Home MotoGP Analisis Pasca Race MotoGP Austin 2019 . . Fokus di Rins VS...

Analisis Pasca Race MotoGP Austin 2019 . . Fokus di Rins VS Rossi !

103

TMCBLOG.com – Punten pisan analisis Pasca race baru keluar, badan meriang semenjak Hari sabtu euuy ..  Oke sebenarnya menarik melihat pace Marc Marquez sebelum Ia Crash di Race MotoGP CoTA 2019. Namun Hanya 8 Lap, Kurang dari setengah race kayaknya Kurang bisa mewakili ya, Kalo Gitu khusus untuk Artikel Analisis Pasca race kali ini Kita akan memperdalam Lebih Ke Fight antara dua Motor Inline four dengan sama sama  berfiring order aneh yang ledakan pistonnya Mirip V4  Yakni mesin Yamaha M1 dan Mesin Suzuki GSX-RR yang digeber Rossi dan Rins. Rins memang akhirnnya memenangkan race, Namun kita jelas kepo, kenapa Rins dan Suzuki bisa begitu perkasa. Dimana letak Keperkasaan Suzuki, apakah Yamaha Nggak Punya Point Plus di CoTA? Untuk mencari jawabannya silah simak artikel berikut sob . .

Dari Grafik Laptime di atas, sobat bisa lihat bahwa sekitar 11 lap Alex Rins menorehkan laptime lebih cepat dibandingkan Rossi. Terutama di Lap pertama Rins sangat jauh tertinggal Oleh Rossi akibat Posisi startnya yang kurang Baik ketimbang vale yang start dari posisi row terdepan.

Sektor Satu CoTA

Sektor satu CoTA dmulai dari Finish/ Startline melalui sebuah Straight kedua terpanjang di sirkuit ini, namun menanjak sampai di tikungan R1. di R1 Biasannya pembalap berhenti dari kecepatan 313 km/jam sampai 65 km/jam dalam 198 meter selama 5 detik atau deselerasi sekitar 1,8G karena R1 merupakan sebuah Slow Corner.

Setelah R1 pembalap akan menggeber motornya di sebuah rentetan Liukan saling balas 5 corner R2,sampai R6 . . . sebuah gabungan antara sebuah Slow corner dan banyak speedcorner . . . di R2 misalnya, menikung di R2 adalah menggunakan kecepatan 152 km/jam . . .

Di sector 1 ini Laptime Rossi dengan Yamaha M1 umumnya Kalah cepat ketimbang Rins yang menggunakan GSX-RR. Perkiraan TMCBLOG rins Unggul di sektor ini bergat gabungan antara Top speed GSX-RR yang lebih tinggi plus Sasis GSX-RR Yang lincah dibuat untuk menikung 5 kali saling balas kiri dan kanan R2 sampai R6

Sektor dua CoTA

Berkebalikan dengan sektor 1, Maka sektor dua didahului oleh 4 Corner pendek pendek saling balas dari R7 sampai R10 dan diakhiri oleh sebuah Tikungan lambat ( slow Corner di R11) untuk bersiap menjelang straight terpanjang segelaran MotoGP. Di R11 biasanya motor berdeselerasi sebesar 1,2G dari kecepatan 282 km/jam menjadi hanya 60 km/jam sepanjang 198 meter yang ditempuh dalam waktu 5 detik.

Di sektor kedua ini, Tikungannya tidak flowing, cenderung agak speed corner. Dan terlihat disini Yamaha M1 dikolaborasikan dengan Rossi berhasil lebih unggul dari Rins. Sobat Bisa lihat Mayoritas Laptime Rossi di Sektor ke dua ini lebih cepat dari Rins. Disini pula sepertinya awalnya Vale mau melancarkan serangan serangan karena memang secara umum M1 lebih bagus dari GSX-RR di long speed Corner.

Sektor Tiga CoTA

Sektor 3 adalah sektor yang mengerikan karena Pasca Straight terpanjang (1,2km) dalam seluruh seri MotoGP 2015 ini Riders akan ketemu R12 which is lumayan patah ini tikungan ke kiri. Di R12 biasannya riders akan mengerem dari kecepatan 342 km/jam menjadi sekitar 75 km/jam dalam jarak lebih dari 330 meter dan waktu sekitar 6 detik sehingga menyebabkan besarnnya deselerasi yang dirasakan sekitar 1,8 G . . .

Straight sebelum R12 yang panjangnya 1,2 km juga membutuhkan Performance Motor yang Prima dan juga tentunya power to weight ratio yang bagus. Setelah itu Di R13 sampai R15 Riders akan ketemu lintasan Technical dengan tikungan yang technical juga. so dari R12 sampai R15 akan ada 3 slow corner dan hanya 1 speed corner.

Yes, Top Speed Rins disinyalir memang lebih tinggi dari Rossi. Namun Cukup Menarik melihat 3 Lap terakhir Rossi terlihat Ngotot mengeluarkan senjata Pamungkasnya yakni Top Speed Yamaha M1. Terlihat di Lap 16 Rossi harus kehilangan Banyak waktu Karen Wide Pasca Serangan yang dimaksudkan Untuk Block-Pass namun Gagal. Secara umum di sektor ke 3 ini seprtinya Rins dan Rossi Imbang soal performa

Sektor 4 CoTA

Di sektor 4, lepas dari Tikungan 15, Riders akan ketemu paling tidak 5 tikungan mulai dari R16 sampai R20 di tikungan terakhir menuju garis Finish. Karakter R16 sampai R18 adalah tikungan cepat. R19 adalah tikungan yang semi lambat karena hampir tegak lurus, Di R19 Pembalap biasannya memperlambat motornnya dari kecepatan 200 km/jam ke 91 km/jam dalam jarak 110 meter dan membutuhkan waktu 3 detik. Lepas R19 Rider geber lagi motornnya sampai kecepatan sekitar 222 km/jam sampai 135 meter sebelum tikungan R20 untuk ngerem sampai kecepatan 82 km/jam dalam waktu sekitar 4 detik.

Di sektor terakhir ini Rins Unggul sob. Laptime Alex Rins sepanjang Lap Mayoritas Bisa mengungguli vale. Dan Terlihat kembali bagaimana Vale Push to The LImit di 3 lap terakhir mengejar Rins, mencoba Mengejar asa Juara Seri kembali yang tertunda cukup Lama.

TOP SPEED

Bicara Top Speed Secara umum di 16 lap pertama Top Speed Yamaha M1 Valentino Rossi Jauh lebih rendah dibandingkan Top Speed Alex Rins yang gunakan Suzuki GSX-RR. Perbedaan top Speed Rins dan Rossi ada sekitar 4 sampai 6 km/jam-an sob. Secara umum memang Alex Rins Pantas Menjadi Sherrif CoTA dan Pantas menggungguli Valentino Rossi. ia menguasai 2 dari 4 Sektor dimana satu sektor lebih ke seimbang plus unggul di Top Speed. Pembuktian selanjutnya di Sirkuit Sirkuit eropa Nih. Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

103 COMMENTS

  1. Dengan segala kekurangan dan awalan keluar dr keterpurukan Rossi-M1 cukup apic diperoleh…dan Rins-Suzuki terlihat kuat percaya diri…

    namun tidak melupakan markues untuk tahun mendatang…

  2. kan sirkuit di amerika banyak nih, kenapa cuma austin yg dipertahanin yak ? kenapa gak laguna seca. bumpynya itu ngeri broo, apalagi pas dimoto2 liat luthi, marquez sama schrotter motornya udah kaya banteng rodeo.
    dimotogp malah kurang keliatan karena mungkin efek lebih canggih dibanding moto2.

  3. Topspeed gsxrr cenderung turun ya? Tp masih ketutup selisih awal2 lap yg ckup banyak dari m1.
    Semoga gsxrr-rins konsisten dan sering di pack depan

  4. pengen liat c laptime vin katanya lebih bagus dari rossi,,
    terus pengen tau jg berapa cepet mm, cc, jl, ad hehe,,
    banyak mau nya..

    • situ minta macem macem
      miller yg dipos 3 aja gak dimasukin
      yg lain mungkin gak ada karena crash atau diluar podium
      miller ?
      behahaha tema minggu ini mamang oci

  5. GSX-RR lebih unggul performanya ketimbang M1 mungkin bisa jadi karena teknologi (patented) brilian bin cerdas dari Sijuki yaitu SR-VVT (Suzuki Racing – Variable Valve Timing), dimana seolah mereka punya dua jenis cam yang punya timing buka tutup valve yang berbeda tapi lantaran cara kerjanya bersifat mekanis dg memanfaatkan gaya sentrifugal dari pelor2 yang terlontar keluar didalam gotnya yang mampu mengubah timing buka tutup valve itu, maka teknologi ini adalah LEGAL. Karena teknologi variabel pengaturan katup di MotoGP yg cara kerjanya baik secara elektronik (ex. VTEC & MIVEC) maupun hidrolis (ex. DVT & VVT) itu dilarang, itulah hebatnya insinyur Sijuki, slogan “Inovasi Tiada Henti” memang seharusnya pantas disematkan, mereka berhasil secara cerdas “mengakali regulasi MotoGP” tanpa harus menimbulkan kontroversi layaknya swing arm deflector Ducati dan bisa dapet pula ACC Darno. M1 mau pake VVA dan RCV mau pake VTEC jelas kagak boleh wong cara kerjanya secara elektronik kok 😀

    • oh iya, sampe lupa kalau GSX-RR pake SR-VVT ? pantes bisa jauh lebih superior di straight. berarti Yamaha harus buat VVA yang bekerja secara mekanis nih wwkwkwkw

      • SR-VVT emang diambil dari Suzuki MotoGP teknologinya, ada di MCN artikelnya klo mo nyari, motoGP sendiri udah jelas rule nya, “‘Variable valve timing and variable valve lift systems, driven by hydraulic and/or electric/electronic systems, are not permitted.” yang artinya segala bentuk teknologi pengaturan katup baik lift klep dan timing klep yg secara hidrolis maupun elektronik tidak diijinkan. Tapi teknologi SR-VVT Suzuki ini sah dan legal karena cara kerjanya tidak pakai dua sistem yg dilarang tersebut, tapi dengan memanfaatkan hukum alam lewat adanya gaya sentrifugal itu, mereka menggunakannya sebagai penggerak sistem VVTnya tersebut. Hal ini bukti nyata kecerdikan insinyur mereka, tidak harus berlomba2 dalam hal perkembangan teknologi ala robotic yang begitu sophisticated macam motobot atau Ashimo Teknologi untuk berinovasi untuk mendapatkan teknologi yg tepat guna, adakalanya suatu hal yang brilliant itu ditemukan dari hal2 yang sederhana, yang simple, yg tidak terpikirkan oleh insinyur pabrikan lain, yang malah justru tepat guna 🙂

    • katanya menurut aturan dorna, segala bentuk teknologi variable valve masih dilarang di motogp
      namun karena vvt ala suzuki yg di ubah timing bukaan sedang tinggi bukaan klep masih sama mungkin bisa aj pke teknologi ini

  6. nganu mas Pengamat, bukannya GSX-RR juga pake crossplane, terdengar jelas dari karakter dan tone suara yang keluar dari kenalpotnya, istilahnya growling gitu, kalo flatplane kan suara kenalpotnya screaming/njerit makanya disebut screamer, macam suara Kawi ZX-10R geberan Jhony Rea di WSBK.

  7. anuuuu,, mas pengamat, bukannya GSXRR itu firing ordernya sejenis crossplane juga ya?? suaranya mirip bgt sama m1,

    • bisa dibilang itu salah 1 nya bro, davide brivio masuk ketika suzuki memulai kembali project motogp mereka dan mengubah dari V ke inline. kalo gak salah project itu mulai 2012 dan saat davide brivio lagi nganggur juga udah gak dipake yamaha, jadi kesempatan emas saat org yg tau isinya M1 nganggur hehehe

  8. buset, sama2 inline 4 crossplane tapi top speed bisa jauh gitu yak? cornering juga kalah. maunya apa nih yamaha? ?

    analisis yang keren wak, makin kelihatan keunggulan GSX-RR dari M1 di sirkuit CoTA, tinggal nunggu sirkuit eropa di mana yamaha punya europe test team, pembuktian lahh

  9. Greget deh sama ni orang, kalau berstatment itu selalu “berbeda” dari fakta, entah troll atau memang sok tau.
    Baca coi, di cycleworld pas GSX-RR 2014 pertama test track sudah di indikasikan.

    While the usual pipe arrangement for a flat-crank inline-Four is 4-into-2-into-1, this bike has two long-taper megaphones, each connecting to a pair of cylinders. That suggests this engine does not have a flat crank but instead is fitted with a 90-degree “crossplane” crank shown by Yamaha’s engineer Masao Furusawa to improve grip.

    Situ kan MASTER BoreXstroke, Bandul dan Header knalpot. Masa kek ginian aja gak tau.

    Geleuh aing

    Sumur: www@cycleworld@com/2012/05/22/spied-2014-suzuki-motogp-prototype

  10. juara sudah, tinggal konsistensi rins di barisan depan yang harus dipertahankan. syukur2 bisa nyolong 2-3 juara seri lagi di entah di assen/motegi/philip island

  11. untuk rossi sudah, dan sekarang saya menantikan rins overtake dovi dan marc di lap2 terakhir untuk podium1. semoga saja di 2019 ini.

    • Jgn bgtu bro… Sesuatu bs sj terjadi.qt bs lht pngalaman ktka lorenzo juara tetakhir x bersama yamaha.mmang wktu itu kental sekali dgn yg namanya keberuntungan.ttpi balapan ttplah balapan.. Dan juara ttplah juara.smua itu msh terbuka lebar utk juara bgi smua tim terutama H,D,Y,dan S

  12. Suzuki perlu meningkatkan level kestabilan performa pembalapnya aja, kalo sudah, bisa bertarung di depan untuk sekedar juara seri lagi jelas bisa

    Yamaha jika motornya sudah ketemu semuanya, pasti bisa galak lagi seperti dulu

    so bakal menarik kalo ada 4 merk yg bertarung utk bisa juara di seri2 selanjutnya di eropa

    KTM dan Aprilia spertinya masih lama utk bisa bertarung ke depan dan sekedar podium

  13. Crossplane Crank itu sudah di patented namanya oleh Yamaha. Jadi gak bakal menyebutkan itu pakai Crossplane. Hanya saja, tone suara seperti itu hanya keluar dari mesin ber firing order uneven dengan pakai crank 90 degree.
    Alias bukan flat plane.

    Saya gak bilang pakai Crossplane ya, cuma bilang crank 90 derajat alias gak flat.

    Bennetts sendiri yg partner Suzuki di BSB bilang bahwa cranknya B u k a n flat

    www@bennetts@co@uk/bikesocial/news-and-views/features/racing/15-years-of-motogp—part-four—suzuki

    Dengerin mesin flat crank tuh ZX10RR,H2R,GSX-R1000,CBR1000RR.
    suaranya melengking akibat rapatnya firing oder atau EVEN (Rata)

  14. yg pting suzuki (rins dan mir) (heran nama ini orang singkat2 bngt) stabil dapat poin. klo bsa rins stabil di 5 besar, mir di 10 besar. tahun depan baru fight juara dunia.

  15. Dan menurut saya, keliru.
    GSX-RR pakai uneven firing order dengan crank 90 derajat alias nama bekennya Crossplane crank.
    Dijamin 100%

    Memang tidak ada gambar empirik yg memperlihatkan bentuk crankshaftnya GSX-RR, tapi suara serak throaty seperti V-8 itu cuma keluar dari mesin uneven firing order atau crossplane crank

    www@cycleworld@com/what-is-difference-between-flat-and-crossplane-crankshaft#page-2

    • Jeroannya motor MotoGP yang masih dipakai balap hampir dikatakan mustahil ada fotonya karena itu rahasia dapur masing2 pabrikan..
      Jangankan foto kruk as, saat side fairing dibuka saja hampir seluruh team (biasanya) langsung menutup rapat2 akses publik untuk melihat bagian luar mesinnya.

      Kalo memang paham cukup dengan petunjuk artikel2 mengenai firing order dan jg dengan cara dengarkan perbedaan raungan suara mesinnya saja sudah paham.

  16. mungkin bagi honda/yamaha/ducati karena sudah berkali2 rasanya biasa saja. tapi bagi fans dan suzuki yang bukan tim besar dengan SDM terbatas dgn dana yang cekak, sponsor major aja ngga ada. dan bisa podium1 dalam balapan normal walapun sedikit beruntung dibantu dlosornya marc. itu adalah sesuatu…

    • nah gw setuju sama mas ryan ini…tapi dibilang cekak juga gak lah…kuat kok suzuki kan dia berbaur r2 sama r4 nya..

    • Davide brivio sih sempat ngomong waktu ditinggal vinales dan aleix espargaro. suzuki gak khawatir dgn hal tsb. brivio bilang suzuki ini mmng pabrikan kecil yg berdana minim. tapi dari segi teknisi dan SDM nya dia mengklaim lebih unggul dan gak kalah bagus dari para rival. itu yg suzuki yakin mereka mampu bersaing di motogp.

      • @ dwipram, terbatas dalam artian bukan kalah bagus. Buktinya dengan segala keterbatasannya sedikit demi sedikit tapi pasti suzuki mulai bisa mendekati honda dan ducati. Hanya saja mungkin jumlah orang yang digaji untuk bidang ini lebih sedikit.

  17. Saya rasa rossi yg tlah mempush dr awal salip”an trus ngejar MM habisin banyak bannya. trus liat MM jatuh siapa yg g keder dlosor juga. mending cari aman. eh rins yg dr tadi balapan agak bisa jaga ban jadi nothing to lose berduel. Jelas rossi yg hampir melebar krn traksi menurun main aman saja gak usah duel. klo saya pembalap juga pasti mikir gtu. lawan terkuat dah gak ada, klo cma rins. biarlah lagian beda 5 poin. cuma pendapat,bukan fbr ya.

    • dia kelihatan kok di final sector ngepush habis2an, terlihat di race dan grafik. sampe ngeri liatnya jarak dari 0.7 detik tau2 tinggal 0.4 detik dalam 1 tikungan ???

  18. David B itu dulu di Yamaha kan, nah jelaskan. Yamaha harusnya buat trobosan baru biar bs up lagi. ahli ecu dan tes rider kerja keras tuh diyamaha.

  19. Rins unggul pd corner speed krn lbh “flowing” dibanding Rossi yg seperti agak stop n go. Takut spin mungkin..

    • Y perbedaan karakter pembalap Spanyol sama Italia y itu. Kl sembalap Itali lebih unggul pada late braking technique (Rossi, Dovi), kl sembalap spanyol cenderung unggul pada corner speed. Memang ada beberapa pengecualian, tapi secara garis besar, harusnya karakter mereka g jauh berbeda dengan kondisi tempat mereka.

  20. dr segi SDM suzuki sangat bagus apalagi klo di tunjang dana dan sponsor suzuki bakal lbh ngeri, mungkin (opini) itulah alasan kawa ogah masuk motogp, setidaknya kawa pun liat kiprah suzuki di motogp klo bagus ya tdk ada alasan buat kawa msuk motogp.

    • Jika suzuki thn ini moncer trs,bkn tdk mngkin akan menarik minat sponsor yg lbh besar.mestinya brivio nego2 dgn perusahaan besar macam marc vds/movistar siapa tau tertarik lg masuk ke motogp.dan huruf besar suzuki berganti jd Movistar suzuki..hee

    • suzuki tipe pabrikan konservatif yg cenderung main aman, mreka baru bergerak bila telah cukup data riset ato pengalaman dri wktu yg lalu..

      itulah kenapa sujuki klo kluarin produk baru lamanya bisa bkin jenggotan krna mreka slalu riset ulang stiap produk sblm launch..

      mungkin disitulah sujuki membuat divisi khusus balap yg ‘trpisah’ dri perusahaan induk.. jdi divisi itu bsa lbh bebas mengekspresikan diri dgn beragam riset.
      nah bisa jdi divisi baru ini yg aktif cari sponsor

  21. Ga ada foto jeroan mesin, tapi banyak video onboard motor motogp di yutub. Suara bisa dianalisis, dan bisa ketahuan pola pengapian antar silindernya, walaupun gak bisa tahu pasti sudut antar crankpin berapa derajat.

    Saya sudah coba analisis file audionya, dan firing order mesin M1 identik dengan GSX RR, dugaan saya suara kedua mesin ini agak beda karena karena desain intake, valve timing, exhaust, dll memang beda, jadi timbul noise yg beda juga, tapi pola gelombang suara yg dihasilkan memang identik.

    Eits… berhubung saya bukan ahli di bidang ini, bisa saja saya salah menduga, ???
    bisa saja GSX RR memang menggunakan flatplane crankshaft, dengan firing order sama dengan motor sport 250cc 2 silinder yg banyak dijual di indonesia, jadi dua silinder meledak bersamaan dan jeda 180° dengan dua silinder berikutnya, kemudian jeda lagi 540°.

    jadi pernyataan bung @pengamat belum terbukti salah

    • Kurangnya sumber informasi jadi saling menerka-nerka mungkin ya, tapi Flatplane 4 dengan firing order 180 Twin mesin 4 tak saya belum pernah dengar atau lihat, tapi di dunia mesin purwarupa gini bisa saja (2 tak kalau gak salah nsr500 firing order seperti ini)

      Tapi yg saya yakin tetep Suzuki pakai jenis uneven firing order 90 derajat. Ini demo audio visual nya youtu@be/Zwbpi3B5_Go

      Dan ini demo audio visual firing order twin yg bro AnoniMUSE bilang youtu@be/5z4hhVI-qyo

    • Beda suaranya ya, yg buat saya yakin itu ketika mid-high RPM suaranya memiliki tone sama dan informasi-informasi dari sumber luar yg setidaknya dekat dengan proses development GSX-RR (bennetts)

      Ya kedepannya mudah-mudahan wak haji Taufik dapet kesempatan menemukan informasi dari mesin-mesin purwarupa di MotoGP buat kita semua yg miskin ilmu

    • Saya juga yakin firing order M1 identik dengan GSXRR, cuma saya juga gak bisa nunjukin buktinya di blog ini, (setidaknya bukti hasil olah file audio yg saya bilang)

      dan kasihan juga lihat bung @pengamat gak ada yg membela opininya ???

    • Atau gini aja @wagateki, biar ikutan bingung ???, coba cari tentang kawasaki zx rr firing order “long bang” yg pernah dipakek shinya nakano,

    • Weleh setelah sadar habis baca komentar bro @AnoniMUSE bisa jadi loh, bisa jadi statment dari bro @Pengamat ada benarnya, sebelumnya sorry ya bro selalu jadi buzzer ?.

      Setau saya sih Long Bang punya kawasaki itu sebutan dari jenis Big Bang firing order dan ini firing order nya mirip NSR500, Flatplane 180 derajat dengan firing order bigbang, 0-180-0-540, mirip parallel twin 250.

      Tapi, tetap karena tidak ada kejelasan, di sumber umum pun (Wikipedia) gak ada, saya tetep pegang Suzuki pakai uneven 90 derajat. ?

    • Gaya rins elbow dragging dgn posisi kepala jauh dari aspal jadi motor tidak kelewat miring untuk memaksimalkan grip ban sehingga
      mampu memaksimalkan corner speed.

  22. trimakasih pakde taufik atas pembahasan perlap rosi vs rins… semoga race berikut rins bsa unjuk gigi lg, jdi bisa dianalisis lbh lanjut sehingga ketauan sprti apa kemampuan sebenarnya gsx-rr yg notaben baru ini.

    btw pakde.. apa ini ada kaitannya sma race direction yg nyuruh rins pke ‘mapping 4’ tepat setelah berhasil menyalip rossi.. ada apakah di mapping 4 itu..? apa disitu mengaktifkan ‘senjata rahasia’ sujuki?

  23. pakde, trimakasih telah membahas duel perlap rossi-rins, mudahan race depan rins bisa unjuk gigi jdi bsa lebih di analisis sperti apa kemampuan dri gsx-rr yg notaben baru ini..

    btw pakde, apa ini ada hubungannya sama team direction yg nyuruh rins buat ganti ke ‘mapping4’ sesaat setelah menyalip rossi ?
    ada apa dgn mapping 4?
    apa di mapping 4 mengaktifkan fitur rahasia gsx-rr?

  24. @Boikogil kolom komentar juga bisa dipake buat diskusi, which is include q & a, nginterpretasiin sesuatu itu jangan ***** amat, pengen ketawa tapi kagak lucu, mesakke negeriku

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version