TMCBLOG.com – Suka atau tidak, Saat ini Ducati adalah Referensi di Balap Motor Prototipe. Pengembangan Motor Desmosedici GP mereka sudah pada sampai level dimana Motor ini akan Mudah dipakai Oleh pembalap Manapun, dengan basis / dasar gaya balap apapun dan di tipe Sirkuit apapun – baik itu Stop and Go, Flowing maupun Kombinasi diantaranya. Kecerdasan mereka mungkin didasari pada Upaya mencari celah pengembangan Motor walaupun diberikan Modal elektronik yang mundur 1 dekade dari elektronik Inhouse . .
Berbagai solusi yang didapatkan Oleh Ducati sesuai dengan regulasi dan memang secara Umum terbukti mengubah Ducati dari awalnya Motor Yang sulit belok menjadi Motor yang memiliki Kapabilitas menikung Yang luar biasa cepat dengan kehadiran paket Aerodinamika dan Juga Ride Height Devices mereka.
Kita pernah Bicara sebelumnya, Jika Solusi Inline 4 dengan konfigurasi CP4 bisa jadi adalah ‘Serigala berbulu Domba’ , Maka V4 Ducati adalah Serigala yang selain tetap memiliki Karakter Buas namun sekarang memiliki kapabilitas untuk Lincah seperti kancil. Pengembangan Ducati tentu saja menginpirasi semua terutama pabrikan pabrikan eropa lain – sebut saja Aprilia dan KTM – yang dengan cara mereka sendiri-sendiri ikutan berinovasi mencari Solusi lain . .
Sementara Pabrikan Jepang ? menurt tmcblog Walaupun terlihat berubah, namun perubahan yang mereka berikan seperti tidak memiliki ‘soul’, seakan hanya seperti upaya survive tanpa banyak didasari Originalitas Ide Riset dalam perjalanan pengembangan mesin balap mereka. . . Nggak tahu kalo 2024, namun saat ini ya sorry to say seperti itu adanya . .
Dan Khusus Mengenai Stugglenya Pabrikan jepang, Direktur Ducati Corse Gigi Dall”Igna Via pemberitaaan la Stampa Mengatakan apa yang ia sebut sebagai kesalahan pabrikan Jepang “Kesalahan strategis mereka adalah mengikuti hanya satu pembalap, untuk mendasarkan pengembangan motor mereka pada hasil dan sensasi protagonis dari masing-masing merek, oleh karena itu Fabio Quartararo untuk Yamaha dan Marc Marquez untuk Honda.
Seringkali sang juara memberi tahu Anda sesuatu hal yang tidak benar karena bakatnya menutupi masalah yang dialami motornya. Paradoksnya, untuk mengembangkan proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua pengendara”.
Hmm, Omongan Gigi ini terlihat sangat merujuk pada Marc di Honda dan Fabio Di yamaha Yah? – @tmcblog
Pertama
Baru punya gelar 1 bersyarat… Ducita seakan udah diatas segala galanya
Mueeeehehehehhehehe
Saya bangga jadi juara
jd masalahnya bukan mundur dr motogp..
bukan komplen soal ecu jadul..
bukan masalah ban..
dr 2016, dgn ecu jadul dan ban itu..
langsung jurdun koq berturut2..
br yurop menang 1x taon kmrn, dah mo langsung mundur aja..
tar ada yg ngmg, komen koq gini2 trs?
ya soalnya yg komplen kalian pun gitu2 trs..
Komentar yang tidak memiliki soul
perwakilan pabrikan yurop komen itu2 melulu
Balap motoGP sejak musim 2017 itu sebenarnya motor Ducati sudah cukup superior, namun belum mampu mengantarkan pembalapnya juara dunia.
Saat itu ada MM93 dan lalu disusul FQ20 yg skillnya mampu menutupi kekurangan motor Honda maupun Yamaha.
kesimpulannya yaa pabrikan merah ini menikmati hasil keringat mereka selama sedekade terakhir… pada bilang balikin ECU inhouse lah, ganti manufaktur ban lah, dsb… andai kata regulasi dikembalikan seperti yang mereka mau tetep aja ada hal yang gak bisa diraih tanpa aero device
mereka yang bisa beradaptasi dan berinovasi yang akan berjaya, kalau gak punya dua hal itu tandanya ‘gak punya soul’, maka jangan berharap lebih di sebuah kompetisi
Setuja.. sama gigi
Test rider yg bisa analisis kekurangan motor juga penting, pedrosa contohnya. Rcv waktu dikembangkan dari masukan pedrosa juga bisa jadi motor juara, dan ktm sekarang juga bisa bertarung di podium
t-tapi bahkan sebelom fq20 gabung dan jadi pemberi feedback m1 pun, yahama udah kesulitan duluan…
Ya itu bukan urusanku mas..
Ducati cup itu nyata, gp german kemaren 8 pembalap ducati finish top 9 pabrikan lainnya mau eropa mau jepang cuma penggembira. Vinales yg tahun lalu potensi podium pun hanya dibarisan belakang sebelum motor ngebul. Pak rt andora yg tahun kemaren podium juga finish di luar zona poin, jadi aprilia juga bermasalah.
Ecu
Ban
Winglet…
Apalagi ya…
Ini yg jadi sasaran empuk para alasaners..
Pecinta pabrikan jepun…
Ketika menang…bergembira
Ketika kalah…
Ecu..ecu….
Winglet..winglet…
Entah siapa yg salah…
nah ini lah rangkuman dari dulu sampai sekarang.
sama juga dengan dulu pabrikan yurop giliran jepun menang juga begitu, alasannya ya balik lagi ke hal 3 itu.. bagi alasan pemuja pabrikan yurop.
yang salah ya kalo kalah balik lagi ke alasan 3 itu.
aku tak tau😂😂
Karena dulu waktu Ducati kalah bertahun-tahun kamu belom nonton mungkin dan baca artikel statement bos Ducati di majalah atau tabloid
Iya maaf pak. Udah jgn baper mulu ya. Malu sama umur
ah kamu aja dicounter dikit lgsg baper
Kalah mah kalah saja mas
Ikhlas…
Nonton santai…
Kalah menang kan hal yg biasa
Iya too
Kaleem
Sepertinya pabrikan jepang tidak trlalu banyak berinovasi karena hanya akan buang2 uang akibat regulasi yg akan brubah lagi pada tahun 2027..dan suzuki pun lempar handuk duluan ketimbang bakal lbih tekor disaat perusahaan2 mengalami keuangan tidak sehat akibat pandemi.. Makanya yamaha dan honda juga terkesan tidak trlalu berapi2 dalam mengejar ketinggalan…mereka spertinya akan lebih fokus saat memasuki era regulasi baru,
Ga berapi api? Itu kmrn bos Honda dateng loh. Bos besar Honda, bukan hrc
Jika tidak punya passion ke pengembangan aerodinamika dan sasis, baiknya jadi suplier mesin saja.. untuk jadi juara kan gaperlu jadi tim ferrari atau mercedes, bisa memilih jalan redbull ataupun mclaren..tinggal nyari tim yang mau dan mampu riset aero dan sasis utk motogp
Team terpisah di dua benua
singkatnya mending ambil sample dari rider medioker buat development. kl hasilnya terukur positif harapannya akan lebih bagus lagi kalau dipegang rider alien
Kamu kira stefan bradl pembalap alien juga apa
Kal Kucluk jg dikira pembalap alien 😀
2-3 taun kedepan kondisinya kemungkinan masih jadi tahunnya Ducati. Jepang kudu ikhlaskan taun depan nil podium spy masuk konsesi buat akselerasi development. ntahlah secara budaya malunya jepang kuat bgt. jelas ini teori andai2
honda gabisa, kemarin Rins kan podium sempat
Ada bener sih omongan gigi, tapi lebih baik fokus menambah gelar lagi yang baru 2x jurdun sepanjang masa
well, apakah Mr.Gigi lupa kalo kemajuan pesat Ducati saat ini juga krn belas kasihan pabrikan Jepang ?
demi kompetitif nya kejuaraan khususnya antar pabrikan pabrikan Jepang rela “nerf” kemampuan mereka sendiri, tapi kyknya skrg percuma sih ya, ujung2nya jarak antar pabrikan tetep lebar, bahkan sgt lebar dgn adanya 8 motor Ducati, dr itu saja gelar konstruktor jelas sudah ditangan , untungnya kejuaraan skrg tidak benar2 jadi monoton krn rider2nya tidak ada yg benar2 menguasai kejuaraan seperti zamannya Marc, Rossi, Lorenzo,
Nahh bener bro..
Terserah org mau komen apa,intinya belas kasih jepang berbuah manis yurop.skrg kekuatan asli mereka terbatas,semoga ada solusi mengatasi ecu dan winglet aero
Kalo msh gini bisa2 ducati cup berturut
Dan juga, menurut gw Duacti mulai menunjukkan kemajuan mereka setelah Lord Hohe bergabung dgn mereka, jadi ujung2nya menurut gw tetap aja ga semua rider bisa didengarkan omongannya, Marc pertama datang ke Hodna pakai motor yg dikembangkan Pedrosa, tapi setelah itu pengembangan RCV berdasarkan masukan Marc yg ternyata seperti membuat perjanjian dgn iblis, Honda sukses gelar juara dunia berturut-turut tapi konsekuensinya rider hodna lain yg jadi korban dan puncaknya ketika si “iblis” mulai meminta upahnya di 2020 sampai skrg,
Fabio datang ke Yaamha menggunakan motor yg ga banyak berubah dr zamannya Lord Hohe terakhir bersama Yaamha, bahkan sampai 2021 yg membuat Fabio jurdun, motor M1 ga ada perubahan signifikan, 2023 ketika Yaamha menuruti permintaan Fabio, M1 mereka malah kacau dan ga balance, yg lebih parahnya lagi Fabionya sendiri ga paham cara mengendarai motor permintaannya, apalagi Morbi yg ga tau apa2,
Jadi kesimpulannya menurut gw, Hodna dan Yaamha belum menemukan rider yg masukannya bisa di emulasikan oleh semua rider, yg menurut gw sejauh ini cuman Lord Hohe dan mungkin si Little Samurai Pedrosa,
apa2 sich ini bikin jubir motor yurop marah aja
pafahal pas ecu di kebiri juatanya jepun juga loh.
rela nerf ini gimana ? ngomongin rela pake ecu pirelli kah
Pake ECU Pirelli. Ban pake Magneti Marelli. Dijamin masuk selokan smua 😀
Dulu dorna mau menyetarakan semua merk dengan berbagai regulasi agar yg menang bukan itu itu aja….. Tp sekarang malah sangat tidak setara dimana regulasinya menguntungkan satu dua pabrikan tertentu aja sih…… Intinya dorna cuma memindahkan masalah aja bukan solusi
Hasilnya 5 taun terakhir ada 4 pabrikan jadi juara dunia. Kalo taun ini KTM bisa jurdun malah jadi kaya piala bergilir. Honda sabar dulu lah. Tunggu giliran Aprilia
Ada benarnya omongan pak Gigi, tapi bisa tidak tepat klo ketemu Ace rider tapi juga Development rider macam Vale.
Faktor berikutnya ya dari pabrikannya juga yg terlena dg kemampuan Spesial rider alien yg bisa menutupi kelemahan motor. Seakan motornya masih kompetitif, padahal sedang memburuk.
Karna faktor diatas, pabrikan Jepang spti yamaha malah malas improve utk solve masalah yg sdh dikeluhkan sejak jaman Vale
KALO MAU ADIL PAKAI SINGLE ECU, Pakai ECU selain magneti mareli karena ecu tersebut sudah di pakai ducati selama beberapa tahun sebelum penyeragaman, jadi pakai ecu yg di suplai dari product racing yg sesuai kebutuhan teknologi balap saat ini.
Semua pabrikan juga udah bertaun2 pake mm. Masa masih aja ga bisa bikin mesin yg sesuai sama ecu ny?
skr kalo di balik, pabrikan jepang bisa bikin ecu inhouse yang sesuai kebutuhan motor dan lebih canggih, masa pabrikan eropa ga bisa bikin ECu juga yg canggih ?
kembalikan motoGP ke fitrahnya sebagai ajang balap motor prototipe, pabrikan bebas berkreasi, dibatasi cc dan konsumsi BBM saja, elektronik, aerodinamika, ban, sasis serahkan ke pabrikan…atau klo mau fair dulu katanya pabrikan jepang unggul di elektronil, sekarang larang aja aero kit, biar sama sama balap dengan tangan terikat sebelah ke belakang…
budget cap solusi nya, setiap tim bebas menggunakan ecu apapun dan bebas mengembangkan aero juga. Alasan Dorna mewajibkan singe ECU untuk menekan biaya sudah tidak relevan lagi.
Pengembangan di sektor aero membuat tim2 harus menyewa atau memiliki Wind Tunnel yang biaya sangat gede.
Cuma bingung sama darno, dulu dibikin single ecu dan software selain buat kekuatan biar merata adalah untuk menekan biaya biar pabrikan lain pada masuk. Dan masuk lah waktu itu ada sizuki, ktm sama neng april. Tapi tujuan awal itu makin lama makin jauh setelah ada winglet yang mana biayanya masih atau lebih mahal untuk riset aerodinamika. Seperti yg sudah sering dibahas, dulu biaya riset dialokasikan untuk riset mesin terus sasis lalu sekarang pindah ke aerodinamika.
biaya winglet lebih mahal dari biaya aerodinamika??? bingung saya
Itu tandanya kamu kurang pinter bro 😂😂😂
Setuju aja, tp di satu sisi gw lebih suka liat pembalap sekaliber rossi, mm, stoner yg mampu menutupi kelemahan motornya. Lebih seru karena ga cuma motornya aja yg ke highlight, tp skill pembalapnya juga.
Kalo semua motor terlalu sempurna, gk ada deh bahasan soal skill pembalap. Too boring.
buat yang masih aja ngungkit2 masalah ecu, asal tau aja semua pabrikan udah sepakat buat pake ecu mm. semua tim yang ikut motogp terikat kontrak yang isinya juga termasuk peraturan teknis. ga usah ungkit yang dulu2. pabrikannya aja ga ada lagi yg ungkit2 kok fans ny ga bisa move on.
gw bukan fans ducati. gw cuma penonton anak bawang biasa. ga dibayar sama pabrikan. cuma heran aja banyak orang yang masih ga paham sama yang namanya kontrak dan regulasi.
kalo masih ada yang ga puas, tunggu aja sampe ada peraturan teknis yang baru, tapi kalo nanti udah ada, semua tim sepakat (kalo ga sepakat ga bakalan ikut), jalanin yang bener ga pake cengeng (dan peserta motogp emang ga ada yang cengeng, cuma fans ny)
Kalo kata christian Horner sih :”you’ve got a problem,change your f*ck’n bike!”
Klo ducati, jika motor lu pecundang minta ganti regulasi ke panitia😁. Jangan salahkan gw. Krn gw sdh pernah ngalamin.
kesalahan pabrikan jepang (katanya) : hanya mendengar satu pembalap
kesalahan ducati (dulu) : budek, gak ada pembalap yang didengerin 🤭
Wakakakakaaakakak
Jgn ada lagi yg beralasan ducati cup, krn sejak dulu waktu honda dn yamaha banyak juara, motor2 ducati juga sudah banyak di grid, kalian lupa dgn team2 satelit ducati yg dulu waktu honda dn yamaha sering juara berturut2 ? Pdahal dulu juga honda banyak punya motor di grid, dn gk pernah tuh dikatain honda cup. Kalian fans jepang hanya kesal kan krn mtr jepang malah makin terpuruk makanya cari alasan ini itu hahahaha
Hmm.
Ducati mungkin lupa mereka jadi begini karena saking murah hatinya pabrikan jepang (honda dan yamaha) memberikan konsensi pada ducati dulu. Kalo enggak gak akan ducati seperti ini. Dulu kayaknya wak haji pernah nulis artikelnya.
Halah kalau gak Oprek regulasi ya eropa tetep stuck 🤣
Dipaksa pake ecu bodoh
Dipaksa main Aero yang lebay
Ingatjuga saat Dovi berkali-kali runner-up
Sampe bala-belain rekrut paduka Lorenzo
Sampe era Aero n rha saja baru bisa juara, itupun harus nunggu markesot cidera dulu.
Setelah juara hasilnya apa ? ,Numpuk pembalap di barisan depan , komposisi team ideal Dorna dimana 1 pabrikan 1 team satelit juga bullshit malah numpuk Ducati 8 biji dihalalin
Ya inget saja, Ducati, Aprillia,KTM market nya itu kecil dan ekslusif , pabrikan Jepang masif di segala rentang harga, kalo sampe Honda & Yamaha tetep ancur ya ancur juga penonton moto GP, ya gimana nggak orang lihat motogp kalo nggak lihat sosok pembalap ya motornya,
Yang paling miris melihat motor Ducati ada 8 sdgkn Yamaha cm ada 2. Mau sampe jungkir balik jg pembalap Yamaha ga akan ada yg bs juara krn ada format sprint race yg jd memotong wkt latihan utk pengumpulan data. Ducati bejibun data sdgkn apa yg bs dikumpulkan Yamaha sgt sdkt. Jd keliatan Yamaha paling lumpuh dgn adanya format sprint race ini.
Pasti banyak yg mikir klo ecu seragam itu hardware dan softwarenya adalah seragam, padahal yg sama cuma hardwarenya.
Gak kebayang jika ada engineer ecu MM yg menjual software hasil pengembangan ducati kepada pabrikan jepang…..
Udah toh
“unified software” refers to the mandatory single Official software that will debut in 2016. There will be only one version of this Official software available to all MotoGP competitors.
Kalo gak salah 2016 itu yg ada peristiwa garasi Repsol lampunya nyala sampe pagi,karena pada lembur buat mecahin software MM, sebelum dapat Filipo tossi
“Semenjak Mencoba pertama kali RC16 di Valencia, Jack Miller tidak pernah merasa negatif terhadap motornya secara umum. Bisa dibilang masalahnya di awal cuma ada pada sensitifitas throttle kala itu yang ternyata bisa dicarikan solusinya dengan setup algoritma dari software Magneti Marelli yang diutak-atik oleh departemen elektronik KTM factory yang saat ini dikomandoi oleh bekas tangan kanan Gigi Dall’Igna di sektor elektronik Ducati dulu –Fabiano Sterlachini.”
Jika software harus seragam, algoritma haram diubah, yg boleh diubah hanya map database.
jadi inget puig vs ciabatti…
puig kemakan omongan sendiri
Developmen motor ducati istilah kata start dr nol saat motor² jepang sdh mendominasi ber-tahun² dg 1 ace rider mrk. Makanya mrk nothing to lose develop motor dg filosofi satu motor utk semua rider. Hal ini didukung dg ide dr org ducati yg jd direktur teknis motogp utk unifikasi sistem elektronik dg ecu “pirelli” yg notabene adl ecu garapan anak kampung mrk sendiri. Wajar ketika musuhnya jumpalitan , ia sdh melenggang dg 2 keunggulan, power mesin desmo dan kestabilan dr aerodinamika.
Bangun bang.. udah siang. Mana ada ECU Pirelli..
Huahaa baru ya di sini? :p
Lu baru ngerti joke ecu pirelli dek?
Wkwkwkwkwk 😀
wkwkk rider ngaco diikutin, ancur deh