Sunday, 22 December 2024

Nakagami Tercepat Test Pra-Musim MotoGP Jerez Hari kedua

TMCBLOG.com – Bro sekalian, Test Pra Musim Jerez Kemarin menghadirkan Danilo petrucci sebagai yang tercepat dengan 1:37,968 . . Namun angka ini berhasil dilewati Oleh Takaaki nakagami satu jam sebelum Sesi Hari terakhir atau hari kedua test di Jerez ini selesai dengan 1:37,945 . . . nakagami memang Lumayan memukau setelah Ia memperoleh Jatah RC213V MY2018 dengan spek yang sama seperti spek terakhir ( MotoGP Valencia 2018 ) Dari Cal Crutchlow dimana swingarm belakang masih menggunakan Material Alumunium full . .

Dari Sisi Honda, marc Marquez mengatakan Bahwa pendekatan hari kedua di jerez agak sedikit berbeda dibandingkan hari pertama kemarin dimana pada hari kedua ini Marc akan lebih fokus ke eksplorasi setingan dari mesin 2019 yang menurutnya memiliki Perbedaan respons yang cukup signifikan . Oh Ya di hari kedua ini Juga Jorge Lorenzo kedapatan Juga Ikut mencoba aero-wing baru RC213V yang telah lebih dahulu ditest Marc Marquez kemarin . .

Maverick Vinales menjadi Pembalap yamaha Tercepat di Time sheet dengan bertengger di posisi ke 3 disusul Oleh team mate Baru Marc Marquez Yakni Jorge Lorenzo Yang memang secara Historis memiliki statistik dan performa Cukup Baik Di Jerez. Petrucci berada di posisi ke 5 dan Lagi lagi Franco Morbidelli dengan spek Motor mesin 2018 berhasil berada di Posisi 6. Sisa Posisi Top-10 di hari kedua ini diisi oleh jack Miller, Dovizioso, Bagnaia ( rookie tercepat ) dan Alex Rins. MotoGP memasuki winterbreak dan kita akan bertemu lagi pada test resmi di sepang Februari nanti

taufik of BUitenZorg

65 COMMENTS

  1. wkwkwk tadi si marquez hampir crash tp untung dia bisa save pake sikutnya, kalo dia crash waduh bisa puyeng HRC ?
    kalo kata marquez sih perbedaan signifikan rcv 2018 & 2019 adalah kalo 2018 cepat namun dia merasa tidak nyaman, kalo 2019 dia merasa nyaman namun belom secepat rcv 2018.
    nah kalo para insinyur HRC bisa bikin rcv 2019 nyaman namun cepat, waduh bisa amsyong dah para lawannya ?

    btw peraturan IMU single jadi apa kagak sih wak ? gak dimedia luar gak dorna ko gak bahas itu peraturan baru sedikit pun. malah dorna demen bahas impresi para pembalap ditim barunya dibanding sama IMU ?

    • Yang perlu di tunggu apakah zarco akan mengubah gaya balapnya sesuai motor ktm, atau motor ktm yang akan di rombak menyesuaikan gaya balap zarco.

      Kalau di lihat kasat mata motor ktm permasalahannya ada di sasis. menurut saya sasisnya terlalu lentur, di buat nikung mudah tetapi badan rider ktm harus terlalu ke dalam, ke efektifan menikungnya terbuang-buang. Beda dengan rcv yang di berikan gaya sedikit saja untuk menikung motor langsung laju cepat tanpa harus tekuk kiri kanan terlalu dalam kayak rider-rider ktm rc16.

    • Faktanya memang begitu, liat aja timesheet. Ada yang bahas Zarco? Yang dibahas ya yang didepan. Soalnya Zarco aja gak jadi masuk Repsol yang bikin namanya gak terlalu disebut bahkan dibanding Nakagami di test kali ini.

    • Iyalah efek habis pake motor ter’enak’ trs pindah naik kebo. Mumet dia.

      Sasis kekeuh teralis, mesin jg tadinya pegang inline yg lembut jadi V ugal-ugalan. Amsyooong kalo engga skill dewa ☹️

    • waktu zarco baru masuk motogp catatan waktu saat test pra musim juga biasa2 aja, saya rasa zarco sedang proses adaptasi aja..

  2. akhirnya ada pembalap Jepang yg cukup menggigit dikelas premier, walaupun masih terlalu dini buat menilai (di test pra musim gini)

  3. nakagami ini mmng rider gemilang jg sih sbenarnya, juara japanese GP termuda. dan mmng kuat di jerez. di CEV gp finish ke 5 dan di moto2 jg finish terbaiknya di posisi 5 klo gk slah.

  4. sepertinya rossi masih bermasalah dalam memilih spek mesinnya kalo gak salah ada 2 spek yg berbeda dan entah mengapa gak ada yg cocok sama rossi tapi positif di vinalez

    • Selain kompetitor yg memang berkembang pesat,mungkin memang udah faktor U kali ya.antara feeling kemampuan dan kemauan dah kurang sinkron.Ibaratnya dulu ngangkat 50 kilo ences,sekarangpun masih berfikirian ences tapi kenyataannya ga seenteng dulu. ✌

    • Betul faktor U, buktinya si Vinales enjoy aja, bahkan bisa mempertahankan kekuatan ban sampe akhir lap dalam race…konsisten

  5. Wow udah lama banget gak liat pebalap jepang unjuk gigi di kelas motogp, ya mudah2an aja di kasih spek respol honda kayak crutchlow di musim 2020 kalo masih bertahan.
    Masa putra bangsa jepang, gak kebagian spek terbaik.

  6. Dari posisi 1 nakagami sampe 9 bagnaia selisihnya cuma 0,388 tifiiiss…tahun depan para rookie dapet paket yang joozzz…Seru pasti.

  7. Si bangkotan tua rewel, ya udah tahun depan pensiun ae mbah…biar talenta muda yang maju…elu manajerin Team aja…eramu sdh lewat…

  8. Nakagami dengan Honda aja bisa ngepretin pembalap2 senior.., fix ini tanda pabrikan lain harus kerja extra keras buat ngejar ketertinggalan dari honda.. Ayo dong yamaha tolong datangkan ahli2 jenius untuk lakukan perhitungan ulang, jika serius tahun depan tak ingin jadi ampas lagi seperti tahun ini, lakukan gebrakan teknologi dan jangan cuma fokus di revisi2 minor.. Kasihan para pembalap kalian yang pada stress, tolong jangan sia2kan skill mereka…

    • Ngepretin? Taka aja bilang kl ini baru tes. Belum tentu seluruhnya mengerahkan 100% kemampuannya dan kemampuan motornya (Marc aj cuma membandingkan motor 2018 dengan motor 2019 untuk menentukan arah pengembangan motor 2019). Satu yang bisa dipastikan oleh Takaagami, gap antara motor 2017 dan 2018 sangat jauh. Dan kynya yang stress di Yamaha cuma Rossi aj. Maverick cukup positif dengan mesin Yamaha yang baru, dan dua tes terakhir dia juga lebih fokus pada pengembangan mesin 2019, belum menyentuh pengembangan sasis dan geometri. Seperti yang kita lihat di musim 2018, Yamaha salah arah dalam perbaikan motor 2018. Rossi selalu bilang kl masalahnya adalah electronic, electronic, dan electronic. Akhirnya Yamaha terlalu fokus pada ECU untuk mengurangi permasalahan spin ban belakang, sementara geometri g disentuh sama sekali. Begitu bobot motor digeser k belakang sedikit, Baik Maverick maupun Rossi performanya langsung membaik. Mat dan Freddie di review season 2018 di motorsport magazine juga bilang, kl terlalu fokus pada elektronik untuk memperbaiki masalah power delivery, pasti akan ada yang terkorbankan. Mengurangi spin secara elektronis berarti memerintahkan mesin untuk mengurangi putarannya agar ban belakang memiliki kesempatan untuk memperoleh gripnya kembali. Dan ini berakibat pada berkurangnya akselerasi yang dibutuhkan pada saat corner exit.

  9. Musim 2018, Taka pk versi 2017, dan saat tes dia menggunakan motor Cal yang sama persis dengan paket tim Repsol kecuali Carbon Swing Armnya. Taka sendiri komentar kalo perbedaan mesin 2017 dan 2018 sangat mencolok. Power delivery mesin 2018 jauh lebih bertenaga terutama pada putaran menengah, dan lebih mudah dikendarai sehingga walaupun menggunakan used tyre time sheetnya lebih konsisten.

    Dengan kondisi itu, secara tidak langsung bisa disimpulkan kalau Marc berkontribusi penuh terhadap perolehan gelar juara dunia di musim 2017. Begitu juga Morbidelli dengan gelar rookie of the yearnya di musim 2018 kmrn (selain ada sedikit campur tangan HRC di sana). Mereka sudah menunjukkan kelasnya dengan paket yang tidak terlalu kompetitif, tapi masih bisa memperoleh hasil terbaik.

    • Bagian mana yang bikin kalap, Kontribusi Marc alih-alih motornya terhadap gelar juara dunia ke 2017? Ato Motor 2017 bukan motor terbaik?

      RC213 V seri 2017 pada kenyataannya memang bukan motor terbaik saat itu. Masih ada problem bawaan dari seri 2016, di mana perubahan arah putaran crankshaft untuk mengurangi dampak penggunaan unified ECU (yang katanya jauh mundur kebelakang) berdampak pada berkurangnya power mesin RC213V. Selain itu perubahan timing dr screamer menjadi big bang juga berdampak pada banyak hal, perubahan gear ratio, seting ECU, suspensi, bahkan riding style pembalap. Gak heran, sampai pertengahan musim 2017, RC213V hanya memetik tiga kemenangan (6 di pertangahan musim 2018). Masalah akselerasi, seri 2017 kalah jauh dibandingkan GP17 yang dimanfaatkan dengan baik oleh Dovi dengan style “Point and Shoot”nya. Selain itu, seri 2017 (termasuk seri 2018) juga memiliki pilihan yang terbatas untuk penggunaan ban depan yang optimal (hard compound doang). Dan penggunaan ban keras berdampak pada berkurangnya informasi bagi pembalap saat ban melewati limitnya. Gak heran, di musim 2017 Marc jatuh hingga 27 kali di seluruh sesi selama 18 seri balapan, yang sebagian besar terjadi di sesi latihan yang bertujuan untuk mengetahui limit ban depan. Dari sini aj udah ketahuan kalo gap RC213V versi 2017 dan 2018 jauh sekali. So, kudos buat yang bisa menaklukkan RC213V-2017 dan memperoleh hasil terbaik dengan motor tersebut, baik Marc di musim 2017, maupun Morbidelli di musim 2018………………..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP