Home Racing Ahmad Yudhistira resmi Pensiun Dini dari balap

Ahmad Yudhistira resmi Pensiun Dini dari balap

36

TMCBLOG.com – Lebaran tahun ini ada suka dan dukanya,bagian sukanya kami diberikan Allah swt pelengkap anggota keluarga kecil kami seorang anak laki-laki bersyukur tidak terhingga saya dan isteri,bagian dukanya kami belum bisa memperkenalkan anggota baru ke keluarga besar kami karena adanya pandemi covid 19 sehingga kami hanya melakukannya via video call pada saat malam lebaran idul fitri sekaligus saling bermaafan memanfaatkan momen idul fitri tahun ini,dengan pertimbangan yang matang dan berdiskusi kepada orang tua saya dan juga isteri, saya memutuskan untuk memilih PENSIUN DINI dari karir saya di dunia balap motor roda dua sekaligus dengan bertepatannya pandemi covid 19 ini karena keselamatan keluarga saya lebih utama ? “

Yap tulisan di atas adalah tulisan asli dari Ahmad Yushistira yang ia posting di IG-nya, salah satu pembalap Kuat Indonesia yang selama karir balap road racenya cukup banyak menorehkan prestasi buat Merah Putih seperti dua kali Posisi top-3 SS600 ARRC ( 2014 dan 2015) , Dua kali Kampiun Supersport 600 Kejurnas, Dua kali Kampiun Indoprix 125 cc dan Dua kali runner up Indoprix 110 cc.

” . .  I can provide evidence to everyone in Indonesia that until this moment there are no other racers who are better than me in achievement”

Pasca pengumuman ini Yudhis berencana akan banting stir menjadi pengusaha batubara di Binuang. Di akhir Pernyataan Yuhis mengucapkan selamat tinggal kepada Balap dan Kejuaraan ARRC di mana menurut Yudhis sampai saat ini tidak ada pembalap Indonesia  dengan capaian lebih baik darinya di kejuaran Asia. Wihhh, semoga sukses Yushis di Ikhtiar Barunya.

Taufik of BuitenZorg

36 COMMENTS

  1. Masuk top 3 supersport 600, podium all japan superstock, ikut suzuka 8h, wildcard superstock 1000 portimao. Thank You Yudhis!!! ??

    • Sayang ARRC ga menjanjikan dibanding BSB, CEV, CIV yang lulusannya ada kesempatan ke world. ARRC kebanyakan cuma dapet jatah wildcard itupun pake dana sendiri, tim Eropa mana mau ngontrak kecuali butuh pembalap pengganti doang.

      • yaa itulah dilemanya, karir ARRC yaa mentoknya disitu2 doang, mau ke world susah kecuali kuat dana dan bekingan sponsor….

        • Balap ibarat bakar duit? cuy,kalo cm mengandalkan murni prestasi tapi gak punya relasi,ibarat motor gak punya bensin, noh dimek contohnya???,relasi sultan

  2. Padahal dulu kalo join AHRT karirnya bisa melesat jauh, tetapi dia lebih milih tim yang jenjang karirnya antah berantah

  3. Tahun lalu bayar 9000 dollar per seri buat naik replika M1 punya Victor Racing, diitung2 setahun lumayan juga pengeluaran. Mending pensiun aja nerusin usaha bokap, jelas cuannya. Sekedar info, sepanjang karie Yudhis dia dapet bayaran cuma pas di Manual Tech, selain itu pake dana bokap dari hasil usaha batubara.

    • Pantesan.. Aturan mah kita yg dibayar mahal untuk suatu pekerjaan yg berbahaya, ini malah bayar mahal untuk pekerjaan itu. Sungguh tidak worthed. ?

  4. Ndak masalah dg pilihan spt ini.
    Nanti 5 thn lagi Yudhis akan balik lagi sbg pemilik tim privateer, dg dana hasil usahanya sendiri, tinggal beli mesin terkuat dan pebalap paling kompetitif

  5. Horang kaya
    Setelah berdiskusi itu mungkin, daripada balapan bayar pake duit sendiri,kagak menghasilkan,ya mending batu bara kemana mana,cuan dan keselamatan lebih terjamin

    Kalo waktu di manual tech sih pasti masih menghasilkan, walaupun mungkin cuma receh dibanding usaha keluarga,tapi semenjak ke asb1000 money,money,money dapetnya cuma stock gak diapa-apain lagi,ane rasa keputusan yg sgt tepat

  6. Anak sultan memang seharusnya meneruskan kesultanan ayahnya, jangan buang2 waktu memerjuangkan karir balap di negara yg gak punya sirkuit kelas internasional. Keluarga numero uno

  7. Kalo anak orang kaya mah, sombong wajar aja ya… sejalan dengan prestasinya juga sih, tapi alangkah bijaknya kalo tetap humble dan say thanks to everyone involved in his career instead of bragging.

  8. Bosen kali ya gitu-gitu aja karirnya. Lagian dia buat ukutan Indonesia kaya raya. Ga jadi pembalap ya pengusaha. Pembalap kelas Asia aja mesti bayar mahal buat balap. Apalagi MotoGP sekaya apa ya orang tuanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version