Home MotoGP Quartararo jelaskan alasan pilih ban Medium – Soft di race MotoGP Aragon...

Quartararo jelaskan alasan pilih ban Medium – Soft di race MotoGP Aragon 1

85

TMCBLOG.com – Semenjak Undangan untuk Mengikuti Press Converence Pre-event MotoGP Teruel / Alcaniz 2020 di Sirkuit Motorland Aragon secara online Via Zoom, tmcblog langsung bersiap menyiapkan Pertanyaan yang berbau kekepoan soal alasan dari keputusan yang terkesan Ujug Ujug dari Fabio Quartararo dan team untuk menggunakan Ban Michelin Medium – Soft Pada race Aragon 1 yang pada dasarnya sama sekali ia tidak pernah gunakan dan cari datanya saat Latihan bebas FP1 sampai Sesi Warmup. Kekepoan ini sudah kita beberkan di artikel analisa pasca race Yang lalu . . dan seperti apa jawaban Fabio ? Cekidot deh  . .

Secara umum jika sobat seklaian langganan Video Pas MotoGP.com , maka sobat seklaian juga bisa menyimak rekamannya di sana, Namun kira kira begini pertanyaan tmcblog : ” Fabio, during last Weekend race, you did use a combination of medium – soft tires. But as far as I know, last weekend you never tried this tire combination during a free Fractice session. So what is the background of the decision to choose this tire combination? and what is the possibility that this tire will also be the one you will use in the race on this Sunday ? “

Dan Jawaban Fabio Quartararo adalah : ” Well, Buat saya . . Kami memutuskan untuk menggunakan Medium front adalah karena saya tidak memiliki feeling yang bagus dengan Ban depan soft. Dan akhirnnya setelah saya mengalami Crash pada bagian akhir dari FP3 Karena dinginnya Ban, tim tidak ingin saya menjalani FP4 dengan Ban depan medium, sehingga ( di FP4) kami menggunakan Soft dan akhirnnya di akhir sesi FP4 (ketahuan) bahwa problem utama nyaadalah Ban depan.

Sehingga akhirnnya saya katakan bahwa ‘ Ok walaupun kami belum pernah menggunakan ban Medium, kami akan mengguankannya saat race. Karena kami juga melihat Franco ( Morbidelli ) menggunakannya saat FP4 dan Kualifikasi. Sehingga kami tahu bahwa ada potensi besar di sana ( Ban medium ) dan Menurut saya itu adalah Keputusan yang bagus hanya saja kami memperoleh isu masalah dengan tekanan ( yang lebih tinggi ).

Karena (juga) Kami melihat Alex (marquez) bisa memperoleh Podium dengan ban depan (ini). Tentu ini adalah kombinasi yang bagus. ya tentu saja, Saat ini saya akan tetap menggunakan Kombinasi yang sama ( Medium – Soft ) namun tentunya kami akan bekerja dengan kombinasi kombinasi Ban lainnya untuk melihat apakah ada kemungkinan lain untuk melakukan Balapan dengan kombinasi Compound lain “

nah loh Yang nannya orang indoensia Pake bahasa inggris-inggrisan, yang jawab orang Perancis pake bahasa indonesia ? 😀

BTW, Jadi Pada dasarnya dari yang bisa saya kunyah kunyah dari apa yang diungkapkan Oleh Fabio Quartararo adalah Keputusan ini didasari dari pengamatan mereka dari Motor motor lain terutama dari Franco Morbidelli yang sempat menggunakan kompon ban depan Medium di sesi Latihan Bebas. Tetap buat tmcblog ini merupakan sebuah fenomena dan Keputusan yang boleh dibilang sungguh sangat berani sih dari Fabio dan team. Mereka pegang data sih, ya untuk sementara memang seperti itu alasannya  . . semoga semua nggak kepo lagi yaaa . . tengkiu

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

85 COMMENTS

  1. Wak haji mau nanya, apakah postur tubuh & berat badan juga berpengaruh dalam pemilihan ban tsb,,,?
    secara fabio kan ambil data dari morb, & hasilnya di luar ekspektasi data simulasi race morb.

    • postur tubuh jelas pengaruh, dan bahkan lebih luas ke misalnya distribusi bobot secara keseluruhan, jadi Bukan soal Ban saja

      • Itulah yg bikin bingung, secara morb & Fabio kan punya postur & BB berbeda, kok Fabio pakai patokan data morb buat balapin

  2. Cormac Ryan-Meenan memiliki pendapat yang menarik tentang FQ20. Berdasarkan pengamatannya sebagai photographer. Menurut hasil pengamatannya, FQ20 memiliki riding style yang berbeda dibandingkan pembalap Yamaha lain. FQ20 does not hanging off the bike as much as the others. Menurut Cormac, hal tersebut kemungkinan berdampak pada strugglenya FQ20 tiap kali kondisi berubah. Riding stylenya mengakibatkan dia memiliki pilihan yang terbatas tentang bagaimana cara loading the tyre saat kondisi berubah.

    FQ20 memang memenangkan beberapa seri dan mendominasi sekian banyak sesi FP/QP dengan riding stylenya, tetapi hal ini juga ditunjang dengan karakter M1 yang secara natural membantu ridernya, terutama saat melibas tikungan. Mungkin riding style FQ20 mendukungnya meraih hasil bagus saat dia riding tanpa gangguan seperti saat FP/QP, akan tetapi saat kondisi berubah bisa jadi riding stylenya bisa menghambatnya meraih hasil optimal.

    Do we have another Maverick in the making?

    • Kalau Sering shoulder down bukannya malah lebih bergelantungan pada motor ya?gak tau jg sih mungkin fotografer yg lgsung ada di TKP dan mengamati dgn kamera resolusi tinggi lebih tau keadaannya

    • Berarti berkebalikan dengan MM dong..pantesan di FP/QP bisa cepat karena kondisi konstan dan tanpa halangan riders lainnya

    • yg jelas mentality seperti itu harusnya tidak ada di diri FQ20 jika ingin bertarung untuk kejuaraan dunia! pendekatan tararo Fenomena (kata wak Haji) untuk setup di FP hingga QP! heheh
      setelah 7th di liatin effort serius dari marc, dovi, dani, rossi, hingga paduka, skrng kita saksikan fenomena baru motogp…..FQ20!

      TOLONG!

    • Bicara gaya, sepertinya udah lama nggak lihat gaya nikung old-school ala Alex Rins di tahun ini. bahkan di aaragon kemarin juga nggak kelihatan.

      Kira-kira keuntungannya apa ya pakai gaya old-school gitu. apakah ban belakang michelin baru membuat gaya ‘itu’ sudah tidak diperlukan lagi oleh rins?

    • joni ga kredibel , menang dukungan media nya aja dia (press beneran), klo insight lebih dalam wak haji menurut saya

      wak haji satu2nya pewarta motogp official di indonesia

      • Si jono di web nya gua rasa ga menarik bahasanya. Terlalu generik dan keknya tujuan si amatir2 gitu. Ga asik, udah gitu judulnya semi clickbait lagi..yaa panteslah kalo dia dinilai jauh kurang kredible dibanding wak haji.

    • tapi unik sih dr indo kalo ga salah jurnalisnya cuman wak aji,padahal banyak jurnalis gede di indonesia maca joni lono wkwkwk
      tapi emang kualitas wak aji ini menurut gw di level yg berbeda kalo urusan motoGP

    • kalau anda sdh pernah baca juranlistiknya david emmet, mat oaxley dll, pasti ga bakalan lihat komentator trans 7, kecuali pas ada Matteo

      • Tp yg nentuin narasumber siapa wak? Kalo bukan official?
        Maksudnya emng kaya rins,mir,alex,vina,morbi,taka apa gada ya? Seputar suzuki yg bisa kentjang jg menarik. Apa karena rins atau mir sebagai narasumber ga se menjual itu ya? Maksudnya info2nya ga sekomunikatif itu kah? Termasuk rider2 lain

  3. Gimana bisa beranggapan akan dapet feeling yg bagus lha wong dicoba aja belom. Morbi sama Alex dijadiin tolok ukur? Riding style aja beda, ditambah berat dan tinggi badan juga itu sesama yamaha, eh malah ngira-ngira di rcv alex aja ok berarti di m1 juga ok ?

  4. fenomena seperti Ronaldo plontos, messi, marc marquez ata fenomena gmn wak? Degelan!!! ini perebutan juara dunia yg data sepele pun bisa jadi penentu kejuaraan? yg fabio katakan benar…benar kapasitas dia ya hanya pembalap satelit, dan baru tahun kedua?! hahahahahahaha???? WTF~

  5. Tekanan ban terlalu tinggi. Apakah di atas ambang batas?

    Kalo tekanan kelebihan, akan didiskualifikasi. Jadi udah bener gak usah maksa dapat poin.

    Teruskan aja balapan. Itung2 coba dapat feel ban medium kali

    • mungkin yang dimaksud adalah Pemuaian udara di dalam ban akibat suhu yang meningkat sehingga menyebebkan Pressure meningkat, Sceraa umum mereka sudah diukur oleh race director seua tekanannya sebelu balap dimulai

      • Kalo gitu menarik wak. Keadaan udh netral maksudnya race director udh make sure keadaan ban dlm koridor regulasi
        Jadi yg komposisi medium-soft ga cuma dia satu2nya. Tp yg se drop itu cuma dia.
        Entah lah perasaan saya doang x ya seakan2 fq bertele2 agar beban kesalahan ga hanya di dia

  6. itulah seninya balapan..

    bahkan sekelas motogp sekalipun yg selalu mengandalkan hal hal logis berdasarkan kalkulasi dsb nya tapi tetap yg namanya manusia masih pakai “perasaan”

    perasaan tdi gw liat si itu pake aman aja, perasaan gw liat si dia pke ini ngacir aja

    ywdhlah coba aja?

  7. Tenang ini bagian dari pembentukan kekompakan dan kerjasama tim, eh tp tahun depan taro udah gak 1 tim sama crew yg ini yak.
    Gapapa buat dijadiin pelajaran aja hihihi.

    Marquez dan teamnya aja pernah terlihat “bodoh” hanya karena masalah spele. Salah menghitung jumlah laps di sirkuit phillip island, padahal marquez saat itu lagi memperebutkan gelar juara dunia motogp 2013. Alhasil marquez 0 poin karena black flag. Tapi marquez dan tim nya sekarang jadi kompak abis setelah ambil pelajaran dari kejadian itu.

    • Ini bukannya karena tim mm93 bingung ganti motor diawal lap atau di akhir lap ya? Seinget saya peraturan flag to flag masih abu2 pas seri ini. Baru setelah seri ini ditegaskan lagi aturan flag to flag

      • @jublik: kondisi saat itu bukan flag to flag tapi karena sirkuitnya abis diaspal ulang tanpa dilakukan pengetesan seri philip island digelar dan compound ban gak kuat buat dipake 20 laps lebih. Akhirnya ada aturan race pas lap ke 10 wajib masuk pit ganti motor dengan ban baru.
        Saat itu ada kesalahan dalam meneraplan aturan, tim dan marquez mengira ganti motor “setelah 10 laps”, padahal ganti motor itu “pas laps 10”.
        Akhirnya marquez kena black flag dah 0 poin.

    • dan marquez tetep jadi juara dunia pada tahun itu, dengan selisih poin yang lumayan, di musim perdananya, bisa diambil kesimpulan mental juaranya udah ada, padahal saingannya para alien yang masih prima (pedrosa, rossi, lorenzo)

      • Yah bisa dibilang saat itu kesalahan timnya, karena pedrosa lancar waktu itu.
        Tapi yak marquez keep calm gak ngamuk ngamuk atau marah marah sama timnya ?

    • dia nya aja emang kayak nyantai juga bro, ngomong kalau ini baru tahun keduanya haha

      kaget aja ada title contender yang pake alasan itu wkwk beda banget sama generasi rossi sampe marc secara mentalitas,

  8. Masih ada yg ngeganjel…
    Apa alasannya tim tidak mengizinkan dia mencoba ban medium saat fp4?
    Mengapa yakin dgn ban medium sementara morbi sendiri juga lumayan drop?
    Mengapa contok data morbi yang dijadikan patokan bukan maverick (motor fabio jelas lebih mirip maverick dibanding morbi)?

  9. rada aneh, karena liat pembalap lain pake ban medium lalu latah ikut2an.. bukan berdasarkan hasil analisa dan evaluasi sendiri di sesi FP.. ini mah murni salah perkiraan karena berani gambling.. mungkin soal tekanan ban yg kelebihan cuma ‘bumbu’ biar gak keliatan salah2 amat.. yg begini susah buat jurdun, dari seri ke seri ada aja salahnya..

    • Menurut ane bukan sekedar ikut2an
      Sudah dijelaskan bahwa suhu race day lebih hangat dibanding fp2 n fp 4
      Mungkin mereka memprediksi ban soft gak bakal bertahan
      Disisi lain mereka mempunyai data dr morbi
      Hanya saja akhirnya terbukti keputusan tsb salah
      Krn maverick yg pakai ban depan soft malah finish lebih baik di banding 2 m1 yang pakai ban depan medium

  10. Tetep sulit klo rider yamehong mau jurdun mah… yamaha aja seperti gabisa berbuat banyak untuk upgrade motornya… padahal yamaha sudah khatam benar sama mesin inline.. eh tau2 sijuki yg baru kemaren sore ikutan pake inline bisa joss bener dr segi topspeed, akselerasi maupun tingkat keausan ban.

    Padahal pembalapnya udah koar2 buat perbaiki masalah ini sejak lama… tapi liat aja tahun demi tahun ya cuma gitu2 aja… masalahnya ya itu lagi.. itu lagi….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version