Home MotoGP Potensi Jalan Buntu Dalam Upaya Melarang RHA di MotoGP

Potensi Jalan Buntu Dalam Upaya Melarang RHA di MotoGP

48

TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui beberapa pabrikan MotoGP berencana untuk melarang penggunaan peranti shape shifter seperti Ride Height Adjuster. KTM merupakan pabrikan yang paling vokal akan hal ini dan bahkan bekas orang Ducati yang menjadi team manager Red Bull KTM – Francesco Guidotti – pun merasa bahwa hal ini membuang-buang sumber daya “. . . lima dari enam produsen mendukung pelarangan perangkat jenis ini. Kami mencoba untuk menegakkan itu. Karena itu buang-buang waktu dan buang-buang uang.” Namun apakah semudah itu melarang penggunaan RHA?

Yang pertama jelas kita harus melihat secara leterlek apakah peranti RHA baik itu bagian depan maupun belakang melanggar regulasi teknis MotoGP? Regulasi yang berkenaan atau yang bisa dijadikan rujukan untuk pengembangan alat yang bisa memberikan perlakuan terhadap suspensi seperti rear maupun front ride height adjuster adalah pasal yang ini nih.

Dalam regulasi di atas disebutkan bahwa penyetelan pada sistem suspensi hanya dapat dilakukan oleh input manusia secara manual oleh manusia dan penyetel mekanis/hidraulik, atau secara pasif yang ditentukan oleh gaya/perpindahan yang langsung ditransmisikan oleh sambungan mekanis/hidraulik misalnya posisi suspensi, beban, akselerasi, pitch yang digunakan sebagai pemicu mekanis dari penyesuaian pasif.

Dan TMCBlog yakin kembali lagi proses Mechanical Amplifier yang bisa digunakan sebagai pemicu (trigger) dari sistem mekanik Ride Height Adjuster (RHA) ini sudah ditemukan oleh pabrikan pabrikan semenjak lama dengan ide untuk membuat para pembalap tidak perlu sulit sulit lagi menentukan titik mana saja mereka butuh men-deploy/mengaktifkan sistem yang bisa membuat bagian depan dan atau bagian belakang dari motor mereka itu jadi ‘ambles/kolaps’ ini.

Ducati meyakinkan banyak orang bahwa apa yang mereka kembangkan sangat sejalan dengan regulasi karena memang tanpa interupsi elektronik/elektrik sama sekali. Dan secara umum jika hanya berpedoman pada ‘buku kuning’ regulasi, sepertinya pabrikan yang berupaya melarang RHA akan menemukan jalan buntu.

Jalan lain seperti apa? Ya mungkin salah satunya adalah dengan cara merubah/meng-amandemen beberapa bagian halaman dari buku regulasi yang memiliki tebal total 371 halaman ini. Namun apakah ini juga mudah atau apakah mungkin dilakukan? Masalahnya adalah: Tidak seperti di ajang Formula 1 di mana regulasi teknis ditentukan oleh keputusan FIA, pemilik F1, Liberty, dan manajemen Formula Satu- tentunya dengan berkonsultasi dengan para tim. Di MotoGP penentu utama soal regulasi teknis adalah MSMA (Motorcycle Sport manufacturers Association atau asosiasi pabrikan). Yes MotoGP adalah balapan di mana pabrikanlah yang ‘menentukan peraturan teknisnya’.

MSMA di Grand Prix Commision itu memiliki hak yang cukup ‘adikuasa’. Mereka dapat mengusulkan aturan teknis baru dan dapat memveto aturan teknis apa pun yang diusulkan oleh anggota lain dari Grand Prix Commision: Dorna, IRTA, dan FIM. Dan yang lebih menariknya lagi, jika kita mencoba membaca ‘buku kuning’ regulasi, kita akan menemukan bahwa banyak sekali pasal-pasal yang menuliskan bahwa sesuatu perubahan/update harus diputuskan oleh MSMA secara bulat (Unanimous).

Yes semua aturan teknis harus diputuskan dengan suara bulat. Kata kata “Harus” (Unanomous) TMCBlog coba kasih highlite kuning yang mengartikan bahwa jika dari enam pabrikan yang ada di MSMA saat ini, lima pabrikan diantaranya menginginkan peraturan baru atau ingin melarang teknologi baru seperti yang terjadi di kasus front-RHA, namun jika satu pabrikan lainnya (Ducati) tidak setuju dengan lima pabrikan lainnya, maka perubahan regulasi tidak akan bisa terjadi.

Sebagai pembanding, di Formula1 tidak butuh suara bulat dalam penentuan regulasi teknis. Cukup suara mayoritas dari komisi yang beranggotakan FIA, pemilik F1, Liberty Media, dan Manajemen Formula One maka perubahan regulasi teknis bisa dijalankan. Nah oleh sebab itulah menurut TMCBlog jika hanya merujuk pada regulasi, akan sangat sulit menghentikan Ducati dalam mengembangkan gadget gadget yang setiap tahunnya selalu membuat orang terpana di test pra-musim. Mereka cerdas dan teliti sekali membaca buku regulasi dan mencoba mencari potensi pengembangan namun tetap sejalan dengan regulasi.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

48 COMMENTS

    • balik ke ecu in house gak semerta2 menghilangkan winglet.. mesin motor motogp terus berkembang, semakin cepat dan bertenaga, mau gak mau butuh perangkat downforce utk membantu traksi.. tp mungkin jadi gak seribet yg sekarang..

    • Winglet udah terlanjur ketahuan manfaatnya yg sepertinya lumayan, toh motor2 homologasi produksi masal skrg juga udah pada pake Winglet,

    • Itu dia masalahnya, Solusi ECU Inhouse adalah yang menurut Dorna sebagai Biang keladi paling depan soal Tak terkendalinya Biaya MotoGP dalam hal pengembangan Teknologi.

      • tapi sekarang biayanya malah dialihkan buat aerodinamika, walaupun “ngakunya” gak perlu adaya percobaan di wind tunnel yg lumayan menguras kocek

        • ah, masa? winglet nya R15, Aerox, Vario, R25, CBR250, gak ada yg dites di windtunel tuh.. cuman tes di serpong doang,.. abis gitu terbang deh tuh winglet dibawa angin gegara double tape nya kendor..

          hahahaha… kidding..

      • ya pointless juga wak klo dananya lari ke sektor lain buat dikembangin dengan dana unlimited juga. aturan yg tertulis sangat memungkinkan untuk mereka main di “grey area” dan alihkan dana buat ecu kesana. kenapa ga buat aturan yg mempertegas larangan untuk pengembangan di area tertentu aja sekalian?

  1. kuncinya sih ada di keharusan alat tsb dikendalikan ata bekerja secara manual, kalau dibolehkan secara elektronik atau programmable kyknya mayoritas pabrikan pasti bakalan setuju,

      • ya menurut saya sih sebaiknya gitu wak, kan Suspensi Aktif udah lama beredar di pasar, dan pabrikan kyknya ga perlu susah2 mikirin lagi krn kyknya kalo pake suspensi aktif udah masuk ranahnya Ohlins,

        • bisa mestinya, tapi dengan syarat harus yang pruduksi masal, harus dihomologasi juaga, harga juga dibatasi, bukan prototipe biar gak mahal

        • Semakin kesini bener kata stoner , motor moto gp ngk melulu membutuhkan sekil yg mumpuni , yg penting tehnologi terdepan pembalap no sekian

        • @berto
          kalo pembalap jaman sekarang disuruh handle motor gp500 mungkin saat keluar tikungan pada banyak yg mental

          sekarang skill start masing2 pembalap aja gak kelihatan mana yg biasa aja dan mana yg istimewa (kayak pedrosa dan Lorenzo yg pada jamannya terkenal jempolan),bahkan Marquez sempat menolak holeshot karena udah PD dgn skill startnya sendiri

  2. karena yang lain udah kehabisan ruang di motornya untuk bawa tabung hidrolik buat RHA, makanya pada protes 🤭

    ducati karena gak pakai katup pneumatik jadi masih ada tempat kosong

    atau kalau mau murah bolehin aja pakai aktuator elektrik, tapi harus tanpa kendali elektronik, cukup push button sama limit switch

  3. Teknologi ducati tidak melanggar regulasi, salahnya dimana cb, celah regulasi masih ad, dan dimaksimalkan untuk perkembangan teknologi

    • Kalau kaya gitu. Suzuki punya vvt yg aktifnya pakai momentum mesin toh ? Ga pake elektronik tuh. Memanfaatkan celah regulasi juga wkwk

    • Sebenarnya lbh tepat disebut ngejabanin..
      Bukan ditiru…
      soal winglet aja hnd udah pernah bilang, itu tekno jaman baheula. Tp duc2 membuatnya supaya ada efek lain yaitu turbulensi bagi pembalap dibelakangnya. Maka hnd pun bukan tak mungkin bakal jabanin dgn efek yg kurang lebih sama..

  4. Kayaknya perlu di bikin patent desain kayak di F1 2022, jd gak ada itu desain winglet2 sama suspensi2 yg aneh, tp kerugian ny motogp jd mirip OMR karna tiap motor walopun beda pabrikan bakal sama semua desain ny

  5. Yaa DUCATI mah gak usah dibahas wak…
    Cara mainnya DORNA kurang alus… Keliatan banget kog DUCATI “dianakemaskan” DORNA.. mulai dari ECU ..dengan embel2 penyeragaman …padahal dari negara pembuat saja sudah jelas sama2 dari italy…
    Yang diuntungkan ya DUCATI…kasarnya sama2 dari rumah sendiri .

  6. Gile lo ndro..wkwk..
    Tp ada benernya biarin ducati menang..jd jepun ada alesan balikin ecu inhouse..dan terjadilah asimo vs motobot lagi haha
    Btw wak haji pada kmn info motobot nya yamaha dan asimo honda

  7. Izinkan aja teknologi atur suspensi dengan elektronik atau komputer syaratnya tim lain juga harus dibagi teknologi yang sama. Kan suspensi wilayahnya Ohlins..

  8. Regulasi RHA itu dibuat setelah Ducita mengaplikasikan RHA di motornya (yg sbelumnya tdk ada regulasi yg mmbicarakan RHA), atau sblmnya sdh ada regulasi yg mmbicarakan RHA, trs Ducita menerapkan di motornya?

  9. Kalau msma bisa 5 pabrikan aja buat amandemen ini itu, sementara ducati fokus celah ini itu, mau seberapa rempong tuh tiap tahun rapat bikin regulasi ? 🙃 Sementara kalau mereka oke setuju bikin pasal bulat, dalam arti semua piranti yg ada skrg gaboleh nambah lagi, ya mereka semua juga yg rugi gabisa nerapin kalau ada ide baru wkwkw

  10. Pabrikan lain harus fair lah, kan itu tidak dilarang oleh regulasi. Kalau menurut pabrikan lain itu buang-buang uang/sumberdaya, ya sudah jangan diikuti, tapi jangan terus itu dilarang. Pabrikan lain harusnya mencari pengembangan lain dari celah regulasi yang ada, yang menurutnya tidak buang-buang uang/sumberdaya..simpel toh..

    • Pabrikan lain mau riset di ECU jadi gak bisa… Padahal pas ecu masih inhouse pembalap lebih manja lagi.. tinggal gaspooll, mau rebah kek gmn ecu yg ngatur.. klo masalah kencengan data laptime sekarang, balik lagi…
      ECUnya klo gk di limit , mau sekenceng apapun bisa diatur.. design motor gak aneh2, bisa tetep cakep.. minusnya..
      Yg menang 4L , 😂😂
      Tapi bisa aj, perkembangan jaman teknologi yg dulunya mahal bisa aja skrng murah.. toh udah 5 thun lebih setelah penyeragaman ECU.
      Malah sekarang kebalik, riset winglet dan printilan2 kecil yg butuh dana gk sedikit…

  11. udah,larang aja penggunaan winglet sama sekali,ecu inhouse diperbolehkan lagi plus suspensi aktif boleh di pakai.
    atau aturan kaya sekarang tapi boleh pakai ecu inhouse+suspensi aktif.
    auto kedjang kedjang itu ducati haha..
    alamak puasa gelar macam manchester united wkwkwk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version