Home MotoGP Summer Break MotoGP 2024, Honda dan Yamaha Masih Peringkat Konsesi D

Summer Break MotoGP 2024, Honda dan Yamaha Masih Peringkat Konsesi D

24

TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui MotoGP mulai musim 2024 ini menganut sistem regulasi konsesi baru yang dihitung/dievaluasi kembali setiap setengah musim. Sistem konsesi baru ini mendistribusikan berbagai fasilitas teknis berdasarkan perhitungan persentase poin konstruktor maksimum per-setengah tahun yang diperoleh setiap pabrikan dengan perhitungan mundur selama 12 bulan. Jadi misalnya perhitungan konsesi pada Summer Break Juli 2024 ini menggunakan poin konstruktor 12 blan yang dihitung mulai Juli 2023.

Lalu persentase tersebut diubah menjadi peringkat/kelas A ~ D, sebagai berikut:

  • Rangking A >=85%
  • Rangking B >= 60% < 85%
  • Rangking C >= 35% < 60%
  • Rangking D < 35%

Menghitung ulang dari jeda musim panas tahun 2023 hingga jeda musim panas 2024 ini,  Ducati telah meningkatkan persentase poin konstruktor maksimum dari 95% menjadi 96% sehingga Ducati tetap berada di rangking A dengan segala pembatasannya.

Dibandingkan perhitungan awal 2024, pabrikan KTM secara umum turun 1% hingga 50%, sehingga KTM tetap berada di Kelas C. Aprilia berada di perhitungan persentase 50% namun sudah membaik dibandingkan perhitungan awal musim 2025 dengan kenaikan sebesar 5%. Sementara Yamaha dan Honda tetap berada di kelas D karena masih dibawah 35%.

So, secara umum pasca perhitungan summer break 2024 ini, kelima pabrikan tetap berada dalam kelompok konsesi yang sama seperti perhitungan di awal tahun 2024, yang berarti tidak akan ada perubahan pada peringkat mereka sampai akhir Kejuaraan Dunia 2024 dimana setelah itu akan ada perhitungan ulang konsesi kembali. – @tmcblog

24 COMMENTS

  1. Padahal pembalapnya grade A semua, tp memang hadno dalam masa2 kelam. Jalan satu2nya Keknya memang puig yg harus diganti, karena jabatan itu sangat berpengaruh sekali layaknya rivola di aprilia

  2. Imho, Mungkin juga strategi. Supaya pengembangan bisa maksimal sampai akhir musim.
    Nyobain part ini itu, ketika test positif, ketika race tidak dipakai. Mau nge gas juga mustahil seperti membalikkan telapak tangan.

    • Kyaknya point 2 ini, yang harus diberikak ke jepang nih, ya minimal ecu lah kasih inhouse kembali.
      Pengen tau seberapa pesat kedua pabrikan ini kalo dengan ecu inhouse,dengan europe sejauh ini.

  3. Kalau udah gagal tahunan kenapa masih dipakai basis pengembangannya si Pol, keliatan udah hilang arah Honda. Kalau mau niru Ducati semua bisa pakai, harus punya pembalap acuan yg bener2 bagus kaya Pedrosa di KTM, Dovi di Ducati sementara Honda belum ada

    • [opini]
      ga yakin gue biarkata Pedrosa masih di honhon
      problem mereka di designer (terutama winglet) & engineer
      itulah kenapa dulu Marc “minta” Gigi dikontrak ama honhon, karna ga bisa ya dia yg akhirnya pindah ketimbang nunggu perkembangan yang pelan dan ga pasti bahkan setelah dpt konsesi, keburu tua & pensiun dini entar.

      katemi dgn bantuan Pedrosa aja masih jadi medioker & kewalahan, Jago dilurusan tapi stress berat di tikungan panjang
      padahal mereka juga udah dipersenjatai seorang bernama Acosta. Acosta malah ikutan jadi memble beberapa race belakangan

      Sementara Duc ama April tanpa test rider selevel Pedrosa juga masih lebih baik dari katemi, ya itu karena Duc punya Gigi, April punya Rivola (dan Dovi rasa2nya udah bukan rider acuan lagi)

  4. Input pembalap hondha ke tim tekniknya pake bahasa isyarat jd kadang nyambung kadang kagak makanya jakasembung 😅

  5. Kurang sat set paling, coba ke sirkuit bawa printer 3d, gitu ada perubahan langsung cetak tempel trs gaaasss, lihat hasilnya
    gk usah nunggu dari jepun barangnya, ato gk nyewa jasa ahli repair body di solo pasar klithikan, jagonya bikin aero dalam hitungan jam…. hehehee

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version