Home MotoGP Lin Jarvis : Tekanan sepertinya sudah nggak ngaruh buat Quartararo

Lin Jarvis : Tekanan sepertinya sudah nggak ngaruh buat Quartararo

48

TMCBLOG.com – Sebenarnya Jika kita Bicara Fabio Quartararo, Pembalap yang dari Kecil ngefans Banget sama Valentino Rossi ini sebenarnya sudah banyak di Bidik oleh talent Scout semenjak Usia Belia. Pada Usia 9 tahun ia menjuarai Promovelocidad Cup sebuah Seri Buat pembalap pembalap Belia di Spanyol. Pembalap Prancis yang lahir tahun 1999 memenangkan gelar kejuaraan ini di kelas seri 50cc pada tahun 2008, kelas 70cc pada tahun 2009, dan kelas 80cc pada tahun 2011.

Setelah itu, Fabio menjadi Juara Pre-Moto3 championship di tahun 2012, lanjut menjuarai CEV Moto3 Junior World Championship tahun selama dua tahun berturut turut tahun 2013 dengan Wild Wolf Racing dan 2014 dengan Estrella Gallicia, Tim asuhan Managernya Marc Marquez – Emilio Alzamora. Dan karena hubungan Alzamora dengan HRC yang kuat, Saat itu ( dan mungkin sampai saat ini) Jika Bicara soal Estrella Gallicia memang sangat dikaitkan dengan Salah satu Jalur penjenjangan Factory Honda.

Setelah itu dari 2015 sampai 2018 Fabio Quartararo menjalani Kelas Moto3 dan Moto2 dengan Hasil yang tidak terlalu bersinar. Jauh Panggang dari Api, Kenyataan saat itu tidak sesuai dengan Harapan di mana saat awal naik ke Moto3, Fabio Kerap digadang gadangkan sebagai The Next Marc Marquez. Salah satu yang jadi permasalahan Fabio dan diakuinya sendiri saat 4 tahun di Moto3 dan Moto2 adalah kemampuannya mengelola tekanan dan Harapan yang begitu tinggi sebagai pelapis dan masa depan dari Sosok Marc Marquez. Ia Gagal meraih momentum di 4 tahun itu.

Bagaimana Saat ini ? Sepertinya Fabio sudah bisa mengelola tekanan ini. Salah satu yang menilai adalah Principal Yamaha Factory racing Lin Jarvis. Lin berkata Kepada speedweek mengenai pembalap yang akan bergabung ke team factory Musim depan ini “Dia sepertinya tidak terpengaruh oleh tekanan. Ini sangat penting. Sangat, sangat mengesankan bahwa Fabio telah memenangkan dua balapan pertama tahun ini. Saya tidak bisa membandingkannya dengan siapa pun dari masa lalu karena dia tidak ada saat itu, Fabio sangat berbakat dan merasa nyaman dengan lingkungannya saat ini.”

Setelah ini, bakal ada pressure yang akan jadi ujian selanjutnya buat Fabio Quartararo. Wayne Rainey pernah mengatakan tahun 2019 lalu soal Quartararo ” Setelah (juara) nanti semuanya akan berjalan dengan cepat. Fabio Lagi senang senangnya sekarang, ia memperoleh podium dan memperoleh kenyataan hidup Yang santai di paddock. Namun saat nanti kita sudah (pernah merasakan) menang, maka kita akan mengalami tekanan ketika hanya bisa finish di posisi dua atau tiga “ . . Nahhh ini nih yang akan juga kita pantengin dari Fabio Quartararo paling tidak di 12 race tersisa pada Musim 2020 ini . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

48 COMMENTS

    • Bukanya dia yang keteken ya sampai sampai jatuh dan remok tulangnya, saking ketekenya blum sembuh maksa ikut balap dan akirnya makin remuk tu tulang ??????????

  1. Dari awal masuk di tim petronas sprtinya fabio memang gk dikasih target apa2 dan beban untuk pengembangan motor dll, fokusnya yg penting ikut balap aja. Tahun depan saat udh masuk tim pabrikan mungkin baru terasa dimana semua beban akan ada dipundaknya.

    • Betul, malah yang digadang2 media morbideli. Jadi inget tores saat pindah dari Liverpool ke chelsea, dari striker tertajam menjadi pesakitan krn g bisa menghadapi tekanan over espektasi dari media. Banyak sekali olahragawan karir hancur gara2 tekanan media

  2. Ya jelas ga ada tekanan apa2..
    Dia belum meraih apapun, nothing to lose.

    Akan beda saat Fabio berhasil jurdun 2020.. saat masuk 2021 tekanannya bakal jauh lebih besar.

    Seperti halnya Marquez 2015 dan 2020 yg ketiban tekanan besar akibat superioritas dua tahun beruntun

    • menurut gw hampir semua pabrikan ngeselin, terutama Honda dan Yamaha. mungkin cuma Aprilia Suzuki yg nampak ramah

  3. Kesuksesan Orang lain bisa jadi benchmark, namun tidak bisa jadi standar kesuksesan diri sendiri, fokus standar sukses adalah ketika diri sendiri lebih baik dari hari kemarin itu lah sukses sesungguhnya

    • Quartararo tidak sesukses marc dari kelas moto3,moto2, hingga saat rookie motogp, namun bisa saja mengalahkan marc disaat ada di momen dan panggung yang sama

        • Iya sih bisa aja, mungkin tahunnya dovi atau malah rins, who knows, jika marquez crash, siapapun juga bisa crash

        • jerez 1 iya quartararo ngalahin marquez dalam soal hasil, bukan itu saja tim quartararo juga menang soal treatment ban seperti dibeberkan michelin sehabis race. tapi dalam soal kecepatan belum sih menurutku.

  4. Lah itu kan baru awal musim, pembalap baru tertekan biasanya akhir musim saat rival mulai mendekat/saingi perolehan poin. Quartararo memang dominan di 2 race awal, tapi terlalu dini bahkan cenderung pongah baru menang 2 kali udah dibilang ga mudah tertekan.

  5. Kalo menurut opini saya pribadi, fabio masih belum benar2 merasakan tekanan seperti fight habis2an di motogp. Dua race pertama dimenangkan dengan strategi ‘ngacir sejauh mungkin di depan’. Terlalu prematur buat menyimpulkan jika tekanan sudah tidak berpengaruh kepada fabio. Kita lihat kemampuan fabio dalam fight sebenarnya saat race.

    • kalo issue nya adalah “suka kalah ama tekanan psikis” maka itu bahaya.
      Harus kuat-kuat mental, mau gak mau MotoGP ya memang berat tekanannya. Jangan sampe penikmat GP kehilangan sosok kuat tapi memutuskan untuk out dari MotoGP, kayak Stoner.

      Dua lejen yg masih aktif, sangat lihai perkara psikis dan mentalitas.

      Pengen banget ada lagi yg bisa gitu supaya makin rame.

    • Ini balap bung bukan fight or duel.
      Selama bisa cetak Race Pace kenceng ya jangan salahin kalo ngacir di depan.
      Lagian FQ startnya gak bagus bagus amat dia bisa salip satu persatu rider lain.
      Dan balap ditentukan sampe finish, bukan fight di saat race. Klopun rider jatuh atau berhenti ya salah sendiri (team) dan raaanya terlalu naif klo sang pemenang disebut menang karena gak duel atau apa kek.
      Dan saya garis bawahi ketika ada dua pembalap duel sampe lap akhir yg bicara disitu tinggal luck dan strategi. Macem Marq dan Dovi tahun2 lalu bisa disebut dua duanya adalah pemenang sebelum menyentuh garis finish. Artinya kita tidak akan pernah tahu apa yg terjadi meskipun sudah melewati tikungan terakhir macem Jorge Vs Marc di Mugello, James Toseland vs Bayliss di Assen (WSBK), Rossi vs Elias di Estoril dll.

  6. sama spt kita naik tangga. ketika mulai ngga kepikiran atau sedikit saja takut jatuh tapi kalau sudah diatas pasti jadi beban pikiran . hilih ngemeng apa ini wkwkw

  7. Haduh Jin Jarvis kalo ngmong dh kaya Puig aja.. FQ itu blm dapat tekanan apa2.. baru 2x juara race.. justru sx psikologinya enjoy, udh ngrasa “Gampang”.. dia blm ngerasa struggling aja.. pas race hujan ato campur hujan panas.. ato dsaat dia blm nemu set up bagus dan crash.. dia belummmm… Belum sdkit pun ngerasaian jatuh bangun VR,JL,DP,MM,CS…

  8. Bru 2 race kondisi cuaca bagus dn kbtulan set up gk bermasalah ya pasti gk ada tekanan.., apalgi di tim satelit, juara bagus, gk juara gk papa…psikologinya pasti enjoy..
    ntr kalo race hujan ato cmpur basah sama panas struggling gk nemu setup yg pas.. baru itu ada tekanan…

    • menurut ane kondisi kemaren malah xtreme bro. Semua tim kagak punya data mengenai cuaca kayak kemaren. Soalnya biasanya Race Jerez pas fall. Jadi yang bisa survive sampe finish menurut ane jempolan dan udah keluar dari tekanan. Mungkin malah 1 musim ini udah penuh tekanan, soalnya kemungkinan semua data tahun2 kmrn gak kepake buat set up motor di musim 2020 gara2 emg beda waktu race.

    • what? kondisi sampai bikin lecet melepuh kepanasan dan pembalap sperti d panggang 20 lap lebih, banyak yg dnf dan lu bilang cuaca bagus ??? mnurut gw justru Quartararo lbih punya pressure di race ke 2 kemarin . salah satunya krna dia yakin Vinales pasti lbih baik karena tidak judi lagi soal pilihan ban …ada kemungkinan seperti salah satu komen d atas justru Quartararo tipe yang lebih cepat ketika ada tekanan .

  9. Sprti pepatah mengatakan mkin tinggi pohon makin besar juga angin mnrpa boy…
    pd saat tinggi itulah tekanan yg sesungguh ny d mulai. Kalo kuat y sukses kalo kaga y tumbang…
    klo skrang mkh msih prematur buat ambil ksimpulan..

    • Semakin tinggi pohon memang semakin besar angin yg menerpa,
      Tapi perlu di ingat, semakin kokoh juga akar yg mencengkeram bumi.
      Nyatanya hanya sedikit pohon yg tumbang di terpa angin, berbanding pohon yg bertahan dan semakin tinggi.

  10. Terlalu dini untuk menilai, masih ada Dovi yg kuat dan Alex Rina, kita liat di circuit lain selain Jerez apakah bocil masih bisa podium 1 … Who knows jangan jumawah dulu..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version