TMCBlog.com – Sobat sekalian, via situs olahraga Italia Corriere dello Sport Race Manager Aprilia-Gresini Team Romano Albesiano mengungkapkan beberapa fakta mengenai misi Aprilia di musim kompetisi MotoGP 2018. Mengingat umur Aprilia RS-GP yang bisa dibilang baru ketimbang kompetitornya, Albesiano percaya bahwa saat ini Aprilia telah berada pada level yang baik namun dirasa masih belum cukup untuk bersaing, pun demikian pabrikan asal Noale itu telah mempersiapkan paket mesin (full bike) terbaru untuk meramaikan persaingan papan tengah kelas MotoGP 2018. Reveal di Sepang Test?
“Kami percaya bahwa kami telah memiliki ‘kartu’ untuk dimainkan musim ini. Jangan berharap kami akan memiliki motor yang revolusioner, melainkan hanya sebuah evolusi dari motor sebelumnya, kami tidak mengubah apapun secara besar-besaran.” ungkap Albesiano dalam bahasa Italia di situs Corriere dello Sport tersebut.
Logikanya, mengingat Aprilia RS-GP merupakan motor yang terbilang muda artinya masih banyak ruang/area yang signifikan untuk perbaikan dan pengembangan. Tidak berarti bahwa Aprilia telah menyelesaikan beberapa area pengembangan pada RS-GP.
“Praktis tidak ada bagian yang sama dengan versi 2017 , sektor mesin, sistem pendinginan, sasis utama/main frame, lengan ayun dari serat karbon, bahkan pada sisi aerodinamika telah kami revisi menjelang perubahan yang lebih menyeluruh yang sedang kita kerjakan. Kami berfokus pada semua aspek, menggunakan banyak gagasan yang kami kembangkan selama musim kompetisi 2017.
Kita harus menunggu beberapa hari lagi sebelum melihatnya turun ke trek pada tes Sepang, tanggal 28 sampai 30 Januari 2018. Tujuannya, tentu saja, memulai performa yang solid yang sudah terlihat menjelang berakhirnya musim 2017 ketika Aprilia mulai membaik.”
Mengukur dari perkembangan Ducati yang cukup pesat selama 3 tahun terakhir ini, dari motor kencang namun masih underdog, menjadi sebuah mesin mematikan yang berhasil masuk ke dalam perebutan gelar juara dunia, Aprilia sesama pabrikan Italia sering disandingkan perihal performa serta sumber daya baik dari sisi keuangan dan sektor SDM. Romano Albesiano menjawab secara diplomatis mengenai pesaing terdekatnya dari pabrikan Eropa dan juga pabrikan Jepang, “Saya menginginkan pengalaman mereka, kami baru berusia tiga tahun di MotoGP. Saya tidak ingin mengambil desain/teknis komponen motor mereka sama sekali untuk mencapai puncak performa, Anda perlu mempelajari hal-hal dengan cara yang sulit, penting untuk memiliki waktu untuk team bisa tumbuh berkembang.”
Nah bicara soal teknis motor baru kan sudah, dimana akan ada beberapa update fitur teknologi pada RS-GP versi 2018 pada winter test Sepang akhir bulan ini. Mengenai pembalap Aprilia yang mana tahun ini menggaet Scott Redding menggantikan Sam Lowes yang performanya jauh dari target di tahun 2017. “Aleix merupakan pembalap yang sangat penting bagi kami. Dia membantu kami membuat langkah pengembangan terakhir. Sedangkan untuk Redding, dia memiliki potensi besar dan kami yakin ia akan bisa menunjukkannya dengan kami, seperti yang dia lakukan di Moto2.” komentar Albesiano.
Tahun lalu, Aprilia sudah mencoba mendekati seorang Danilo Petrucci, meski negosiasi pada akhirnya bisa disebut gagal. Albesiano nampaknya tidak terlalu tertarik untuk mengejar kontrak dari para pembalap teratas, terlepas dari kenyataannya bahwa semua manajer/pemimpin dalam team maupun pabrikan punya mimpi menggunakan jasa pembalap top untuk motor mereka. Tapi Albesiano menampik bahwa untuk saat ini Aprilia mengincar pembalap-pembalap top untuk bekerja dengan mereka, fokus pengembangan motor agar tampil kompetitif dan sanggup bersaing di papan atas menjadi satu-satunya misi yang harus dicapai dan diselesaikan sesegera mungkin. “Pertama-tama saya adalah seorang direktur teknik ketimbang direktur bagian sport, jadi saya berpikir untuk membuat perbedaan dari sudut pandang Saya. Impian Aprilia yang sebenarnya adalah memiliki motor yang kompetitif, karena hal itulah yang sangat mendasar. Saya punya beberapa mimpi, tapi saya tidak ingin membicarakannya untuk saat ini.” katanya, seperti menghindari pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
“Kurasa Marc mungkin akan memenangkan beberapa balapan dengan pabrikan apa pun, tapi itu hanya tebakan saya pribadi. Seorang rider bisa mengendarai motor apapun dan berusaha di atasnya dengan hasil yang baik ataupun kurang baik. Tapi Marquez selalu ada di daftar keinginan siapa pun, tidak ada yang bisa menyangkalnya.” sebutnya.
Seperti apa bentuk motornya? TMCBlog sendiri belum ada infonya sob, ini artinya harus menunggu pintu garasi paddock Sepang dibuka pagi hari di tanggal 28 Februari nanti nih. Hehehee..
Nugi TMCblog
Antara fokus dan realistis
Wah pertamax.
Borong
Aleix espargaro pembalap top,, kalo dikasih motor yang bagus oleh aprilia pasti bisa bersaing di 7 atau 8 besar (terbukti di suzuki dulu bisa),, tapi karena banyaknya permasalahan teknis motor rs-gp mulai dari seringnya mesin mledug dan seringnya motor jatuh jika digeber maksimal menyebabkan Aleix hanya finish posisi 15 akhir klasemen 2017.
Go Aprilia.
Go
balik ke inline 3 dong,biar out of the box
eh klo di MotoGP pake silinder kurang dari 4 silinder, cc nya boleh offside melebihi 1000 cc nggak ya ngimbangi powernya,atau udah mutlak nggak boleh melebihi 1000cc jadi nggak ada yg bereksperimen diluar 4 silinder
gak boleh mas. dan kalau boleh juga mana mau pabrikan. lha wong bore piston dibatasi 81 mm. stroke nya jadi panjang. efeknya RPM rendah. karana gampang mentok piston speed. maunya malah lebih dari 4 silinder. macam rc211v 5 silinder.
nahhh bukannya aprilia sekarang lagi negosiasi sama petrucci nih ? petrucci terang”an 2019 mau pindah dari pramac dan ingin ke aprilia. kira” siapa yg bakal diganti nih ? redding kah ?
saya menarik melihat perkembangan pabrikan baru macem ktm dan aprilia.
cuma 1 sih yang bikin penasaran, seberapa efektif peraturan dorna tentang peraturan single ecu dan software buat pabrikan baru. tujuan utamanya kan biar semua kompetitif tp butuh berapa lama biar mereka kompetitif ?
mengingat pabrikan sekelas yamaha, honda dan suzuki aja sangat kesulitan sama itu ECU. ketika mereka salah pilih mesin, mereka juga mentok di ECU nya.
jadi kelihatan mana pabrikan yang dirugikan dan *sangat diuntungkan* dengan single ecu dan software magneti marelli.
idealnya adalah ecu+software mengikuti fisik motor, karena kita membuat motor dulu balu dibuatlah ecu+software nya guna mengendalikan motor sehingga nanti yang berubah adalah updating ecu+software nya bukan motor, jadi jika sudah ditetapkan ecu+software tunggal sehingga pabrikan harus membuat motor mengacu ecu+software yang sudah ada artinya jika motor yang dibangun tidak kompatible dengan ecu+software mereka harus mulai lagi dari nol, dan ini sangat susah bagi pabrikan baru yang ingin ke moto gp cz sekelas Honda dan Yamaha aja pusing apalgi yang lainnya.
dan ini menjadi salah satu alasan kawasaki enggan comeback ke moto gp karena dengan ecu+software tunggal akan mengurangi ruang gerak dalam membangun dan mengembangkan motor.
CMIIW
nah makanya saya penasaran bro andre, butuh berapa lama sih para pabrikan yg baru ikut buat beradaptasi dan kompetitif sama itu peraturan single ecu dan software. pabrikan sekelas yamaha dan honda aja sangat kesulitan dan yang sangat diuntungkan itu ducati. selain sudah lebih dulu memakainya dan cepat beradaptasi sama magneti marelli.
makanya saya kurang setuju sama itu peraturan, karena dari awal sudah tau arahnya pabrikan mana yang paling diuntungkan dengan peraturan ini.
lebih setuju ecu diopen tapi dengan batasan batasan, sehingga pabrikan bisa mengembangkannya sendiri namun masih dalam koridor tertentu agar tidak terjadi ketimpangan satu dengan yang lain.
ya suruh aja copot masing2 tuh swing arm cuma boleh dipake Yamaha,ssg Honda,pneumatic Valve Aprilia sesuai yg perkenalin pertama kali di motogp,ente kan punya “wewe-nang” sebagai race director sekaligus tangan kanan carmelo Ezpelata ??
@Ankoni: klo dah gitu pabrikan sembahan jimoo bakal makin yungsep cz hampir semua fitur moto gp yang pertama bukan ada di yamaha mulai SSG, torductor (torque sensor di istilah yamaha), pneumatic valve
Tp ingatlah lap time pembalap top dg medioker bisa beda 0.2 detik per lapnya. Jadi kl race bisa segitu mending cari pembalap top biar bisa podium