Home MotoGP Tanggapan Danny Aldrige atas Rencana Protes menentang Front RHA Ducati MotoGP

Tanggapan Danny Aldrige atas Rencana Protes menentang Front RHA Ducati MotoGP

31

TMCBLOG.com – Sobat Sekalian tentu sudah membaca tulisan sebelumnya di tmcblog yang mengungkapkan bahwa KTM menjadi Juru bicara Paling Vokal terhadap Perkembangan Upaya Ducati yang tahun 2022 ini sepertinya siap Menghadirkan Keterbaruan berupa Front Ride height Adjuster. Saking Vokalnya KTM sampai Bilang bahwa Yang dilakukan ducati ‘bukanlah sebuah Teknologi Baru’ malah lebih merujuk ke Teknologi Jaman Batu. Sebelum ini CEO Drna sendiri Carmelo Ezpeleta mengungkapkan bahwa MotoGP tidak ingin menambah Kecepatan lagi dan tentunya biaya yang lebih tinggi Lagi . .

Secara umum apakah Front RHA yang Disinyalir telah diaplikasikan Oleh Ducati melanggar Regulasi? Sejauh Regulasi sih, FIM hanya melarang suspensi elektronik ataupun aktuator aktuator aneh yang dijalankan secara otomatis melalui sistem elektronik. Kalau Memang suatu hari ke depan Ducati memperlihatkan kepada FIM dan Technical Director MotoGP bahwa sistem F-RHA tersebut adalah Murni Mekanis dan Tanpa elektronik, maka sangat diperkirakan Sistem tersebut akan lolos dan akan digunakan Oleh Ducati di 2022 ini.

MotoGP sendiri telah merilis dua Video menarik saat Dua pembalap Pramac Jorge Martin dan Johan Zarco ketika sama sama menggunakan Desmosedici GP22 dan sama sama melakukan pendekatan di satu tikungan yang sama di test Pra-Musim kemarin. Terlihat Jarak antara Fairing depan Dengan Front Fender dari GP22 Zarco sedikit lebih rapat dibandingkan Dengan Martin. Diasumsikan Zarco sedang mencoba mengaktifkan Front-RHA semetara Martin Tidak.

Jika dua Video yang sempat dirilis Oleh MotoGP.com tersebut akurat sebagai Bukti bahwa memang ada F-RHA tersebut di Ducati, Maka diperkirakan Sistem F-RHA ini tidak me-nge-press suspensi depan sebanyak apa yang dilakukan Oleh front Holeshot Devices. . . jadi ya hanya beda tipis tipis saja

Idenya adalah : Secara umum Merendahkan posisi dari Motor akan menurunkan CoG dari Motor dan Ide ini jelas secara mekanika klasik akan menutupi ‘lemah’ nya kapabilitas Anti-wheelie dari Software dan elektronik dari sistem ECU Magneti Marelli. Efeknya? membantu pembalap untuk menggelontorkan lebih banyak tenaga di exit tikungan . . . Lalu Bagaimana technical Director MotoGP Danny Aldridge mengomentari hangatnya permasalahan yang hadir jelang GP Qatar 2022 ini ?

Ternata oh Ternyata, Danny Aldrigde belum mengetahui dalam artian Melihat Langsung kecanggihan teknis perangkat baru di GP22 ini. Sampai artikel ini ditulis, pada dasarnya Dia hanya mengenalnya Juga dari desas-desus. . . Ini artinya Ducati Pun secara terbuka belum memperlihatkan apakah sistem ini ada. pada dasarnya pada sebelum dilakukan Race perdana Semua pabrikan diharuskan memperlihatkan baik bentuk fisik maupun Blue Print dan Menghomologasikan dari apa saja yang akan mereka hadirkan pada musim yang akan berjalan Baik itu sesuatu yang di bekukan pengembangannya seperti mesin Untuk Pabrikan Non -Konsesi maupun hal hal yang masih bisa berubah sepanjang Musim seperti Misalnya sasis dan sistem RHA ini.

Tim atau pabrikan mana pun dapat mengajukan protes Jika mereka melihat adanya Pabrikan lain/ kompetitor yang melakukan tendnsi atau potensi melangar regulasi teknis. Kemudian Danny Aldridge harus memeriksa apa yang diprotes dan menyerahkan laporan dengan penilaiannya kepada “FIM Stewards”. Petugas kemudian akan memutuskan apakah perangkat itu legal atau ilegal “Pertama-tama, harus ditunjukkan apa yang diprotes dan titik di mana sistem tersebut tidak sesuai dengan peraturan,” kata Danny Aldridge.

“Sistem suspensi elektronik dilarang di kelas MotoGP. Saya pasti berasumsi bahwa sistem Ducati untuk garpu suspensi depan bekerja dengan cara yang mirip dengan ‘Ride Height Adjuster’ untuk bagian belakang. Tapi sejauh ini Ducati belum menunjukkan apa pun kepada saya dan mereka tidak berkewajiban sampai GP Qatar pada bulan Maret.”

Yap secara umum posisinya memang seperti itu. Segalanya rencana Protes ini masih berstatus ‘tentatif’. Pihak pemrotes pun sebenarnya masih belum yakin apakah Peranti baru ini akan dihomologasikan Oleh Ducati Untuk Musim 2022. Namun secara umum menurut tmcblog, Jika memang Ducati cukup berhati hati meghadirkan kesesuaian terhadap regulasi dari Part barunya ini , akan cukup Sulit Bagi Pabrikan lain untuk mencari celah alasan protesnya

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

31 COMMENTS

    • sampe pembalapnya (Miller) kerepotan saat balapan pake motor konvensional, karena saking ruwetnya Desmo dan terlalu memanjakan pembalap

      padahal agar ban depan/belakang tidak sering terangkat harusnya cukup skill pembalapnya aja yg berperan gimana bisa mengolah bukaan gas dan rem belakang buat mengatasinya

      • Masalahnya adalah dukati tdk ingin pembalap terlalu direpotkan dgn bukaan gas yg dibatasi hanya untuk meminimalkan whellie..
        Pengennya mereka ya bgitu exit corner silahkan betot throttle sepuasnya..

        • Lebih pasnya Ducati pgn bikin motor yg bisa dibawa rider B aja jurdun. Biar bisa pamer dan sesumbar motornya punya kemampuan terbaik, juga biar bisa bayar rider murah krn ga perlu susah2 cari apalagi bayar mahal rider bagus. Sekali dayung dua orang boker terlampaui.

  1. ga mau menambah biaya lebih tinggi lagi,lha biaya pengembangan F-RHA pake daun?

    dikata barang itu diendorse dr Ohlins kali

    tapi Ohlins jg males ngembangin sistem mekanis “jaman batu” gitu sih mending suspensi elektronik sekalian yg udah dijual itu dipercanggih

    • Karena biaya risetnya gak pake daun maka wajar harus dibatasi biar fair buat team yang punya budget terbatas

      Intinya biar gk jadi balap p2w

    • Karena riset ini tidak bakal diaplikasikan di motor masal.. karena motor masal cenderung memakai elecrtonic suspension, yg lebih advance..
      Padahal biaya riset rha itu mahal

  2. niatnya mau menekan biaya eh yg ada malah menambah biaya yg jauh lebih gede krn engineer dipaksa utk memanfaatkan celah regulasi sekecil apapun itu yg akhirnya menelurkan inovasi2 yg mahal karena harus mencari jalan mutar agar tidak menabrak regulasi, kalo aja dari awal diizinkan pake suspensi elektronik mungkin biaya risetnya bisa jauh lebih murah, atau kalo ga RHA dilarang sekalian aja,
    penyeragaman ECU emg sukses membuat level antar pabrikan jadi lebih kompetitif tapi ada efek negatifnya juga,

  3. Waktunya update ECU Magnetti Marelli, supaya mengurangi kegilaan yang ga perlu seperti ini. Kalau di F1 ini udah kayak bargeboard yang njelimet banget bentuknya dan mahal pulak biaya risetnya..

  4. kalo teknologi Barat selalu inovatif
    teknologi Timur dalam hal ini mesin-mesin buatan Jepang lebih ke kaizen . Udah budaya nya.
    mana yang unggul , bisa dilihat teknologi siapa yang lebih sering juara dunia motogp
    Wes ngono wae..

  5. Semua krn regulasi Dorna sendiri, membatasi kemampuan ECU & perangkat elektronik.
    Ducati ini effort luar biasa buat baca buku regulasi yg mungkin tim lain anggap sepele.
    Jadinya tim lain telat pengembangan, budaya pabrikan Eropa & Jepang tentunya berbeda dalam hal kecepatan pengembangan.
    Anehnya, Ducati ini salah satu tim pabrikan dengan laba terkecil tp rela keluarkan dana RnD untuk hal2 sepele.
    Sementara pabrikan lain cukup bayar gede pembalap bertalenta buat jinakkan motornya yg mana Ducati gak sanggup sustain dlm jangka panjang spt kasus Lorenzo.
    KTM baiknya belajar problem Ducati saat idelalisme tdk akan menghasilkan apa2, case sasis monokok.
    Jika tech Jepang lebih baik knp gak tiru.
    Jika inovasi hal2 sepele bisa meningkatkan performa motor kenapa gk dicoba.
    This is MotoGP, dimana regulasinya memang membatasi pengembangan ECU & elektronik.
    Kalau dikaitkan dgn produksi motor komersil jelas gak nyambung, Krn pabrikan cukup kontak Ohlins, Kyb untuk suspensi elektronik.
    Casenya sama kyak seamless gearbox honda, ngapain gak pakai DCT yg jelas2 jauh lebih murah ya Krn regulasi nya gak boleh.
    Toh akhirnya semua pabrikan jg ngembangin seamless gearbox seperti Honda biar gak ketinggalan kereta.

  6. Pabrikan ampas mau kasih 8 pembalap, ngakalin regulasi kek gimana juga kaga bisa jurdun. Udah dibantu dorna ecu seragam masih g jurdun. Coba lepas ecu jadi inhouse, terkojel kojel itu pabrikan ampas khas italia jadi bulan bulanan pabrikan jepang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version