Home Pabrikan Honda Ini konsep ‘ battery sharing ‘ yang dibuat Honda dan Panasonic tuk...

Ini konsep ‘ battery sharing ‘ yang dibuat Honda dan Panasonic tuk jawab masalah Utama Motor listrik

79

TMCBLOG.com – Bro sekalian, berdasrkan berita Press yang tmcblog peroleh dari Honda Jepang Pihak Honda Motor Co., Ltd. (President and CEO: Takahiro Yassogyo ) dan Panasonic Corporation (President: Kazuhiro Tsuga ) telah mengumumkan bahwa keduanya sepakai untuk memulai Kickoff perdana Riset soal paket Honda Mobile Power Pack dan Layanan ‘ berbagi baterai ‘ / Baterai sharing dengan dimulai penggunaannya langsung ke sebuah Produk pada Desember 2018. Honda Jepang tidak menyebutkan nama Produk motor tersebut, namun sangat kuat ditengarai Baterainya akan buatan panasonic dan akan dimulai dengan Honda PCX Listrik. Banyak media hanya mengambil angel berita dari baterai yang buatan Panasonic, Namun TMCBLOG tidak akan terlalu jauh membicarakan soal Baterainya dan PCX Listriknya karena itu sudah pernah kita bahas di artikel terdahulu . ..  yang bikin tmcblog tertarik adalah soal ide Konsep Battery Sharing  . . . Konsep seperti Apa itu ?

Jadi begini, masalah dari Motor dan kendaraan listrik saat ini adalah keterbatasan jarak jelajah dan waktu Penge-charge-an ( pengisi ulang-an Listrik dari baterai ). Jadi menurut tmcblog Walaupun baterainya bisa di lepas pasang, bukan berarti hal ini langsung akan menjawab masalah, karena untuk mengecharge baterai butuh waktu dan waktu yang ‘terbuang’ untuk nge-charge ini lah yang sulit untuk menyamai waktu top up dari bensin di Motor/ Kendaraan bbm / Fosil.

Pada Riset empiris yang akan dijalankan oleh sebuah Perusahaan Joint venture bernama PT.HPP Energy Indonesia nanti, Lusinan stasiun pengisian ulang yang akan menyuplai Mobile Power Pack akan diInstall dengan di daerah Riset yakni jawa barat dan bali. Stasiun Pengisian ulang ini berada dalam status selalu me-ngecharge Baterai. Jika ada user/ Konsumen mengalami Low bat, mereka dapat menyambangi stasiun pengisian ulang baterai bukan untuk mengecharge, namun menukar baterainya yang sudah Low ke baterai yang sudah Full Charge. Untuk selanjutnya Baterai Low Charge yang diterima stasiun pengisian ulang juga kembali akan di-isi ulang.

Dengan sistem Battery sharing ini, akan hadir efesiensi penggunaan waktu ketimbang kudu nungguin baterai sampai Full Charge. Secara umum mirip seperti yang sudah dilakukan oleh PT gas Negara dengan gas Konsumsi di tabung tabung  ..  sobat sekalian, tinggal bawa ke warung lalu tuker tabung kosong dengan tabung isi kan ? Nah kur-leb begitu deh . . .

TMCBLOG rasa ini merupakan ide yang smart, sebuah riset yang lebih sifatnya maju satu langkah kedepan dari Honda. Mereka bukan lagi berada dalam tataran riset penerimaan dan survei pencarian masalah penerimaan publik terhadap kendaraan listrik lagi, melainkan sudah masuk ke hal yang lebih detail, yakni mencoba mencari solusi dari masalahnya. walaupun memang akan ada proses penanaman aset dulu dalam hal pembangunan stasiun stasiun pengisian – ulang listrik. Kalau ini sukses, tmcblog yakin penetrasi Motor listrik akan jauh lebih berakselerasi, Honda akan punya cap sebagai First Mover dalam solusi ini dan kemungkinan pabrikan pabrikan lain akan segera pula mengikuti cara dari konsep Battery sharing ini untuk Indonesia.

Taufik of BuitenZorg

79 COMMENTS

    • █▀▀. █▀█. █▀█ █ █
      █. █. █. █. █. █ █
      █. █. █. █. █. █ █
      █▄▄. █▄█. █▄█. █▄▄ █▄▄

      Wak ……… 🙂

    • Kalo sistem tuker gitu rugi yang motor baru dgn baterai status fresh komponentnya dong nanti dapet jatah baterai re-charged dari pengembalian motor lain yg sdh jauh jarak jelajahnya yg barang tentu ada penurunan kualitas

    • Nanti bisa kode dibatery sbg list pemilik, jadi ngak ketuker, sama aja kaya kita service hp, hp sama No imei beda beda, jadi ngak ketuker.

    • Sependapat dengan Kang Deni. Untuk mengatasi hal itu gimana ya Kang? Karena “komponen” baterai tidak akan “sama” antara yang baru dan yang sudah lama dipakai.

    • Saya jd teringat Gogoro wak.. pabrikan skuter listrik yg modelnya dicontek viar wkwk.. sistem pengisiannya juga battery sharing begini.. di sana ada spot2 battery station yg tinggal ambil dan tukar dgn punya kita. Honda minimal contek persis whole sceme tech & marketing mereka.. mulai dari perancangan website khusus sbg media promosi utama sampai aplikasinya di dunia nyata. Silakan kunjungi website gogoro global bagi rekan2 yg pengen tahu.. menurut saya luar biasa. Disitu dijelaskan sampai sistem battery sharing, lokasi2nya, dan byk lagi. Jd kita punya standart bagaimana komunikasi pemasaran motor jenis2 begini.. Bener2 membuat kita tertarik dan yakin mau beli motor listrik maupun hybrid.. sorry to say, jgn seperti viar listrik itu. Jualan polos tanpa didukung pernik2 seperti gogoro, membuat kita masih ada rasa gambling saat mau beli skuternya

    • Cara tahu baterai yg ditukar nanti full cahrge 100℅ gimana ya? Di pcx listrik ada indikator presentase baterai kaya di HP gak ya?

    • █▀▀


      █▄▄

      █▀█
      █. █
      █. █
      █▄█

      █▀█
      █. █
      █. █
      █▄█




      █▄▄




      █▄▄

      Wak ……….. !!

  1. Cuman nanti ongkos “isi ulang” baterainya tidak sekedar mengganti ongkos kwh yang terpakai, ada komponen biaya untuk perawatan baterainya karena penyedia layanan bertanggung jawab agar bateri yang ditukar selalu dalam kondisi prima. Apakah nanti malah jatuhnya lebih mahal dari bensin.

    • sampai sekarang semua “energi terbarukan” masih lebih mahal biaya produksinya daripada semua bb fosil.
      kincir angin itu mahal banget bikinnya, solarcell masih sedikit mending, tapi tetap butuh tambahan battery jadi mahal.
      belum lagi tergantung alam dan cuaca

    • cocok ini pendapatnya. seperti kita beli LPJ, kita bawa kaleng bagus disitu adanya kaleng yg sudah jelek. ok itu cuma masalah kaleng.

      ini baterai kan ada charge recycle nya. kalo kita pny baterai yg masih kondisi cellnya 95%, dan ditukar dengan yang cellnya tinggal 80%, kan rugi kita.

      jadi keluar lagi deh biaya perawatan/pengelolaan cell baterainya. semoga nanti ini dipertimbangkan lagi

  2. Tampaknya nantinya ketika banyak pabrikan sudah memproduksi motor listrik akan ada penyeragaman jenis/tipe baterai kalo gitu.
    Ibarat mau pake kompor merk apa aja tabungnya sama bentuknya.

    • saya uga berfikiran demikian, ada standarisasi lebih sipnya
      standarisasi bentuk, sistem elektroniknya, dengan kemungkinan banyak vendor
      harus ada badan Yang mengawasi soal Kualitas baterai

    • Kedepannya pabrikan hanya jual motor kosongan tanpa battery,,, jadi seperti beli kompor gas,,, battery nya beli terpisah di Pom battery 🙂 Untuk menghindari keributan konsumen.

  3. Mungkin nantinya ketika banyak pabrikan sudah memproduksi motor listrik akan ada penyeragaman jenis/tipe baterai kalo gitu.
    Ibarat mau pake kompor merk apa aja tabungnya sama bentuknya.

    • Sama..
      ane kalau beli motor baru, dapat battery baru ane gak mau tukerin.
      karena yang namanya battery cell itu mengalami degradasi walaupun dipakai normal. apalagi mental orang Indonesia yang maaf masih kurang merawat barang milik bersama

    • Sama aja yg penting isinya dan yg penting battery nya ga ngedrop, kalo kita beli gas juga kondisi tabung gasnya juga macem2 dan isinya belum tentu sama persis

    • ya bener, sama seperti beli tabung gas
      kalo kita beli tabung baru
      pas isi ulang harus rela tabung barunya dituker tabung lama
      jadi sebelum beli baterai baru harus tahu duu bahwa aturan mainnya kudu githu, kecuali mau nunggu isi ulang yang nggak instan

    • Bisa aja setiap battery punya kode imei, waktu isi daftar isi nama dan No imei. Jadi ngak ketuker. Sekali tuker kan 2 battery. Selagi isi, yg dipake punya pabrik, kita sewa sampe battery kita full.

    • tabung gas dan baterai jelas tak bisa dibandingkan. tabung baru atau lama berkarat tidak berkontribusi pada kapasitas dan kualitas gas. saya malah lebih memilih tabung gas lama tapi isinya banyak daripada baru kinyis2 tapi isinya sedikit. sedangkan baterai antara baru dan lama berbeda performanya.

      tapi masih bisa distandarkan, dalam arti, baterai baru diisi tidak 100%, sedangkan baterai usia maksimal (lama) diisi dengan kapasitas yang setara baterai baru, sehingga baterai baru dan lama punya masa pakai yang sama. jadi meski baterai lama, isinya setara baterai baru karena yang baru isinya tidak full (gampangnya gitu). dan sebenarnya, baterai itu sebaiknya berada dalam 80% isi (bukan 100%) untuk mendapatkan usia pakai terpanjang.
      yang penting, baterai lama harus terstandar jangan sampai kadaluarsa atau performanya sudah tidak layak. kemudian aturan pengisian juga distandarkan. ketika baterai diisi, perangkat elektronik dalam baterai sudah bisa membatasi seberapa penuh baterai. bahkan mungkin baterai bisa ditukar2 antar merk karena spesifikasi sama.

    • Kalau semisal memang penukarannya di tempat penukaran. Kalau semisal pribadi ngisi sendiri dan semena2 ngisinya ndak pakai aturan, udah paham ngedrop, trus mau nuker di tempat penukaran. Itu gmn?

  4. Kira2 butuh waktu berapa lama lagi ya sampe ke titik dimana nuker baterainya udh kayak beli baterai abc? Sekarang2 mah nuker baterai kalo kepepet aja, kalo sempet di-charge di rumah :v

  5. konsep ini sudah dilakukan di taiwan sejak 2015 oleh pabrikan skuter listrik Gogoro, salah satu investornya adalah panasonic dan batere yang digunakan juga dari panasonic
    kalau mau tau lebih jelas banyak videonya di youtube tentang konsep penggantian batere skuter listrik ini
    kolaborasi gogoro dan panasonic di taiwan sudah terhitung sukses. semoga kolaborasi panasonic dan honda di indonesia bisa sukses juga, biar polusi asap dan polusi suara di indonesia turun

  6. Maaf bang taufik.
    Setahu saya ide “Battery Sharing” lebih dulu di gagas oleh merek Motor Nasional GESIT, yang kemungkinan besar akan menggandeng minimarket (ex: Indoma**t ataupun alfam**t). Namun ide ini masih di godok soal feasibility nya.

    Jadi, IMHO, Honda hanya mencontek ide anak bangsa.

    • ide pertama dari gesit, lalu tiba2 disalip sama viar, meski masih konvensional belum ada penukaran baterai, kemudian mau disusul honda dengan konsep yang sama, sementara gesit masih terseok2. gk ada yang mau jadi “elon musk” Indonesia ya,

  7. stasiun penggantian batrai nya harus yg kompeten,dan kita jga harus bisa tau batrai yg kita tuker itu performanya bagus smacam garansi gx bkln ngdrop tiba2. jgan kan batrai motor,tabung melon aja klu pas pertama bli dapt warna yg bagus,eh pas habis d tuker yg udah buluk kn jd males.

  8. Sebaiknya pemilik motor juga punya baterai cadangan di rumah,boleh jadi station charger belum buka atau belum isi ulang baterainya.

  9. @tomtom
    Dari komen atas2 itu udah pada pinter dan menunjukkan kualitas.. tiba2 kemampuan komentar anda hanya bisa memamerkan sekelas oli bekas..

  10. Kalo ane sih udah menerapkan “sistem” kayak gini di smartphone ane yang batrenya masih removable. Berhubung ane sering memakai smartphone, entah itu untuk kerjaan atau untuk refreshing, dan ane juga ngga mau batre ane gembung/bocor karena saat dicharger tapi malah dipakai. Akhirnya ane membeli batre lagi di servis centernya untuk cadangan dan beli juga chargeran model kodok.

    Jadi ketika batre ke satu sudah habis sampai bener2 nol persen, ane cabut batre dan charger dengan menggunakan chargeran model kodok. Lalu ane pasangkan batre ke dua di smartphone lalu hidupkan kembali. Biasanya batre ke satu habis ketika malam, jadi pas malam dicharger sampai pagi. Proses pengisian pakai chargeran kodok butuh waktu 7-8 jam, jadi ane ngga perlu khawatir batre bocor untuk keduanya tapi ane juga masih bisa pakai smartphone ane.

    • Nah itu dia, smartphone ane udah dari 2015, kalo dilihat dari spek sih sampai sekarang masih mumpuni tapi mungkin 2-3 tahun ke depan kudu update. Dan….hiks….hiks…sekarang aja batrenya sudah banyak yang nonremovable, gimana 2-3 tahun ke depan ya?hiks…hiks…moga2 aja makin banyak smartphone dengan batre 4000 mAh ke atas dengan spek yang bagus juga, aamiin.

      Balik lagi ke pembahasan, ane sangat setuju dengan sistem Battery sharing karena ane sendiri sudah menerapkannya pada smartphone ane dan ane merasakan manfaat yang sangat bagus. Kalau saran dari ane…

      1. Alangkah baiknya adanya penyeragaman model Battery yang digunakan antar pabrikan sepeda motor. Maksudnya mau itu dari pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, n dkk, untuk segmen matik setara 125cc misalnya, punya model dan spek yang sama. Kalo tidak sama, takutnya battery di stasiun pengisian ulang dari pabrikan A habis dan dari B masih banyak, tetapi berhubung tidak sama maka tidak bisa dipakai, alhasil harus cari di stasiun pengisian ulang lainnya. Iya itu kalau masih bisa pergi ke stasiun pengisian ulang lainnya, kalau tidak, bagaimana?

      2. Berkaca pada sistem tabung gas di negara tercinta ini, bila gas di tabung sudah habis dan ditukarkan, kadang mendapatkan isi yang tidak sesuai dengan berat bersihnya. Takutnya terjadi juga pada Battery Sharing, kita menukarkan malah dapat battery yang sudah menurun kemampuannya. Entah itu karena bocor atau karena apa. Jadi menurut ane perlu adanya part yang bisa kita beli secara mandiri agar kita bisa mengisi batterynya sendiri. Seperti yang ane terapkan pada smartphone ane.

  11. Enak ya…kalo baterai nya udah soak bisa dituker…kan gak ketahuan kalo.baterainya soak…!
    Dapat baterai sehat lagi
    Lain lah sama tabung gas ..
    Mau baru apa bekas tabung gas asal bisa diisi berarti tidak bocor..
    Kalau baterai kan ada umurnya

    • mungkin nanti ada alat untuk nge cek kondisi baterai nya.umpama baterai kita kondisi 75% trs di tuker yg kondisi nya 100%.ada itungan biaya nya di luar harga pengisian.duhh bingung jelasin nya.hehehe.intinya nga akan saling merugikan.mungkin lho ya.

    • sudah ada monitoring kondisi baterai (muatan AH, level charged, dll) sebelum dipasang. Mirip kayak jarum meteran di tabung LPG

    • ada enak ga enaknya sebetulnya,ga enaknya kadang dapat baterai yg udah mulai Soak,enaknya konsumen ga perlu beli baterai baru tiap beberapa tahun yg harganya cukup mahal kayak baterai hp yg kalo udah menggembung harus diganti,karna udah ditanggung pihak pengisian biaya pemeliharaannya
      kecuali kalo mau beli lagi buat cadangan kayak galon air baru keluar kocek lebih dalam

  12. Ibarat lpg 3kg. mungkin karet nya nanti ga pas. Tabung nya udah jelek. Di pasang bunyi suara nge ces. Nanti akhirnya Langka.

  13. kayaknya mending bahan bakar nitrogen
    kayak ngisi gas biasa ga perlu tukar tukar,bahkan tetesan air yg keluar dr knalpot diklaim bisa diminum walaupun ga disarankan untuk dilakukan

    • penting buat nekan dan buat campaign lebih lanjut bahwa sumber listrik nanti harus dari sumber terbarukan atau paing tidak alam seperti matahari, angin
      dan itu semua baru akan ngeh kalo bbm fosil udah abis, baru nyahooo nanti yang demen sama listrik dari minyak
      paling tidak sekarang dikurangi dulu emisi dengan motor listrik
      kalo nggak dimulai kapan mulainya
      harus optimislah sama go green

    • Setuju wak ini yg saya tunggu, jangan pesimis, seperti orang mengenal smartphone awalnya aneh dan mahal tapi lama kelamaan jadi biasa, baterai nya pun semakin awet

  14. Maaf kalau semisal memang penukarannya di tempat penukaran masih fresh. Kalau semisal pribadi ngisi sendiri dan semena2 ngisinya ndak pakai aturan, udah paham ngedrop, trus mau nuker di tempat penukaran. Itu gmn? Apa memang besok krndaraan fuelcell gak bisa di charge sendiri?

  15. Wak Haji..dulu pernah saya baca sekilas entah dimana, ada mekanisme semacam reverse energi dari energi yg di keluarkan utk memutar roda, dari roda akan memutar generator utk auto recharge ke battery satunya..jadi kalau ada 2 battery dlm satu kendaraan listrik kan bisa saling mengisi tuh antara battery 1 dengan battery 2. Jauh lebih asik lg sepertinya

    • Memang ada seperti itu, kaya di mobil f1, KERS kalo gk salah, tapi input energy akan lebih kecil dari outputnya, ya lumayan sih buat menambah jarak tempuh baterai, kalo bisa ditingkatkan efisiensinya sih oke, jadi jarang charge atau tuker baterai

  16. Setuju dg komen2 diatas, kaya tabung gas bagus ditukar yg jelek, kadang ada yg bocor & isi nya ga penuh. Lha kalo pas dapat batre yg udah ngedrop, lucu dong. Satu2 nya cara kalo ga pengen ditukar batre bekas, ya harus punya & bawa selalu batre cadangan, tapi beban jadi berat dong.

    • ya semua itu tinggal pilihan saja
      mau instant, atau mau nunggu itu aja
      pilihan kan bisa dipilih atau nggak dipilih

  17. Konsepnya bagus, tinggal realisasinya aja gimana, kya komen2 diatas tentang batre baru tuker batre soak. Sekarang bisa pake hybrid yg regenaratif kaya bmw i8, kn keren ? kn katanya pajak kendaraan hybrid mau diturunin

  18. ada enak ga enaknya sebetulnya,ga enaknya kadang dapat baterai yg udah mulai Soak,enaknya konsumen ga perlu beli baterai baru tiap beberapa tahun yg harganya cukup mahal kayak baterai hp yg kalo udah menggembung harus diganti,karna udah ditanggung pihak pengisian biaya pemeliharaannya
    kecuali kalo mau beli lagi buat cadangan kayak galon air baru keluar kocek lebih dalam

  19. mungkin kepemilikan batre itu milikpemerintah/ swasta aja, jadi kaya kita beli bensin. batre itu punya pemerintah/pengelola nanti batre rusak/lowdll. bisa ditukar ditempat pengisian, karna sudah ada indikatornya lengkap. misalnya ambil batre 2 Rp10.000

  20. Atas ane mikirnya pada cupet semua, ada yg takut dapet battery jeleklah, rugi klo battery ngga keisi 100%..
    Helooo ini rencananya adalah stasuin pengisian profesional, sudah pasti tiap battery yg mau diisi dan ditukar bakal dicek dan dipastikan kualitasnya. Di bengkel ane punya tuh battery tester, tinggal colok tau keadaan battery sudah soak apa cuma kehabisan muatan..

  21. COCOK niih, mumpung AHASS udah menyebar merata seluruh indonesia, stasiun penukarannya bisa di AHASS aja, kualitas charging dan battery nya bisa dikontrol dan dijaga, kalo tidak sesuai kapasitasnya bisa dikomplen ke AHASS nya langsung, gak kayak tabung LPG yang belinya di warung sebelah rumah, tapi kalo gak sesuai gak bisa komplen ke warungnya, hahahahaaha

  22. bingung ane yg permasalahin tuker batre trs takut dpt batre jelek? dapet batre jelek ya tuker lagi. Toh yg punya stasiun recharge nya dari hondanya sendiri. sama aja kek LPG atau Aq*a galon. tuker2an aja terus selama ente masih make motor itu. good move nih, bbm makin muahal saatnya nyobain tenaga listrik. btw tangki bensinnya kapasitasnya apakah sebesar versi non hybrid? kl suma sbg cadangan 1-2 liter cukup lah buat 40-80km nyari spot recharge. Btw Panasonic udah advance masalah perbatrean. salah satu brand yg umum Panasonic Eneloop.

  23. coba ada motor hybrid model brad/tracker. yaa mirip2 harley live wire di kecilin dikit lah, kisaran 45-50 jt pasti laku keras

    • Mungkin di dalam battery atau pada stasiun pengisi battery ada semacam alat yang bisa mendeteksi apakah batterynya masih layak atau tidak

  24. ini kok pada masalahin batre dituker yak !!
    kalo gk pengen dituker ya mending beli lagi 1 batre ori, gk bakal tuh ketuker batrenya, satunya yg full dipake di motor, satunya yg habis dicas dirumah.
    Memang agak mahal di awal tp bukannya lebih murah kalo kita sendiri yg ngecas batrenya gk bayar biaya jasa ke stasiun pengisian, soal biaya perawatan batrepun jg gitu,
    bukannya kalo kita beli batre langsung kan gk kena biaya perawatan batre yg pastinya jika dihitung dalam kurun waktu tertentu lebih mahal biaya perawatan batre dibandingkan beli batre baru langsung karena sistem biaya perawatan batre seperti kita beli batre tp scr kredit. case closed

  25. Kymco Ionex ekosistem baterenya menarik, bisa untuk jarak 200 km klaim Kymco, dengan bagasi ditambahi 3 batere extra. Fasilitas charge publik bisa semua orang, gak terbatas minimarket saja. Penjual pulsa hp bisa jualan jasa charge, dengan 1 charger.

  26. masih harus mencari formula yang efektif agar motor listrik jauh lebih efisien, mudah, hemat, dan tidak ribet. Yang susah kalau di jalan tiba2 baterai mau habis tapi stasiun battry-nya masih jauh, dan jangan sampai terjadi kelangkaan battry seperti halnya kelangkaan tabung gas. Begitu juga dengan biayanya seberapakah biaya yang proporsional untuk sekali ganti battry

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version