TMCBLOG.com – Beberapa menit yang lalu TMCBlog baru saja menghadiri press conference online yang diadakan oleh Yamaha Motor Co., Ltd. Jepang, dimana agenda pada hari ini mengenai skuter full elektrik E01 yang bisa dinikmati oleh calon konsumen tanah air. Eits, tahan dulu.. Yamaha E01 sepertinya akan dilempar ke pasar skuter matik 125-160 cc tanah air dengan sistem leasing/sewa, sebagai implementasi project Proof of Concept (PoC) Yamaha di era transisi elektrifikasi transportasi publik di dunia. Dan salah satu negara yang ikut ditunjuk oleh Yamaha Jepang adalah Indonesia.
Yamaha Motor Company Jepang bersamaan dengan hadirnya E01 ini meluncurkan project PoC atau Proof of Concept untuk menguji kendaraan listrik mereka langsung di masyarakat luas. Jadi tuh, program ini dibuat Yamaha sebagai eksperimen guna mengajak masyarakat di beberapa negara dengan pemakaian sepeda motor cukup tinggi untuk beralih menggunakan kendaraan listrik.
Karena memang hal tersebut sudah menjadi salah satu komitmen Yamaha dalam hal EV sejak tahun 1991 adalah mengurangi kadar emisi karbon di atmosfer bumi.
Konsep E01 memang sengaja dipilih karena sangat pas dengan kegiatan komuter di kota-kota besar yang kebanyakan pengendara motor menggunakan skutik mesin bakar berkapasitas 125 cc, maka Yamaha E01 juga didesain dan dibuat untuk siap mengakomodir perjalanan jarak dekat maupun menengah seperti umumnya masyarakat berkomuter dari rumah ke sekolah atau ke kantor dan kembali ke rumah.
Manufaktur kendaraan di dunia mencanangkan target implementasi total kendaraan listrik adalah pada tahun 2050 dengan mayoritas dari mereka melakukan gerakan awalannya dimulai sejak tahun 2022 ini. Maka begitu pula Yamaha yang kemudian selama periode tersebut akan terus berupaya menyempurnakan EV mereka termasuk pembenahan dari segi software maupun hardware-nya. Ini TMCBlog rangkum sebagai core dari project PoC tersebut.
Tujuan dari program PoC ini tidak lain adalah untuk mendapatkan data dan pengetahuan tentang respon dan budaya masyarakat di 6 area negara tujuan dalam hal elektrifikasi kendaraan bermotor. 6 area tersebut antara lain adalah Jepang, Uni Eropa, Taiwan, Thailand, Malaysia dan pastinya Indonesia.
TMCBlog melihat negara-negara yang disebutkan memang menjadi target pasar yang besar untuk line-up Maxi series Yamaha. So, memang sejalan dengan konsep E01 sendiri sebagai versi elektrik dari skutik mesin bakar 125-150 cc. Dengan sasarannya adalah menyewakan kepada pengguna individu dan juga B2B (Business to Business).
Well, mengenai B2B ini hampir bisa ditebak bahwa kedepannya disinyalir Yamaha E01 akan didistribusikan secara leasing/sewa kepada perusahaan kurir atau transportasi online dan sejenisnya. Bila benar, maka strategi kedua merk besar asal Jepang memiliki strategi yang sama dari sononye.
Kemudian ada satu pertanyaan pada press conf tadi siang, yang ini juga sering ditanyakan adalah mengapa tidak menamakannya sebagai NMax Electric atau semisalnya, mengingat bentuk motor E01 ini sangat mirip dengan skutik terlaris Yamaha tersebut.
Untuk pertanyaan ini langsung dijawab oleh Eiji Koyano selaku Group Manager of Innovation Group YMC, menurutnya mengapa dinamakan dengan kode E01 karena produk ini adalah produk awal atau produk eksperimental yang sebagaimana program PoC Yamaha dalam masa awal peralihan dari kendaraan mesin bakar menuju kendaraan listrik yang akan masif di masa depan dan lagipula produk ini hanya akan disewakan ke konsumen. Dengan demikian dengan tidak menamakannya sebagai NMax Electric dan semisalnya adalah keputusan yang paling logis bagi Yamaha dan bisa diterima oleh masyarakat luas di berbagai negara.
Ini baru artikel awalan sob, besok TMCBlog akan menyambangi Yamaha head office guna berinteraksi langsung dengan Yamaha E01 ini lebih lanjut. So, sementara kami coba sampaikan sedikit gambaran strategi Yamaha dalam menyambut era elektrifikasi kendaraan/transportasi publik yang suka tidak suka kita semua akan menghadapinya dan menggeser mesin bakar baik di roda dua juga roda empat, khususnya di Indonesia yah.
Baiklah, jika ada hal yang ingin ditanyakan mengenai E01 ini silakan sampaikan di kolom komentar. Insyaallah akan TMCBlog coba sampaikan pertanyaan sobat pembaca kepada team Yamaha Indonesia besok. | –Nugi–
produksi masal 2030 kah
2130 om…
belum tertarik bertanya atau bisa memberi masukan, melihat perkembangan aftersales kendaraan listrik di negri ini masih sangat lamban,,
Saya pribadi setidaknya belum ingin membeli kendaraan full listrik mungkin sampai 10 tahun kedepan,,
Siip, tolong tanyakan DP 1 juta berapa cicilan pernah bulannya?
Hanya disewakan om, krn mrk tahu om ngga akan kuat menanggung beban hidup.
Ngomongin B2B, jadi kepikiran g*food atau sh*peefood anter makanan pake ini.
tipe nya Q1. beda bentuk kayaknya
Iya kalo pake ini kayanya lebih mantep. kalo sekarang masih pake viar Q1, pernah mesen GrbFood di aplikasi pake Viar Q1 tapi dia dateng dibonceng tmennya pake motor biasa. motornya kehabisan batre mungkin? ga nanya jg… hehe…
nmax elektrik kepanjangan wak…mungkin lebih enak diucapkan “i-max” atau “e-max”
😁
kayak ’emak’ nanti dibacanya dong?
gpp wak, biar ikonik dan namanya mudah diingat oleh masyarakat,
Padahal klo jepang mau. .. langsung produksi massal aja pasti laku…tinggal pake desain model beat atau mio n hanya diganti penggerak elektrik dan produsen motor listrik asli indonesia bnr2 akan terpojok dan seperti biasanya akan musnah kalah berkompetisi dg pabrikan multinasional…
mangkana yg pabrikan lokal juga jangan lamban geraknya. terus inovasi, sebelum negara api menyerang
kena ppnbm 125% gak om ??? soalnya kan CBU… 🙏🙏🙏🙏
untuk sewa pribadi…konsepnya bagaimana ya…boleh juga nih…
Jepang, UE, Taiwan, Thailand, Malaysia, Indonesia. . . kalo program ini sukses di semua negara2 tsb, kemungkinan besar kita akan merasakan kualitas produk yg sama dgn Jepang dan Uni Eropa, tapi minusnya mungkin harga motor akan menjadi lebih mahal tapi mungkin bisa dikompensasikan dgn RnD terpusat, jadi ga makan banyak biaya,
sya pengen beli ne skuitk asalkan bener2 elektrik bkn hybrid2an, dan harga dibawah 40jtan, klo butuh tes unit sy siap, sy kerja naek motor pp 90km selama 6 hr kerja, jadi motor vario dan nmax sdh sy coba semua danbtau betul kualitas dan ketahanan mesinya…
Pertanyaan nya. Bagaimana manajemen limbah baterai kedepannya Wak? Trus apakah baterai uni body dengan motor?
Penempatan baterenya jika diproduksi masal gimana wak, apakah akan mengorbankan bagasi di bawah jok. Itu aja wak nitip pertanyaannya. Terima kasih.
Keiritan baterai dengan kecepatan ngecas adalah kunci
motor ini calon dapat Red Dot Design Award .
anaLisa saya, wa haji akan kebagian jatah motor ini (free), ga tau dah kalau iwan fals mah dapat apa kagak.
promo motor elekrik itu harus ditekankan biaya hemat vs bensin, orang indo ga suka itung itung, pengennya instan hasil penghematannya berapa.
cuman mau tanya jawaban mereka akan tantangan akomodasi khas skutik bagaimana? klo ga salah Kymco sudah ada solusinya, tapi sepertinya di E01 ini belum nampak
nitip pertanyaan soal bagasi, keunggulan maxy scooter itu salah 1 nya dari bagasi yg luas di bawah jok, itu E01 utk area bawah jok spt nya utk penempatan baterai ya? kenapa tidak didesain peletakan baterainya di area dek depan spt posisi tangki bensin Nmax, supaya area yg seharusnya bagasi, tetap bisa berfungsi selayaknya, apa cuma untuk kemudahan dalam memasang, ato ada pertimbangan lainnya?
mundur lagi ke artikel E01 sebelumnya, posisi baterai di tengah, yang dibagasi itu charger pack, bisa dicopot dan posisinya di desain fleksibel ke bagasi,
oho iya, baru ngeh liat foto di artikel sebelumnya, dari atas keliatan spt baterai, ternyata cuma tutup bagasi sekaligus charger kit nya
Bismillah. Nitip Pertayaan Wak Haji. Seberapa yakin Yamaha bahwa market di Indonesia sudah siap dengan era motor listrik? Itu aja wak, terima kasih.
Ada kemungkinan desain’a diturunin buat next olnyu nmax g wak?
bagasi kok isi batre wkwk.. bagasi yo isine kosongan buat isi barang helm jaket jas hujan dll.auto ke laut aja ini mah
nanti harga sewanya nambah seupil sudah bisa cicil mobil…