ga stabil ditikungan?

      • itulah pentingnya punya insiyur handal. mereka bekerja untuk memecahakan masalah seperti itu. merealisasikan feedback para pembalap. ada yg berhasil dan kebnyakan gagal. contoh ducati, segala macam di coba supaya motor nya balance, yamaha juga pasti bisa, tp ya resikonya motor bakal seperti lele dll. jujur aja buat saat ini motor yg enak diliat cuma yamaha sama suzuki . tapi dengan desain seperti itu motor jadi ketinggalan sama rival. tapi kok bisa jurdun ya? ah entah lah. pembalap nya mungkin yg gacor

    • Kemampuan menikung bengis karena powernya disini dikurangin. Makanya pecco gak bisa lewatin recordnya dimisano tuh. Nah lo

  5. Fq20 senyum2..pabrikan rider lain wajib ketar ketir..akselerasi dan power up dtmbh skill diatas rata2 adlh koentji hehe..
    Kolaborasi luca marmorini+enginer jepan..
    Tanpa satelit taun depan kl morbidelli melempem yasalam

  6. itu sih akselerasi nya yg meningkat bukan top speed nya… akselerasi meningkat otomatis speed di ujung stright meningkat…
    kalau mau kongkrit itu pas di sirkuit yg long stright nya puanjaaaang…nah itu baru kelihatan kalau ketinggalan dari ducati dkk

    • dg motor th ini aja terbukti yam bisa dpt 358 di mugello kmren lewat darin binder, palagi pake motor 2023, kengerian udah didepan mata..😁😁

    • Itu karena sirkuit Mandalika sirkuit baru tanpa mengalami resurfing karena baru event WSBK yg make jadi grip aspalnya masih bagus

  7. Kalau peningkatan topspeed ini adalah karena aerodinamika…maka ancaman serius buat pasukan ducati musim ini. Namun kalau beehubungan mesin 2023 masih perlu nyimak karena pabrikan lainnya pun pasti ada update lagi. Tapi dengan trek yang tidak mengumbar topspeed begini..bahkan lebih dari laptime recordnya pecco disini itu adalah kemajuan besar.

    • Mesin boleh dipakai kalau ada wildcard dari pabrikan. Kayak Kohta Nozane pakai mesin 2022 disaat yg lain masih pakai mesin 2021

      Kayak Silvyan Guintoli waktu di Suzuki juga begitu pakai mesin 2022 dikala pembalap pabrikan pakai mesin 2021. 1-3race boleh tergantung sikap pabrikan itu sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version