Home MotoGP KTM RC16 Mungkin Lebih Potensial Buat Marc Marquez Dibanding Desmosedici !

[Opini] KTM RC16 Mungkin Lebih Potensial Buat Marc Marquez Dibanding Desmosedici !

46

TMCBLOG.com – Marc Marquez saat ini masih dalam statusnya pembalap permanen Gresini Racing, non-Ducati Corse contract, di mana tahun depan statusnya masih belum ditentukan akan ada di mana, akankah Ia tetap di Gresini? Naik ke tim satelit Ducati lain plus disupport/kontrak pabrikan? Naik ke tim pabrikan Ducati, atau malah pindah ke pabrikan lain? Tentunya eskalasi rumor spekulatif terhadap masa depan Juara Dunia MotoGP 6 kali ini masih akan bergulir dan menjadi salah satu pokok utama bahasan Silly Season 2025 paling tidak sampai tengah musim 2024 ini. Terakhir bisa kita lihat betapa Ducati dan KTM sama-sama tidak menutup mata terhadap kemungkinan Marc Marquez bersama mereka 2025. Sementara Marc sendiri masih ingin menemukan kenikmatan balapan lagi sepanjang musim 2024 ini bersama Gresini dengan harapan hasil balap nanti akan menjadi bonus yang sejajar/inline dengan ke-enjoy-an dia terhadap balapan MotoGP lagi. Namun melihat dua balapan pembuka MotoGP 2024 di Lusail dan Portimao kami perpendapat bahwa KTM RC16 mungkin lebih potensial bagi Marc Marquez dibandingkan Desmosedici GP di masa depan.

Dari dua seri yang sudah berjalan, menurut TMCBlog KTM RC16 masih memberikan banyak ruang kepada pembalapnya untuk bereksplorasi dan berekspoatasi mencari gaya balap dan solusi balap terbaik yang masih bisa mereka lakukan untuk bisa membawa motor ini jadi lebih cepat lagi. KTM masih membangun RC16 dengan memberikan banyak ruang dan peluang bagi para pembalapnya.

Sementara Ducati Desmosedici GP, fakta yang tidak terbantahkannya adalah SAAT INI memang masih merupakan motor tercepat, terbaik dan terlengkap yang bisa membawa banyak pembalap tampil cepat saat mengunakannya. Setuju banget, namun tetap saja butuh (HARUS) dijalankan dengan hal hal yang sangat spesifik dimana jika tidak dijalankan maka pembalap akan menemukan kesulitan.

Ducati memang bisa dibawa dengan cepat oleh banyak pembalap. Jika ada pembalap yang berhasil mempelajari cara membawa motor yang didesain oleh Gigi sesuai dengan SOP yang harus dilakukan untuk membawa motor tersebut, maka pembalap tersebut akan sukses, namun mesin tetap menjadi variabel dan kunci utama dari kasus Ducati MotoGP.

http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2024/03/23/penyebab-crash-pertama-marc-marquez-refleks-ala-handling-honda-rc213v/

Contoh yang bisa dilihat dari Portimao adalah ketika seorang Marc Marquez dua kali mencoba mengendalikan motor ini tidak sesuai dengan prosedur/SOP yang harus dilakukan, maka ia akan berhadapan dengan crash.

Pertama adalah crash pertamanya musim 2024 pada hari Jumat GP Portimao, Marc hanya melakukan reflek ala pengendalian Honda-nya yang tentu sangat berbeda dengan Ducati. Hasilnya?? Motor langsung gubrak!

http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2024/03/24/marc-marquez-mengaku-salah-di-crash-keduanya-terlalu-cepat-tekan-tombol-rhd/

Kedua ketika Marc Marquez telalu cepat menekan tombol aktivator (booking) ride height devices maka Desmosedici GP23 pun crash di saat genting kualifikasi kedua. Tidak ada yang tahu pastinya kayak apa, atau mungkin hanya Marc dan Tuhan yang tahu. Bisa saja saat kedua momen tersebut Marc sedang tidak sadar (benar benar lupa), atau bahkan mungkin 100% sadar melihat ada potensi dirinya bisa lebih baik dengan menghadirkan ‘reflek handling ala Honda’ atau lebih dahulu tekan tombol RHD. Tetapi hasilnya memang tidak bisa dipaksakan. Handling Ducati wajib mengikuti manual booknya!!

Sebaliknya KTM, terutama dengan kedatangan sosok Pedro Acosta . . Ia beruntung RC16 terlihat memang cukup sesuai dengan dirinya dan membuat Acosta cukup klop dan mengalir bersama RC16. Walau saat ini secara akumulatif masih kalah kencang dari Ducati, RC16 sepertinya lebih ‘natural’ ketimbang Ducati Desmosedici.

Ketika ada pembalap yang bisa melakukan satu hal khusus berdasarkan talenta khusus yang dimilikinya, maka hal hal baru hasil eksplorasinya sendiri ini sangat berpotensi membuatnya lebih cepat bahkan jika itu berarti pembalap tersebut adalah seorang rookie yang baru saja menapaki dua seri dengan motor yang sama dengan misalnya katakanlah Brad Binder.

Dari dua seri ini sepertinya KTM/GasGas RC16 lebih ke arah motor para pembalap, sementara Ducati Desmosedici lebih ke arah motor para insinyur. Siapapun pembalap bertalenta yang bisa sehati, se-iya se-kata, dan dapat mengejawantahkan keinginan Gigi Dall’Igna dalam menangani/me-handling motornya di trek, maka ia akan cepat. Dan sepertinya Pecco Bagnaia adalah pembalap paling sempurna dalam kepemilikan karater ini.

Sementara TMCBlog yakin secara data penampilan Pedro Acosta dua seri, di Lusail-Qatar dan Algarve-Portimao sepertinya banyak memberikan insight insight baru yang membuat Brad Binder dan Jack Miller terngaga-nganga bahwa ternyata ada cara baru yang walaupun mungkin agak ekstrim namun berhasil membawa RC16 mengeluarkan sisi beast lain dari mesin ini. Ini lah yang mungkin malah bisa memberikan Marc Marquez kesenangan balapan di masa mendatang.

Memang benar masih terlalu dini untuk memasukan nama Pedro Acosta sebagai list Superstar MotoGP yang konon memang hadir dalam kurun waktu 1 dekade-an sekali (Valentino Rossi ke Marc Marquez), namun dari dua seri yang hadir di awal musim 2024 ternyata motor MotoGP modern itu masih bisa dikendalikan secara over-ride seperti yang dilakukan Pedro Acosta.

Dan ini jelas buat TMCBlog sendiri membuncahkan sebuah harapan (hope) tersendiri bahwa MotoGP ke depannya punya potensi tidak akan seperti balapan robot dimana pembalap hanya berusaha kuat bisa cepat dengan melakukan teknik text book mengikuti berbagai SOP SOP pengendalian motor dan semua ini hadir via calon Superstar ini – Acosta. Jangan khawatir, boleh banget untuk tidak setuju koq. Just my two cents!

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

46 COMMENTS

  1. Menarik melihat fakta bahwa dua Superstar per satu dekade ini tampil epik dengan motor hasil pengembangan The Little Samurai yang bahkan belum pernah icip icip nempelin plakat Champion Tower MotoGP.

    2013 si super talent – Marc Marquez – bisa langsung podium dengan RC213V di Lusail. Sedang di 2024 Pedro Acosta tampil memukau di seri perdana Lusail dan seri 2 Algarve bisa fight sampe akhirnya dapet podium bersama RC16.

    #ThankYouDani Awokwokwok 😀

  2. secara teknis mungkin RC16 lebih sesuai dengan gaya balap Marc.. tp nanti ketika adaptasi dengan desmo udah di level lanjut dan sgt bisa bersaing dgn tim pabrikan lalu mesti menyesuaikan diri lg dgn RC16.. tp kalo cuma setahun mungkin gak akan mengakar ya muscle memorynya dibanding 11 thn nunggang motor yg sama.. tp berdasarkan jejak rekam si mbah kakung makin tua akan makin sulit beradaptasi..
    ah yo wis, ini baru awal musim udah rame silly season..

  3. Mungkin krn ktm lbh kuat di front end.. kemungkinan ke dpn’y lbh cocok utk marc, terlebih di ducati lbh byk intrik dan kaku di Managemen’y.. kayanya bisa jadi dia pertimbangan opsi pindah ke ktm, apalagi mo tim pabrikan atau satelit pasti dpt motor pabrikan

  4. ducati sekarang mungkin mirip honda diawal era motogp, yg lebih mengunggulkan motornya dibanding skill pembalap

  5. Yup dan ntah kenapa saya lebih setuju Marc pindah ke KTM meskipun tentu harus ada lagi yg dikorbankan oleh KTM demi sear Marc, kan seru juga old talent vs new talent battle menggunakan senjata yg sama,

  6. Ada benarnya pandangan yg menyatakan bahwa KTM/ GasGas RC16 lebih ke arah motor para pembalap, sementara Ducati Desmosedici lebih ke arah motor para insinyur.

    Untuk MM93, serangkaian test pra musim di Valencia, Sepang dan Qatar serta hasil balapan di seri pembuka Qatar dan Portimao 2024 sudah menunjukkan bahwa meski usia sudah kepala 3 dan habis cedera panjang, skill MM93 masih bisa diandalkan dan levelnya masih di atas rata-rata.

    Terbukti bahwa MM93 adalah penunggang motor Ducati 2023 tercepat, bahkan masih lebih cepat dari Pecco, Bastianini dan Martin saat mereka naik motor Ducati 2023 di sirkuit yg sama di musim lalu.
    Pandangan Cal Crutchlow yg sarkas tahun lalu itu hanya berlaku untuk motor Ducati 2023 dan 2022.

  7. Setuju wak haji, pandangan yang bernas.

    Saya malah merasa, cepat atau lambat, dominasi ducati akan ditumbangkan. Motogp saat ini terasa sangat tidak fair, karena terlalu banyak motor ducati di lintasan.

  8. Setuju wak..ga di pungkiri bahwa skill dari markes jempolan..terlihat ketika bawa gp 23 yang baru kemarin sore tapi sudah bisa bejaban di barisan depan..cuma saya liatnya agak aneh aja cara si markes bawa motornya ga se luwes dulu..dulu pas bawa motor hadno yang kuat di front-end sangat sangat luwes.

  9. Saya sih setuju kalk marc ke KTM aja, tapi apa iya gak malu. Minimal juara seri lah, sukur sukur tittle contender di akhir season

  10. Tepat.
    Namun kultur kekeluargaan yg kuat di Gresini mungkin akan membuat Marc sulit utk pindah tahun depan, kecuali ttp Ducati.
    Dan mungkin KTM melihat peluang menjadikan Gresini KTM disini…

  11. 1, boleh juga
    2, marc rokiee GP23 ngentutin user gp23 lainnya
    3, sampai dengan 2019 dan awal 2020 cocok cocok aja marc sama rcv. Fisiknya lagi gk bersahabat, disaat marc absen lama pabrikan lain improve. Sedangkan HRC perubahannya malah ke arah yg salah. Dan ketika balik rcv udh gk mampu lagi di push marc.

  12. Maka, jika konon “era” Siklus tiap 1 dasawarsa itu terjadi, maka markues sdh habis masa juara dunia nya& akan digantikan akosta,

  13. Opini saya agak lain wak.
    Pabrikan ngeropah di motogp dan wsbk sebetulnya senjatanya udah bagus semua.
    Tinggal menemukan joki yang tepat, bertalenta, dan bermental juara saza.

    Katemi sudah menemukan Akusno
    BMW sudah menemukan Ketoprak
    Tinggal Aprilio nih. Martil kah?

    Time will tell lagh.

  14. Setidaknya harusnya ada lah duel acosta vs marc seperti duel marc vs rossi dulu, jadi motogp bisa seru lagi seperti dulu. Kalo dari segi usia sih marc masih cukup muda hanya saja pernah cidera parah (ulah diri sendiri sih) ± 3 tahun baru pulih.

  15. kayaknya emg karakter motor ktm sperti itu.. binder, bahkan miller pun bbrapa kali pake rear wheel steering saat di tikungan.. kesannya enak buat agresif..

  16. ducati pokoknya motor pas belokan ya mulus jangan slide2 jangan goyang2, sesuai racing line,,
    klo KTM msih bisa diajak goyang, slide2 , diluar racing line aja masih aman aja klo skillnya masuk,,
    acosta parah si kemaren, pas abis salip pecco trus disalip lg,,, lagi belokan masih sempet2 nya rem keras di front end,,, kacau klo ducati yakin dah ndlosor itu

  17. Melihat fenomenalnya Acosta dan loyalnya Binder di KTM memang terlihat agak sulit melihat Marc bawa rc16, bagaimana kalau Gresini yg menyediakan slot KTM buat Marc, seperti ambisi petinggi KTM yg ingin menambah tim satelit

  18. Ada yg diluar nalar – dengan menurunnya ekonomi Jepang (contoh Toshiba yg Innalillahi) apakah kemungkinan moto GP juga begitu Yamaha dan Honda berakhir di tahun 2026 jadi konsesi saat ini hanya mengumpulkan masalah teknis dan mengembangkan untuk divisi lain selali moto GP dan wsbk
    Seperti saat di F1 Toyota dan Honda tidak lgi berlanjut dengan mesin utama dan tim

    Menarik untuk disimak

    Seperti terkena bom atom kembali dari sekutu
    Jepang saat ini

  19. Udh Om Akang bilang, Marquez lebih klop ama motor hasil inputan Pedrosa #thankyoudani ato bahasa kerennya motor yg Danisentric, bukan DesmoGP series yg flowing ban napak aspal terus bahkan ironisnya kaga cocok jg ama RC213V hasil inputan Marquez sendiri. Cuma sayangnya semua tim KTM kontraknya langsung pabrikan, kaga ada tim independen yg joknya bisa dibeli kaya Ducati (dulu Honda jg ada seh waktu Abraham, Rabat ama Lutfi di Cardoin AB ama MVDS). Udh gitu KTM selalu overload talent. Tapi berangan2 Marquez naek RC16 dan kembali naek motor Danisentric udh cukup menghibur sih buat fansnya

  20. Jiwa Marc adalah tukang eksplor limit, sedangkan limitasi ducati sudah ditentukan sama insinyurnya, mirip yamaha M1, yang sampe rossi bilang “motor gw gak bisa digituin”

    Ya pasti lah marc kepikiran pengen icip-icip punya sebelah, apalagi dia pernah ngomong “Dan, tolong bangun motor yang oke, entar gw nyusul ke situ”

  21. Mungkin ducati juga begitu, efek pada era desmo menapaki jalan to the moon, calon pembalap bertalenta yang jiwanya bisa main agresif/lincah/semacam stoner, mm, di market sangat susah dicari. Ditambah lagi kemarin yang skill developmentnya bagus ngasi inputan ya paduka hohe, yang jiwa balapannya lebih ke arah rapih daripada sruntulan

    Jadi mau gamau yang nentuin sifat saat ini, ya menurut ducati, mau gamau ya insinyur. Biar ada patokan jelas buat para rider rider ini belajar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version