Monday, 25 November 2024

Brand Pirelli Bersama Astra Otoparts Jadi Ban Resmi Motoprix 2018

TMCBlog.com – Bertempat di F(x) Mall Senayan siang hari tadi, PT. Astra Otoparts selaku distributor tunggal ban Pirelli di Indonesia mulai tahun ini berani terjun ke Motoprix dengan produk terhandalnya Pirelli Diablo Rosso Corsa II. Pirelli yakin dengan kualitas produknya karena pihaknya sudah mengetahui apa saja yang dibutuhkan sebuah ban untuk ajang balap lewat riset yang panjang, menyeluruh dan detil tentang apa saja yang dibutuhkan oleh pembalap di tanah air dalam menghadapi kompetisi balap motor underbone baik di trek permanen dan non-permanen. Astra Otoparts sebagai partner, mengajak Pirelli masuk ke ranah kompetisi lokal tanah air, so tidak hanya juara di dunia internasional namun bisa juga bersaing dan diharapkan bisa menjadi ban yang mengantar pembalap jadi juara di kompetisi nasional Indonesia..
Team PT. Astra Otoparts & PT. Evoluzione Tyre

Sebagai salah satu merek ban di dunia balap, Pirelli sampai saat ini masih menjadi supplier tunggal WSBK sejak 2004 silam dan setelah 15 tahun pengalaman di berbagai arena balap, Pirelli memutuskan hadir mendukung ajang kejuaraan nasional Motoprix 2018 melalui Diablo Rosso Corsa II. Meskipun dibuat di Indonesia, yakni di plant pabrik di daerah Subang, namun bisa dipastikan racikan ban nya tetap original recipe dari Italia, khas teknologi dari Pirelli yang dibawa ke Indonesia. Sehingga menjadikan ban ini berbeda dengan kompetitornya yang sama-sama bersaing di balap motor underbone.
Menurut bapak Yusan Kristian, Direktur PT. Astra Otoparts, “Tidak hanya mengikuti ajang balapan internasional, kali ini Pirelli juga hadir untuk mendukung dan meramaikan ajang balapan tanah air. Tentunya dengan produk baru ini, berbagai potensi para pembalap muda kita dapa dimaksimalkan dengan memberikan pilihan baru dalam memilih ban untuk balap.”
Marco Elli – Rafid Poppy – Alessandro
President Director PT Evoluzione Tyre, Marco Elli sedikit mengungkapkan pada saat press-conf tadi siang, “Pirelli pertama kali hadir di tahun 2015 dan baru 2018 ini Pirelli hadirkan produk balap untuk Indonesia sebagai andil dalam memajukan balap motor Indonesia. Keputusan untuk join bersama Astra Otoparts untuk membangun pabrik di Asia Tenggara untuk memenuhi kebutuhan pasar ban sepeda motor di Asia tenggara. Dan Indonesia merupakan negara yg bisa dibilang dengan populasi sepeda motor terbanyak di dunia merupakan market yang baik untuk Pirelli.”
Dalam hal mengeluarkan sebuah produk, Pirelli tidak hanya melihat banyaknya populasi sepeda motor, namun juga melakukan riset panjang atas seperti apa kebutuhan konsumen motor di Indonesia. Dan Pirelli bangga bisa menjadi bagian dari balap motor Indonesia, juga dengan masuknya Pirelli yg didistribusikan oleh Astra Otoparts, Pirelli mengharapkan bisa menjadi benchmark dalam hal ban balap motor Indonesia. Dengan berbekal banyak pengalaman dan hasil penelitian selama bertahun-tahun, Pirelli menggabungkan teknologi terbaik arena balap dan juga jalanan untuk menghasilkan Diablo Rosso Corsa II terbaru yang untuk saat ini hadir dalam satu varian dan juga satu ukuran yakni 90/80-17.
Dalam sesi tanya jawab tadi siang, pak Yusak menjawab soal target Pirelli yaitu Pirelli tidak hanya sekedar hadir untuk sebatas berbisnis, namun bisa mensupply penuh ban berteknologi khusus balap untuk partner/tim balap di Indonesia. Saat ini memang belum menargetkan dalam memenuhi market ban balap di Indonesia yang cukup besar demand nya.
Ketika ditanya soal kompon dari ban ini, Alessandro selaku engineer Pirelli yang memiliki andil dalam mendesign banyak varian Pirelli berkata; “Soal kompon ban jujur saja kami harus berhati-hati jangan sampai membuka rahasia dapur. Hahaha.. Diablo Rosso Corsa II adalah ban produksi paling baru dari Pirelli yang masih satu keluarga dari Pirelli Corsa series. Jadi untuk kompon ban nya memang merupakan kompon paling sempurna hasil dari 15 tahun development atas Corsa family di dunia balap internasional. Tim R&D global milik Pirelli harus khusus datang dari Italia ke Indonesia untuk develope ban ini. Namun ketika ditanya seperti apa komponnya? Saya bisa jawab, kompon Corsa II similar dengan Supercorsa untuk motor sport 300/250 cc.
Jupiter Z1 dengan ban Pirelli Diablo Rosso Corsa II
Soal harga ban nya sendiri, pak Rio Sanggau yang menjabat sebagai Chief Executive marketing Astra Otoparts mengonfirmasi bahwa HET dari Diablo Rosso Corsa II adalah Rp. 550,000. Dan tidak perlu khawatir karena ban ini bisa dipakai unutk dua kondisi balap, yakni wet race dan tentu dry race, jadi tidak perlu beli dua set ban berbeda untuk satu motor.
Nugi TMCBlog

43 COMMENTS

    • wahh yg ini malah muncul.
      wak haji/bro nugie ko saya komen pake user name saya yg kucing gak muncul” komennya.
      tp pake user name yg ini langsung muncul, padahal saya gak komen rusuh atau macem” loh lebih sering kepada diskusi.

  1. perasaan head silinder jupiter z maupun jupiter z1 gak kyak poto d atas deh, head silinder jupiter z dan z1 mulus kyak revo 110 series, lha ini mlah kyak f1zr banyak sirip2 nya,…90% udah prototipe nih motor

    • Teliti jg ente.. betulll.. ya namanya jg balap ya gini ini.. g heran kelas atasnya jg jawara semua.. giliran prototype vs prototype, keokk deh yim yim..
      Tp ini jauh lbh baik drpd produk2 massal skr serba downgrade semua dah.. (ulasan salah satunya by bro komeng)

    • Bukan head cylinder tuh tapi kisi2 oil cooler. Coba liat foto diatas ada nepel sama slang keluar. Keliatan head karena ketutup sayap samping n masangnya tepat didepan head

    • slah satu minus poin d perbolehkan nya suatu motor d oprek sampai limit(sampai bisa ganti head silinder non oem) suatu motor produksi massal untuk keperluan balap adlah motor versi maspro ny d buat seadanya(hanya bagian atau part tertentuny saja yg dbuat baguss),..
      bukan rahasia lagi kalau z dan z1 ini rajany balap pasar senggol, tapi bukan rahasia juga klau versi masspro z dan z1 itu “penyakitan”, mulai dari gampang batuk2, homesteer sekali kena susah d normalkan sekalipun d ganti yg orisinil, aplgi klau udah sempat ganti piston atau klep(bongkar silinder)

    • ini motor sentilan dari blade injeksi benny djati utomo. yang waktu itu berhasil mematahkan mitos motor injeksi itu susah dibuat kenceng dan hasilnya jokinya denny triyugo berhasil membuat si blade ditakutin lawan.
      dan yamaha panas karena risetan mekanik lokal belom ada yg kenceng risetan injeksinya akhirnya pihak jepang disuruh turun tangan dan dikirim mekanik” sini dan beberapa pembalap kalo gak salah rey sama sudharmono.
      setelah motor ini jadi, baru dah ini motor dijadikan basis risetan mekanik balap injeksi yamaha.
      motor kontroversial kan waktu itu pake part” prototype. kopling kering, footstep underbonenya aja dari moge yamaha, kalipernya full brembo gp. padahal seberapa kenceng sih underbone 125 harus pake kaliper brembo gp segala wkwkwkwk.

    • Kalian itu terlalu jauh berfikir.

      Gini aja deh, apa di dalam balapan ini boleh merubah Bore x Stroke mesin?

      Pertanyaannya, dengan mesin Over Stroke spesifikasi Z1 kenapa biaa lari kencang.

      Coba di telaah lagi rumus Newton 2 ya, panjang piston itu ada rumusnya juga. So jangan kaget kalau mesin LC4V Yamaha bisa high rev lebih dari DOHC Over Bore milik Honda.

    • Pasti jawaban dari kalian “Mongsor iku musti Honda” ……wkwkwkwkwkw

      Keliatan pinter, panjang komen. tapi buka baud aja masih slack….xixixixixi

      Mong stor iku musti honda….?

    • Monggo yang Jawab sekalian Engineer AHM deh.

      Pertanyaan ini bersangkutan juga dengan kenapa mesin Honda sudah maksimal di produksi pabrikan dan yamaha belum seperti. 110cc vs 125cc.

      Silahkan pertaruhkan HARGA DIRI MU….

      Semoga Rakyat Indonesia pinter. Wkwkwkwkwkwk

    • Mas_Wisnu ini speedlover sepertinya, pengendara LC4V yamaha,, oke, LC4V bisa digeber high-rev di balap capung, pertanyaannya part2 pendukungnya juga harus kelas wahid, camshaft, klep dll,
      Kalo diaplikasikan ke harian ea bisa buat beli moge,,

      Ingat Bung, Banyakan FBH itu gag se naif yg ente kira,, mereka suka merek Honda karena passionny,,
      Keunggulan Yamaha saat ini cuman di cat yg lebih tebal, soal desain motor 11-12 lah,
      Malah orang jadi FBY banyak yg karena faktor Rossi,
      Yg tau Yamaha juara balap pasar senggol hanya sebagian kecil saja,,
      Itu pun dulu,

      eeeekkkkeeeekkkk

    • Wew engga bapak alex, motor harian saya aja BeAT esp. LoL

      Cuma kalau untuk balap ya memang bagus Yamaha, saya pake Z1 di kelas Underbone sama MX King di Kelas 150. Ini pakai teori orang awam, kata mekanik/ bengkel kampung daging Yamaha itu lebih tebel. Mau di oaoas segimana juga oke. Nah itu jawabannya…hehehehehe

    • Speed lover broo.. tp tetep yg garap mekanik jg, hehehe

      Sebenere yg dimaksud tebel itu head, blok dan baut tusuk satenya punya space lebar bro.. itu ciri khas yamaho, mio piston 50mm aja bisa nenggak piston skorpio oversize sak karepmu (ente nemu os terbesarpun masih dicaplok) tanpa perlu geser tusuk sate alias cukup gedein krengkes. Nah lain crita sm honda nih, serba light n tipiss semua krn ane jg memahami knp dibuat gini, krn dgn spek kek gini aja udah cukup, saving cost, dan dibuat optimal jg (meski 2 klep, tp kbykn udah pake rra, per klep jg kenyel empuk tp mumpuni utk sampe 10.000rpm aja ya, gak lebi, khususnya bebek, kalo sport yg rpm diatas. Itu laen lg, pasti paham, itu jg knp lost powernya lbh kecil dr merk sebelah. oke skip) kecuali karisma 125, supra x 125 yg dr sononya jg lebar n tebel. Blade jg oke (dr orok bahkan pake cdi/ecu dual band). Tapiii, ya gitulah efek dominonya pas dibawa buat kompetisi, kerepotaann.. contoh gmpg kelas capung matic. beat aja 50mm std cuma bs pake 58.5mm, 59mm aja udah tipiss bgt linernya yg mentok 61.5mm diameter luarnya. Mentok sm tusuk sate masbro. Tapi sekali lg. Spek 58×55 mm beat vs 58x58mm mio, masih jauuhhh lbh kenceng beat masbro. Makanya drag kelas 155cc aja dikuasai beat semua. Wajar krn potensi mio bkn disini. Pas bicara kelas pistonxstoke gede, nah disinilah ymha bs bicara.. metik honhin g ada apa2nya, why? Kalah spek jg krn kterbatasan space yg dikasih default mesin.. suzuki jg oke dlm hal ini, tp yo ngunu rek sek kalah sip sm yimyim terkait part stock dan racingnya (selain dr sononya jg mahalan). Ya pada intinya semua ada kelebihan dan kekuranganny. Ini baru omongin kelas matic. Gmn kelas bebek? Lbh byk lagi dan lagi2 yg brbicara ya yimyim.. soal balapan resmi pngetahuan ane krg byk referensi (jarang baca koran jg hehe). Mgkn bawah ane lbh paham yg sering jawara selain yg ane sebutin diatas.

    • kualitas semakin meningkat itu hanya gimmick marketing, fakta d lapangan adlh harga semakin meningkat tpi kualitas semakin menurun, bukan untuk motor saja, ban, piringan cakram, oli dll juga demikian,….

    • Hehe..
      Bahkan sekelas susukai aja jg sama aja tuh. Liat aja kelas 150cc aja dikasih radiator sgede gaban, udah kek kelaz 250cc aja. Jgn bangga dikasi segede itu, artinya apa? Ya jelas butuh pndinginan ekstra masbro. Lah fu karbu aja jg bisa 13.000rpm (pake cdi thai), cuma oil cooler pada main selembaran (udah jelas naik rk nya) biasa aja tuh gk ngejim jg gak knp2. Malah pada mainan kompresi tinggi tp msh awet. Tp kalo g gini gbs kasih harga bagus lah ya.. apalagi aha ehem jg nih sentil jg bro.. yim yim jg desainnya aneh2 aja makin kesini (selera sih tp mayoritas liat dr penjualan turun terus porsinya, tanda desain krg diminati, lah pdhl fitur bejibun masbroo, mesin jg kencang, vva jg dikasih, g kurang2, tp penyerapan dilapangan gmn?)

  2. Memang mau cornering dimana? Jalan sudah sesak.cornering perlu jalan sepi kita kecepatan tinggi mo. Naik meong aja berlagu cornering!!

  3. saya malah malah males komen komen.
    daritadi komen gak muncul” dites beberapa kali cuma 1 doank. padahal komen saya tidak ada keributan atau rusuh lebih kepada diskusi tukar pendapat.
    tapi kenapa sering gak lolos yak ?
    gak cuma nickname ini doank sih. yg 1 lagi juga sama.
    hhhhmmmmm

    • saya juga sering gitu bro khususny klau isi komen saya pnjang, 2x coba pasti gagal …
      mungkin bukan d sengaja wal hji kli(bukan d moderasi) melainkan ada gangguan lain,..

    • Emang komen panjang hampir pasti gak muncul, kalo masih beruntung masuk moderasi dulu. Tapi berdasar pengalaman, ada kata2 tertentu kalo tertulis di komen pasti masuk moderasi. Mungkin emang udah disetting kata2 itu kalo ada yg tulis masuk jaring dulu. Yang heran justru komentar2 gak bermutu gampang lolosnya, asal pendek aja kalimatnya

    • makanya nih saya sih komen pake hp jadi sebelom dikirim saya copy dulu, bilamana gagal jadi saya kirim lagi. biasanya mah bisa tp td pagi tumben kirim berkali kali gagal. padahal asik bisa diskusi satu sama lain ngasih penjelasan dapet ilmu juga cuma rada males juga kalo udah komen eh gak muncul” juga. ini saya pake email asli loh, kadang saya iseng pake email palsu jajal ngerusu eh malah tembus nongol itu komen.

    • Betul. Sampe2 ane kebiasaan jg saking seringnya kali ya, mesti ane copas dlu, takut2 kalo klik posting ehh gagal. Atit masbro wkwkwk #malahcurcol

  4. Keren nih IMI, dulu sengaja bikin regulasi harus pakai ban merk Indonesia dan ban resmi waktu itu FDR yang komponnya gak jauh beda sama ban harian, setelah 2 tahunan FDR mulai bagus, ganti supplier ke IRC yang awalnya cuma ganti alur Battlax buat Razzo seriesnya dan langsung disukai sama pembalap. Kemudian ganti lagi ke Corsa, ceritanya mirip FDR awal jadi supplier ban. Kemudian aturan ban mulai terbuka, ban bebas asal masih merj Indonesia. Waktu itu alasan IMI karena ban balap mainstream kala itu (Battlax) harganya 2 sampai 3 kali lipat dibanding ban lokal, walaupun secara kualitas dan durabilitas memang masih lebih bagus dari lokal. Ehhhh mulai tahun ini justru “diwajibkan” pakai ban merk luar, terus kemana gembar gembor IMI memajukan industri tanah air (yang mana itu juga salah satu alasan aturan ban lokal)? Dan sekarang pembalap harus pakai ban setengah jutaan, yg cuma lebih murah 100ribu dari Battlax dan lebih mahal 200ribu dari ban lokal. R.I.P aturan ban lokal. So mulai sekarang, roadrace akaj kembali mahal seperti era sebelum aturan ban lokal berjalan. Jempol kebawah buat regulasi Motoprix tahun ini

    • tahun ini supplier resmi motoprix hanya irc dan pirelli. saat ini fdr lebih memilih sponsorin balap kejurda, fdr itu kalo gak salah astra grup juga yak sama kaya pirelli ini yang kerjasama bareng astra.
      kalo ngomongin harga memang soft coumpound fdr harganya lebih terjangkau dari 2 merk diatas. kecuali si razzo 400rb masih dapet, fdr mp76 dan 27 malah bisa 350rb-400rb per biji jauh lebih murah dari diablo corsa dan fasti yg 500an harganya.

    • FDR aslinya rebranding dari Federal, biar merk keangkat dikit. Kayak Aspira yang rebranding varian tertingginya jadi Premio. Nah kalau IRC awal munculin Razzo series asalnya adalah Battlax buatan lokal yang kemudian alurnya dirubah sedikit, karena walaupun IRC udah jadi merk lokal, tapi IRC masih kepanjangan tangan Bridgestone selaku produsen Battlax. Dan ngomong2 tahun ini udah resmi Pirelli jadi ban tunggal Motoprix. Yang jadi pertanyaan kemana komitmen IMI jaman keluarin aturan ban lokal 11 tahun lalu, masa tujuan mulia akhirnya terhenti hanya karena ada produsen asing gelontorin dana? Kalau buat pembalap ada subsidi sih oke, kayak jaman IRC kalau yang beli pembalap dapet potongan 25%. Nah kalau enggak? Sama aja mahalin balap lokal dong, pembalap lokal yang awalnya terbantu dengan aturan ban lokal belasan tahun lalu sekarang justru dicekik dengan diwajibkan beli dan pakai ban merk luar. Semangat memajukam industri tanah air sudah terhenti.

    • Btw harga Fasti masih 400an, jauhlah sama Pirelli yang 550rb. Pembalap lokal yang minim dana biasanya pake Corsa R46 yang cuma 300rb.

  5. tahun ini supplier resmi motoprix hanya irc dan pirelli. saat ini fdr lebih memilih sponsorin balap kejurda, fdr itu kalo gak salah astra grup juga yak sama kaya pirelli ini yang kerjasama bareng astra.
    kalo ngomongin harga memang soft coumpound fdr harganya lebih terjangkau dari 2 merk diatas. kecuali si razzo 400rb masih dapet, fdr mp76 dan 27 malah bisa 350rb-400rb per biji jauh lebih murah dari diablo corsa dan fasti yg 500an harganya.

    • Betul. Dan si astra group ini masih punya “brand sendiri” yang sepabrik sama pirelli, tapi gak dibikin race compoundnya, mungkin “ga pede” sama barangnya sendiri. Imho

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP