Home MotoGP Lin Jarvis Ungkap 3 Faktor Penyebab MotoGP ‘Turun Pamor’

Lin Jarvis Ungkap 3 Faktor Penyebab MotoGP ‘Turun Pamor’

62

TMCBLOG.com – Bila dibandingkan 5 tahun yang lalu antara MotoGP dan Formula 1 adalah suaatu hal yang berkebalikan dengan kondisi saat ini dalam hal pamor. MotoGP saat itu adalah referensi dari Formula 1, namun Formula 1 berbenah di banyak hal seperti cara mereka bermedia-sosial, perpindahan kepemilikan hak siar hingga perubahan regulasi teknis besar-besaran. Membuat saat ini gelaran balap jet darat tersebut menjadi salah satu balapan motorsport yang sangat digandrungi dan memiliki kesan super prestisius. Kenapa bisa begitu? Lin Jarvis dari Yamaha Motor Racing mengungkap paling tidak ada 3 penyebabnya menurut pandangan beliau.

“Tidak ada keraguan bahwa Valentino Rossi memiliki daya tarik, sejarah, dan karisma yang unik ini… Dia adalah milik seluruh dunia dan ketidak-hadiran Valentino pasti memiliki beberapa efek negatif pada Kejuaraan Dunia. Namun faktor lain juga adalah absennya Marc Márquez, yang mengalami masalah fisik bersamaan dengan kepergian Valentino.”

“Jika kita mengingat kembali, tahun-tahun sebelumnya, dunia MotoGP adalah tentang Marc Márquez vs. Valentino Rossi. Dan Marc juga merupakan fenomena. Dia adalah juara dunia delapan kali yang absen membalap selama dua tahun.”

MONTEREY, CA – JULY 21: Marc Marquez of Spain and Repsol Honda Team leads Valentino Rossi of Italy and Yamaha Factory Racing during the MotoGP race during the MotoGp Red Bull U.S. Grand Prix – Race at Mazda Raceway Laguna Seca on July 21, 2013 in Monterey, California. (Photo by Getty Images/Getty Images)

“Jadi pertama ada faktor Valentino, kedua ada faktor Marc Márquez dan ketiga kalinya saya pikir Formula 1 telah melakukan pekerjaan yang sangat bagus selama beberapa tahun terakhir dan menghasilkan banyak minat dari pemirsa baru – sebagian karena itu. Dari seri Netflix dan cara mereka berubah dengan media sosial. Formula 1 telah menjadi hip,” kata Jarvis.

Jarvis melanjutkan: “Lima tahun lalu yang terjadi justru sebaliknya. Formula 1 bermasalah, kami menjadi referensi dalam banyak hal. Kami harus lebih aktif lagi. Valentino tidak akan kembali, kita harus terbiasa dengan itu. Kami membutuhkan Marc yang bugar dan kami membutuhkan Honda kembali dalam permainan. Honda juga referensi penting dan saat ini mereka tidak benar-benar ada. Mereka pasti tidak berada di tempat yang seharusnya.”

“Jadi banyak sekali faktornya, tapi menurut saya hal positifnya adalah persaingannya bagus dan acara di TV masih sangat bagus. Kita perlu bekerja lebih keras untuk mengubah cara kita mempromosikan olahraga agar relevan lagi. Olahraga dan industri harus bersatu. Kami perlu bekerja sama, duduk bersama dan melihat setiap aspek yang bisa kita kerjakan.” -@tmcblog

62 COMMENTS

    • ‘numpang komen atas’

      banyak yang melupakan faktor paling penting pamor motogp turun
      di jaman rossi vs marq ada sosok yang dilupakan
      marq sudah kembali, tapi pamor motogp masih turun, itu tandanya bukan faktor rossi marq, karena sosok dijaman tersebut sudah hilang

      sosok itu ialah yang mulia kanjeng sultan karel abraham
      dialah yang selama ini membeli hak siar, promosi, mendatangkan penonton bayaran, dll

  1. Harus ada icon baru dari pembalap baru…mungkin dari hal yg mudah adalah pilihan warna farorit pembalap agar menjadi identitas para fans..yah misal seperti
    yamaha itu biru
    Kawasaki hijau
    Suzuki kuning
    Atau hijau stabilo ciri kas warna fans 46 pastinya..hehehe
    Atau mungkin perlu ada pembalap yg mau coba warna pink buat warna identitas fans nya..hiahiahia

  2. 5 tahun lalu motogp diatas F1 tapi yang harus dicatat adalah ketika race bentrok, motogp selalu ngalah biar gak bareng sama F1.
    F1 kalo menurut saya selalu diatas motogp. Dari jaman dominasi sumi, alonso, vettel, hamilton, hamilton vs verstappen, verstappen vs badut ferarri.

  3. gw mau tanya, secara substansi apa bedanya WSBK dan MotoGP ?
    lah semuanya unified (ban, software, swing-arm pihak ketiga, aero device, skill pembalap)
    wajar aja turun pamor
    geeks dan nerds aja udah nggak kepo amat dengan perkembangan teknologinya gimana mau bikin audience umum tertarik ?

    • anu…
      Gejil, mbah Ngadio, Mas Sugeng, Kang Jana, dll ga ngerti uni2-an. Taunya pembalap pujaan mereka menang balap, dah gitu aja. Pembalapnya dah jadi superhero bagi mereka.

    • @FBS sejati:
      sekedar komen: ada satu poin yg mungkin tidak semua orang ngeh dengan apa yg dilakukan Dorna dan “Mungkin”…ini mungkin ya… main matanya ducati dengan Dorna (sekali lagi ini mungkin) tujuan unified ini sebenarnya dorna mencoba menggiring penonton utk melihat apa saja yg secara kasat mata kelihatan dari upaya para pabrikan dalam menghadapi “tantangan” dari Dorna dalam kejuaraan ini.
      kalo selalu hanya terkungkung dengan elektornik inhouse ( HOnda dengan asimo-nya dan Yamaha dengan Robotic-nya) maka tidak semua fans ngeh dengan hal ini, justru dengan hadirnya inovasi dari orang2 yg “digiring” oleh Dorna utk hijrah ke Motogp dari F1 (ehm, yg ini pasti paham deh).. dan juga dengan permainan body aero, dari winglet, stego, lunch box dsb, penonton “diajak” utk melihat sedetail apa sih upaya pabrikan utk mengatasi “keterbatasan” tsb..

      that’s It dari saya…

  4. Jarvis gak nyinggung,ini mirip sprti yg dblg MM93. Ducati cup. Juga regulasi yang condong kesana. Pembebasan inovasi namun ecu disinglekan.

    • musim terakhir era 500 cc th 2001 ada :
      7 Honda NSR
      1 Suzuki
      4 yamaha
      1 proton KR
      1 Paton
      1 pulse
      1 sabre

      daaan.. tetap rame..

      • Nice info om, baru tau hehe, jaman segitu ane msh bocah.
        So, apa sebenarnya yg membedakan sehingga musim 2001 lebih rame daripada sekarang?

        • mungkin bisa dibillang

          – pilihan ban yang beragam (dunlop, bridgestone, michelin)
          – software inhouse

  5. menurut saya gak ada sosok murni antagonis dengan sikil cukup mumpuni kek iannone
    beast inside track bad outside track
    orang yang di takuti semua orang, gak cuma pembalap topik tier macam engkez, lord, n mbah, bahkan juga di takuti teman satu tim juga cem dopi

    kalau di bola liga Inggris iannone ini mirip joey Barton
    Sama-sama punya sikil dan bakat mentahnya ada cuma sayang kesandung ini itu gara-gara beast inside bad outside yang mematikan karir masing-masing
    sekarang joey Barton cukup sukses jadi pelatih dengan berhasilnya membawa tim kelas 4 naik ke kelas 3
    semoga nanti iannone juga jadi pelatih / manager dan sukses kaya joey Barton

  6. lenong aerodinamis ini nyebelin bgt buat geek motorhead , mereka itu pingin teknologi mesin,geometri chasis, bukan teknologi aero

    • Nah ini…salah satunya juga kehilangan sosok ikonik nick harris jadi kalo nonton MotoGP di tv agak gimana gitu…

      Kalo di F1 komentatornya heboh…apalagi pas start….”its lights out and away we go”…itu ikonik banget seperti “side by side” nya nick harris…

  7. Di F1 bahkan gesture team principal bisa ‘dijual’. Tingkah polah Wolff, Horner, badut Binotto, steiner, dkk pas raceday selalu ditunggu.

    Di motogp? Jaim semua.
    Palingan si tanjidor yang selalu kocak menghibur 😅.

    • Bener nih. kalo pas race day 3 petinggi itu kocakk, kek dapet antagonisnya. Apalagi reaksitardozzi yang suka kelewat happy kalo pecco menang🤣 dan nyesek kalo pecco crash wkwk

  8. yg pertama bener gk sih dimedsos gampang kena copyright mskpn cuplikan sedikit dr penonton disirkuit?,
    dan yg kedua adl ducati motor dlm 8grid, ketiga gk ada adu teknologi yg secara signifikan ngandelin aero aero doang lama2 jg bosen

    • Biar tau, cobain sendiri deh bro.
      Iseng2 aja, download salah satu videonya MotoGP terus reupload ke medsos pribadi.
      Tunggu seminggu, kalo masih aman berarti anda beruntung. Karena yang lain biasanya itungan hari bahkan cuma itungan jam aja udah dapet notifikasi postingan di-report atas aduan pelangaran hak cipta.

  9. Dari 2001 sampe 2018 menurut saya itu pamor motojipi masih tinggi tingginya,4th kemudian ya brasa banget turun yg nonton jg ngk serame dlu+ bentuk motor aneh mengkotak, coba dibalikin lagi regulasinya kejamannya 2007 atau 2004,saya rasa bakal balik lagi yg nonton dan yg tidak suka menjadi suka… Itu jika dorna masih ingin motojipi rating viewnya stabil…

  10. Susah… Jaman sekarang podcas dan vlog jadi konsumsi.
    Dikit-dikit take down dengan alasan copyright, alamat suram kedepannya.
    Orang jadi males ngebahas jika cuma dikasih modal gambar sama cerita.

    Tau sendiri, kebanyakan orang makin ke sini makin malas membaca.

  11. Ketika suatu ajang nampak secara kasat mata memudahkan salah satu peserta dgn dalih penyetaraan tapi nyatanya jadi ga setara, maka apapun pembelaan penyelenggara publik tetep punya penilaian dan pertimbangan utk tetep lanjut ngikutin ajang itu. itu udh hal yg lumprah. Tinggal nunggu titik nadirnya aja, Kemudian ada perombakan besar2an ato dijual ke pihak laen, ntar kalo ide fresh muncul jg rame lagi kok.

  12. terlalu banyak faktor yg berakumulasi. Regulasi Dorno yg lucu2an tapi ga lucu, harusnya adu mesin xperimental jd ky omr. berkurangnya tim non eropa, absennya karakter spotlight ky VR46, MM93, hilang nya sosok yg bisa dekat dgn audience. terlalu kakunya aturan media Gp dll dll

  13. Sekuat apapun dorna membela diri dengan segala pembenaran toh yang menilai adalah pengemar motogp juga.. Misal dulu saya ketinggalan nonton motogp saja nyeseknya bukan main atau bahkan rela bolos kerja demi cuma nonton siaran motogp. Tapi sekarang gak nonton biasa saja cukup lihat beritanya di tmcblog

  14. Jangan lupqkan efwk bruk kebiri teknologi hingga tdk ada ikon yg benar² raja.. biarpun cm dia aja yg menang asal ada entertaint dkit.. start blkg dlu abis tu dibabat abis smua dll.. itu lebih dikenal semua lapisan mayrakat dibanding jago² stelah era rossi dan marq yg kliatan rata hebat shg justru tdk nampak kehebatanya.

  15. 1.Salah satunya generasi Rossi sudah menua lebih
    mementingkan keluarga
    2.Design motor sekarang yang ugal ugalan
    3.Di Indonesia orang lebih banyak pilih matic dari pada fairring

  16. efek persaingan yang terlalu sehat..
    jaman rossi vs marquez 2015 itu benar-benar heboh, sampe temen yang ga pernah nonton GP aja juga ikutan menyimak
    balik lagi beberapa tahun sebelumnya jaman persaingan lorenzo rossi juga lumayan bikin rame
    sekarang kalem-kalem aja

    belum lagi jalannya balapan yang minus dogfiht, pada nyari aman wae.. kalo istilahnya touring
    nonton ballapan ngantuk dan baru benar-bnar melek kalo udah ada yang crash (wkwkw)

    selain itu 2014/2015 MotoGP juga ada Hitting The Apex…
    diisi sosok macam Vale, Marc, Stoner, Lorenzo, Pedrosa, bahkan juga mendiang Nicky Hayden dan Marco Simoncelli
    sedikit banyak mempengaruhi penonto juga (atau malah Hitting THe Apex ada karena hype motogp lagi puncak-puncaknya?)

  17. mungkinkah gara² regulasi yg salah sasaran, yg tujuannya untuk menghemat jumlah biaya pengeluaran, ehh yg hemat malah jumlah penonton😆

  18. Haduh Wa.. yang diliatin kok malah gambar anak kemaren sore lagi ngacak-ngacak lap time “the ranch” di depan hidung pemiliknya sih 😅

    Awal battle yang bikin clash berkepanjangan

    • tuduhan dan komentar kakek saat presscon maupun wawancara di gp malaysia bener2 jahat. dalam sekejap Bikin marc jd publik enemy sebelum race dimulai. Ngeri euy.
      Untungnya tu bocah punya nyali gede wkwkwk

      “Nice kick” kata Marc saat ngeliat kakek masuk ke ruangan race director pasca race selesai. gendeng hahaha

  19. Penggemar motogp menurun bukan karena faktor dorna dan regulasinya tapi dari pembalap motogp itu sendiri. Semua berteman baik, baik didlm lintasan lebih2 diluar lintasan. Cepat sekali memaafkan bila ada konflik. Bukan kita suka akan adanya konflik tapi ibarat film horor berepisode yg membuat penasaran ut dinanti akhir ceritanya. Kita butuh hiburan seperti itu. Pemeran antagonis yg selalu membuat ketegangan didlm dan diluar lintasan.
    Itulah yg membuat motogp dulu sangat banyak penggemarnya.

    • Marc punya warna khas merah yg selalu ada di apparel racing dia. Tapi karena merah warna yg umum jadi ya ga terlalu kentara. Warna stabilo di lanjut sama mir yg sama” pake dainese dan agv, walaupun tidak akan seikonik rossi.Pink kayanya udah dipake sama bestie tuh dia pake aksen pink sekarang.

  20. Dia ga sadar ya klo sebenarnya dia jg bs berkontribusi. Drama dia dng Maverick kmrn sempat menarik perhatian pemirsa..sayang terlalu singkat…

  21. tuduhan dan komentar kakek saat presscon maupun wawancara di gp malaysia bener2 jahat. dalam sekejap Bikin marc jd publik enemy sebelum race dimulai. Ngeri euy.
    Untungnya tu bocah punya nyali gede wkwkwk

    “Nice kick” kata Marc saat ngeliat kakek masuk ke ruangan race director pasca race selesai. gendeng hahaha

  22. 1. intinya sdh rezim pemilik n pengelola motogp… hrs direfresh
    2. winglet lah yg biang kerok jadi rider pengenya maen aman jujur gua dr 2013 pertama marc jurdun sd sblm ada winglet gk pernah gw tertidur nnton motogp, sejak ada itu 2018 up berkali2 gw terlelap sekejap…
    3. terusan no. 2 minim salip2 an dan geal geol hal ini sdh diberitakan marquez…
    4. faktor motor mendominasi dr pd skill dewa rider…

  23. semenarik apapun F1 dan jujur gw mulai nnton juga apalagi pas era Verstappen vs Hamilton tpi ttep saja ga bisa full enjoy seperti fans benerannya karena di F1 politik nya terlalu kentara dan fansnya pun ttep ok dengan system pembalap utama /pembalap pendukung (tukang ngalah) dimana mnurut gw balapan ya balapan bukan teamwork (meskipun gw tahu biasanya di akhir season jg ada tim order di MotoGP but at least peran pembalap secara individu lebih banyak daripada pembalap F1).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version