Home MotoGP Analisis Pasca Kualifikasi MotoGP Argentina 2019

Analisis Pasca Kualifikasi MotoGP Argentina 2019

122

TMCBLOG.com – Dry race pada Sesi Kualifiaksi di termas De Rio Hondo kemarin merupakan kondisi yang tidak diperoleh pada kualifikasi MotoGP argentina dua tahun belakangan ( 2018/2017) yang terkendala Hujan ( wet race ). Pole Possition ke-5 dari 6 kali Kualifikasi di termas De rio Hondo tentu membuat Juara Bertahan Marc Marquez Punya posisi paling diuntungkan saat Start Race Nanti. Namun begitu Jika melihat perbedaan pace single Fying Lap, Laptime Marc Tidak lah terlalu Istimewa.

Marc Marquez mengaku ia dan Cal Struggle saat dihadapkan dengan situasi Me-manage fast Single Lap. Bingungkan? padahal faktanya Baik di FP3, FP4 ( walau terkendala rantai Putus ) , dan Kualifikasi  Laptime Marc Marquez jadi yang tertinggi di termas De Rio Hondo ini. Menurut tmcblog Ini artinya  Marc Tidak Puas akan capaian time attack RC213V di Argentina ini. Sepertinya Marc merasa jika kondisi Motor bisa lebih pas laptime bisa lebih cepat dari 1:38,304. Sepertinya Marc Geregetan sama Tolok ukur Rekor Laptime yang ia torehkan tahun 2014 yakni 1:37,683 dimana kondisi saat ini ia masih 0,8 detik-an lebih lambat dari Laptime tersebut. . . .

Yang Juga menarik perhatian adalah Pace Kualifikasi Yamaha dan Ducati yang termasuk mengalami peningkatan signifikan di termas.  Maverick Vinales hanya sekitar 0,154 detik lebih pelan dari Marc. Dan seperti kita ketahui Maverick ini banyak mendapat masukan terutama soal start racenya yang terlalu Lembek. Ia seringkali kalah bersaing saat start dan ini menjadikan posisi Grid start bagus menjadi sia sia. Untuk menutup kelemahan ini Maverick mengatakan bahwa Ia akan berusaha start dengan Agresif di Race Termas nanti.

Quartararo : RPM dilimit tapi Top Speed paling tinggi

Bicara Yamaha, kembali tmcblog tertarik dengan Rookie Fabio Quartararo. Dengan Yamaha M1 2019 Spek B pada sesi Kualifiaksi ini ia hanya 0,011 detik lebih lambat dari Franco Morbidelli Yang menggunakan Yamaha M1 2019 Spek A. Memang sih ada kemungkinan perbedaan performa antara M1 SPek A dan Spek B di awal Musim Kemungkinan tidak terlalu besar karena masih 2 Seri.

Namun seperti kita pernah ketahui melalui beberapa rumor yang salah satunya didengard ari Manuel Pecino Limit RPM dari M1 Quartararo disinyalir di-set lebih rendah dibandingkan spek yang dieproleh Rossi, Vinales dan Morbidelli. yap Karena ada rumor jumlah Mesin yang disiapkan ke fabio lebih sedikit dan mungkin lebih rendah dari angka alokasi 7 mesin. Butuh rpm yang lebih rendah untuk menjaga lifetime dari mesin . . namun apa benar begitu? Kita cek di top speed deh

Autodromo Termas De Rio Hondo memiliki back Straight Yang termasuk Panjang yakni 1.080 meter. Namun Jika kita lihat angka akselerasi dan top speed dari Fabio Quartararo di sini saat Q2 top speednya 321,9 km/jam. Sementara Top Speed Rossi 321,3 km/jam, Vinales 319,2 km/jam dan Morbideli 317,9 km/jam.

Dan ini nggak hanya kejadian di Kualifiaksi saja sob. Di FP3 Top speed Fabio adalah yang paling tinggi se-Yamaha. Apakah Bisa dihubungannya dengan kondisi Fabio ini ( 19 tahun ) yang masih muda. Jadi lebih berani, Nothing too lose, geber mentok ?

Pembuktian Holeshot device

Selain Maverick, Kita akan kembali melihat seperti apa efektifitas Holeshot Device. Holeshot Device di 2019 ini menjadi performance Toys Ducati Yang dikhususkan Untuk membuat Desmosedici GP19 bisa berakselerasi start dengan lebih cepat. Caranya adalah dengan mengunci kompresi suspensi belakang dan membuatnya lebih ‘ceper’ sehingga efesiensi penyaluran power dari mesin dapat lebih tinggi. Atau dengan kata lain semua power mesin V4 lebih terdistribusi ke ban ketimbang terbuang untuk menekan suspensi. Namun diluar itu, ada beberapa spot sektor dimana Ducati meningkat banyak.

Suzuki Mungkin yang sedikit terlihat ‘ mundur’ dibandingkan tahun lalu. Di termas Tahun 2018 Alex Rins naik Podium, namun di Kualifikasi tahun 2019 ini bahkan Rins tidak bisa masuk Ke Q2. ia akan start dari posisi 16 saat race nanti. Bahkan Joan Mir yang termasuk mengejutkan akan start dari Posisi 19 Bahkan Mungkin Aprilia dan KTM punya kans lebih cepat dari suzuki ?

Namun Chapter single fast Lap tentu sudah ditutup buat Termas, sekarang semua pembalap haruslah bersiap untuk menghadirkan Konsistensi race Pace dan pemilihan ban yang tepat agar durable disiksa selama 24 lap di termas. Sampai data FP4, menurut analisis Tmcblog

  • Marc dan Kebayakan Honda akan mengguankan ban Depan hard dengan ban belakang antara Soft atau medium.
  • Dovizioso dan kebanyakan Ducati akan pakai ban depan Medium Yang dipadu entah Medim ataupun soft.
  • Sementara Yamaha M1 terlihat lebih banyak mengguankan Ban Hard di depan di FP3 untuk dipadukan dengan Medium ataupun soft di belakang.

Keadaan ter-update dapat kita bisa lihat di sesi warm-up nanti untuk melihat seperti apa Keputusan terakhir pembalap soal ban ini. Semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

122 COMMENTS

  1. wew kalo target lap time marquez rekor 2014 sih serem juga tinggal 0,8 detikan lagi, 2014 dengan segala kebebasan dan 2019 ini dengan keterbatasan ECU & software. berarti bener bener sip juga yak perkembangan rcv ?
    btw berarti balik lagi ke asal lagi yak pake ban depan hard, cuma qatar doank pake medium atau nanti disirkuit lain berhasil pake ban medium juga nih ?

        • Kata pengamat sih kalau bandul berat disuruh bore up, sama nokennya dipapas biar langkah kompresi naik? saya sendiri ga paham apa itu langkah kompresi dan apa hubungannya sama papas noken, maklum dia kan pengamatnya pengamat. Udah lebih ahli. Belajar tentang crankshaft V4 aja dari mesin bebek 1 silinder dan pakai ilmu terawang?

    • Bung Pengamat jago banget. Bor stroke, V-enjin, bandul aerodinamika, stang seher, gear rasio, sampai2 membuat sy berkomentar: lelucon apa lagi tentang knalpot?

    • Permasalahan bandul ini gak selesai dari kemaren ya bung @Noolan. perlu penjabaran yg lebih mendalam lagi dari sang pengamat expert di bidangnya,,,

    • perasaan selain faktor headernya yg ukurannya beda,apa gak berfikir ECU in house juga sangat berpengaruh meredam beringasnya mesin rcv ??
      kok ya langsung berasumsi ke ukuran headernya?

      • Ga boleh ngetawain. Dia ini pengamatnya pengamat lho, ahli di bidang mengamati dan mengira2. Tolong hargai pengetahuannya yang luas, dia sudah berkorban banyak waktu untuk googling, berkhayal dan bertapa?

  2. fabio quantararo….bikin penasaran.. kemaren di qatar trouble jelang start, apakah di termas bisa oke saat race….

    • Apalagi motornya setingkat dibawah teammate nya, potensinya dia lebih tinggi, kalau dia mau sabar factory yamaha kayaknya cocok, kan dia masih muda banget, nunggu slot kebuka dia masih muda juga kok hehe ?

  3. Kalo mau nyamain pencapain 2014 ya susah, yang jadi pembeda lap time sekarang lebih lambat karena unified ecu dan software

  4. Baca2 komen semalem,sumpah saya masih gagal paham sama part didalam mesin tp bisa menghasilkan efek downforce…jangan2 dia juga pencetus teori flat earth itu ya?

    • @jhon gendhon mr.pengamat itu dia pengamat sekelas carlo pernat bro,udah ciri khas dia itu saking grade s++ ngak ada tandingan dia di sini…

    • kasih penjelasan secara gamblang donk bro kenapa yamaha harus pake ban itu. bisa lebih hebat daripada para mekanik yamaha bisa menentukan pilihan ban cuma karena liat video ?

    • lulus sensor om biar brasa kyk org sok tahu saya. nyuruh yamaha pke ban extra hard. biar g cpt habis bannya, ubah gaya balap aggresipun gpplah biar bs imbangi performa mesin v4. drpd kyk mv atau fQ habis ban setelah pertengahan lap. maaf sy cma pembalap liar jd g taw detail yo.

  5. udah gayanya gtu overlimit sradak sruduk kyk naik supermoto. cba pembalap lain juga gtu bakal seru kan. haha

  6. kasian pengamat selalu disebut dan jadi bahan sindiran serta bullyan yang dibalut dalam komentar cerdas dan kreatif

  7. Jadi faham kan guys siapa2 yg tukang komen ember tinggl baca komen dari atas tapi keknya diantara nick2 diatas bnyak yg saudara sejari deh

  8. Ladies and Gentlemen…

    Ngunuo aka man of twentyseven nickname lagi menempa jati dirinya,beliau ingin menyamakan levelnya dengan this is man three expert mr.enjiner,mr.jimoo,and mr.pengamat… Ayo bung nguono semangat…

  9. Disentil editor masih gk kapok y…tp tahu kan kenapa orang waras,orang gila gk pake baju..orang waras tahu malu,orang gila tidak mempunyai rasa kemaluan

  10. wak dari data FP4 sepertinya besok race ada bagi tugas antara cal dan marc nih, di separuh awal mungkin cal akan ambil bagian, dan di 10 lap terakir sepertinya marc akan menyerang kalo diperlukan..gitu ga sih wak? dovi tidak akan bisa seperti di qatar(pace time)…yamaha akan ada di rombongan depan tapi…..hehehe
    nakagami ada peluang 5 besar…cihuy 🙂

  11. para master apa rumus perhitungan agar tidak ada spin. karna mnrut aq downforce dan bobot kendaraan yang berlebihan juga akan menghambat gaya dorong

    • Spin disebabkan karena ban tidak napak sempurna diaspal, atau jika dibalik ban tidak terbang sempurna.
      Solusi tambah sayap biar bisa terbang sempurna

      • spin tidak selamanya terjadi karena ban tidak menapak sempurna, bisa juga karena rimpull (tractive force/gaya pada ban) lebih besar dari traksi yg tersedia. traksi dipengaruhi beban baik bobot dan downforce, serta koefisien traksi antara ban dan permukaan jalan. jadi untuk menambah traksi bisa menambah beban pada ban belakang dengan mengubah distribusi bobot dan menambah downforce. sedangkan untuk mengurangi rimpull bisa dengan cara ignition cut dan bukaan gas. masing2 metode punya plus minusnya

        • bisa aja pasang tambahan beban kaya mas darmoo di jok belakang, tapi efeknya akselerasi akan berkurang karena tambahan bobot, jadi lebih efektif perubahan distribusi bobot ketika motor sedang berakselerasi. contohnya ducati menggunakan holeshot device yang membuat motor bisa “squatting” lebih terkontrol, sehingga beban yang diterima ban belakang lebih banyak otomatis traksi juga meningkat

    • gw bukan master, cuma coba bantu jawab

      semua ban pasti spin/slide
      tapi jangan sampe spin berlebihan
      konon jaman cs masih d repsol
      salah satu pejabat hrc bilang setingan CS lumayan ekstrem
      yaitu ban depan 10% lebih cepat sedangkan ban belakang 20% lebih cepat
      CMIIW (angka nya agak lupa2 inget)
      sedangkan pembalap umumnya menginginkan ban belakang beda tipis dengan ban depan

      dr pernyataan tsb semua motor (dengan kecepatan secepat itu) pasti spin
      kalo mau ngomongin Y yg dikeluhkan adalah “spin yang berlebihan” sehingga banyak kerugian berupa momentum/kurang akselerasi, energi yg hilang sia2, ban cepat aus, sulit dikendalikan dll (silahkan yg mau nambahin)
      (mau gak mau gw cukup salut dengan CS dengan style ridingnya)

      betul seperti bro bilang, downfroce n bobot berlebihan menghambat gaya dorong
      aktualnya bisa pelajari hukum newton lagi
      tp disinilah seninya (baca : kesulitannya) krn yg dicari adalah titik optimal
      jika traksi kurang (apapun penyebabnya) bisa menyebabkan spin berlebihan
      jika traksi berlebih bisa menghambat gaya dorong

      balik ke pertanyaan,
      apa hitungannya ada?
      kemungkinan besar tidak
      (dikuliah gw cuma dpt fisika umum bukan fisika dasar)
      sebab kalo ada, mungkin Y sudah bisa selesaiin masalah mereka
      (gak mungkin teknisi sekelas motogp gak tau hitungannya)

  12. mo nanya lagi nih apakah slip ratio motogp otomatis maksudnya semangkin besar massa yang tertumpu pada as roda belakang dan semangkin kecil hambatan laju maka slip ratio semangkin besar atau sebalik. atau masih manual kalo diseting 10% maka 10% saja tidak berubah2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version