Home MotoGP Analisa Lengkap Pasca Race MotoGP Sachsenring 2018 . . . MM93 The...

Analisa Lengkap Pasca Race MotoGP Sachsenring 2018 . . . MM93 The SachsenKING !

110

TMCBLOG.com – Bro sekalian, pendeknya sirkuit membuat 30 Lap Race MotoGP terasa begitu cepat. The SachsenKING Marc Marquez memperpanjang rekor Ter-epik yang mungkin akan sulit di sampai waktu yang sangat lama yakni 9 kali Juara Di Sachsenring dari posisi 9 kali pole Possition. Namun Apakah untuk memenangkan gelar SachsenKING, Effort MM93 sama dengan tahun lalu, atau lebih sulit ? TMCBLOG pikir Marquez di Sachsenring 2018 jauh lebih bekerja keras dibandingkan Saat race Sachsenring tahun 2017 yang lalu . ..

pict : cormac

Menurut tmcblog, keharusan effort lebih marquez ini sudah diketahui oleh team semenjak hari pertama Latihan di hari Jumat. Honda RC213V MY2018 lebih punya masalah saat melibas tikungan Sachsering ketimbang RC213V MY2017. Hal ini di utarakan oleh marc Marquez sendiri dimana Ia tidak memperoleh slide yang ia butuhkan untuk melekukan rear wheel steering saat menekuk tikungan terutama 7 tikungan ke kiri beruntun dari T4 sampai T10. MM93 menunjuk bagaimana Nakagami bisa punya Pace yang cepat, salah satunya dikarenakan Mesin Nakagami yang notabenenya buatan 2017 bisa menghasilkan slide ban belakang yang sangat signifikan berguna untuk melibas tikungan Sachsenring. Oleh karena itu Seperti yang tmcblog utarakan saat berdiskusi di Sesi Siaran Kualifikasi MotoGP Sachsenring 2018 bersama Maria vania di Trans7 bahwa Marc Marquez tahun ini punya pendekatan beda terhadap race weekend, ia lebih metodik !

MM93 – Mr Methodic

Yap, dengan penyebab yang pastinya belum diketahui, marc Marquez begitu Fokus di beberapa Sesi Latihan bebas terutama yang memiliki karakter waktu, cuaca dan keadaan lingkungan yang sesuai dibandingkan saat race untuk melakukan RISET pencarian Kombinasi Kompon Karet ban mana yang paling balance dalam hal Tire wear ( durabilitas Karet ) dan race Pace ( kecepatan ) sehingga di race day, Marc Marquez dengan percaya diri menggunakan kombinasi ban Depan HARD dan ban belakang SOFT . .

Yap apapun itu, Balapan Superketat seperti MotoGP terutama di team yang dimana semua sudah dikebiri pengembangannya seperti Mesin, pembatasan penggunaan ECU-software . . maka Selain Sasis, ban adalah hal yang paling Krusial. laboratorium berjalan soal ban harus digelar semenjak FP1 di Track, semua data Penggunaan ban haruslah di analisa dengan teliti, seperti apa tire wearnya, kayak apa limit pemakaiannya dan lain lain . . .

Sobat bisa lihat di FP2 ( Jam 14:05 – 14:50 ) Marc marquez melakukan semi Long run sekitar 9 lap di tiap run attemp nya ( total 3 kali run di FP2 ) dimana ia menggunakan 2 kali kesempatan medium-medium, dan 1 kali kesempatan hard -medium. Juga sobat bisa lihat Di FP4 Marc Marquez menggunakan Kombinasi ban Hard-soft sebanyak 2 kali run, dan 1 kali run hard -medium.

IMHO, ini artinya di Hari kedua Sabtu terlihat marc Marquez sudah mulai mengereucutkan pilihan Bannya pada Kombinasi Hard – Soft . . next . . ia benar benar fokus di sesi WU Yang dilakukan Jam 13:30 – 14:00 ( mendekati waktu Race )

yap  . . Jawaban akan pilihan final Marc Marquez saat race sebenarnya sudah terlihat saat Warm Up di mana saat pagi hari ia menggunakan HANYA kombinasi ban depan hard Compound dan ban belakang Soft Compound . . . jadi kalo ada yang bilang marc Marquez Gambling atau bejo atau lucky saat mengunakan ban belakang Soft di race day, tmcblog pikir itu kurang tepat . . . semua sudah diriset dan entah seberapa Giga Byte itu data data Riset Marquez tersimpandi leptop santi hernandez hanya untuk memilih ban saat race  . . yap Marc Marquez dan team sangat mempertontonkan bagaimana cara kerja mereka di race weekend, pendekatan, pemilihan waktu . . Soal metoda kerja itu bisa direplikasi, namun ada yang sulit direplikasi, determinasi, smart, skill, dan Talenta Dari pembalapnya itu sendiri  . . Sekarang kita baru masuk ke data saat race nih  . . . cekidot . .

Data awut awutan kayak cacing di atas adalah data top 8 finisher MotoGP Sachsenring 2018 kemarin dimana ada data Laptime Marc Marquez, Rossi, Vinales, Petrucci, Bautista, Lorenzo, Dovizioso, dan Pedrosa. Dari segitu awut awutannya jembrengan 240 data yang secara manual tmcblog input ke spereadsheet diketahui ada data paling menarik yani di Mulai 1/3 race terakhir atau mulai lap ke 20 dimana Laptime Marc Marquez malah membaik . .  Lah ban belakang soft marc Marquez yang sudah di pakai untuk ‘ngesotin’ 200 tikungan kiri dan 60 tikungan kanan semenjak lap pertama ternyata bukannya malah drop gripnya, malah tambah serem lha iki piye ceritane ?

Awalnya tmcblog mengira bahwa saat valentino Rossi napsu menambah Pace d Lap 18-19 saat melihat Marquez di depan saat itulah ban belakang RC213V Marquez sudah mulai drop karena kebetulan juga lap 18 dan Lap 19 Laptime Marquez drop . . fans Marquez ketar ketir serem, fans Rossi ketar ketir membuncah . . bener nggak?

Namun setelah itu Mulai Lap ke 20 Marc Marquez ternyata aware akan ancaman Rossi . . . ia buka throttle lebih dalam . . . dalam wawancaranya, marc Marquez berkata dalam hati bahwa ini lah saatnya ia pinjam lagi palu Lorenzo dan menggetok palu sekeras kerasnya dalam artian ia mulai mengeksploatasi penggunaan ban ban belakang secara full. ( note soal pinjem palu, ini tmcblog nambah nambahin 😀 )

Selama 3 lap ( 20-21 ) Marquez terlihat masif ngebejek throtel, dan mulai membuat jarak, 0,4 detik, 1 detik, sampai lebih dari 1 detik  . . . escape ?  .  . . Sebenarnya Hanya 3 itu saja champion momentnya menurut tmcblog, setelah itu mulai Lap 22 laptime Marc cenderung drop, sayangnya Rossi Juga ikutan drop pacenya  . .

Yap Mother nature terlihat menyapa semua. namun begitu Via Crash Net secara mengejutkan Marc Marquez mengaku di saat saat akhir race pun ia masih merasakan bahwa RC213V masih punya cadangan Grip ban yang bisa dieksplorasi bila saja dibutuhkan . .  Namun sayangnya sampai Chequere Flag, tidak ada lagi riak riak tekanan dari pembalap Lain termasuk Valentino Rossi yang secara jujur bilang Marc Marquez memang selalu bisa cepat di atas Ban ‘bekas’ Hard, Medium, Soft apapun itu  . .

Yamaha Movistar yang Konsisten

Menurut tmcblog Valentino Rossi dan Vinales secara Umum performanya di Assen Lebih baik dibandingkan Dengan Duo Ducati. Kombinasi Penggunaan ban keduanya berbeda dimana Rossi menggunakan Ban Medium – Medium sedangkan Vinales menggunakan ban Medium – soft . . namun ya itu dia Michelin memang Ghoib . . . Secara Logika Ban Medium lebih ke arah durabilitas di pertengahan kedua race sedangkan Soft lebih ke geberan di awal race dimana ia punya termperatur kerja ban yang lebih mudah diperoleh . .

Namun Melihat Grafik di atas yang terjadi saat race berkebalikan . ..  Rossi malah kencang di awal, sedangkan Maverick Vinales malah bisa menjaga Pace di paruh race kedua. Dan etrnyata , usut punya usut, Maverick Masih bermasalah sama problem Klasiknya di awal 2018 yakni sulit ngacir saat kondisi ban baru dan Fuel tank penuh . . .  namun begitu Maverick mengaku bahwa ia telah mengembangkan pendekatan Riding style baru di Sachsenring ini Yang sedkkt banyak membuka hope buatnya.

Secara umum Yamaha Masih di rundung masalah akselerasi saat ngelibas tikungan. Jika ditelisik lebih detail, Struggle akselerasi ini menurut penuturan Valentino Rossi disebabkan oleh spinnya ban belakang yamaha M1 pasca melibas tikungan, Akselerasi dan torsi Inline 4 Yamaha Mesin M1 ada dan tersedia namun mubazir karena mayoritas hanya menghasilkan gesekan karkas karet hitam di Tarck ketimbang Speed akselerasi yang dibutuhkan.

Kalau diingat, sebenarnya ini juga merupakan masalah M1 tahun lalu, yang artinya belum 100% solved sampai sachsenring 2018. Analisa dikarenakan belum optimalnya eksplorasi penggunaan Software ECU Magneti Marelli khususnya di parameter setingan Traction Control dan Torsi yang punya tanggung jawab mengendalikan spin ban belakang.

Valentino Rossi Dalam Setiap Interview Post race kemarin terlihat menggunakan media Pressure untuk membuka Mata Yamaha Jepang agar lebih cepat memberikan solusi akan masalah ini. Kabarnya Solusi itu akan hadir di Brno, namun bukan di Saat racenya namun saat Post test sehari setelah race persis 3 pekan mendatang dari hari artikel ini dirilis.

GP18 VS GP17

Ducati tercepat di race kemarin secara umum bukan dari Ducati team, melainkan dari dua team satelitnya yang digeber Danilo Petrucci dan ALvaro bautista. Pace Laptime kedua pembalap yang sama sama menggunakan kombinasi ban medum-medium ini tmcblog jembreng bersama dan terlihat ngeri juga pace bautista di setengah Race pertama  . . . sepertinya bautista kehabisan waktu di awal saat ia harus mengatasi pedrosa, Dovizioso dan Crutchlow .

Grafik Lorenzo ( soft-medium ) dan Dovizioso ( medium -medium )dijembreng bersama dan hasilnya adalah seperti pada Gambar di atas dimana terlihat. Secara umum rerata pace laptime keduanya mirip dimana Dovizioso terlihat lebih sedikit fluktuasinya dibanding Lorenzo. Namun konsistensi laptime belum cukup, harus ada kecepatan juga dan ini lah yang tidak terlihat dari Dovizioso kemarin.

Lorenzo terlihat struggle semenjak  lap ke 24 . . .  Oke Saat race Lorenzo menggunakan ban Soft medium . . . sedangkan saat FP2, dan FP4 yang dilakukan saat waktu yang mirip dengan Race time dan Juga saaat warm up data jenis pengunaan ban Lorenzo adalah sebagai berikut :

  • FP2 Lorenzo 3 kali run Medium -soft  total 11 lap dan 1 kali run soft soft sebanyak 3 lap
  • FP4 lorenzo 2 kali run soft medium total 8 Lap Dan 1 kali run medium – medium sebanyak 3 lap
  • Warm-up Lorenzo 2 kali run menggunakan soft -medium sebanyak 12 lap

Grafik terakhir adalah soal Marquez jika dibandingkan dengan pedrosa . .  yap walaupun Pedrosa juga terlihat konstant, namun dibandingkan Marquez rata rata Laptime Pedrosa kalah hampir setengah detik dari Marquez sob. Secara umum, Marc Marquez di Sachsenring kemarin adalah sosok yang sulit ditandingi . .

namun semua itu tidak diperoleh Marquez dengan berleha leha, Mungkin ia lah Yang paling keras kerjanya untuk melakukan pemilihan ban di hari Jumat dibanding pembalap lain, Yap Kembali Hasil tidak pernah menghianati usaha Buat MM93 the SachsenKING !!

Taufik of BuitenZorg

110 COMMENTS

    • Effort Marquez yang melakukan eksperimen saat FP untuk menemukan kompon ban mana yang paling balance antara speed dan endurance inilah yang luput dari perhatian fans indonesia. Ya maklum saja sebagian besar dari kita hanya nonton di TV gratis yang tidak menyangkan sesi latihan bebas jadi banyak juga yang kurang paham melihat gilanya performa Marquez di atas ban Michelin dan main teriak2 “ban ghaib”. Apresiasi buat wak haji yang sudah bersedia menyajikan analisa yang komprehensif dan berkualitas. Fans MotoGP Indonesia perlu bahan literasi seperti ini jangan cuma cari info di akun-akun instagram yang jelas2 bias dan provokatif

    • Makasih apaan bro.. gelar konstruktor yamaho nomer uno WAKAKAKA. Markonak boleh didepan. Yg lain mana hahaha.. pensiun nyusul Dani.. ga ada yg bisa pake motor markonak sentris muehehehehe

    • Klasemen untuk konstruktor tim bukanya masih dipimpin honda…kecuali klasemen tim yg untuk sementara dipegang YFR…

    • analisanya sangat bagus sekali wak haji, memang marq mendominasi sekali dimana sudah tidak ada lagi masalh pada motornya tinggal menyesuaikan pilihan ban yang tepat, untuk duo yamaha semoga bisa cepat menyusul jika masalah spin sudah teratasi bukan tidak mungkin akan terjadi duel rapat marq vs rossi, vinales, dan team ducati

  1. “Ia tidak memperoleh slide yang ia butuhkan untuk melekukan rear wheel steering saat menekuk tikungan terutama 7 tikungan ke kiri beruntun dari T4 sampai T10. MM93 menunjuk bagaimana Nakagami bisa punya Pace yang cepat, salah satunya dikarenakan Mesin Nakagami yang notabenenya buatan 2017 bisa menghasilkan slide ban belakang yang sangat signifikan berguna untuk melibas tikungan Sachsenring”

    kayaknya emang karakter mesin rcv 2018 yang udah beda sama 2017. makanya di sachsenring 2018 ini markes nggk pake sleding2 buat ngelibas tikungan

  2. Yamaha = Bisa double Podium + Tim Tech
    Ducati = GP 18 – GP 17

    menandakan Bahwa YAMAHA dan DUCATI motor kencang…dan kompetitif

    yahh dr awal Ban Micheiln Dorna Ghoib dan Selalu Gambling kalau beruntung ya oke kalau gak yaa Apes…ditambah masalah Single ECu

    • @Al Gembel
      Ente kayak gak kenal aja dgn pemilik komen yg ente balas tuh..
      Susah kl ngomong sm sales. Biar udah disodori data2 dan fakta, tetap aja ngeles pake Logikanya dia.. logika nguap.
      WKwkwk

    • Yaelah udah dibikinin artikel lengkap bagaimana MM cari data buat penentuan ban dikasih data dalam bentuk grafik juga kok ya masih bilang ghoab ghoib. Gini nih kalau tutup pentil dikasih nyawa

    • Wak haji,kata2 diparagraf terakhir di Capslock aj biar yg punya comment yg sy reply ini bisa baca dengan jelas

    • Ssdy, Rrdy, rdy, sdy, rds dan sejenisnya kalo berfikir semaunya dewek, apa kata dia, suka berandai andai, umpama , andaikata, misalnya. Dia gak akan pernah melihat data dan fakta sesungguhnya.

  3. Apakah michelin ikut skenario dorna untuk membuat gp makin menarik,,,entahlah….
    Untung saya pake ban irc,,,udh 4 thn masih bagus ??????

  4. untung saja seorang local hero jonas folger pernah membawa motor M1, kalo tidak mungkin dengan strugglenya yamaha tahun ini bisa babak belur di sachsenring.

    btw si lorenzo 2x melalukan kesalahan pemilihan ban depan, apa timnya dan lorenzo gak belajar dari kesalahan assen yak ? semoga dirace berikutnya dia gak salah milih ban lagi.

    di brno nanti orang pada fokus ke yamaha, sampe mereka lupa bahwa sehabis brno honda bisa jauh lebih gila motornya. sejak 2016-2017 motor honda di paruh musim kedua jauh lebih kuat dibanding paruh musim pertama, tahun ini menurut saya pasti bakal ada perubahan yg dilakukan honda diparuh musim kedua nanti

    • Semua tim harusnya memiliki peningkatan performa, tapi biasanya akan ada satu tim yang peningkatannya paling signifikan

    • I bet on honda n ducati, lainnya gk signifikan.. (selain suzuki yak, soalnya udah buktiin kemarin joss gandos di assen, belum lg AI29 jg mantap abis pas lap2 awal dia dibarisan “paling” belakang bisa menyodok di barisan tengah (yg notabene jaraknya agak jauh2an alias gk serapet assen)

  5. Knapa milih ban disebut gambling, kan rider bisa pilih, bisa long run, ada FP, ada basis data, bisa di riset, dan bisa menyesuaikan cuaca, kalo gambling kan kita gak ada tes gatau karakter dan kondisi, tapi langsung pilih ban..
    Terus GP 2016 itu sapa yang triak2 kalo michelin bagus bikin kompetitif dan bikin seru race, tapi skarang triak2 ghoib mulu kan aneh..
    Trans 7 tayangin Free Practice, biar orang2 tau kalo GP gak cuma race doang tapi ada practice juga

    • Gambling itu waktu si marc gonta ganti ban pas race, karena cuaca ga menentu tp akhirnya dia menang.. Tu barumenang gambling

  6. Emang cerdas ini anak, dan cara kerjanya terstruktur dan matematis. Jadi bukan karena motornya aja. Motor mah seimbang dgn yg lain. Kalu mvk mah ngedumel sering

  7. tapi kmarin rossi bener” konsisten pake skill ‘perfect copy’ untuk jaga race line.. lorenzo keliatan pasrah pas 2 kali coba masih belum tembus..

    sangat disayangkan suzuki gk ada di pack depan..

  8. 2x wak haji jadi komentator tapi belum sempat nonton terus padahal pengen banget liat ulasannya secara wak haji selalu kasih analisa terbaik, sorry wak gak sempat nonton kalo jadi komentator

    • Saya sih dukung bgt wak Haji Taufik gantiin bang Jon itu wkwkwkwkkw

      Maap ya bang Jon tp materi & ulasan Wak haji lebih menyehatkan ???

    • Setuju om.. timbang si lono itu..
      Saya lebih setuju wak haji yg jadi komentator.. dari ulasan artikel aja ok punya.. apa lagi jika langsung di utarakan live.. pasti kerenn..
      Semoga ketemu jalurnya dan semoga segera jafi komentator race om..

    • semoga wak haji kalau sudah terpilih jadi komengtator analisanya makin tajam dan berimbang , tidak dipengaruhi “setumpuk” emas dari sponsor wkwkk

  9. Ada yg bilang ban michelin ini ban ghoib, tapi kayaknya itu cuma mindset yg keliru soal ban.

    Ada kasus dimana ban soft bisa seawet ban hard, dan ban hard bisa kasi laptime setara ban soft.

    Mungkin jenis kompon ban michelin harus diganti namanya, dari hard, medium, soft jadi warm, medium, cold biar gak salah paham lagi ???

    • bukan goib tapi cara membawa motornya yg beda..kasus lorenzo yg drop di +15 lap itu sudah diprediksi para komentator yg melihat ban lorenzo mulai spin dari lap 10 karena terlalu memaksa hard brake sedang rossi – marquez – vinales lebih smooth dalam membawa motor ..bukti grip ban marc masih tersisa saat finish bisa lihat saat selebrasi sebelum parc ferme ,doi mau burn out tapi ga bisa karena ban masih ngegrip banget …lihat lahi siaran ulangnya

  10. Kenapa hanya honda marc yg bagus.? Itu artinya optimasi kecepatan rcv hanya bisa di raih dgn gaya riding yg seperti itu. Dgn gaya riding pedrosa.? Bisa saja tapi rcv belum optimal.

    Kenapa duo movistar bisa diperingkat 2 dan 3.? Karena mereka konsisten finish tiap race tidak mementingkan di depan ketimbang harus push tapi malah jatuh. Contoh rossi vinalez tetap legowo jika harus finish diluar 5 besar. Beda dgn cal atau marc yg ngotot harus ada di depan al hasil bukannya konsisten dpt poin malah jatuh.

    • Pedrosa mungkin sering kaga dpt feeling di roda belakang
      Wajar aja mengingat tubuhnya kecil dan bobotnya (terlalu) ringan untuk kelas 1000cc prototype
      diperparah dengan kondisi konsentrasi & mood membalapnya yg sudah drop
      hasilnya dia membalap bak rider rookie yg lagi nervous

  11. jadi kalo ada yang bilang marc Marquez Gambling atau bejo atau lucky saat mengunakan ban belakang Soft di race day, tmcblog pikir itu kurang tepat . . . semua sudah diriset dan entah seberapa Giga Byte itu data data Riset Marquez tersimpandi leptop santi hernandez hanya untuk memilih ban saat race .


    entahlah,i feel deja vu!tapi pas ane cek komen yg tadi malam udah dihapus sama Wak haji ???

  12. jadi kalo ada yang bilang marc Marquez Gambling atau bejo atau lucky saat mengunakan ban belakang Soft di race day, tmcblog pikir itu kurang tepat . . . semua sudah diriset dan entah seberapa Giga Byte itu data data Riset Marquez tersimpandi leptop santi hernandez hanya untuk memilih ban saat race .


    entahlah,i feel deja vu!tapi pas ane cek komen yg tadi malam udah dihapus sama Wak haji ???

    • Nah itu juga yg masih menganjal..
      termasuk….
      …Marquez memang selalu bisa cepat di atas Ban ‘bekas’ Hard, Medium, Soft apapun itu…
      Kata “bekas”.. dalam tanda kutip.
      Apa maksudnya itu wak haji?

    • Ban yg compundnya udah berkurang dihajar permukaan aspal. Race kmrn emang keliatan bgt kok pola manajemen racenya Marc jempolan. Tahu kapan waktunya cool down, tahu kapan waktunya push habis-habisan. Termasuk jaga suhu optimal ban depan.

  13. Mesin Taakagami buatan 2017 dan mesin Marq tahun 2018. Apa memang team2 satelite motogp diberikan mesin bekas balapan tahun 2017 atau mesin yang dibuat baru tahun 2018 tapi dengan spec 2018? Seperti Ducati GP18 dan 17 atau mungkin Yamaha Movistar 18 dan Monster 17. Mohon pencerahan wak.

    • ane rasa sih ya modelnya doang,masa dapet mesin bekas tim pabrikan,makanya biasanya namanya mesin terupdate Valencia 2017 contohnya ,karna di pusat langsung dikordinir buat bikin sparepart versi 2017 itu karna udah fix ga bakal dirubah, sedang kan yg punya pabrikan masih bisa dirubah2 sebelum di seal bahkan saat berjalannya kompetisi kalo yg masih konsesi,jadi setelah bikin buat satelit teknisinya bisa fokus bikinin mesin pabrikan yg masih tentatif
      1 rider= 7 sampe 9 mesin

    • @Nevermore
      Sebenarnya pernah saya buatkan satu artikel sendiri
      jadi Di tahun 2018 ini Honda kembali mengunakan strategy dua jenis mesin dalam line upnya dengan Marquez, pedrosa, dan Cal menggunakan mesin 2018, sedangkan Morbidelli, nakagami, Luthi semua Pakai mesin 2017 . . . namun ..

      Namun ada satu ketika Honda memberikan semua pembalapnya Mesin paling update . . kalo nggak salah itu terjadi di tahun 2017 ,cmiiw . . semuanya pakai mesin current . . jadi semua Pembalap baik pabrikan maupun satelit Honda Marquez, pedrosa, cructhlow, rabat, miller pakai mesin 2017 . . . ini dilakukan HRC karean mereka mau akselerasi pengumpulan data saat Sistem regulasi one ECU dan Elektronik Magneti marelli mulai diinstal menyeluruh di Motor . . . yap urgent HRC melakukan itu, namun Yaaa . . namanya Juga Perusahaan gede, Jualannyanya aja di Indoensia 70% an .. so logikanya sanggup mendanai buat 6 pembalap sekaligus . .. sultan mah bebas gitu kali kata anak jaman sekarang 😀

    • Siap wak, berarti buatan baru tahun 2018 tapi dengan spec mesin 2017, noted, menambah ilmu, makasih wak.

    • Profit.
      Bukan hanya uang..tapi juga karena kegilaan honda di ajang balap. Apapun caranya.. walaupun harus menempuh jalan yg sulit.. honda pasti akan lakukan itu demi honda menjadi juara.

    • money talk balik lagi k komitmen pabrikannya. Buat Honda, MotoGP itu y ajang buat nunjukin brandnya, mereka bakal habis-habisan. Dan sudah karakter Honda juga kl mereka bakal habis-habisan dimanapun mereka turun. Bukan hal yang tabu, dan g perlu dicemooh juga. Salah pabrikan lain juga kl mereka setengah-setengah dan g mau berkomitmen. Ky Ducati yg terlalu mengabaikan masukan Jorge, atau Yamaha yang terlalu fokus sama Rossi…….

    • Maaf mengkoreksi wak. Itu motogp 2016 bukan 2017, saat tahun perdana penggunaan software+ECU MM yang diseragamkan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin.

  14. sbegitu pentingnya ya ECU untuk mengolah data logaritma untuk aksel dan mngatur tingkat keausan ban. jadi penasaran nih sama behind paddocknya HRC. apakah masih ada ya sosok andrea zugna dsitu yg dlu master elektroniknya YFR.

  15. Analisa nya kelas dewa….keren Wak….
    Insya Allah ke depannya Wak Haji yang akan jadi komentatornya….. Aamiin.

  16. ane rasa sih ya modelnya doang,masa dapet mesin bekas tim pabrikan,makanya biasanya namanya mesin terupdate Valencia 2017 contohnya ,karna di pusat langsung dikordinir buat bikin sparepart versi 2017 itu karna udah fix ga bakal dirubah, sedang kan yg punya pabrikan masih bisa dirubah2 sebelum di seal bahkan saat berjalannya kompetisi kalo yg masih konsesi,jadi setelah bikin buat satelit teknisinya bisa fokus bikinin mesin pabrikan yg masih tentatif
    1 rider= 7 sampe 9 mesin

  17. Marquez, team, dan seluruh kru di teamnya pastilah bekerja ekstra untuk hasil yang ekstra. Bekerja hingga detail detail terkecil yang mungkin terdengar sepele, namun sangat krusial dan menentukan.

  18. Menurut saya marq mulai riset ban setelah gp Catalunya, di Catalunya marq harus dicuci dulu di Q1 sampai race gak mampu ngejar pace hohe

  19. Dalam hati MM berkata:
    MM : Ah, ini saatnya memanage ban, sambil nunggu siapa tau ada yang bisa diajak main2 bentar…. biar agak seru2 dikit gitu balapannya..heuhe…

    Ketika melewati garis finis, dia melihat pit board : Rossi -> +0.6, MM dalam hati :
    MM : Eh… buset, yang dibelakang gue aki2 baperan, klo ini mah ga bisa diajak main2, kesenggol dikit encoknya kumat gue yang berabe… gue ngacir aja ah…

    akhirnya MM betot gas sedalam2nya dan mengurungkan niatnya main2 biar balapan sedikit seru hehe
    _The END_

  20. Sabar guys, secara definisi memang pada dasarnya ya kurang tepat sih kalo pakai kata “gambling” terhadap apa yg MM (dan HRC) lakukan dari awal FP Sachsen kmrn. Bahkan seri Assen pun sebenarnya MM + HRC sudah pakai metode yg sama. Semua itu karena MM dan HRC sadar betapa krusialnya jenis ban thd hasil race.

    Despite dari penjelasan wak haji mengenai gaya MM dan juga strateginya yg lebih ke arah “metodik” dibandingkan sekadar gambling, mas profit punya gagasan yg ia sampaikan dan (syukur-syukur) bisa didiskusikan sesama penikmat MotoGP. Itu yg seharusnya kita apresiasi.

    Masalah preferensi apakah dia Valeban atau Fans Yamaha atau mungkin Fans Pedrosa…imho ga penting-penting amat buat fakta yg ada di sirkuit.

    Setiap kejuaraan, apapun itu.. menang ya menang. Kalah ya kalah. Karena aturan main sudah baku diterbitkan oleh panitia, seorang Champion pastilah rajanya. Dan dia yg terbaik.
    Mau bilang sampai berbusa bahwa dia hanya bejo, skill rider kebantu oleh faktor 1, faktor 2, dst, atau seandainya saja gak ada elektronik (seperti menurut opini Stoner) gak akan menutupi fakta itu kok.

    Yg menarik adalah : seandaikan MM dan HRC konsisten seperti ini terus, sepertinya dia akan mencetak rekor baru lagi sbg rider termuda yg menjadi juara dunia balap motor 7x.

    Setelah tahun kemarin heboh-henoh #big6 ? karena dia memecahkan rekor Valentino Rossi.

  21. Sebenarnya pemilihan ban jg ditentukan masing”‘dan faktor gaya balap,cuaca jg berpengaruh.bahkan kesalahan pemilihan banjuga berpengaruh. dlm balapan gak hanya motor kencang atau pembalap nekat.byk faktor… kecuali podium 123 satu merk baru superior. So dtunggu kapan neh moge lokalnya.

  22. @profit kan udah dijelasin sama wak haji. Metode yg dilakukan Marc bisa dilakukan klo variabel penggangu lainnya sudah terselesaikan, jadi di fp bisa buat riset cari ban yg cocok. Klo kya m1 kan masih masalah di elektronik yg bikin akselerasinya kurang jd gak bisa langsung riset ban buat hari minggu.

  23. wak haji
    ini pertanyaan istri saya, dan saya bingung ga tau pastinya dengan jawaban saya. pertanyaannya disaat setelah race semua motor itu disimpan dimana jika seperti saat ini ada jeda lumayan 3 minggu. untuk pembalap okelah bisa pulkam tp masing2 pabrikan nyimpan dimana motornya wak??

    • Motor di masukin peti kecil lalu dimasukan kedalam sebuah petikemas khusus yang disimpan DORNA
      Namun patut dicatat sebelum motor di simpan, Motor dibersihkan hampir sangat detail, menggunakan air dan cairan2 pembersih seperti anti karat dll
      pokoke abis race kayak dipretelin gihu, dibersihin, lalu dirakut lagi, disimpen di Box motor, lalu dimasukkan ke petikemas, dikunci

      jadi yang nyimpan motor Dorna, bukan Pabrikan

  24. Motogp itu perang data. Bahkan marq sendiri pakai jasa photo per posisi tiap pembalap incaran. Akhirnya semua ikut.
    Sekecil apapun itu variabel sangat dibutuhkan, bahkan ban sj langsung ditutup begitu parkir. Kalau ala mekanik lokal sini yang cuma ikut2an, gk kepake. Data itu mahal, meski hasilnya cuma lebih cepat 1 meter. Tapi 1 meter itu sangat berarti di motogp,

  25. Kalo gua pribadi sih termasuk yg percaya kalo MM adalah seorang maniak sekaligus raja kalo sudah disodorin sirkuit anti-clockwise.
    (No doubt dari statistik sih gitu. 9x pole juara beruntun di sachsen bukan suatu kebetulan. Lihat betapa OWNING-nya dia di sirkuit ini. Belum lagi julukan ‘Sherif’ buat CotA yg lagi-lagi karakternya anti-clockwise).

    So, kalo disana MM hanya kebagian 2 flying lap lalu secara “mengejutkan” dapat pole.. imho (entah ini apa gua doang yg berlebihan menilai MM) tapi bagi gua hal tsb. gak terlalu mengejutkan, karena memang pada dasarnya MM sebagai seorang masternya anti-clockwise circuit—udah bisa menakar apa atau seberapa yg dia butuhkan untuk bisa jadi no. 1 di flying lap tsb.

    Sorry kalo penilaian gua agak berlebihan, bagai Fans berat MM, tapi kita semua disini ngeliat dia di layar… betapa dia sangat sangat cepat kalo nikung kiri dan seakan tikungan kiri udah jadi senjata andalannya.
    Bandingkan sama ketika dia pas nikung kanan—sepengamatan gua malah only ordinary right-cornering. ?
    Malah banyak pembalap yg tikungan kanannya lebih “tajam” dibanding MM, (Rossi misalkan).. kepo perhatiin aja perbedaan ‘Kanan’ dan ‘Kiri’ bagi MM di next race.

  26. Woiy profit kbanyakan bacod lu. Kalah ya kalah aja si udah.
    Dari 3 orang yg pertama injek bulan yg paling di inget siapa? Ya si Neil, analoginya apa? Ya podium 1.

    Jangan pake jikalau andaikata trkait garpu karat dah lu
    Fix ini mah, si profit hasil kondom jebol.
    KONTLO

  27. Agree gw sama @sayap mengepak
    Statistik udah 9 kali bgitu. Data jg susah payah dikumpulin. Bukan gambling namanya saat lu sudah tau lu bakal menang.
    Gomblang gambling.. lu kata main tebak tebak buah manggis?
    PROFIT KONTLO
    Lu msh mw bilang sumbu pendek. Otak ga nyampe
    Nah lu KOntlo yg pendek. Dah tau salah msh banyak BACOD jg dimari , trus pake acara ngata2in orang,
    Data jelas. Hasil akhir menang. Dan lu kesakitan nahan perih..
    memalukan..

  28. sudahlah, bro profit. apa sih susahnya mengakui kalau ternyata sampean salah perhitungan dengan bilang ‘gambling’?
    mengapa saya berkata demikian?
    jawabannya simple. kita tarik aja parameter terhadap komentar itu.
    defend sampean: faktor pembalap lain, yellow flag, apalah-apalah.
    tapi faktanya di sirkuit: tim punya monitor, informasi selalu update, dan yang terpenting: markuset dan tim sudah dari 2013-2017 juara di sirkuit tersebut. dan lagipula itu Q2, artinya semua parameter riset sudah tahap final. jadi, tidak ada kata gambling di sana, semua itu keputusan terukur.
    kalau mau disangkal dengan faktor pembalap lain lah, yellow flag lah, ntar lama-lama keputusan matang di kehidupan sehari-hari pun kita bilang gambling; dengan alasan: umur tidak ada yang tau.
    dapet kan point saya?
    jadi simple aja: “oke, ternyata saya salah bilang kmaren itu gambling, ternyata sudah lewat riset yang sudah dimulai dari tahap FP. makasih infonya wak haji.”
    beres toh.
    ngunu ae koq repot.

  29. yamaha “tinggal” kombinasikan keduanya, awal lap cepat ala Rosi dan akhir lap cepat ala Vinales, dan saya rasa itu baru bisa jabanin MM, tinggal tambah aksel nya mungkin ya baru bisa unggul dikit. tambah top speednya klw mau lawan ducati dan honda pilihan terakhir. 3 tahap lagi loh yamaha. itu pun kalau honda stag di 2019 nanti. tahun 2018 ini MM menang dengan sangat layak, data yg komplit, pengalaman yg banyak, pemilihan yg tepat, paket komplit lah.

  30. kalo stoner malah ngajak balik kezaman batu, motor tanpa ecu. lama2 ngjak lomba menggelinding tanpa mesin. .????

  31. Ke depan bakal seru rsnya. Se-tim, se-negara, King of COTA & Sachsen King vs Lorenzo’s Land..
    Btw Oom..di atas ada yg tny penyimpanan motor kan. Klo saya tny, apa ada behind the scene persiapan paddock saat peralihan Moto3-Moto2-MotoGP (dan mungkin STK-SSP-WSS-SBK jg), krn jumlah paddock bknnya terbatas sehingga harus gantian (CMIIW)?. Se – portable-portable nya perangkat interior tsb, rsnya utk 1 tim setidaknya butuh crew >15 utk setup. Apakah mmg seperti itu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version