Home MotoGP Preview MotoGP Amerika 2023 . . Sirkuit CoTA Austin dan fisik...

Preview MotoGP Amerika 2023 . . Sirkuit CoTA Austin dan fisik Marc Marquez yang ‘lebih normal’

5

TMCBLOG.com –  Akhir pekan ini kita akan kembali melihat pertarungan para pembalap sepeda motor terbaik bertarung di salah satu sirkuit unik Amerika, Circuit of The America (CoTA) di Austin-Texas. Memang sih berita utama yang sangat ditunggu jelang Grand Prix disini adalah akan seperti apa ending dari putusan hukuman sang “Sherrif CoTA” – Marc Marquez. Apakah akan tetap kena hukuman double LLP atau pengadilan justru mengabulkan banding dari HRC sehingga Marc akan balapan dengan normal pada Senin dini hari (WIB) pekan depan. Yes, selain dari nama Rins dan Bastianini, Marc memang nama yang paling sering hadir di podium tertinggi Grand Prix Amerika ini. Entah apakah memang karakter sirkuitnya yang sesuai?

CoTA bukanlah Termas de Rio Hondo baik dalam arti maupun karakter sirkuitnya.  Keduanya merupakan sirkuit yang sangat berbeda. Terlepas dari karakter aspal yang sangat abrasif namun membuat gripnya rendah, Termas memiliki karakter sirkuit yang mengalir, dengan hanya beberapa titik butuh pengereman kuat. Termas merupakan trek di mana corner speed dan kemampuan mengendarai motor via bagian belakang (rear-end – ban belakang) adalah yang terpenting.

Sementara CoTA lebih merupakan kumpulan tikungan dan jauh dari kata trek balap yang mengalir. Tikungan 12 menjadi bagian yang terberat di trek di mana hadir pengereman dari hampir 340 km/jam hingga sedikit di bawah 65 km/jam plus satu lagi bagian rentetan tikungan yang memusingkan dari tikungan 2 ke tikungan 9 adalah suatu hal unik yang dimiliki sirkuit ini.

Sorry gambar lama 😀

Jika ada bagian yang jalurnya mengalir/flowing, palingan hanya hadir dari atas bukit sektor pertama. Tikungan pertama CoTA adalah salah satu tikungan yang paling sulit di kalender balap MotoGP. Pembalap menanjak dengan keras dengan throttle gas dibuka lebar, kemudian menginjak/menekan tuas rem yang mengakibatkan penekanan pada suspensi depan yang lebih keras daripada titik mana pun di kalender. Di puncak ‘bukit’ pembalap me-release tuas rem dan mencoba untuk berbelok, mengatur suspensi rebound dengan sudut trek yang naik, menyapu puncak, dan kemudian meluncur turun ke bawah menuju T2.

Tikungan 2 mungkin adalah tikungan terbaik dan tercepat di sirkuit, butuh pembalap berkapasitas penikungan kanan yang cepat dan menyukai keberanian serta ketepatan di tikungan ini karena tikungan ke-dua CoTA ini adalah kunci kesuksesan rentetan tikungan berikutnya sampai dengan T11. Lakukan dengan benar di T2 maka pembalap akan mendapatkan keuntungan yang akan dibawa bawa sampai titik pengereman T11.

Lakukan kesalahan di T2, konsekuensinya pembalap akan melebar ke mana-mana serta berjuang untuk mengimbangi kesalahan yang telah diperbuat di sekitar 45 detik rentetan T3 sampai T10 kanan kiri sampai menjelang back straight. Sebuah sensasi flowing di awal trek yang dilanjutkan dengan rentetan kerja untuk mengganti arah motor dalam bantingan kanan dan kiri yang menuntut fisik untuk mengubah arah motor dan mungkin hanya diperoleh di CoTA.

Tahun lalu, Marc Marquez menghadapi handicap di atas dengan fakta bahwa posisi tulang humerusnya masih belum ‘normal’ dan juga wanti-wanti dari dokter matanya di Madrid untuk ekstra berhati-hati akan potensi diplopia lanjutan pasca jatuh di seri Mandalika  2022 apabila ia terjatuh lagi di CoTA. Diperparah dengan masalah elektronik yang membuat motornya ‘ngowos’ saat start. Marc rendah sekali kepercayaan dirinya tahun lalu di CoTA terutama pada front-end motor. Tahun ini, terlepas dari apa hasil recovery operasi lengan akibat crash Portimao, kondisi Marc bisa dibilang jauh lebih normal dibandingkan dirinya tahun lalu.

Namun begitu Ducati tahun lalu sanggup tampil dengan sangat kuat di CoTA. Dan fun fact-nya adalah motor yang digunakan oleh Jorge Martin, Jack Miller dan Pecco Bagnaia yang menguasai kualifikasi masih akan dipakai kali ini dengan darah darah muda Borgo Panigale. Sebut saja Marco Bezzechi yang mentalnya sedang tinggi-tingginya setelah memenangi seri Argentina kemarin dan jangan pernah lupakan Alex Marquez yang grafik progresnya setelah pindah pabrikan bergabung bersama Ducati juga sedang menanjak naik dan konsisten berada di barisan depan.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

5 COMMENTS

  1. Curiga Wak Haji dulu pembalap masa mudanya, penulisan artikel yg membahas bagaimana cara menaklukkan sirkuit Cota sungguh jenius. Salud

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version