Home MotoGP Mantan Presiden FIM : Konsesi Untuk Honda dan Yamaha Bisa jadi Preseden

Mantan Presiden FIM : Konsesi Untuk Honda dan Yamaha Bisa jadi Preseden

29

TMCBLOG.com – Motosan berhasil meminta pendapat dari Mantan Presiden FIM Vito Ippolito mengenai beberapa Update di MotoGP 2023 . . Sobat sekalin bisa membaca lebih lengkap di sana, namun disini tmcblog akan coba bawa beberapa Opini dari Vito mengenai Hal hal sensitif di MotoGP seperti rencana Pemberian Konsesi Ke Honda dan Yamaha, Potensi Pindahnya Marc Marquez dari Honda dan Fenomena Inkonsistensi FIM MotoGP Stewards

Mengenai rencana Pemberian Konsesi Kepada Honda dan Yamaha, Vito memberikan Opininya dengan tegas “Saya selalu mendukung pemberian konsesi kepada pabrikan yang memasuki kejuaraan untuk pertama kalinya atau kembali setelah waktu yang lama. Namun, memberikan konsesi ini kepada mereka yang telah berkompetisi di Kejuaraan Dunia selama bertahun-tahun dapat menjadi preseden.”

” Kita kemudian harus memberikan konsesi setiap dua atau tiga tahun kepada Pabrikan yang tertinggal. Nyatanya, saya lebih suka mengurangi tingkat konsesi dan memasukkannya ke dalam penyelesaian. Dengan kata lain, berikan [konsesi] kepada semua ”

Arti preseden di KBBI adalah: hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh. Artinya Jika Konsesi ini jadi hadir Buat Honda dan Yamaha, Maka di tahun tahun mendatang siapapun bisa megambil contoh ini sebagai referensi walaupun secara Point konsesi Mereka belu layak diberikan Konsesi pada tahun mendatang.

Lalu Mengenai rumor rencana kepergian Marc Marquez dari Honda di awal 2024, Vito menyampaikan “Saran saya adalah menyelesaikan kontrak yang ia miliki hingga 2024 dengan Honda. Di sisi lain, Honda memiliki sumber daya yang cukup untuk membawa motor ke level tertinggi, dan yang terpenting, menurut saya mereka ingin melakukannya dengan segala cara. “

Dan terakhir mengenai Isu Inkonsistensi panel FIM MotoGP Steward “Ada hakim atau Steward, Mereka adalah orang-orang yang mengetahui aturan dengan baik dan memiliki pengalaman, sebagian lebih dari yang lain. Namun, jelas bahwa ada masalah dengan konsistensi dalam keputusan, seperti yang Anda tunjukkan dengan benar.”

” Sejak tahun ini, ruang Stewards telah dilengkapi dengan berbagai peralatan kontrol yang dioperasikan oleh para teknisi. Tapi ini tidak cukup. Pada akhirnya, keputusan selalu subyektif dan setiap keputusan sarat dengan bias masing-masing hakim dan terkadang tunduk pada unsur campur tangan. . Kita membutuhkan struktur untuk melatih para juri, semacam akademi yang harus dibentuk dan disiapkan oleh FIM sendiri. ” – @tmblog

29 COMMENTS

  1. Perlu diingat jg tuh dorna, yg mau diberi konsesi ini 2 pabrikan besar lo, jangan sampai mereka kompak merasa diremehkan

  2. G usah dikasih konsesi,tp jngn juga di nerf , kalo ada y nanya honda yamaha kemana aja, la si duc2 puluhan tahun baru works senjatanya, sama aja senjata japan yg dah nyetel dngn ecu inhouse itu hasil tahunan jg. Mungkin 3 tahun lg baru terlihat hasil,dan itu terlanjur para pembalap top dah menjauh dari mereka

  3. Pelopor konsesi dulu gak perlu keluar dulu terus come back toh?
    Cuma emang harus konsisten,kalo emang belum memenuhi syarat buat masuk konsesi ya jangan dipaksakan,imbasnya membuat peraturan yg lain jg nantinya diremehkan karena bisa diubah sewaktu waktu sesuai keinginan,dan akhirnya menganggap penyelenggara kurang tegas dan ada keberpihakan di salah satu pihak (walaupun mungkin udah rahasia umum anu…. Chuakkks)

  4. yg mau kasih konsesi kan dorna, bukan honda-yamaha yg minta😉
    lagian daripada ribet mikirin konsesi mending:
    1. bikin budget cap utk riset aero
    2. banned holeshot & ride height

    pasti kejang-kejang2 ducati klo ini diterapkan krn mereka paling OP dalam hal ini.. plus semua pabrikan tegas gak suka 2 part ini (yg paling blak-blakan ya KTM), kecuali ducati sendiri

    • Ahoy hadir, tapi tau sendiri lah karena sistem kerjanya regulasi ini harus keputusan mutlak semua pabrikan, jadinya ya gak bakal bisa, hehehe. Toh Winglet yang sempat gak setujui pabrikan lain selain Ducati aja ya tetep gak dibanned, karena apa ya karena Ducati waktu itu gak setuju, katanya dah terlanjur menghabiskan dana disitu dan riset besar-besaran disitu. Yaudah budget yang awalnya ditekan dengan adanya ECU dan Software yang seragam, jadi bengkak lagi gegara pengembangan Aero yang masif.

  5. Sumber daya Onda emang besar, tapi kayaknya pengembangan gak diarahkan ke sasaran yang tepat. Atau emang gak niat ngembangin, aero aja bentuknya kalo gak niru duc ya april.

  6. Yamaha baru aja mundur dr pasar snowmobile, dgn alasan ingin berfokus ke bisnis yg lebih menguntungkan, dan hal ini cuman salah satu dr sekian banyak fenomena meredupnya hegemoni pabrikan Jepang di pentas dunia, dr sektor elektronik sampai otomotif, jadi menurut gw Dorna musti jaga2 jgn sampai kejadian Suzuki 2.0 terjadi, apalagi di zaman menyambut EV kyk skrg ini, pengembangan teknologi MotoGP kedepannya jadi ga bisa diterapkan ke motor produksi massal, jadi bisa aja Hodna dan Yaamha menggunakan alasan tsb utk mundur,

    • Setuju…pengembangan aero di motpgp gak sejalan dengan riset teknologi yg dibutuhkan perkembangan otomotif dewasa ini…penggunaan ecu seragam (katanya riset ecu in-house “mahal”) yg dianggap langkah mundur aja dah jadi bukti..

    • Yang harus selalu diingat, mereka itu jualan.
      Jika mereka harus jor-joran di sektor lenong aero kit yang hampir mustahil diterapkan di produk masal mereka, jelas mereka enggan.

      Yang jelas 1 grid 8 motor versus 4 motor versus 2 motor itu sangat berpengaruh 😝

      Tidak sehat 😝😝😝

    • Padahal aero winglet bikin penampilan motor acakadut, jelek buke leklek…. Meski ballik selera. Lbh banyak yg gak suka

  7. Cukup lepasin ecu inhouse jepang aja..kalo gini kliatan dorna mihak yurop,aero2,rha,ecu pirelli katrok,motor 8 biji..
    Yamaha honda jg mn mau konsesi gengsi
    Ntr kalo dominasi takutny regulasi d oprek lagi

  8. 2x pabrikan Jepun dikadali Dorna
    2016 ECU Pirelli berotak spedtrum
    2019 IMU dari real gyro jadi pseudo gyro

    IMU pseudo gyro inilah yang bikin pabrikan Jepang pada tumbang. Tiba2 motor Jepang dengan mudah terbang-terbang karena sensor gyro lemot

    Kalo ngegim itu berasa tadinya pake Asus ROG ganti pake alcatel nya yurop

  9. Jadi kepo….gimana klo “teknologi” aero pabrikan eropa vs ecu in-house pabrikan japan di bebasin dalam kompetisi…

  10. Soal steward panel, mungkin kalau FULL dilakukan oleh sistem seperti AI, gk akan ada protes, soalnya dari awal udah tau kalau yang jadi penentu adalah mesin. Asal semua pabrikan setuju dari awal. Kalau memang mau yang konsisten.

  11. Dah paling bener ikutin tu polling yg waktu itu dorna… Dorna klo memang mau drama dan lebih lejen ng usah kosensi cukup bebaskan ECU, supplier ban, aerosdevico (walaupun seperti lagu usang) na dari situ bakal seru toh KTM juga setuju daripada drama perabotan lenong para fans Jepang pasti akan balik lagi ke lagu lama xixixxix

  12. Perangkat lenong membuat dogfight antar pembalap menjadi berkurang karena mereka terganggu aliran angin pembalap didepan. Akan tetapi durna menganggap balapan menjadi lebih aman karena semua pada touring..

    • klo soal itu ya lawannya IMU itu, biar goyang dombretnya bisa dikendalikan. dulu dulu kan MotoGP ini disebutkan sebagai ajang adu teknologi motor prototype, yg ujung ujugnnya diterapkan di produk masal. dengan Dorna bikin aturan ECU seragam, aero wings.. jelas jelas ga ada yg kepake di produk masal..lucu sih ini, disatu sisi pabrikan jeoang dikebri kemampuannya, disisi lain dipaksa bertarung di bagian yg sudah dipahami lawan, tidak masalah sih, cuma ya jadinya tidak mencerminkan motobiji sebagai arena motor prototype..

      • Bethul sekali, bisa2 kedepannya malah jadi kek balap silhuet (semi prototype). Balap Silhuet yang paling kelihatan ya di Super GT, Nascar, Stock Car Brasil, dan V8 Supercar. Dimana body mobil harus setidaknya menggunakan body mobil dari produk massal, meski jeroan mobil semi prototype. Sisi bagusnya adalah di sektor Aero benar2 cuma beda tipis, dan bisa mempromosikan mobil produk massal yang ada, tapi sisi negatifnya adalah bisa jadi orang yang membeli mobil produk massal dengan spek produk massal dan type yang sama dengan body mobil akan kecewa dengan performa mobil yang dibeli(biasanya orang awam).

        • Terus terang agak bingung sama reply ini, nyambung dari komen yg atas ke balap silhouette sebelah mana ya?
          Hehehe.
          Kalo bentuk dan posisi winglet yang mirip2 sih iya, tapi kan bentuk overall motor antar pabrikan kan gak serupa apalagi mirip produksi massal. Hmmm…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version