TMCBLOG.com – Kegalakan KTM RC16 di 2020 tidak terlihat di musim 2021 yang lalu. Motor bermesin V4 ini terlihat lebih jinak dan performa pembalapnya pun jadi tidak seheboh di musim 2020. Banyak dari pengamat memperkirakan karena status baru mereka sebagai pabrikan non-konsesi. KTM memasuki musim 2021 yang lalu sebagai pabrikan yang baru pertama kali kehilangan berbagai keuntungan konsesi. Mereka memiliki role, hak dan kewajiban yang sama dengan mayoritas pabrikan lain seperti Ducati dan Yamaha.
Analisa logisnya adalah karena menjadi pabrikan non-konsesi, KTM dituntut untuk membuat mesin yang lebih balance dibandingkan mesin 2020. Ini logis, jika di musim 2020 KTM ada masalah, mereka boleh membongkar mesin dan melakukan pengetesan sesuka hati mereka, sementara di musim 2021 gerakan mereka dibatasi, mesin nggak boleh dijamah jeroannya alias disegel. So mereka harus bisa bikin mesin yang kencang, namun durable dan bisa diandalkan. Singkat kata mesinnya harus lebih balance.
Terlepas dari dua catatan kemenangan dengan Oliveira di Catalunya dan Brad Binder di Red Bull Ring, mesin dengan setup lebih balance inilah yang awalnya diperkirakan membuat ‘kegalakan’ RC16 berkurang di 2021. Apa benar begitu? Mungkin salah satu orang yang bisa mengofirmasi aini adalah Sebastian Risse, yang menjabat sebagai manajer proyek MotoGP KTM.
kepada MotoGP.com Risse menjelaskan “Kami sudah tahu dari tahun sebelumnya bahwa 2021 akan menjadi spesial, terutama karena kami telah kehilangan konsesi. Secara umum, dalam masa pengembangan (Winter Break 2021) kami telah berkonsentrasi pada detail, tetapi semenjak balapan pertama, dengan [fakta hadirnya] detail ban yang berbeda, kami menyadari bahwa itu tidak cukup.”
Michelin di 2021 memutuskan untuk tidak lagi memakai kompon terkeras ban depan 2020 yang sebenarnya bekerja dengan sangat baik di RC16 walau tidak bagus pada motor lainnya. “Kami mencari solusi, melakukan segala kemungkinan untuk menghadapi situasi, agar bisa lebih cepat dan tidak tersesat.” Setelah itu KTM mencoba perubahan di sisi sasis dan sasis baru ini yang memulai debutnya di seri Mugello di mana Oliveira berhasil naik podium dipadu dengan kehadiran ETS sebagai pemasok BBM racing baru.
“Untungnya hal tersebut (sasis baru) berhasil, kami dapat mengelola ban. Kami mencoba menjelajahi setiap area di mana pengembangan diizinkan dan kami telah menemukan sesuatu yang lebih berkat bensin baru, kami telah mengganti pemasok.”
“Namun, akhir musim 2021 kami tidak cemerlang dan sekarang kami harus menghadapi 2022. Pertama-tama, akan ada perubahan penting dengan Fabiano Sterlacchino di pucuk pimpinan departemen teknis dan Francesco Guidotti sebagai manajer tim. Kami tidak punya banyak waktu, kami telah mengerjakan pengembangan mesin dan juga beberapa konsep, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan kami gunakan tahun depan,” pungkas Risse.
Foto di atas adalah RC16 yang digunakan KTM untuk mengakhiri tahun 2021 yang lalu. Secara umum berbeda dari apa yang mereka mulai di awal musim 2021, tetapi tentu akan sangat sulit untuk membedakannya.
Dan untuk ke depan, hal pertama yang kita lihat hasil dari test terakhir adalah paket aerodinamika baru ini. Lebih banyak winglet dan dimensi winglet yang lebih besar untuk menghasilkan downforce lebih banyak. Itulah arahnya. Meskipun ini mungkin satu-satunya perubahan nyata yang terlihat untuk apa yang diuji KTM namun tentu ada banyak tweak yang dilakukan hadir di balik bodywork, tersembunyi dari pandangan.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
seperti Suzuki waktu pertama kali lepas konsesi,
Gak lah, sangat jauh bedanya,… Ktm masih bisa raih 2 kemenangan dan beberapa podium sementara suzuki tidak sma sekali bhkan 1podium pun tak bisa di raih
krn masalah Suzuki itu masalah internal mesin,, yg sepanjang musim ga bisa di utak atik,,
KTM sadar Konsesi sangat membantu, saat jai non konsesi itulah ketangguhan pabrikan diuji. Jadi makin gak sabar musim 2022 gp dimulai
dari omongan Sebastian Risse diatas, tidak menjelaskan penyebab katiyem lembek di 2021, atau mungkin saya yang gagal paham
Michelin di 2021 memutuskan untuk tidak lagi memakai kompon terkeras ban depan 2020 yang sebenarnya bekerja dengan sangat baik di RC16 walau tidak bagus pada motor lainnya.
Intinya nyalahin michelin karena ada perubahan kompon ban mendadak di seri pembuka
Dukungan finansial doang tidak cukup
suport redbull harusnya gak sulit untuk sekedar kompetitif, kecuali jika mesin ktm udah deadlock
Sungguh kontradiktif dibelahan olahraga lain redbull identik tim garansi kemenangan, dimotogp malah jadi tim hore
Redbull mah tetep untung, kan masih nyeponsorin HRC walopun cuma minor. Jd masih bisa ngiklan pake RCV. Nama marques masih menjual walopun absen mulu akhir2 ini om.
Otomatis karena dengan tim konsesi jatah tesnya juga berkurang, jadi peran dani juga semakin kecil, hanya bisa mengamati tidak bisa mengendarai
Tidak jadi super mesin?
Mungkin ban nya yg salah
Semua karena ban ngeselin 😄
Raul kayanya bisa masuk 7/8 besar rutin di 2022
Alangkah baiknya jika BAN sudah di homogolasi max 6 bulan sebelum session tahun depan di mulai. Ini supaya semua tim bisa menyesuaikan segala hal dengan ban tsb. Selama ini kan seperti kucing dalam karung, dan hasilnya ada yg terkejut dan ada yg senang.
Jika homogolasi ban di lakukan jauh 2 hari, tidak ada lagi alasan soal ban jadi kambing hitam
nah iya nih.
Ya ga bisa, justru ban yg gonta ganti kompon ini udah jadi rahasia umum permintasn Dorna, biar balap lebih entertaining selalu ada kejutan.
Tantangan teralis Austria nih
katanya buntutnya berbeza kok keliatan sama aja ya cuma leher angsanya doang
apa udah diubah sejak awal musim?tapi perasaan ga ada perbedaan dibanding musim lalu
ngikut pake selada box ga ya,kaya duc dan April,hond udah hampir dipastikan akan pake Bento box soalnya
ya ban emang krusial, mau mongtor secanggih gimana juara di lurus dan belokan tapi kalau gak klop dg ban ya percuma. karena ban satu2nya bagian mongtor yg kena ke aspal.
Bro Michelin, tolong ditiadakan saja alokasi ban depan dng kompon paling kerasnya..ini demi tontonan..
*uhuk-uhuk…anak baru biar terkendali..sesama eropa jng nyalip perhatian, abang Ducati sdh invest bnyk masih blm capai target tuh..
Sasisnya sepertiny terekspos waktu crash iker lecouna di gp emilia romagna