Home MotoGP Kedatangan Marc Marquez di Ducati akan lebih berat Buat Aprilia

Kedatangan Marc Marquez di Ducati akan lebih berat Buat Aprilia

19

TMCBLOG.com – Cek Klasifikasi final Kejuaraan Konstruktor 2023 yang cukup mengerikan ini ; Ducati meraih 700 poin dan yang lainnya jaraknya sangat jauh. Yakni: KTM (373), Aprilia (326), Yamaha (196) dan Honda (185). Bukan hanya di 2023 yang lalu, Ducati bahkan telah mendominasi Kejuaraan Dunia MotoGP selama dua tahun. Berkat si jenius pendiam, Gigi Dall’Igna, anak-anak Borgo Panigale menyapu bersih persaingan Kelas raja MotoGP karena Baik Jumlah Maupun Performa motornya lebih unggul dari Pabrikan lain. Baik KTM, maupun Aprilia, apalagi Yamaha dan Honda tidak bisa menandingi mesin V4 ber-valvetrain Desmodromic ini.

Merek asal Italia ini telah mencapai sesuatu yang belum pernah mereka capai sebelumnya. Pecco Bagnaia Bukan hanya menghancurkan Mitos Sial Nomor Start 1, Ia Juga telah meraih dua gelar berturut-turut . Dan jika melihat secara global, dengan memiliki delapan sepeda motor di lintasannya, perusahaan asal Bolognese itu tak henti-hentinya mengoleksi kemenangan dengan Spesifik total 17 Kemenangan.

Dan ada data yang jauh lebih brutal: Semua ke-8 Pembalap Ducati pada musim 2023 merasakan Podium dan hanya Alex marquez yang tidak sempat Merasakan Podium tertinggi di Balapan Grand prix Hari ahad. Total pebalap Ducati naik podium sebanyak 43 kali (Bagnaia 15 kali, Jorge Martín 8 kali, Marco Bezzecchi 7 kali, Johann Zarco 6 kali, Luca Marini  2 kali, Álex Márquez 2 kali, Fabio Di Giannantonio 2 kali dan Enea Bastianini 1 Kali).

Masih belum cukup? ada fakta ngeri lainnya di Musim MotoGP 2023 yang lalu dimana Ducati meraih 13 gelar ganda. 2024 ? Desmosedici GP24 Memperlihatkan Potensi yang tidak Buruk dan Bahkan Berpotensi akan cukup jauh memberikan gap Performa dengan GP23 . . ditambah lagi Human Factory ketika sosok Juara Dunia 8 kali Marc Márquez memutuskan bergabung dengan jajaran Gresini Racing. Artinya, di tahun 2024 nanti, juara delapan kali itu juga akan ikut balapan dengan senjata paling menakutkan di MotoGP. Dan itu adalah potensi yang sangat mengkhawatirkan lawan-lawan Ducati, salah satunya seperti Yang diungkapkan Massimo Rivola direktur Aprilia Racing

“Hanya pebalap Ducati yang secara rutin mengalahkan kami dan mereka memiliki keuntungan besar dengan delapan motor di grid, delapan motor fantastis, dan tahun depan akan lebih buruk lagi karena motor peraih gelar juara dunia dikendarai oleh Marc Márquez. Kedengarannya tidak ada yang bagus untuk keseluruhan kompetisi. Ini adalah pekerjaan yang sulit, tapi kami tidak punya pilihan selain meningkatkan motor kami dan berhenti membuat kesalahan,” jelas Massimo Rivola, dalam pernyataannya dilansir Speedweek.

Pimpinan Aprilia berasumsi bahwa dalam jangka pendek tidak mungkin melengserkan hegemoni  raksasa asal Bologna ini di kelas utama “Anda tidak pernah berencana untuk menurunkan ekspektasi Anda, tapi kami punya masalah besar dengan delapan Ducati super cepat di grid. Tujuannya adalah menjadi pabrikan terbaik kedua. Jika kami menggabungkan semuanya, kami bisa cepat. semua tentang detailnya dan kami harus bekerja lebih rajin dalam detail tersebut,”

“Kami tahu sulit melawan Ducati dengan keunggulan yang mereka miliki sekarang, secara numerik dan statistik, dengan semua data yang mereka kumpulkan. Karena waktu di trek adalah cara untuk mengembangkan motor. Dan dengan cara ini mereka mendapat waktu dua kali lipat. petunjuk. Saya tidak ingin menyinggung siapa pun, karena mereka melakukannya dan kami tidak.

Masalahnya adalah mereka seharusnya tidak diizinkan melakukan itu. Saya memberi tahu Carmelo (Ezpeleta) hal itu setiap hari. Saya tidak mengatakan mereka tidak mempunyai hak untuk melakukannya. Mereka mencapai tujuan mereka, mereka berinvestasi banyak, dan, oleh karena itu, mereka melakukannya dengan baik untuk kepentingan mereka. Tapi itu tidak baik untuk Piala Dunia,” tutup Rivola. – @tmcblog

19 COMMENTS

  1. Gapapa lah… Dulu Yamaha dan Hodna sudah mendominasi di era kejayaan mereka. Sekarang era nya Ducati. Entah besok eranya KTM atau Aprilia… Gada yg salah dgn itu. Pemenang sdh pasti mendapatkan keuntungan lebih.

  2. sebelumnya, honda, suzuki dan yamaha juara dengan mencapai titik tertinggi teknologi dan engineering masing2.. ducati? (terkecuali di era stoner) juara dengan memaksa dan bahkan mendikte Dorn* dan pabrikan lain untuk seimbang, dgn cara, turun teknologi (keren ya, ciri khas kolonialis, merendah2 minta di-up, minta perlakkuan ini itu, udah berhasil, ga tau diri.. abis itu ngatain pabrikan jepang ga adaptif.. hebat loe!!) disaat pabrikan jepang pontang panting nyesuain elektronik, die enak2an udah ngurusin aero, sampe nabrak2 regulasi dengan bualan pendingin lah, apa lah.. masalah banyak tim privat yg mau make motor ducati,, cerita berjalan,, ya jelas, pembalap sm sponsor mau nya kalo ada yg lebih instan ngapain ribet gabung ke pabrikan yg ga compete.. sebagai penonton, tetep ga terlalu respek sih dgn pencapaian ducati.. ya udah, nice aja

  3. 3 harimau dalam satu pabrikan,ibarat satu gagal masih ada 2 lainnya,yg pasti ducati sambil tiduran, musim depan auto pilot juara dunia ,

  4. Aprilia kurangnya cuma di pembalapnya…mereka belum punya pembalap andalan yg bener2 bisa fight..
    Vinales ternyata masih jauh…butuh pembalap sekaliber Marc buat bikin aprilia konsisten…
    Kuncinya ya sabar aja dulu

  5. Klo diciptakan heterogenitas tim seperti di F1 bgmn ya? Contoh, bahkan Alpha Tauri yg saudara Red Bull, scr mesin mungkin sama/identik, tp tdk utk part lainnya.
    Mmg akan ada biaya tambahan bagi tim non pabrikan, namun nilai tim tsb jg meningkat, dan akan ada keterbatasan pertukaran data.

  6. Sayangnya valvetrain vva gak bisa diaplikasi yamehong, selain karena harus pake bantuan ecu juga kapasitas mesinnya jadi 1005 cc 😅

  7. Dah terlambat, Bang. Harusnya, dari awal, semua pabrikan, MSMA, atau apapun itu sepakat, maximal 3 team per pabrikan. Atau kalau bisa 2 tim deh, wkwkkk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version